iklan

✔ 4 Zaman Sejarah Pembentukan Bumi (Prakambrium, Paleozoikum, Mesozoikum & Kenozoikum) + Misalnya Lengkap

Kita semua bertempat tinggal di permukaan bumi, yang sangat kita rasakan luas sekali. Bayangkan saja jari-jari bumi 6.370 km. Panjang keliling khatulistiwa (garis ekuator) 40.000 km, berarti 40 kali panjang Pulau Jawa. Bumi merupakan salah satu anggota tata surya (sistem matahari).

Ada delapan planet yang kita kenal, berturut-turut dari yang terdekat ke matahari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Bersama-sama dengan delapan planet lainnya bumi beredar mengelilingi matahari.

Zaman pembentukan bumi dan planet, waktunya sudah usang jutaan tahun yang lalu. Proses pembentukan batu-batuan di dalam bumi, di permukaan bumi, dan reliefnya sedikit demi sedikit sesuai zaman sejarah geologi.

Zaman Sejarah Pembentukan Bumi
Permulaan terjadinya Bumi merupakan sebagian dari gumpalan gas dari Matahari. Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar. Dikarenakan sesuatu hal, terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seperti dicampakkan sangat jauh, tetapi gumpalan itu masih tetap berputar terus menerus mengelilingi gumpalan besar (Matahari) tersebut.
Kita semua bertempat tinggal di permukaan bumi ✔ 4 Zaman Sejarah Pembentukan Bumi (Prakambrium, Paleozoikum, Mesozoikum & Kenozoikum) + Contohnya Lengkap
Gumpalan-gumpalan yang terpisah dan masih tetap berputar tersebut setelah mengalami proses pendinginan akan menjadi padat. Itulah yang disebut palanet-planet yang jumlahnya delapan. Berturut-turut nama-nama planet yang masuk susunan Matahari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Dari gumpalan yang terlepas tersebut (planet) terlepas pula sebagian dari planet, tetapi juga tetap berputar dan mengelilingi gumpalan yang ditinggalkan, itulah yang disebut Bulan atau Satelit. Kejadian tersebut memakan waktu yang sangat lama. Jadi, Bumi yang menyerupai kini ini gres terjadi setelah berjuta-juta tahun yang lalu.

Sesudah Bumi bertambah dingin, berubahlah gas tersebut menjadi cairan dan lama-kelamaan pecahan luarnya makin padat sehingga pada permukaan bumi sanggup ditempati manusia, tumbuh-tumbuhan serta makhluk hidup lainnya.

Lapisan kerak bumi paling luar mempunyai ketebalan ± 1.200 km. Menurut hebat geologi, pada permukaan bumi ini terdapat banyak sekali oksida yang sebagian besar (± 60%) berupa oksida silikon (SiO2). Sesudah Bumi terbentuk bersama-sama planet lainnya, bahan-bahan yang lebih berat menggumpal di dalam inti, sedangkan keraknya terdiri atas unsurunsur silikon dan magnesium.

Lebih ke dalam lagi terdapat lapisan yang banyak mengandung unsur persenyawaan logam sulfida. Yang paling dalam yaitu inti yang mengandung besi dan nikel. Tebal dari masing-masing pecahan sanggup diketahui dengan menyelidiki jalannya gelombang gempa lantaran gelombang dibiaskan oleh lapisan tadi sesuai dengan kecepatan gelombang pada lapisan tersebut.

Zaman sejarah pembentukan bumi sanggup dibagi menjadi 4, yaitu Prakambrium, Paleozoikum, Mesozoikum, dan Kenozoikum. Nah berikut ini penjelasannya. Selamat membaca dan mencar ilmu semoga sanggup paham.
1. Zaman Prakambrium
Zaman Prakambrium lebih renta dari zaman Kambrium, di mana lapisan-lapisannya terdapat di bawah lapisan-lapisan yang mengandung fosil. Jelasnya, lapisan batuan gres dikatakan niscaya berumur Prakambrium jikalau tertutup lapisan yang berfosil Kambrium.

Penampakan batuan Prakambrium sangat jarang sekali dijumpai di permukaan bumi, hanya di beberapa kawasan dan terbatas pada tempat tertentu.

Diperkirakan batuan Prakambrium tampak di permukaan bumi lantaran batuan-batuan itu semenjak terjadi tidak pernah tertutup oleh sedimen yang lebih muda dan sedimen-sedimen muda yang ada sudah habis terkikis oleh erosi.

Umumnya daerah-daerah itu merupakan pecahan sentra benua. Karena bentuknya agak melingkar dan permukaannya sedikit cembung maka inti-inti Prakambrium disebut perisai benua. Di sekitar pecahan sentra yang berbentuk perisai itu, lapisan Prakambrium tertutup oleh lapisan-lapisan yang lebih muda, makin jauh dari pecahan sentra akan semakin tebal.

Lapisan Prakambrium terdiri atas batuan-batuan berhablur, baik yang berasal dari pembekuan magma cair, maupun dari peleburan dan penghabluran kembali sedimen-sedimen dan batu-batuan lainnya, yang disebabkan oleh perubahan kimiawi dan fisis pada sedimen-sedimen dan batuan beku.

Seringkali batu-batuan Prakambrium sangat sulit diselidiki untuk mengetahui proses manakah di antara ketiga proses tersebut yang tolong-menolong telah membentuk batuan tadi, dan diantaranya sanggup ditemukan bentuk-bentuk peralihan. Oleh lantaran itu, pelapisan menyerupai pada sedimen-sedimen tidak banyak diketahui.

Seandainya terdapat perlapisan maka seringkali hal ini disebabkan juga oleh perubahan-perubahan fisis dan kimiawi tertentu pada tekanan yang tinggi. Hubungan dalam ruang dari batuan sangat rumit dan sulit untuk diuraikan.

Pada masa Prakambrium sanggup diketahui pula bahwa di beberapa kawasan terdapat iklim yang sangat cuek (endapan terbentuk oleh es darat atau gletser), sedangkan pada dikala lain, iklimnya panas dan lembap (lapisan yang berwarna merah dengan rekah kerut), tetapi sangat sukar untuk memilih iklim dari lapisan-lapisan sedimen yang ada.

Pada waktu itu permukaan bumi yang ada di atas muka bahari merupakan gurun, yang tidak disebabkan lantaran kekurangan air yang sangat besar (Sahara), tetapi lantaran pada waktu itu belum terdapat tumbuh-tumbuhan darat. Faktor lain yaitu adanya oksigen bebas dalam atmosfer, yang jauh lebih sedikit daripada sekarang.

Sesudah diadakan penelitian dan penyelidikan yang saksama terhadap sisa-sisa batuan, diketahui bahwa pada masa Prakambrium tidak ditemukan bentuk-bentuk hidup dengan tekstur dan bentuk yang terang/jelas. Tekstur adalah istilah yang digunakan untuk bentuk-bentuk dan arah-arah di dalam batuan, contohnya tekstur butir.

Struktur adalah istilah yang lebih banyak digunakan untuk bentuk-bentuk yang terbangunkan oleh kumpulan batuan kubah. Di samping itu juga didapati jejak rayapan cacing atau binatang serupa itu. Dalam masa Prakambrium tidak ada jasad-jasad yang sanggup menciptakan rangka yang keras sehingga pemfosilan mustahil terjadi.

2. Zaman Paleozoikum
Zaman Paleozoikum dikategorikan ke dalam beberapa masa, yaitu sebagai berikut.
a) Masa Kambrium
Endapan yang terbentuk pada masa Kambrium banyak ditemukan fosil sehingga banyaklah yang sanggup diketahui ihwal keadaan kehidupan masa itu. Masa ini ditandai oleh adanya endapan-endapan yang mengandung jasad-jasad fosil yang telah mencapai tingkat perkembangan yang tinggi, bila dibandingkan dengan yang dijumpai pada masa Prakambrium. Semua masih hidup terbatas pada air.

Oleh lantaran itu, sisa-sisa peninggalannya hanya berupa jasad-jasad air, terutama jasad-jasad samudera. Contohnya archaecyata dan binatang Trilobit Olenellus.
1) Archaecyatha
Peranannya menyerupai binatang karang. Jenis ini banyak membentuk endapan-endapan gamping yang tebal. Pembentukannya menyerupai yang dibentuk oleh binatang karang kini ini di laut-laut kawasan tropika. Gamping yang mengandung Archaecyatha telah banyak ditemukan di California, Siberia, Spanyol, Australia, dan lain-lain.

2) Binatang
Yang menjadi fosil penunjuk yang terpenting yang pada zaman Kambrium yaitu Trilobita, yaitu sebangsa jenis udang-udangan yang berkulit keras. Batuan pada masa Kambrium bercirikan endapan gamping yang mengandung banyak pirit, sedimen pasir, dan berlempung yang kaya akan fosil.

Pada masa ini tidak terdapat batas iklim yang nyata, jasad yang membentuk gamping memerlukan air yang hangat. Jadi, pada dikala itu iklimnya sedang, bahkan panas. Masa Kambrium ditaksir lamanya 70 juta tahun.

Anggapan yang mengakibatkan binatang-binatang yang sanggup memfosil semakin banyak dan ditemukan sebagian besar di kawasan tertentu, contohnya Kanada Barat sebagai berikut.
 Pada masa Kambrium, batu-batuan terkena efek metamorfosa lebih kecil sehingga lapisan-lapisan batu-batuan yang telah diendapkan dalam zaman geologi yang lebih muda. Contohnya lempung lemigrad untuk pembuatan barang-barang pecah-belah.
 Setelah Prakambrium, beberapa kelompok binatang lebih banyak mempunyai kerangka maka kemungkinan untuk memfosil lebih besar.

Dengan memakai fosil maka sanggup diketahui 3 macam zaman Kambrium, yaitu fauna Kambrium bawah, fauna Kambrium tengah, dan fauna Kambrium atas.
 Fauna kambrium bawah
Masih bersifat kosmopolit, yaitu binatang-binatang masih terdapat di mana-mana di dunia (Trilobit Olenellus).
 Fauna kambrium tengah
Sudah terbagi menjadi daerah-daerah fauna pasifik dan Atlantik. Daerah Atlantik sebagai fosil binatang Paradoxides (Pasifik Olenoides).
 Fauna kambrium atas
Daerah fauna Pasifik bercirikan Diclocephalus dan terus menembus Eropa-Tiongkok-Tibet hingga Spanyol. Daerah fauna Atlantik bercirikan Olenus.

b) Masa Silur

Pada zaman Silur, penyebaran fauna lebih luas dibandingkan dengan masa Kambrium. Banyak kelompok binatang gres muncul pada zaman Silur ini. Di antaranya yang terpenting yaitu Vertebrata atau binatang bertulang punggung. Graptalit yaitu ciri fosil penujuk pada masa Silur dan merupakan kumpulan/kalori binatang kecil yang disebut Rabdosoma.

Sedimen pasir gamping, kebanyakan diendapkan pada tempat-tempat kawasan yang terangkat di dekatnya. Banyak binatang karang berkembang biak dengan baik sehingga jasad-jasadnya meninggalkan lapisan kerikil gamping yang tebal.

Sedimen dengan ciri fasies Graptalit terbentuknya di lautan yang dalam, tetapi kini ternyata kebanyakan di antara lempung-lempung itu diendapkan di lautan yang dangkal, yang kadang kala tertutup oleh ganggang laut. Hal ini mengakibatkan bahari berwarna hitam (Laut Hitam).

Di Indonesia zaman Silur yaitu zaman yang tertua yang diketahui. Fosil Silur berupa koral bundar yang berjulukan Halisites, telah banyak ditemukan orang dalam batu-batu lepas dalam suatu sungai di Papua.

Air hujan di Niagara terjadi pada endapan-endapan Silur. Iklim pada zaman Silur di mana-mana mengalami panas yang hampir sama dengan masa Kambrium. Adanya sisa evaporit-evaporit mengatakan adanya iklim yang kering dan mungkin ada suasana gurun.

c) Masa Devon
Zaman ini bercirikan munculnya tumbuh-tumbuhan darat dan binatang bertulang punggung. Di bahari dijumpai perkembangan luas kelompok-kelompok binatang yang tidak bertulang punggung, menyerupai Amronit. Pada dasarnya Devon terbagi atas 3 macam, yaitu Devon bawah, Devon tengah, dan Devon atas.

Pada umumnya daerah Old Red Sandstone (ORS) terdiri atas Arkosa Konglomerat, kerikil pasir, yang kesemuanya berasal dari perombakan pegunungan Kaledonia. Daerah ORS ini mencakup kawasan sekitar pegunungan Kaledonia, Inggris, Skotlandia, Skandinavia, Spitsbergen, Grondalia, hingga jauh melampaui dataran tinggi Rusia.

Khusus di Grondalia, ORS berselang-seling dengan endapan-endapan bahari dangkal. Demikian pula di Tiongkok terdapat endapan ORS, terutama di Kuangli (karena ada kekerabatan lautan pada dikala benua Eropa dan Asia masih bersatu).

Pada zaman Devon banyak ditemukan lapisan-lapisan endapan daratan yang sungguh luas. Banyak di antaranya diendapkan dalam sungai atau dalam danau. Dalam lapisan banyak ditemukan fosil-fosil ikan, demikian pula perkembangan tumbuhan daratan gres berarti setelah zaman Devon.

Pada zaman Devon keadaan iklim sangat panas, dan di kawasan tropika banyak hujan disertai tumbuhan berkembang, menjadikan terjadinya tanah merah yang bersifat laten. Di samping itu dengan adanya sungai-sungai dan danau-danau, mengatakan iklim yang agak lembab.

Di beberapa tempat ditemukan bekas-bekas yang mengatakan adanya gletser-gletser besar. Bekas-bekas ini ditemukan di Afrika Selatan, Grondalia, dan Amerika. Di Indonesia zaman Devon hanya sanggup ditunjukkan di beberapa tempat saja, yaitu dengan adanya Heliolithes dan Tetracoralla. Clathrodyctyon kawasan sungai Telen di Kalimantan yaitu satu-satunya tempat di Indonesia yang telah terbukti mempunyai batuan-batuan Devon.

d) Masa Karbon
Zaman ini ditandai dengan timbulnya sejumlah besar karbon bebas di pelbagai pecahan dunia. Karbon atau Carbonium atau Arang ini amat besar lengan berkuasa pada keadaan cuaca/iklim. Pada zaman Karbon ini terjadi pembentukan pegunungan; hal-hal inilah yang mengakibatkan zaman Karbon sanggup dikenal dengan nyata.

Terjadinya kerikil bara sangat erat hubungannya dengan pengangkatan dan pembentukan pegunungan. Adanya karang mengatakan iklim sedang yang agak panas; adanya sedimen Klasika yang berwarna merah dengan rekah kerut menunjukan iklim kering/arid.

Adanya tumbuh-tumbuhan dengan daun yang cukup rindang mengatakan adanya pelembagaan. Tidak adanya lingkaran tahun pada batang-batang serta tumbuh terus, mengatakan tidak adanya perbedaan yang menyolok. Endapan kerikil bara yang berwarna merah mengatakan peninggalan yang kering dan gersang.

Perkembangan naptelia, amfibia yang muncul pada zaman Devon mengalami perkembangan pesat, demikian pula perkembangan serangga, lebah, dan lipan. Serangga pada zaman ini ialah pemakan daging/bangkai.

Pada tempat di mana karbon diendapkan sebagai lapisan dasar laut, di sana dijumpai karang/koral dalam jumlah yang besar. Perkembangan tumbuhan (paku/pakis, kawat/sumbar batu) lebih kasatmata dibandingkan dengan binatang bertulang punggung.

e) Masa Perm
Ciri-ciri perm ialah bahwa letak lapisan yang diskor dan di atas karbon mengandung kerikil bara, juga adanya penyimpangan fauna bahari dari 2 karbon fosil pada zaman Paleozoikum akhir. Di Indonesia peninggalan perm ditemukan di Timor pada lembah sungai Noil, besi di Miaffo Timor Barat Daya berupa lapisan lava-lava bantal (kegiatan vulkanik).

Di Sumatera berupa gamping dan koral disertai dengan batuan dari gunung berapi. Lapisan perm mengandung minyak, koalium (bahan porselin), lempung keramik, besi, dan kerikil bara. Pada umumnya dalam sejarah bumi ditemukan kaidah-kaidah sebagai berikut.
 Bila perbedaan tinggi topografi tidak seberapa dan terdapat genangan bahari yang luas maka akan terdapat iklim yang agak panas dan merata di pecahan bumi yang luas.
 Bila perbedaan tinggi topografi besar, yaitu selama sehabis ada orogenese atau pengangkatan pegunungan yang meluas di seluruh dunia, ada pembagian iklim dalam beberapa daerah, yaitu iklim kutub, sedang, kering, gersang, dan iklim hujan tropis.

Jadi, dari masa Paleozoikum dan Prakambrium sanggup disimpulkan beberapa hal, yakni sebagai berikut.
 Pada zaman Azoikum sanggup dikatakan belum ada kehidupan sama sekali, barulah pada zaman Protonozoikum mulai ada kehidupan.
 Pada zaman Paleozoikum mulai ada fosil-fosil baik berasal dari tumbuhan maupun fauna.
 Pada zaman Paleozoikum sanggup disebut mulai ada tingkat kehidupan. Pada dikala itu mulai timbul banyak sekali kehidupan menyerupai tumbuhan daratan pertama, trolobita, ikan, ubur-ubur, di mana tingkat kehidupan masih sangat sederhana.

3. Zaman Mesozoikum
Masa Mesozoikum terdiri atas zaman kapur, jura, dan trias. Zaman kapur berumur kurang lebih 90 juta tahun, jura 140 tahun, dan trias 190 tahun. Ketiga zaman ini disebut tingkat kehidupan pertengahan.

Keadaan iklim pada waktu itu yaitu panas dan basah. Hal ini sanggup diketahui dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan fauna yang ada pada dikala itu. Pada zaman ini mulai timbul dan berkembang tumbuh-tumbuhan berdaun lebar, binatang melata, amfibi, dan ikan serta binatang menyusui pertama. Kehidupan tumbuhan dan fauna penyebarannya terbatas.

4. Zaman Kenozoikum
Masa Kenozoikum disebut juga masa Neozoikum, terdiri atas zaman tersier dan kwartir dan merupakan tingkat kehidupan baru.
a) Zaman Tersier
Zaman tersier terbagi menjadi zaman eosen, oligosen, dan pleiosen. Zaman eosen berumur 70 juta, oligosen 42 juta tahun, miosen 30 juta tahun, dan pleiosen 16 juta tahun. Pada zaman tersier tumbuh-tumbuhan berkembang biak dan meluas ke seluruh wilayah kontinen, demikian juga mulai timbul dan berkembang tumbuh-tumbuhan berbunga. Binatang menyusui dan burung-burung mulai meluas pada zaman ini. Keadaan iklim tidak begitu berbeda dengan zaman sekunder. Pada zaman ini kerikil bara muda mulai terbentuk.

b) Zaman Kwartir
Zaman kwartir terdiri atas zaman pleistosen atau dilluvium dan zaman holosen atau alluvium. Kedua zaman ini berumur kurang lebih 3 juta tahun yang lalu. Pada zaman kwartir telah muncul insan pertama.

Untuk lebih jelasnya, amatilah urutan tabel skala waktu geologi sebagai berikut.
Tabel Skala Waktu Geologi
Masa
Zaman
Umur
(Jutaan Tahun)
Kehidupan
Keterangan
Neozoikum atau
Kenozoikum
Kwartir:
2,4
Mulai ada insan pertama, yaitu insan kera, binatang menyusui, berkembang meluasnya tumbuhan-tumbuhan darat. Bunga-bungaan.
Tingkat kehidupan baru
 Holozen (Alluvial
 Plestosen (Dilluvium)
Tersier:

 Pleistosen
16
 Miosen
20
 Oligosen
42
 Eosin
70
Mesozoikum
Sekunder:

Tumbuhan berdaun lebar, burung dan binatang menyusui pertama, Angiospermae, padi-padian.
Tingkat kehidupan pertengahan
 Kapur
110
 Yura
145
 Trias
190
Paleozoikum
Primer:

Amphibia pertama, jenis pakuan, hutan konifer, ubur-ubur pertama, tumbuhan daratan, trilobita
Tingkat kehidupan tua
 Perm
230
 Karbon
275
 Devon
310
 Silur
390
 Kambrium
500
Prakambrium
Prolerozoikum
3500
- mulai ada kehidupan (hewan tanpa kulit luar)

Azoikum
-
- tak ada kehidupan

(Sumber: Wardiyatmoko dan Bintarto, 2004)

Sumber http://blogmipa-geografi.blogspot.com

0 Response to "✔ 4 Zaman Sejarah Pembentukan Bumi (Prakambrium, Paleozoikum, Mesozoikum & Kenozoikum) + Misalnya Lengkap"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel