iklan

✔ Foreign Exchange Market (Fem)

Sejarah Perkembangan Mata Uang
Mata uang tunggal global dalam sejarah perekonomian dunia bersama-sama bukanlah hal yang baru, melainkan merupakan sistem yang telah berlaku semenjak perdagangan global kuno. Uang pertama kali dipakai dalam perdagangan antarnegara pada 700-an sebelum Masehi, yaitu perdagangan antara kerajaan kuna yaitu Assyria dengan Lydia. Kedua kerajaan tersebut terletak di lembah sungai Euphrat dan Tigris. Sejak ketika itu bangsa-bangsa lain di dunia mulai memakai uang dalam perdagangannya sehari-hari.
Mata uang pada masa sebelum Masehi terbuat dari materi kulit binatang, kulit kerang, gres mulia, gigi dan sebagainya. Uang logam pertama diperkenalkan di Eropa tepatnya di kerajaan Romawi. Para kafilah dagang Arab pra-Islam pada waktu berdagang dengan negara-negara eropa telah memakai mata uang logam yaitu denarius (emas) dan drachma (perak)
Penggunaan mata uang emas dan perak ini masih umum dalam perdagangan antarnegara hingga masa merkantilisme. Masa Adam Smith di Inggris, mata uang emas dan perak juga masih berlaku. Namun penggunaan uang logam usang kelamaan mulai surut lantaran dianggap tidak mudah lagi dengan kompleknya korelasi ekonomi antarnegara.
Maka mulailah muncul aliran membuat mata uang yang lebih mudah yaitu uang kertas. Uang pada masa itu hanya berfungsi sebagai alat pengukur nilai dan alat tukar dalam perekonomian, sehingga perdagangan dunia berjalan lancar tanpa adanya flutuasi nilai uang yang dikarenakan sikap spekulasi dalam valas. Karena uang yang berlaku dalam perdagangan internasional pada waktu itu hanya mata uang emas dan perak. Dan mata uang ini berlaku di setiap negara atau menjadi mata uang tunggal ketika itu.
Maka mulailah muncul aliran membuat mata uang yang lebih mudah yaitu uang kertas. Uang pada masa itu hanya berfungsi sebagai alat pengukur nilai dan alat tukar dalam perekonomian, sehingga perdagangan dunia berjalan lancar tanpa adanya flutuasi nilai uang yang dikarenakan sikap spekulasi dalam valas. Karena uang yang berlaku dalam perdagangan internasional pada waktu itu hanya mata uang emas dan perak. Dan mata uang ini berlaku di setiap negara atau menjadi mata uang tunggal ketika itu.
Emas dan perak pada masa ekonomi moderen memang tidak lagi dipakai sebagai mata uang, tetapi pencetakan uang tetap dikaitkan dengan emas. Era emas berakhir 1971 sehabis Amerika Serikat (AS) mengingkari kesepakatan Bretton Woods pada 1944. Isi kesepakatannya ialah AS berjanji mendukung Dolar-nya dengan emas. Dengan kesepakatan ini, maka siapapun yang memegang Dolar AS sanggup menukarnya dengan emas.
Alasan terselubung mengapa AS membatalkan secara sepihak kesepakatan Bretton Woods ialah lantaran jumlah Dolar AS yang beredar di luar negeri sangat banyak dan tidak sebanding dengan cadangan emasnya, sehingga apabila terjadi penukaran Dolar AS dengan emas secara besar-besaran tidak akan cukup. Dampaknya Dolar AS akan jatuh dan perekonomian AS akan dilanda krisis. Di sisi lain AS berharap mata uangnya akan mendominasi perekonomian dunia lantaran memang Dolar AS ketika itu telah banyak beredar di luar negeri. Siasat ini bersama-sama merupakan model imperialisme gres dengan mengunakan kekuatan rejim moneter.
Sejak bubarnya kesepakatan Bretton Woods tersebut memang Dolar AS mulai mendominasi sebagai alat tukar internasional. Strategi ini sangat berhasil mendominasi perekonomian dunia dengan memaksakan Dolar AS sebagai alat tukar internasional, khususnya kepada negara-negara berkembang. Imperialisme Dolar AS telah terbukti menghancurkan perekonomian negara-negara yang tidak tunduk pada negara adi daya itu, menyerupai Mexico, negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia yang mengalami krisis moneter pada 1997.
Stabilitas nilai tukar uang kini ini menjadi sumber permasalahan utama dalam perekonomian. Puncak problem yang pernah terjadi ialah krisis keuangan global pada tamat 2008. Krisis ini telah memporakporandakan perekonomian dunia, khususnya Amerika Serikat, si pengkhianat kesepakatan Bretton Woods. Mungkin ini merupakan aturan eksekusi alam bagi Amerika Serikat atas pengkhianatan tersebut.
Ancaman jahatnya fluktuasi nilai tukar uang tersebut hingga membuat Bank Indonesia menjadikan menjaga stabilitas rupiah sebagai tujuan utamanya. Walaupun untuk mencapai tujuan tersebut terkadang dengan menganaktirikan (baca mengorbankan) sektor ekonomi lainnya.
Krisis finansial global di tamat 2008 tersebut, kalau dicermati, lebih disebabkan pengingkaran terhadap khitah fungsi uang. Fungsi uang sebagai alat tukar dan pengukur nilai telah diingkari dengan mengubahnya menjadi komoditi dan ajang maisir dan gharar. Dampaknya ialah pelaku ekonomi kurang tertarik pada ekonomi sektor riil, dan uang lebih banyak berputar di sektor finansial sehingga terjadi ketidakseimbangan antara kedua sektor tersebut. Karena laba di sektor finansial lebih tinggi walaupun dengan risiko lebih tinggi pula. Dampak selanjutnya ialah krisis sosial ekonomi yang akan sulit dipecahkan. Ancaman krisis tersebut sanggup dihindari dengan cara memberlakukan mata uang tunggal global.
Mata uang tunggal global tidak harus memakai dinar dan dirham menyerupai pada masa lalu. Melainkan mata uang tunggal global yang berlaku dimana saja. Uang sanggup terbuat dari dari materi apa saja bukan merupakan permasalahan, asalkan materi uangnya memenuhi syarat sebagai materi mata uang yaitu mempunyai nilai tertentu atau ditentukan, tidak gampang rusak, gampang dibawa dan jikalau didistribusikan atau dibagi tidak merusak nilainya.
Apabila mata uang tunggal global diberlakukan, maka korelasi ekonomi, perdagangan dan harga-harga akan lebih ditentukan oleh produktivitas, efisiensi dan kualitas. Perencanaan ekonomi dan bisnis tidak perlu lagi mengasumsikan berapa nilai tukar valas khususnya pada hard currency, sehinga kepastian nilai dan harga baik ekspor maupun impor lebih gampang diestimasi. Untung atau rugi lantaran fluktuasi kurs mata uang tidak akan terjadi lagi dan mobilitas antarnegara akan gampang dan murah. Dalam kondisi yang demikian, ekonomi dunia akan dinamis dan lebih efisien serta uang akan kembali pada kitah-nya.
Penerapan uang tunggal global tentu tidak akan gampang tetapi niscaya akan mendapat saingan dari negara pemilik hard currency menyerupai Dolar AS dan Poundsterling Inggris, serta para spekulan valas juga akan menolak keras. Sedangkan negara-negara yang mata uangnya tergolong soft currency sangat mungkin akan lebih gampang menerima. Mereka selama ini merasa ekonominya selalu menjadi bulan-bulanan dan dihegomoni oleh hard currency. Penyamaan persepsi inilah yang akan menjadi kendala terberat dalam penerapan uang tunggal global. Namun, walaupun berat tetapi harus dimulai jikalau tidak ingin terjadi krisis demi krisis yang semakin cepat dan tanpa terduga.
Dunia mestinya berguru dari kesuksesan Euro sebagai mata uang tunggal di Uni Eropa dan keegoisan Inggris yang tidak mau ikut dalam Euro. Euro yang dalam perjalanannya bisa mengalahkan Dolar AS dan Poundsterling Inggris. Apabila negara pemilik hard currency menghambat sebaiknya ditinggal saja, menyerupai ketika Uni Eropa memberlakukan Euro dengan meninggalkan Inggris. Biarkan saja mereka berpikir tidak memerlukan mata uang tunggal global lantaran merasa besar lengan berkuasa dan takut akan kehilangan hegemoni ekonominya, paling nanti nasibnya akan sama menyerupai Poundsterling Inggris.
Penerapan uang tunggal global harus diawali dengan penyamaan persepsi diantara negara-negara di dunia, kemudian membentuk tubuh internasional yang mempunyai otoritas dalam pemberlakuannya, baik menyangkut jumlah, penjatahan, distribusi, nilai nominal, materi uang dan sebagainya. Yang terang penerapan uang tunggal global ini bukan nerupakan permasalahan yang mudah, serta mungkin butuh waktu persiapan yang usang maupun biaya yang tidak murah.

Mata Uang Tunggal ASEAN

 ASEAN belum akan menerapkan mata uang tunggal menyerupai euro yang diterapkan oleh Uni Eropa (UE). ASEAN dan UE berbeda, ASEAN tidak mempunyai standar ekonomi untuk diterapkan ke masing-masing negara anggota menyerupai yang dilakukan oleh UE sebagai bentuk kesatuan (union), ASEAN masih berbentuk asosiasi.

Sulit bagi ASEAN untuk menerapkan satu mata uang tunggal lantaran perbedaan kondisi ekonomi dalam negara-negara ASEAN yang sangat besar. lebih gampang untuk memakai satu mata uang yang mayoritas di tempat Asia Timur menyerupai yen atau yuan untuk dipakai sebagai mata uang alternatif selain dolar yang selama ini dipakai dalam transaksi ekonomi. ASEAN akan mempunyai mata uang yang sama ketika ASEAN melaksanakan semua bisnis dengan negara tetangga, namun ketika ini ASEAN melakukannya dengan Tiongkok dan Jepang. Kaprikornus yang diharapkan ASEAN bersama-sama bukan mata uang tunggal tapi mata uang yang sama dalam perdagangan sehingga tidak perlu membeli dolar AS.

Masa Depan ASEAN dengan Mata Uang Tunggal (Single Currency)

Sejarah Sistem Moneter Internasional

Sistem moneter internasional mempunyai sejarah yang panjang. Dimulai dari sistem standar emas, system ini lahir bukan lantaran hasil prakarsa seseorang, melainkan hasil evolusi praktek-praktek transaksi ekonomi internasional atau transaksi-transaksi pembayaran antar negara, sehingga mustahil ditetapkan dengan niscaya kapan system standar emas dunia mulai berfungsi. Walaupun demikian para sejarahwan dunia menganggap bahwa system standar emas dimulai sekitar tahun 1870, yang ditandai dengan ditetapkannya nilai poundsterling dengan emas oleh pemerintah Inggris. Dengan dibentuknya sistem keuangan berstandar emas pada 1870 menandai salah satu bencana penting dalam sejarah pasar mata uang. Sebelum standar emas diberlakukan, negara-negara di dunia memakai emas dan perak sebagai alat pembayaran internasional.
Sistem standar emas mulai runtuh di awal Perang Dunia I. Sehubungan dengan ketegangan politik yang terjadi di Eropa, maka negara-negara di Eropa membuat proyek-proyek militer raksasa. Akan tetapi, dengan adanya pembangunan proyek-proyek tersebut menjadikan beban finansial yang sangat besar. Sehingga pada ketika itu negara-negara di Eropa tidak mempunyai cukup emas untuk menutupi beban financialnya. Meskipun system standar emas sempat kembali sehabis PD I, banyak negara balasannya mengabaikannya lagi ketika pecah Perang Dunia II. Sebelum Perang Dunia II berakhir, negara-negara sekutu melihat adanya kebutuhan untuk memperbaiki sistem keuangan yang porak-poranda akhir perang dan dicampakkannya sistem standar emas. Pada Juli 1944, lebih dari 700 perwakilan dari negara sekutu berkumpul di Bretton Woods, New Hampshire. Pertemuan tersebut menghasilkan apa yang kini disebut dengan Sistem Bretton Woods.
Salah satu fungsi utama Bretton Woods ialah USD menggantikan emas sebagai standar utama pertukaran mata uang dunia. Bretton Woods System juga mengijinkan negara bertindak sesuai dengan kebijakan moneter yang diinginkan dalam rangka membuat perekonomian yang lebih stabil dan kondusif. Kebijakan politik ini meliputi menaikkan dan menurunkan suku bunga, serta menekan pengangguran. Akan tetapi di sisi lain sangat berisiko mengundang inflasi sekaligus menurunkan kuota investasi jangka panjang dan cenderung menerbitkan investasi yang bersifat jangka pendek yang rentan membuat ketidakstabilan ekonomi antar negara.

Sistem Moneter Internasional Dan Globalisasi
Awal tahun 1970-an, cadangan emas US sudah sangat menipis sehingga tidak bisa lagi menutupi seluruh dollar yang disimpan di bank-bank asing. Akhirnya, pada tanggal 15 Agustus 1971, US mengumumnkan kepada dunia bahwa tidak akan ada lagi pertukaran emas untuk dollar. Hal ini menjadi tanda berakhirnya Bretton Woods. Setelah Bretton Woods runtuh, dunia balasannya mendapatkan penggunaaan nilai tukar mengambang melalui Jamaica Agreement tahun 1976. Tapi ini bukan berarti bahwa negara-negara di dunia mengadopsi secara murni sistem nilai tukar mengambang yang bebas. Kebanyakan negara-negara di dunia  menerapkan salah satu dari tiga sistem nilai tukar berikut:
  1. Dollarization. Dollarization diterapkan apabila negara yang bersangkutan tidak bermasalah untuk menggantikan mata uangnya dengan mata uang negara lain. Dollarization biasanya membuat sebuah negara terlihat lebih stabil untuk tempat investasi, tapi bank sentral negara yang bersangkutan tidak bisa lagi mencetak uang dan membuat kebijakan keuangan. Contoh dollarization ialah penggunaan USD di El Savador.
  2. Pegged rate. Pegged rate terjadi ketika sebuah negara secara pribadi memutuskan nilai tukarnya terhadap mata uang abnormal sehingga negara itu punya stabilitas yang lebih dari pada memakai normal float. Sebagai contoh, Cina memutuskan nilai Yuan terhadap USD ialah 8.28 yuan per dollar antara 1997 dan juli 2005. Kerugiannya ialah nilai mata uang bergantung pada kondisi ekonomi mata uang yang di-pegged.
  3. Managed floating rate. Nilai tukar mata uang diperbolehkan berubah sesuai dengan seruan dan penawaran yang terjadi dipasar. Akan tetapi, bank sentral boleh mengintervensi untuk menstabilkan fluktuasi nilai tukar yang ekstrim. 
System moneter internasional pasca System Bretton Woods menghadapi tantangan yang sangat besar, dengan semakin pesatnya perkembangan ekonomi dunia dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi dan isu membuat perekonomian dunia semakin terintegrasi secara global sehingga arus modal, barang dan jasa semakin meningkat antar negara. Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses acara ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan pembatalan seluruh batasan dan kendala terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.

Globalisasi perekonomian dunia tidak hanya menimbulkan terjadinya kompleksitas dan persaingan yang semakin meningkat, tetapi juga mendorong terciptanya kerjasama di bidang ekonomi antar negara atau tempat regional lantaran alasan kesamaan sejarah, atau lantaran alasan ekonomi atau juga lantaran alasan social, budaya serta politik. Salah satu bentuk kerjasama dibidang ekonomi antar negara atau tempat regional ialah dengan membuat integrasi ekonomi.

sumber : modul matakuliah perdagangan internasional, Agribisnis UNPAD

Sumber http://indaharitonang-fakultaspertanianunpad.blogspot.com

0 Response to "✔ Foreign Exchange Market (Fem)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel