iklan

✔ Teknik Bertanya & Seni Mendengarkan

Pertama,dari bidang ilmu administrasi dan organisasi.  Saya sendiri memperoleh pengalaman awal dari aktivitas berorganisasi. Memimpin rapat, memimpin pertemuan, melaksanakan diskusi tim, semua ialah aktivitas yang memakai banyak pertanyaan untuk dibahas. Saya perhatikan ternyata memang kalangan konsultan, instruktur dan fasilitator administrasi organisasi ini yang banyak menulis buku perihal teknik bertanya. Salah satunya teknik wawancara kerja yang artinya melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang sempurna untuk mendapatkan calon pegawai yang bagus. Selain itu seorang manajer juga perlu kemampuan bertanya untuk berbagi tim kerja yang performanya berkembang.
Kedua, dari bidang ilmu komunikasi. Saya memperoleh pengalaman lainnyanya dari aktivitas jurnalistik. Ternyata memang benar, teknik bertanya juga suatu bahan yang dikembangkan oleh kalangan jurnalistik, terutama teknik wawancara. Selain itu ilmu komunikasi juga secara keseluruhan mengembangkannya. Teknik komunikasi (terapan) juga meliputi teknik bertanya. Komunikasi publik (public speaking) yang pernah didominasi oleh orasi, kini menjadi lebih dialogis dengan berkembangnya obrolan publik, debat publik, dan talk show para pejabat publik dan politisi. Komunikasi pembangunan yang filosofinya komunikasi multi arah apalagi, juga berbagi teknik-teknik diskusi yang memerlukan fasilitasi. Ilmu kehumasan (PR) juga berbagi bahan perihal komunikasi baik interpersonal maupun dengan media massa.
Ketiga, dari bidang ilmu metodologi penelitian. Saya mempelajari metodologi penelitian semenjak di kampus maupun sehabis di LSM. Kalau di kampus saya berguru teknik wawancara dalam kerangka survey penelitian sosial, di LSM saya berguru penelitian agresi dalam kerangka pendampingan masyarakat. Semua metodologi ini memuat cuilan perihal berbagi pertanyaan. Salah satu buku yang terkenal di ketika saya masih kuliah ialah “Filsafat Ilmu” yang ditulis Yuyun Suriasumantri yang menyampaikan bahwa pengembangan keilmuan itu berasal dari sifat insan untuk bertanya atau mempertanyakan sesuatu. Jadi, ilmu pengetahuan ini akan berkembang dengan kemampuan kita bertanya secara cerdas.  Istilah di kalangan LSM ialah pertanyaan diskusi atau pertanyaan kunci untuk berbagi diskusi atau pertanyaan reflektif. Sedangkan pengetahuan yang dihimpun melalui kerangka penelitian agresi ialah pengetahuan atau kebijakan lokal.
Keempat, dari referensi-referensi di dunia training dan kefasilitatoran. Saya lebih banyak merefer ke dunia training LSM. Ilmu yang paling banyak jadi rujukan di forum saya ialah ilmu pendidikan non formal (PNF) dan metode pendidikan orang remaja (POD). Makara sumber-sumber berguru inilah yang mendominasi rujukan saya.
Kalangan LSM menyebut programnya sebagai pembelajaran, itu sebabnya dikembangkan teknik-teknik fasilitasi. Format kegiatannya bisa berupa pendampingan masyarakat, aktivitas teknis di lapangan (misal kebun percontohan), training klasikal, training lapangan, kunjungan silang, magang, pengembangan kelompok dan jaringan petani, dan sebagainya. Teknik-teknik fasilitasi terang memuat kemampuan berbagi diskusi. Bertanya dan mendengarkan ialah keterampilan penting seorang fasilitator masyarakat. Itulah yang kemudian mengakibatkan bahan ini juga masuk dalam kurikulum training teknik fasilitasi untuk para petugas lapangan atau fasilitator masyarakat.
Pelatihan yang paling maju pengembangan metodologinya adalahyang dilakukan  kalangan konsultan, instruktur dan fasilitator dari dunia bisnis. Karena mereka lebih profesional dan fokus dalam pengembangan layanan pelatihan. Pelatihan administrasi yang terkenal yaitu outbound training yang berbagi training kepemimpinan, kerjasama tim, motivasi dan kreativitas melalui proses pengalaman, refleksi dan pemaknaan (mengkonsepkan) dengan aktivitas di luar ruangan (outdoor). Sekarang ini, juga terkenal format lokakarya perihal bahan motivasi yang dikemas secara entertaining menyerupai penampilan Mario Teguh. Banyak sekali para motivator demikian belakangan ini yang mempublish dirinya sendiri dengan elok baik melalui buku maupun web.
Kelima, mendengarkan juga menjadi  salah satu topik yang dikembangkan oleh bidang ilmu psikologi. Bacaan terkenal perihal pengembangan diri dan motivasi, salah satunya ialah kemampuan untuk melaksanakan kekerabatan dan kerjasama tim yang baik. Komunikasi interpersonal yang sehat.  Memang training administrasi dan psikologi sangat akrab hubungannya. Dalam dunia kerjapun, banyak kalangan psikologi yang menjadi orang HRD.
Keenam, seharusnya menjadi yang pertama, saya berguru dari pelajaran Bahasa Indonesia tentu saja. Ada pelajaran membaca, menulis, dan berbicara di depan kelas. Saya masih ingat bahwa saya sangat demam panggung jikalau kebagian bicara di depan kelas untuk membacakan sajak atau hasil karangan.  Sayangnya kurang ada tradisi diskusi di sekolah (SD, SMP, dan SMA).  Seharusnya ada juga pelajaran bertanya dan mendengarkan melalui praktek-praktek diskusi ini. 
Ketujuh, sumber yang kurang saya jadikan rujukan ialah agama (Islam maupun Kristen) yang bahu-membahu berbagi teknik-teknik bertanya untuk pengkajian agama dan dialog. Terutama bila ada topik-topik yang masih sedang dicari penafsirannya. Waah, cari saja web yang berbagi warta ini, dengan mengetik kata kunci “bertanya berdasarkan Islam” atau “…bertanya Islam menjawab” di google, akan ketemu.

Ketika berbicara, biasanya kita mendengarkan dalam salah satu dari lima tingkat :
1. Kita mungkin mengabaikan orang itu dan benar-benar tidak mendengarkannya.
2. mungkin berpura-pura tidak mendengarkannya
3. Mendengarkan tapi lebih selektif pada bagian-bagian tertentu dari pembicaraan.
4. Mendengarkan secara atentif dan menaruh perhatian dan memfokuskan enegi pada kata-kata yang diucapkannya.
5. mendengarkan secara empatik, mendengarkan untuk mengerti tapi untuk menjawab duduk masalah yang ada. Dalam arti mendengar bukan hanya dengan indera pendengaran saja tetapi dengan mata dan hati.
Dengan melihat tingkatan mendengar diatas maka mendengarkan membutuhkan keterampilan khusus, sebagaimana berbicara. Karena mendengarkan ialah cerminan pribadi seseorang,
sebagaimana diungkapkan oleh David J. Schwartz (1996:154) mengungkapkan bahwa :
“… semakin besar orang yang bersangkutan, semakin cenderung ia mendorong anda untuk berbicara, semakin kecil orang yang bersangkutan semakin cenderung ia mengkhotbahi anda”.
Kebanyakan pemimpin yang baik didalam semua bidang kehidupan menghabiskan jauh lebih banyak waktu meminta nasehat dan meminta pendapat bawahannya daripada banyak berbicara.
Diantara keterampilan mendengar diungkapkan BS.Wibowo,dkk (2002:92) dari kupasan Geoff Nightingale dalam Synergenic antara lain :
  • Dengarkan gagasannya bukan fakta dan tanyalah diri sendiri apa yang pembicara maksudkan.
  • Nilailah isinya, bukan cara penyampaiannya.
  • Dengarkan dengan penuh harapam, jangan pribadi kehilangan minat
  • Jangan cepat menarik kesimpulan
  • Sesuaikan pencatatan anda dengan pembicaraan
  • Pusatkan perhatian, jangan mulai bermimpi dan jagalah mata anda semoga tetap tertuju pada pembicaraan.
  • Jangan mendahului pikiran pembicara, anda akan kehilangan jejak.
  • Dengarlah dengan sungguh-sungguh waspada dan bergairah.
  • Kendalikan emosi waktu mendengar
  • Bacalah fikiran anda, berlatihlah untuk mendapatkan informasi baru.
  • Bernafaslah perlahan dan dalam-dalam
  • Jangan tegang santai sajalah.
Sedangkan menurut James K. Van Fleet (1996:179) dalam bukunya : “Key to Success with people” mengungkapkan seni mendengar yang efektif sebagai berikut :
  • Berikan sepenuh hati pada orang lain
  • Mendengarkan dengan serius
  • Tunjukan minat pada perkataan orang
  • Usahakan bebas gangguan
  • Tunjukan kesabaran
  • Bukalah pikiran anda
  • Dengarkan setiap gagasan
  • Hargai isinya, bukan cara penyampaiannya.
  • Turunkan senapan anda
  • Belajarlah mendengarkan apa yang tersirat.
Sedangkan David J Swartz dalam bukunya “The Magic of Thinking Big” (1996: 154) mengungkapkan seni mendengar kedalam tiga tahapan dan untuk menguatkannya dengan cara bertanya dan mendengarkan :
  • Dorong orang lain berbicara
  • Uji pandangan anda dalam bentuk pertanyaan
  • Berkonsentrasilah pada apa yang dikatakan orang lain.
Demikianlah beberapa teknik dalam mendengar yang dalam praktiknya membutuhkan adanya jiwa besar. Mendengar dan bertanya bukan membuktikan kebodohan seseorang tetapi membuktikan kualitas hidupnya, apalagi bagi seorang pemimpin.




Sumber http://indaharitonang-fakultaspertanianunpad.blogspot.com

0 Response to "✔ Teknik Bertanya & Seni Mendengarkan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel