Sangiran, Sentra Wisata Edukasi Evolusi Manusia
Sejak 2002, pemerintah membangun museum modern di Sangiran, tepatnya di klaster Krikilan, dan gres selesai pada 2011. Pembangunan museum ini merupakan bentuk upaya pemerintah untuk memelihara situs Sangiran yang telah dijadikan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada 7 Desember 1996.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyebutkan, setidaknya ada tiga keutamaan membangun museum di situs Sangiran ini. Pertama, Sangiran merupakan salah satu sentra evolusi insan dan peradaban yang terpenting di dunia. Kedua, Sangiran juga menjadi sentra kajian evolusi insan purba dan sekaligus sebagai referensi situs-situs terbesar di Asia.
"Yang ketiga, Sangiran merupakan sentra wisata edukasi berkaitan dengan evolusi manusia, lingkungan, dan budaya," ujar Mendikbud ketika memberi paparan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berkunjung ke Situs Sangiran, Kamis (16/ 02).
Sebagai sentra evolusi insan terbesar di dunia, pemerintah ingin semoga seluruh lapisan masyarakat juga menjadi bab dari pelestarian situs Sangiran. Museum situs insan purba hanya ada di tiga tempat yakni di Indonesia, Eropa, dan Afrika. Kebanggaan atas dijadikannya Sangiran sebagai warisan dunia harus dirasakan oleh masyarakat. Untuk itu, pemerintah akan membangun tiga klaster lagi di wilayah Sangiran, dengan ukuran lebih kecil dari klaster Krikilan.
Ketiga klaster tersebut ialah Klaster Dayu, Klaster Ngebung, dan Klaster Bukuranakan, akan dibangun dengan luas 56 kilometer. Klaster Dayu akan mulai dibangun pada tahun 2012, sedangkan Klaster Ngebung dan Bukuran pada 2013. "Awal tahun 2014 mudah-mudahan sudah dapat digunakan," kata Menteri Nuh.
0 Response to "Sangiran, Sentra Wisata Edukasi Evolusi Manusia"
Posting Komentar