iklan

✔ Teori Konsumsi Keynes – Sewenang-Wenang Income Hypothesis

  Menururt Keynes, pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dalam perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan. Perbandingan antara besarnya konsumsi dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan mengkonsumsi (MPC = Marginal Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin besar pula pendapatan yang dipakai untuk aktivitas konsumsi dan sebaliknya.
Pada kondisi negara yang MPC-nya rendah, maka akan menjadikan selisih antara produksi nasional (dengan perkiraan full employment) dengan tingkat konsumsi (penggunaan produk) menjadi semakin besar. Agar mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, para pengusaha perlu melaksanakan investasi sebesar selisih antara tingkat konsumsi dan produksi tersebut. Jika besarnya investasi tidak mencapai jumlah tersebut, maka akan terjadi pengangguran. Karena kondisi tersebut dalam kondisi faktual tidak selalu tercapai, maka pengangguran akan selalu ada.
Fungsi konsumsi Keynes ialah fungsi konsumsi jangka pendek.  
Keynes tidak mengeluarkan fungsi konsumsi jangka panjang lantaran berdasarkan Keynes ” in the long run we’re all dead.” , bahwa di dalam jangka panjang, kita semua akan mati, sehingga jangka panjang tidak perlu diprediksi.
Fungsi konsumsi Keynes sanggup dijelaskan sebagai berikut
1.    Fungsi Konsumsi Keynes :  C=Co +cYd
Dimana
§  Co > 0. à Co ialah Konsumsi subsidi (The Otonom Consumption)   yaitu sejumlah konsumsi yang diterima oleh konsumen apabila pendapatan mereka tidak ada, atau  Y = 0.
§  Yd = Pendapatan Disposable atau pendapatan yang siap dikonsumsi
Yd = Y – Tx + Tr
§  Tx  ialah Pajak dan Tr  ialah  Subsidi atau transfer
2.    Rata-rata konsumsi ( APC = Average Propensity to Consume) ialah ratio antara jumlah konsumsi terhadap pendapatan, APC=C/Y.
3.    Kecenderungan suplemen mengkonsumsi (MPC = c = DC/DY =Marginal Propensity to Consume) ialah sejumlah perubahan konsumsi sebagai akhir dari berubahnya tingkat pendapatan.
4.    Rata-rata kecenderungan mengkonsumsi   ialah lebih besar dari pada kecenderungan mengkonsumsi marjinal atau APC > MPC
5.    APC dihentikan konstan kalau C0  adalah tidak nol. Jika Co = 0 maka fungsi konsumsi akan mengurangi  ”absolut income hypothesis ” dimana  konsumsi sebanding dengan pendapatan. Dan hal ini tidak konsisten dengan Keynes.

Keynes melaksanakan penelitian relasi fungsi konsumsi dengan mengambil data dari tahun 1929 – 1941. Hasil penelitian di Amerika Serikat tersebut menunjukkan adanya imbas pendapatan disposable dengan konsumsi, ibarat yang terlihat dari gambar berikut:




Gambar 1. Fungsi konsumsi Masyarakat  Amerika Serikat Tahun 1929-1944

Sumber :  ocw.usu.ac.id

Dari hasil penelitian tersebut ditemukan fungsi konsumsi yaitu
Fungsi Konsumsi Keynes : C = 832 + 0.42 Yd
Dimana :
§  Co =832  > 0
§  APC  ialah lebih besar dari  MPC
§  Peningkatan pada pengeluaran konsumen sepertinya lebih kecil dari peningkatan pendapatan disposal.
§  Hal ini mendukung bahwa  MPC <1.
Menurut Keynes, meningkatnya pendapatan menjadikan menurunnya APC dan MPC. Hal ini disebabkan oleh perbedaan waktu antara ”waktu untuk hidup” dan ”waktu untuk bekerja” dari sikap konsumsi itu sendiri. Karena masa hidup seseorang lebih usang dari masa kerja, maka orang perlu menabung untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan setelah orang tidak lagi bisa bekerja.  Disamping itu semakin besar pendapatan seseorang, semakin tinggi pula konsumsinya. Tetapi peningkatannya tidak dalam proporsi yang  sama besar. Proporsi kenaikan pendapatan lebih besar dari konsumsi ( MPC < 1)
Selanjutnya Keynes juga melaksanakan penelitian dengan memakai data cross section yaitu data tahun 1935 dan tahun 1941. Pada tahun 1935 dissaving meningkat sebagai persentase dari pendapatan, bahkan peningkatannya lebih tinggi dibandingkan pada kondisi perekonomian yang relatif makmur di tahun 1941. Mengapa rumah tangga harus mengorbankan manabung untuk ”membela” (mempertahankan ) gaya hidup mereka ? . Kondisi ini kemudian  diteliti kembali  oleh Duesenberry melalui Relatif Income Hypothesis dan Franco Modigliani melalui Life Cycle Hypothesis. Hasil penelitian Keynes dengan memakai data cross section tersebut ditunjukkan pada gambar 2 dibawah ini.



Gambar 2. Fungsi Konsumsi Berdasarkan Data Cross Section Tahun 1935
Sumber :  ocw.usu.ac.id

Dari hasil kedua penelitian tersebut, baik dengan memakai data time series, dan data cross section sanggup diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.   Kurva fungsi konsumsi berada berdekatan dengan data konsumsi, kecuali data tahun 1946 – 1949. Hal ini terjadi, lantaran pada waktu itu terjadi resesi ekonomi.

2.   Kedua fungsi ajakan mempunyai konstanta, dan besarnya  MPC < 1.


Sumber http://indaharitonang-fakultaspertanianunpad.blogspot.com

0 Response to "✔ Teori Konsumsi Keynes – Sewenang-Wenang Income Hypothesis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel