✔ Metode-Metode Penyuluhan
Pengertian metode penyuluhan pertanian
Metode penyuluhan pertanian merupakan cara penyampaian materi penyuluhan pertanian kepada pelaku utama dan pelaku perjuangan semoga mereka mau dan bisa menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses info pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup.
Metode penyuluhan pertanian erat kaitannya dengan metode berguru oranag remaja (andragogy). Penyuluh, yang menjalankan kiprah utamanya sebagai pendidik, pengajar dan pendorong, selalu berafiliasi dengan sasaran penyuluhan yang biasanya ialah para petani, peternak, dan nelayan dewasa. Menurut Mardikanto (1993), sebagai suatu proses pendidikan, maka keberhasilan penyuluhan sangat dipengaruhi oleh proses berguru yang dialami dan dilakukan oleh sasaran penyuluhan. Dalam pelaksanaan penyuluhan, pemahaman proses berguru pada orang remaja serta prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang penyuluh dalam menjalankan tugasnya menjadi sangat penting peranannya lantaran sanggup membantu penyuluh dalam mencapai tujuan penyuluhan yang telah ditentukannya.
Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999), pilihan seorang biro penyuluhan terhadap satu metode atau teknik penyuluhan sangat tergantung kepada tujuan khusus yang ingin dicapainya dan situasi kerjanya. Karena beragamnya metode penyuluhan yang sanggup dipakai dalam kegiatan penyuluhan, maka perlu diketahui penggolongan metode penyuluhan berdasarkan jumlah sasaran yang hendak dicapai. Berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin dicapai, penggolongan metode terbagi menjadi tiga yakni metode berdasarkan pendekatan perorangan, kelompok, dan massal.
Tujuan Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian
Penggunaan panca indera tidak terlepas dari suatu proses berguru mengajarseseorang lantaran panca indera tersebut selalu terlibat di dalamnya. Hal in dinyatakan oleh Socony Vacum Oil Co. Yang di dalam penelitiannya memperolehhasil sebagai berikut: 1% melalui indera pengecap, 1,5% melalui indera peraba,3% melalui indera pencium, 11% melalui indera pendengar dan 83% melalui indera penglihat.
Dalam mempelajari sesuatu, seseorang akan mengalami suatu prosesuntuk mengambil suatu keputusan yang berlangsung secara sedikit demi sedikit melaluiserangkaian pengalaman mental fisikologis sebagai berikut:
1) Tahap sadar yaitu sasaran mulai sadar ihwal adanya penemuan yangditawarkan oleh penyuluh
2) Tahap minta yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginanuntuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak ihwal segala sesuatuyang berkaitan dengan penemuan yang ditawarkan oleh penyuluh.
3) Tahap menilai yaitu evaluasi terhadap baik/buruk atau manfaat penemuan yangtelah diketahui informasinya secara lebih lengkap.
4) Tahap mencoba yaitu tahap dimana sasaran mulai mencoba dalam skala keciluntuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yanglebih luas.
5) Tahap menerapkan yaitu sasaran dengan penuh keyakinan berdasarkanpenilaian dan uji coba yang telah dilakukan/diamati sendiri.
Makara tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah:
1) agar penyuluhpertanian sanggup memutuskan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yangtepat dan berhasil guna,
2) agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakanuntuk menimbulkan perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan sikap petanidan anggota keluarganya sanggup berdayaguna dan berhasilguna.
5.3 Penggolongan metode Penyuluhan
Pada prinsipnya metoda penyuluhan sanggup digolongkan sesuai dengan macam-macam pendekatannya :
A. Penggolongan dari Segi Komunikasi
Metoda penyuluhan sanggup digolongkan kedalam 2 (dua) golongan yaitu :
1. Metoda-metoda yang pribadi (direct Communication/face to face Communication) dalam hal ini penyuluh pribadi berhadapan muka dengan sasaran Umpannya: dialog ditempat peternakan, dirumah, dibalai desa, di kantor, dalam kursus tani, dalam penyelenggaraan suatu demonstrasi dan lain-lain.
2. Metoda-metoda yang tidak pribadi (indirect Communication) dalam hal ini penyuluh tidak pribadi berhadapan secara tatap muka dengan sasaran, tetapi dalam memberikan pesannya melalui mediator (media)
B. Penggolongan berdasarkan indera penerima
Adapun penggolongan metode berdasarkan indera peserta dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
1. Metode yang dilaksanakan dengan jalan memperhatikan. Pesan yang diterima melalui indra penglihatan. Misalnya penempelan poster, pemutaran film dan pemutaran slide.
2. Metode yang disampaikan melalui indra pendengaran. Misalnya siaran pertanian melalui radio dan relasi telephone serata alat-alat audiotif lainnya.
3. Metode yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa macam indra secara kombinasi. Misalnya:
1. Demonstrasi hasil (dilihat, didengar, dan diraba)
2. Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dan diraba)
3. Siaran melalui televisi (didengar dan dilihat)
C. Penggolongan Berdasarkan Pendekatan Kepada Sasaran
a) Metode berdasarkan pendekatan perorangan
Dalam metode ini, penyuluh berafiliasi secara pribadi maupun tidak pribadi dengan sasarannya secara perorangan. Metode perorangan atau personal approach menurut Kartasaputra (Setiana, 2005), sangat efektif dipakai dalam penyuluhan lantaran sasaran sanggup secara pribadi memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari penyuluh. Adapun jikalau dilihat dari segi jumlah sasaran yang ingin dicapai, metode ini kurang efektif lantaran terbatasnya jangkauan penyuluh untuk mengunjungi dan membimbing sasaran secara individu. Metode pendekatan individu akan lebih sempurna dipakai dalam mendekati tokoh-tokoh masyarakat yang besar lengan berkuasa ataupun pada golongan petani atau peternak yang menjadi panutan masyarakat setempat.
Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999), metode pendekatan perorangan pada hakikatnya ialah paling efektif dan intensif dibanding metode lainnya, namun lantaran aneka macam kelemahan di dalamnya, maka pendekatan ini jarang diterapkan pada program-program penyuluhan yang membutuhkan waktu yang relatif cepat. Dalam hal ini para penyuluh berafiliasi secara pribadi maupun tidak pribadi dengan sasaran secara perorangan.Contohnya :
a. Kunjungan ke rumah petani, ataupun petani berkunjung kerumah penyuluh dan kekantor.
b. Surat menyurat secara perorangan.
c. Demonstrasi pilot.
d. Belajar perorangan, berguru praktek.
e. Hubungan telepon
b) Metode berdasarkan pendekatan kelompok
Dalam metode pendekatan kelompok, penyuluh berafiliasi dengan sasaran penyuluhan secara kelompok. Metode pendekatan kelompok atau group approach berdasarkan Kartasaputra (Setiana, 2005) cukup efektif, dikarenakan petani atau peternak dibimbing dan diarahkan secara kelompok untuk melaksanakan sesuatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerja sama. Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang sanggup diambil, di samping dari transfer teknologi info juga terjadinya tukar pendapat dan pengalaman antar sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan.
Metode kelompok pada umumnya berdaya guna dan berhasil guna tinggi. Metode ini lebih menguntungkan lantaran memungkinkan adanya umpan balik, dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun imbas terhadap sikap dan norma para anggotanya. Dalam hal ini penyuluh berafiliasi dengan kelompok sasaran Contohya :
a. pertemuan (contoh : di rumah, di saung, di balai desa, dan lain-lain.
b. Perlombaan.
c. Demonstrtasi cara/hasil.
d. Kursus tani.
e. Musyawarah/diskusi kelompok/temu karya.
f. Karyawisata.
g. Hari lapangan petani (farm field day).
Ciri khusus metode kelompok :
a. Menjangkau lebih banyak sasaran
b. Penyatuan pengalaman petani
c. Memperkuat pembentukan sikap petani
d. Pertemuan sanggup diulang
e. Keterlibatan petani bisa lebih aktif
c) Metode berdasarkan pendekatan massal
Metode pendekatan massal atau mass approach. Sesuai dengan namanya, metode ini sanggup menjangkau sasaran dengan jumlah yang cukup banyak. Dipandang dari segi penyampaian informasi, metode ini cukup baik, namun terbatas hanya sanggup menimbulkan kesadaran dan keingintahuan semata. Hal ini disebabkan lantaran pemberi dan peserta pesan cenderung mengalami proses selektif ketika memakai media massa sehingga pesan yang diampaikan mengalami distorsi (Van den Ban dan Hawkins, 1999). Termasuk dalam metode pendekatan massal antara lain ialah rapat umum, siaran radio, kampanye, pemutaran film, penyebaran leaflet, folder atau poster, surat kabar, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini penyuluh memberikan pesannya secara pribadi maupun tidak pribadi kepada sasaran dengan jumlah banyak secara sekaligus.
Contohya :
a. Rapat (pertemuan umum)
b. Siaran pedesaan melalui Radio/TV
c. Pemuatan film/slide
d. Penyebaran materi goresan pena : (brosur, leaflet, folder, booklet dan sebgainya)
e. Pemasangan Foster dan Spanduk
f. Pertunjukan Kesenian
Beragamnya metode penyuluhan bukan berarti kita harus menentukan yang paling baik dari sekian metode yang ada, tetapi bagaimana metode tersebut cocok atau sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penyuluhan. Berikut ini beberapa laba dan kerugian dari ketiga metode tersebut (Setiana, 2005), yakni:
Tabel 2. Keuntungan dan kerugian metode penyuluhan perorangan, kelompok dan massal
Metode | Keuntungan | Kerugian |
Penyuluhan perorangan | § Waktu lebih efisien § Adanya persiapan yang mantap | § Komunikasi tersamar § Sifatnya lebih formal § Pengaruhnya relatif sukar § Relatif lebih gampang diukur mengorganisasikan |
Penyuluhan kelompok | § Relatif lebih efisien, pertanian berkelompok § Komunikator tidak tersamar | § Masalah pengorganisasian § Pendekatan aktifitas pembentukan kelompok bersama § Kesulitan dalam pengorganisasian kegiatan diskusi § Memerlukan pembinaan calon pimpinan kelompok yang cakap dan dinamis |
Penyuluhan massal | § Tidak terlalu resmi, pertanian massal § Penuh kepercayaan § Langsung sanggup dirasakan | § Memakan waktu lebih banyak § Biaya lebih besar § Bersifat kurang efisien pengaruhnya |
D. Metode Penyuluhan lainnya
a) Metode Partisipatif
Metode penyuluhan pertanian partisipatif yaitu masyarakat berpartisipasi secara interaktif, analisis-analisis dibentuk secara bersama yang alhasil membawa kepada suatu rencana tindakan. Partisipasi disini memakai proses pembelajaran yang sistematis dan terstruktur melibatkan metode-metode multidisiplin , dalam hal ini kelompok ikut mengontrol keputusan lokal. Berdasarkan atas UU SP3K pasal 26 ayat 3, dikatakan bahwa "Penyuluhan dilakukan dengan memakai pendekatan partisipatif melalui prosedur kerja dan metode yang diadaptasi dengan kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan pelaku usaha".
Hal-hal yang berkaitan dengan penyusunan PRA antara lain penyuluhan pertanian, metode, dan teknik penyuluhan menyerupai demplot, wawancara, anjangsana, pendekatan kelompok dan pendekatan individu. Penyuluh partisipatif merupakan pendekatan penyuluhan dari bawah ke atas (bottom up) untuk memperlihatkan kekuasaan kepada petani semoga sanggup mandiri, yaitu kekuasaan dalam peran, keahlian, dan sumberdaya untuk mengkaji desanya sehingga tergali potensi yang terkandung, yang sanggup diaktualkan, termasuk permasalahan yang ditemukan (Suwandi, 2006). Dengan training metode penyuluhan pertanian partisipatif, para penyuluh pertanian akan termotivasi untuk menggali keberadaan sumber info pertanian setempat yang gampang diakses oleh yang memerlukan, baik penyuluh maupun petani. Pelatihan juga akan mendorong inisiatif positif para penyuluh pertanian dan petani, melalui pendekatan partisipatif untuk mendapatkan solusi permasalahan usahatani di lapangan (BBPP Lembang, 2009).
Tabel 3. Kelebihan dan kekurangan metode penyuluhan partisipatif
Kelebihan | Kelemahan |
|
|
b) Metode penyuluhan berbasis ICT
Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian pada tahun 2010 melaksanakan model penyuluhan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat melalui cyber extension. Secara singkat sanggup dikatakan bahwa cyber extension merupakan sistem info penyuluhan pertanian melalui media internet (berbasis TIK) yang dibangun untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan dan info pertanian bagi penyuluh dalam memfasilitasi proses pembelajaran agribisnis pelaku utama dan pelaku usaha.
Sharma, Director Information Technology, Documentation & Publications National Institute of Agricultural Extension Management India, memperlihatkan istilah ihwal pemanfaatan TIK untuk penyuluhan pertanian dengan sebutan “cyber extension” (Subejo, 2008). Cyber Extension merupakan sistem info penyuluhan pertanian melalui media internet, untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan dan info pertanian bagi penyuluh dalam memfasilitasi proses pembelajaran agribisnis bagi pelaku utama dan pelaku perjuangan (Badan PPSDMP, Kementerian Pertanian 2010). Menurut Sharma (2005) Cyber Extension ialah penyuluhan melalui cyber space yaitu memakai kekuatan jaringan on-line, komunikasi komputer dan multimedia interaktif digital untuk memfasilitasi penyebarluasan teknologi pertanian. Elemen cyber extension adalah (1)E-mail; (2) Penyuluhan/penyebaran info pertanian berbasis Web; (3) Sistem interaktif dalam pengendalian hama dan penyakit; (4) Internet browsing untuk penyuluhan pertanian; (5) Video Conferencing- Static, Mobile; (6) Kisan Call Centers;(7) Satelite Communication Networks (Sharma, 2005)
Cyber Extension adalah acara yang dikembangkan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, merupakan metode penyuluhan masa depan yang dirancang dengan tujuan, sebagai berikut: (1) meningkatkan arus info dari sentra hingga tingkat petani; (2) meningkatkan penyediaan materi penyuluhan pertanian bagi penyuluh; (3) meningkatkan jalan masuk petani dalam mendapatkan informasi; dan (4) menyediakan peralatan komputer yang sanggup mengakses info Cyber Extension (Badan PPSDMP, 2010)
Tabel 4. Kelebihan dan kelemahan metode penyuluhan berbasis ICT
Kelebihan | Kelemahan |
|
|
Studi Kasus
Rekomendasi Aplikasi TIK Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Studi yang telah dilakukan oleh ENRAP di Asia Pasifik (termasuk di Indonesia) menemukan bahwa kesuksesan (efektivitas) intervensi aplikasi TIK utamanya tergantung pada dampaknya terhadap mata pencaharian dan aset mata pencaharian. Keberlanjutan (sustainability) suatu intervensi aplikasi TIK mempunyai mempunyai dua aspek penting, yaitu: kemampuan dalam melanjutkannya dalam jangka panjang dan kemampuannya untuk mengurangi sifat gampang terlukanya (vulnerabilities) dari sasaran beneficiaries. Adapun kesadaran dan akad stakeholders, ketepatan relevansi isi, penggunaan bahasa lokal dan upaya penyediaan jalan masuk terhadap intervensi TIK ialah faktor kritis lain yang penting bagi keefektivan dan kesuksesan dari suatu intervensi aplikasi ICT yang ditargetkan bagi kehidupan masyarakat perdesaan. Intervensi yang bersifat demand-driven dalam fungsinya menyerupai halnya teknologi sempurna guna (sesuai dengan yang dipilih atau diinginkan pengguna) mempunyai prevalensi kesuksesan yang lebih tinggi (ENRAP 2009).
Perkembangan TIK menyerupai komputer dan teknologi komunikasi, khususnya internet sanggup dipakai untuk menjembatani info dan pengetahuan yang tersebar di antara yang menguasai info dan yang tidak. Akses terhadap komunikasi digital membantu meningkatkan jalan masuk terhadap peluang pendidikan, meningkatkan transparansi dan efisiensi layanan pemerintah, memperbesar partisipasi secara pribadi dari ”used-to-be-silent-public” (masyarakat yang tidak bisa berpendapat) dalam proses demokrasi, meningkatkan peluang perdagangan dan pemasaran, memperbesar pemberdayaan masyarakat dengan memperlihatkan bunyi kepada kelompok yang semula tidak bersuara (perempuan) dan kelompok yang gampang diserang, membuat jaringan dan peluang pendapatan untuk wanita, jalan masuk terhadap info pengobatan untuk masyarakat yang terisolasi dan meningkatkan peluang tenaga kerja (Servaes 2007).
Leeuwis (2004) menyatakan bahwa pesan dan teknologi (inovasi) pertanian yang dipromosikan oleh biro penyuluhan sering tidak sesuai dan tidak mencukupi. Hal ini memperlihatkan implikasi bahwa info yang ditujukan pada petani dan biro penyuluh sangat terbatas lantaran beberapa faktor, di antaranya adalah: staf universitas dari disiplin yang berbeda, peneliti yang terlibat, politisi, pengambil kebijakan, agroindustri dan birokrat yang memainkan peranan dalam proses promosi penemuan pertanian tersebut. Konsekuensinya, inovasi yang terpadu hanya sanggup diperlukan muncul ketika aneka macam pemain drama (termasuk petani), yang sanggup mensugesti kecukupan pengetahuan dan teknologi, bekerjasama untuk memperbaiki kinerja kolektif. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki fungsi dari sistem pengetahuan dan info pertanian (Agricultural Knowledge and Information System–AKIS).
Sistem pengetahuan dan info pertanian sanggup berperan dalam membantu petani dengan melibatkannya secara pribadi dengan sejumlah besar kesempatan, sehingga bisa menentukan kesempatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi faktual di lapangan. Peningkatan efektivitas jejaring pertukaran info antarpelaku agribisnis terkait merupakan aspek penting untuk mewujudkan sistem pengetahuan dan info pertanian. Dengan santunan implementasi TIK serta kiprah aktif aneka macam kelembagaan terkait upaya untuk mewujudkan jaringan info penemuan bidang pertanian hingga di tingkat petani sanggup diwujudkan. Keberhasilan proses knowledge sharing penemuan pertanian sangat bergantung pada kiprah aktif dari aneka macam institusi terkait yang mempunyai fungsi menghasilkan penemuan pertanian maupun yang mempunyai fungsi untuk mengkomunikasikan penemuan pertanian.
Rekomendasi aplikasi TIK dalam mendukung pembangunan pertanian yang berkelanjutan ialah aplikasi TIK yang mendorong terjadinya knowledge sharing untuk meningkatkan fungsi sistem pengetahuan dan info pertanian. Dengan demikian, aplikasi TIK tersebut sanggup berperan dalam membantu petani dengan melibatkannya secara pribadi dengan sejumlah besar kesempatan, sehingga bisa menentukan kesempatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi faktual di lapangan. Peningkatan efektivitas jejaring pertukaran info antarpelaku agribisnis terkait merupakan aspek penting untuk mewujudkan sistem pengetahuan dan info pertanian.
Dengan santunan TIK serta kiprah aktif aneka macam kelembagaan pengetahuan terkait pertanian dan kelembagaan-kelembagaan pendukung lainnya yang berpotensi untuk bersinergi, upaya untuk mewujudkan jaringan info bidang pertanian hingga di tingkat kelompok petani sanggup diwujudkan. Keberhasilan proses knowledge sharing penemuan pertanian sangat bergantung pada kiprah aktif dari aneka macam institusi terkait yang mempunyai fungsi menghasilkan penemuan pertanian maupun yang mempunyai fungsi untuk memproses dan mengkomunikasikan penemuan pertanian berkelanjutan, khususnya penyuluh pertanian dan petani.
Berdasarkan permasalahan yang masih banyak dihadapi dalam implementasi TIK untuk mendukung pembangunan pertanian, maka aplikasi TIK sanggup dilakukan secara sedikit demi sedikit sesuai dengan kondisi kesiapan sumber daya yang ada di daerah. Aplikasi TIK diarahkan untuk mendukung percepatan jalan masuk pelaku pembangunan pertanian terhadap sumber info yang dibutuhkan sekaligus merupakan sarana untuk mempercepat proses pertukaran info antarpihak-pihak terkait dalam proses pembangunan pertanian berkelanjutan.
Analisis :
Metode penyuluhan berbasis TIK memang sangat bagus, namun jikalau melihat kondisi petani yang ada dalam menjakau jalan masuk tersebut tentu mereka masih lemah dalam mengakses TIK. Melihat keterbatasan tersebut maka aplikasi TIK perlu dimodifikasikan dengan media konvensional. Artinya info yang diperoleh malalui aplikasi teknologi informasi, contohnya internet sanggup disederhanakan dan dikemas kembali sesuai kebutuhan dan karakteristik pengguna simpulan oleh penyuluh pertanian atau fasilitator.
Sumber http://indaharitonang-fakultaspertanianunpad.blogspot.com
0 Response to "✔ Metode-Metode Penyuluhan"
Posting Komentar