iklan

Materi Sejarah Indo Perkembangan Penjajahan Bangsa Barat Di Indonesia


BAB I
PERKEMBANGAN PENJAJAHAN BANGSA BARAT DI INDONESIA

A.  Perubahan dan Keberlanjutan dalam Peristiwa Sejarah dari Masa Penjajahan Asing hingga Prokamasi Kemerdekaan

Dalam sejarah dikenal adanya konsep perubahan dan keberlanjutan. Sejarah merupakan citra wacana segala perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Mempelajari sejarah berarti melihat citra konkret wacana perjalanan kehidupan manusia. Gambaran konkret tersebut menunjukkan adanya suatu perubahan sebagai hasil kegiatan sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan. dengan berguru sejarah sanggup terlihat kaitan antara masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Sebagai referensi dalam sejarah bangsa Indonesia akan terlihat perubahan sebagai hasil usaha pendahulu dan adanya kesinambungan yang terus menerus.
Ketika bangsa-bangsa Barat dating kemudian berkuasa di Indonesia, terjadi perubahan pada kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan dalam bidang politik yang terjadi contohnya yakni para penguasa pribumi mempunyai kedudukan di bawah penguasa asing. Rakyat juga harus tunduk terhadap peraturan yang diterapkan oleh penguasa asing.
Arti kesinambungan yakni dalam mempelajarai sejarah kita harus menyadari bahwa ragkaian insiden sejarah semenjak adanya insan hingga kini merupakan peristiwa-peristiwa yang berkelanjutan. Kehidupan insan kini ini merupakan mata rantai tidak terpisahkan dari kehidupan insan generasi sebelumnya dan generasi yang akan dating. Oleh alasannya yakni hal itu maka setiap insiden yang terjadi tidaklah berdiri sendiri dan tidak terpisah dari insiden yang mendahului dan akan memunculkan insiden baru.


B.  Proses Masuk dan Berkembangnya Penjajahan Bangsa Barat di Indonesia
1.  Faktor Pendukung Perjalanan Bangsa Barat ke Indonesia mencari Rempah-rempah
a.  Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Ustmani tahun 1453, mengingat bahwa kota Konstantinopel yakni sentra perdagangan dunia sehingga perdagangan dengan dunia timur tersendat.
b.  Harga rempah-rempah yang melambung tinggi, alasannya yakni pelaut Eropa harus terhalang untuk berdagang di Laut Tengah dan sulit mendapat rempah-rempah. Sehingga harus melaksanakan pelayaran untuk mencari sendiri daerah penghasil rempah-rempah.
c.   Motivasi untuk mencari dunia gres (mencari rempah-rempah).
d.  Semangat Reconquesta (semangat balas dendam dengan merebut kembali daerah-daerah yang telah dikuasai Islam. Misalnya pada tahun 1492, bangsa Spanyol di bawah Ratu Siabella dari Aragon berkaul untuk merebut benteng Islam terakhir di Kota Granada)
e.  Semangat 3G (Gold, Glory, Gospel) yaitu faktor ekonomi, petualangan dan agama.
f.    Didukung adanya teori Heliosentris yang diprakarsai oleh Copernicus. Teori tersebut menyampaikan bahwa matahari sebagai sentra tatasurya, bumi berotasi mengitari matahari.
g.  Didukung kemajuan IPTEK, ditemukan alat-alat navigasi menyerupai kompas dan peta.
2.  Bangsa-bangsa Eropa yang melaksanakan pelayaran menuju Kepulauan Nusantara:
a.  Spanyol
1)   Christopher Columbus
Pelayaran dan penjelajahan samudara dalam mencari daerah gres dan rempah-rempah dipelopori oleh bangsa Spanyol. Orang Spanyol yang pertama kali melaksanakan pelayaran tersebut yakni Christhoper Columbus. Pelayaran Columbus didukung kemudahan oleh Ratu Isabella, dan jikalau misi pelayaran tersebut berhasil akan ada hadiah untuk Columbus.
Columbus dan rombongannya berangkat menuju ke barat pada 3 Agustus 1492 dan optimis mendapat daerah gres di wilayah timur.  Pada  September kapal Columbus mengalami kerusakan ketika mengarungi Samudra Atlantik. Sebulan lebih berlayar kesudahannya Columbus hingga di pantai dekat Kepulauan Bahama. Columbus mengira telah hingga di Tanah Hindia dan menamakan penduduk setempat Suku Indian. Tempat mendarat Columbus tersebut dinamakan San Salvador. Pelayaran dilanjutkan dan pendaratan di wilayah Haiti.
Pada 1493 Columbus dengan perasaan puas telah menemukan daerah gres kesudahannya kembali ke Spanyol dan melapor kepada Ratu Isabella. Columbus dan rombongannya mendapat sambutan meriah oleh rakyat Spanyol. Keberhasilan mendarat di wilayah Bahama dan Haiti, Columbus diakui sebagai penemu daerah gres yang kini dikenal Benua Amerika.
2)  Ferdinand Magelhaens
Keberhasilan pelayaran Columbus mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan pelayaran ke daerah timur yang terdapat rempah-rempah. Sebuah pelayaran yang dipimpin oleh Magellan/Magelhaens, dan juga oleh seorang kapten kapal berjulukan Sebastian del Cano.  Magellan mengambil jalur menyerupai yang dilayari Columbus dan mendarat di ujung selatan benua Amerika. Melalui Selat Magellan, Magellan meninggalkan Samudra Atlantik dan memasuki Samudra Pasifik. Setelah tiga bulan lebih berlayar Magellan dan rombongan mendarat di Pulau Guam pada Maret 1521. Sebulan kemudian Magellan berhasil mendarat di Pulau Massava yang kemudian dikenal Filiphina. Magellan menyatakan daerah Filiphina menjadi koloni negara Spanyol.
Kedatangan Magellan dan rombongannya ditentang penduduk setempat dan terjadilah pertempuran antara kedua pihak. Rombongan Magellan terdesak dan kesudahannya mundur meninggalkan Filiphina. Magellan tewas terbunuh dalam pertempuran tersebut dan pelayaran selanjutnya dipimpin oleh del Cano. Pada tahun 1521 itu juga rombongan del Cano mendarat di Kepulauan Maluku yang merupakan daerah penghasil rempah-rempah. Akhirnya kapal-kapal rombongan del Cano dipenuhi dengan rempah-rempah.  Tujuan pelayaran selanjutnya yakni kembali ke Spanyol dengan jalur pelayaran ke arah barat melewati Tanjung Harapan, Afrika Selatan.
3)  Fransisco Pizaro
Pada tahun 1532, Fransisco Pizaro tiba di Peru, Amerika Selatan. Ia menemukan kebudayaan Inca (Indian) yang mengagumkan. Benda-benda budaya Inca terbuat dari emas. Dalam penjelajahannya di Amerika Selatan, Pizaro juga melaksanakan perampasan dan pembunuhan terhadap orang-orang Inca.
4)  Ferdinand Costez
Pada tahun 1521 Cortez tiba di Meksiko. Ia menaklukkan kerajaan Aztec. Kerajaan Aztec yakni kerajaan Suku Bangsa Indian. Raja Aztec pada waktu itu yakni Kaisar Montezuma . dalam penaklukkannya itu Ferdinand Cortez menghancurkan dan membinasakan bangsa Aztec yang populer mempunyai hasil kebudayaan yang tinggi.
b.  Portugis
1)  Bartholomeuz Diaz
Bartholomeuz Diaz yakni pelaut Portugis. Ia mendapat kiprah untuk memetakan pantai Afrika dan mencari jalan bahari ke Hindia dalam usaha negaranya mencari daerah penghasil rempah-rempah. Dalam usahanya mencari jalan pelayaran ke daeraha penghasil rempah-rempah itu, Bartolomeuz Diaz melaksanakan pelayaran menjelejahi samudera menyusuri pantai barat Afrika menuju ke selatan.
Pada tahun 1489,ia hingga di ujung selatan Benua Afrika. Tetapi alasannya yakni kencangnya angin angin ribut di derah itu, kapal yang ditumpanginya terdampar. Untuk mengenang pelayarannya, daerah itu diberi nama Tanjung Topan (1486-1487). Oleh Raja Johan II, nama itu kemudian diubah menjadi Tanjung Harapan.


2)  Vasco da Gama
Pada 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon dan mengikuti jalur pelayaran yang pernah ditempuh Bartholomeus Diaz. Rombongan Vasco da Gama singgah di Tanjung Harapan dan melanjutkan pelayarannya menyusuri pantai timur Afrika. Setelah memasuki Samudra Hindia kesudahannya sampailah di daerah Kalikut dan Goa di pantai barat India pada 1498.
Rombongan Vasco da Gama telah menyiapkan patok kerikil (padrao) yang akan dipasang di daerah yang disinggahinya. Patok tersebut sebagai tanda bahwa daerah yang ditemukan itu milik Portugis. Vasco da Gama berhasil mendirikan kantor dagang di Goa yang dilengkapi dengan benteng. Vasco da Gama diangkat oleh Raja Manuel I sebagai penguasa di Goa atas nama pemerintahan Portugis alasannya yakni sukses dalam ekspedisi pelayarannya.
3)  Alfonso de Albuquerque
Setelah beberapa tahun tinggal di India, orang-orang Portugis menyadari bahwa India bukan daerah penghasil rempah-rempah. Mereka mendengar bahwa Malaka merupakan kota sentra perdagangan rempah-rempah. Oleh alasannya yakni itu dipersiapkan armada yang dipakai untuk melanjutkan pelayaran dibawah pimpinan Alfonso de Albuquerque. Armada Alfonso de Albuquerque telah berada di wilayah Malaka tahun 1511 dan berhasil menguasainya.
Bangsa Portugis semakin dekat dengan daerah asal penghasil rempah-rempah di Kepulauan Nusantara, khususnya di Kepulauan Maluku. Dengan dikuasainya Malaka oleh Portugis pada tahun 1511 telah mengakibatkan perdagangan orang-orang islam menjadi terdesak. Para pedagang islam tidak bisa berdagang di tempat Malaka alasannya yakni Portugis melaksanakan monopoli perdagangan. Hal tersebut mendapat protes dan perlawanan dari aneka macam pihak terutama bangsa Indonesia.
c.  Belanda
Para pelaut dan pedagang Belanda tidak mau ketinggalan dari orang-orang Spanyol dan Portugis yang telah menemukan daerah gres dan juga daerah penghasil rempah-rempah. Tahun 1594 pelaut Belanda, Barents mencoba melaksanakan pelayaran ke daerah timur atau Tanah Hindia dengan melalui daerah kutub utara. Namun pelayaran tersebut gagal alasannya yakni kapal Barents terjepit es mengingat kutub utara sedang membeku. Usaha Barents untuk kembali ke negerinya gagal alasannya yakni ia meninggal di perjalanan.
Pada tahun 1595 pelaut Belanda, Cornelis de Houtman dan Piter Keyser memulai pelayaran. Kedua pelaut ini memakai 4 kapal serta 249 awak kapal dalam pelayarannya mencari Tanah Hindia. Karena Cornelis de Houtman mengambil jalur yang biasa dilalui orang-orang Portugis maka pada tahun 1596 ia dan rombongan berhasil mendarat di Banten. Tujuan utama Cornelis de Houtman yakni untuk berdagang, sehingga kedatangannya disambut baik oleh Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir yang pada ketika itu memimpin pemerintahan di Banten. Namun sesudah mengetahui bahwa Banten mempunyai pelabuhan yang strategis dan adanya hasil flora rempah-rempah di daerah tersebut, Cornelis de Houtman berambisi melaksanakan monopoli perdagangan di Banten. Akibat kesombongan Cornelis de Houtman dan kekasaran orang-orang Belanda di Banten maka penduduk Banten mulai membenci dan mengusir rombongan Cornelis de Houtman. Akhirnya Armada Cornelis de Houtman meninggalkan Banten dan kembali ke Belanda
Pelayaran dalam pencarian Tanah Hindia juga dilakukan oleh rombongan van Heemskerck. Pada tahun 1598 armada van Heemskerck berhasil mendarat di Banten. Dengan perilaku bersahabat rombongan van Heemskerck, kedatangannya sanggup diterima oleh penduduk Banten. Aktivitas perdagangan juga berjalan normal. Van Heemskerck melanjutkan pelayaran ke Kepulauan Maluku dan singgah di Tuban. Di bawah pimpinan Jacob van Neck, mereka hingga di Maluku pada tahun 1599. Kedatangan orang-orang Belanda ini diterima baik oleh rakyat Maluku. Orang-orang Belanda juga mendapat laba berlipat alasannya yakni pada ketika kedatangannya, Maluku sedang konflik dengan orang-orang Portugis. Sehingga banyak kapal-kapal dagang yang berlayar menuju Maluku.
d.  Inggris
Keberhasilan Portugis menemukan Maluku sebagai penghasil rempah-rempah menjadikan wilayah perdagangan semakin luas. Kota Lisabon juga menjadi sentra perdagangan rempah-rempah terbesar di Eropa Barat. Dalam hal ini Inggris mendapat laba alasannya yakni mendapat rempah-rempah secara bebas dengan harga relatif murah. Namun alasannya yakni Inggris terlibat konflik dengan Portugis sebagai potongan dari Perang 80 Tahun, maka Inggris mulai mengalami kesulitan untuk mendapat rempah-rempah di Lisabon. Akibatnya Inggris berusaha mencari sendiri rempah-rempah di daerah penghasil rempah-rempah.
Orang-orang Ingris berhasil hingga di India pada tahun 1600. Inggris juga berhasil memperkuat kedudukannya di India dengan membentuk kongsi dagang yang berjulukan East India Company (EIC). Dari India pedagang Inggris berlayar kea rah timur menuju Kepulauan Nusantara dan meramaikan perdagangan rempah-rempah. Bahkan pada tahun 1811 Inggris berhasil mengendalikan kekuasaan di Nusantara.

3.  VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie)
a.  Lahirnya VOC
Seperti telah dijelaskan di muka bahwa tujuan kedatangan orang-orang Eropa ke dunia timur antara lain untuk mendapat laba dan kekayaan. Tuuan tersebut muncul sesudah ditemukannya daerah penghasil rempah-rempah di Kepulauan Nusantara. Berita laba dari perdagangan rempah-rempah cepat tersebar luas sehingga banyak orang-orang Eropa yang tertarik ke Nusantara. Mereka saling berinteraksi dan bersaing mendapat keuntungan. Persaingan tidak hanya melibatkan perseorangan tetapi kongsi-kongsi dagang dari negara, menyerupai Inggris yang telah membentuk kongsi dagang EIC di Kalkuta, India pada tahun 1600.
Persaingan tidak hanya melibatkan beda negara, namun juga beberapa kelompok dari suatu negara. Seperti halnya Belanda, mempunyai banyak perusahaan-perusahaan dagang yang masing-masing berebut laba dan memenangkan kelompoknya. Untuk mengatasi masalah tersebut Parlemen Belanda pada 1598 mengusulkan antar kongsi dagang Belanda membentuk sebuah perusahaan dagang yang lebih besar . kesudahannya pada 20 Maret 1602 secara resmi dibentuklah kongsi dagang Belanda yang berjulukan Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC).
VOC mempunyai beberapa hak istimewa (hak octroi) dan kewenangan diantaranya adalah:
1)  Melakukan monopoli perdagangan
2)  Membentuk angkatan perang sendiri
3)  Melakukan peperangan
4)  Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat
5)  Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri
6)  Mengangkat pegawai sendiri
7)  Memerintah di negeri jajahan
Dengan mempunyai hak untuk membuat angkatan perang sendiri dan boleh melaksanakan peperangan mengakibatkan VOC cenderung lebih ekspansif.  VOC berusaha memperluas daerah-daerah di Nusantara sebagai wilayah kekuasaan dan memonopolinya. Pada tahun 1605 sebagai awal ekspansinya VOC berhasil mengusir Portugis dari Ambon.  Wilayah Ambon sanggup dikuasai VOC.
Pada tahun 1610 pemerintah Belanda membuat jabatan gres dalam VOC, yaitu jabatan gubernur jenderal. Gubernur jenderal merupakan jabatan tertinggi yang bertugas mengendalikan kekuasaan di negeri jajahan VOC. Gubernur Jenderal VOC yang pertama yakni Pieter Both (1610-1614). Tugas Pieter Both diantaranya yakni menata organisasi kongsi dagang ini sebaik-baiknya biar mendapat monopoli perdagangan yang diharapkan. Pos perdagangan pertama kali didirikan di Banten pada tahun 1610. Pada tahun itu juga Pieter Both meninggalkan Banten dan berhasil memasuki Jayakarta. Jayakarta dengan pelabuhannya Sunda Kelapamenjadi kota dagang yang sangat ramai perdagangannya. Kemudian Pieter Both mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta, Pangeran Wijayakrama, untuk pembelian tanah yang berkhasiat untuk daerah kekuasaan VOC di tanah Jawa. Tanah tersebut juga merupakan cikal bakal Kota Batavia.
b.  Kejayaan VOC
Tahun 1614 Pieter Both digantikan oleh Gubernur Jenderal Gerard Reynst (16141615). Baru berjalan satu tahun ia digantikan Gubernur Jenderal Laurens Reael (1615-1619).  Laurens Reael berhasil membangun Gedung Mauritius di tepi Sungai Ciliwung.
Pada awalnya orangorang Belanda yang tergabung dalam VOC bersikap baik dengan rakyat pribumi. Hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara berjalan lancar.  Pangeran Wijayakrama juga mengizinkan gedung-gedung dibangun untuk kepentingan VOC. Namun sesudah berjalan beberapa waktu kebaikan rakyat pribumi dimanfaatkan VOC untuk memperkuat kedudukannya di Nusantara. Orang-orang Belanda mulai bersikap sombong dan melaksanakan kekerasan dan pemaksaan terhadap rakyat pribumi. Hal ini menimbulkan kebencian rakyat. Hingga pada kesudahannya VOC diusir dari Jayakarta oleh Sultan Banten yang dibantu tentara Inggris dibawah Laksamana Thomas Dale. Selanjutnya Jayakarta dikendalikan sepenuhnya oleh Kesultanan Banten.
Laurens Reael digantikan oleh Gubernur Jenderal Jean Pieterzoon Coen (J. P. Coen). Tidak mau dipermalukan oleh pasukan Banten, J. P. Coen mempersiapkan pasukan untuk menyerang Jayakarta, armada angkatan bahari dengan 18 kapal perangnya berhasil mengepung Jayakarta. Dalam waktu singkat Jayakarta berhasil dihancurkan dan diduduki VOC pada 30 Mei 1619. Tanah Jayakarta dibangun kota gres dengan gaya bangunan Belanda. Kota tersebut dinamakan Batavia sebagai pengganti Jayakarta.
 Dibawah kendali J. P. Coen, VOC semakin mengeksploitasi secara besar-besaran kekayaan bumi Nusantara. Cara-cara VOC untuk mengeksploitasi kekayaan bumi yakni sebagai berikut:
1)  Merebut pasaran produksi pertanian dan melaksanakan monopoli.
2)  Tidak ikut aktif secara eksklusif dalam kegiatan produksi hasil pertanian.
3)  VOC sementara cukup menduduki tempat-tempat yang strategis.
4)  VOC melaksanakan campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara, terutama menyangkut usaha pengumpulan hasil bumi dan pelaksanaan monopoli.
5)  Lembaga-lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan masih tetap dipertahankan dengan cita-cita bisa dipengaruhi/diperalat.

Setelah berhasil membangun Batavia dan meletakkan dasar-dasar penjajahan di Nusantara, pada tahun 1623 J.P. Coen kembali ke negari Belanda. Ia menyerahkan kekuasaannya kepada Pieter de Carpentier. Tetapi oleh pimpinan VOC di Belanda, J.P. Coen diminta kembali ke Batavia. Akhirnya pada tahun 1627 J.P. Coen tiba di Batavia dan diangkat kembali sebagai Gubernur Jenderal untuk jabatan yang kedua kalinya. Pada masa jabatan yang kedua inilah terjadi serangan tentara Mataram di bawah Sultan Agung ke Batavia. Batavia senantiasa mempunyai posisi yang strategis bagi VOC. Semua kebijakan dan tindakan VOC di tempat Asia dikendalikan dari markas besar VOC di Batavia. Di samping itu Batavia juga terletak pada persimpangan atau menjadi penghubung jalur perdagangan internasional. Batavia menghubungkan perdagangan di Nusantara potongan barat dengan Malaka, India, kemudian juga menghubungkan dengan Nusantara potongan timur. Apalagi Nusantara potongan timur ini menjadi daerah penghasil rempah-rempah yang utama, maka posisi Batavia yang berada di tengah-tengah itu menjadi semakin strategis dalam perdagangan rempah-rempah.
Batavia menjadi penghubung jalur perdagangan internasional, yaitu Malaka, India dan daerah timur menyerupai Maluku. VOC semakin berambisi menguasai Nusantara yang kaya hasil bumi rempah-rempah. Tindakan interensi politik terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara dan monopoli perdagangan terus dilakukan. Untuk memperkokoh kedudukannya di Indonesia potongan barat dan memperluas pengaruhnya di Sumatra, VOC berhasil menguasai Malaka sesudah mengalahkan Portugis pada tahun 1641. VOC juga meluaskan pengaruhnya ke Aceh, Kerajaan Makassar, Kalimantan Selatan, sebelumnya pada tahun 1605 VOC juga berhasil mengusir Portugis dari Ambon. VOC menjadi Berjaya sesudah melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah di Kepulauan Maluku. Untuk mengendalikan pelaksanaan monopoli di tempat ini dilaksanakan Pelayaran Hongi.
Pengaruh dan kekuasaan VOC semakin meluas. Armada VOC diperkuat untuk memperkuat kebijakan monopoli di setiap daerah yang strategis. Benteng-benteng pertahanan dibangun, menyerupai benteng Doorstede di Saparua, benteng Nasau di Banda, benteng Victoria di Ambon, benteng Oranye di Ternate, dan benteng Rotterdam di Makassar. Kekuasaan VOC telah meluas hingga ke Irian/Papua. Willem Janz dan armadanya yakni orang Belanda pertama kali yang hingga ke Irian. Pada tahun 1667 pulau-pulau yang termasuk wilayah Irian yang semula dibawah kekuasaan Kerajaan Tidore telah jatuh menjadi kekuasaan VOC. Dengan demikian daerah efek dan kekuasaan VOC sudah meluas di seluruh Nusantara.

c.   Kebangkrutan VOC
Pada periode ke-17 hingga periode ke-18 VOC mengalami puncak kejayaan. Penguasa daerah dan kerajaan-kerajaan lokal berhasil dipengaruhi dan telah menjadi bawahannya. Jalur perdagangan yang dikendalikan VOC menyebar luas membentang dari Amsterdam, Tanjung Harapan India hingga Irian. Keuntungan yang didapat VOC melimpah. Namun dibalik kejayaan tersebut terdapat persoalan-persoalan yang mulai bermunculan. Semakin banyak daerah yang dikuasai maka pengawasan juga semakin sulit. Kota Batavia sebagai sentra kendali perdagangan semakin ramai dan padat penduduk yang tidak jarang menimbulkan permasalahan sosial.
Pada tahun 1749 terjadi perubahan dalam forum kepengurusan VOC. Tanggal 27 Maret 1749 DPR Belanda tetapkan Raja Willem IV sebagai penguasa tertinggi VOC.  Sehingga VOC sepenuhnya merupakan tanggung jawab raja. Pengurus VOC mulai erat dengan pemerintah Belanda dan mulai tidak memikirkan memajukan usaha perdagangannya, tetapi berpikir untukmemperkaya diri. Hal ini mengakibatkan laba yang didapat VOC semakin merosot dan pada tahun 1673 tercatat VOC tidak bisa membayar deviden. Kas VOC juga semakin merosot tajam alasannya yakni serangkaian perang yang telah dilakukan VOC. Beban hutang VOC jawaban kekosongan kas juga semakin menumpuk. Selain itu para pejabat VOC juga semakin feudal. Hidup dengan gaya berfoya-foya dan menghabiskan hartanya. Hal ini sudah dipastikan akan menambah beban anggaran yang dikeluarkan. Hingga pada kesudahannya VOC mengalami kebangkrutan.
Dalam kondisi melarat VOC tidak sanggup berbuat banyak. Pemerintah Belanda menganggap keberadaan VOC sebagai kongsi dagang yang berjalan di negeri jajahan tidak sanggup dilanjutkan lagi. Oleh alasannya yakni itu pada tanggal 31 Desember 1799 VOC dinyatakan bubar. Semua hutang piutang VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda. Pada waktu itu Gubernur Jenderal VOC yang terakhir, van Overstraten masih harus bertanggung jawab wacana keadaan Hindia Belanda. Ia bertugas mempertahankan Jawa dari serangan Inggris.

Sumber http://andrisubiyantoro.blogspot.com

0 Response to "Materi Sejarah Indo Perkembangan Penjajahan Bangsa Barat Di Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel