✔ Pertumbuhan Ekonomi & Perubahan Perdagangan Internasional
Definisi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi ialah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Kaprikornus perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang jikalau terjadi pertumbuhan outputriil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain ialah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi jikalau ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang.
Pertumbuhan Ekonomi Dan Kenaikan Produktivitas
Sementara negara-negara miskin berpenduduk padat dan banyak hidup pada taraf batas hidup dan mengalami kesulitan menaikkannya, beberapa negara maju menyerupai Amerika Serikat dan Kanada, negara-negara Eropa Barat, Australia, Selandia Baru, dan Jepang menikmati taraf hidup tinggi dan terus bertambah.Pertambahan penduduk berarti pertambahan tenaga kerja serta berlakunya aturan Pertambahan Hasil yang Berkurang menjadikan kenaikan output semakin kecil, penurunan produk rata-rata serta penurunan taraf hidup.
Sebaliknya kenaikan jumlah barang-barang kapital, kemajuan teknologi, serta kenaikan kualitas dan keterampilan tenaga kerja cenderung mengimbangi berlakunya aturan Pertambahan Hasil yang Berkurang. Penyebab rendahnya pendapatan di negara-negara sedang berkembang ialah berlakunya aturan penambahan hasil yang semakin berkurang jawaban pertambahan penduduk sangat cepat, sementara tak ada kekuatan yang mendorong pertumbuhan ekonomi berupa pertambahan kuantitas dan kualitas sumber alam, kapital, dan kemajuan teknologi.
TEORI DAN MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI
Dalam zaman jago ekonomi klasik, menyerupai Adam Smith dalam buku karangannya yang berjudul An Inguiry into the Nature and Causes of the Wealt Nations, menganalisis lantaran berlakunya pertumbuhan ekonomidan factor yang memilih pertumbuhan ekonomi. Setelah Adam Smith, beberapa jago ekonomi klasik lainnya menyerupai Ricardo, Malthus, Stuart Mill, juga membahas persoalan perkembangan ekonomi.
A. Teori Inovasi Schum Peter
Pada teori ini menekankan pada faktor inovasi enterpreneur sebagai motor pelopor pertumbuhan ekonomi kapitalilstik. Dinamika persaingan akan mendorong hal ini.
B. Model Pertumbuhan Harrot-Domar
Teori ini menekankan konsep tingkat pertumbuhan natural. Selain kuantitas faktor produksi tenaga kerja diperhitungkan juga kenaikan efisiensi lantaran pendidikan dan latihan. Model ini sanggup memilih berapa besarnya tabungan atau investasi yang dibutuhkan untuk memelihar tingkat laju pertumbuhan ekonomi natural yaitu angka laju pertumbuhan ekonomi natural dikalikan dengan nisbah kapital-output.
C. Model Input-Output Leontief.
Model ini merupakan citra menyeluruh perihal pemikiran dan hubungan antarindustri. Dengan memakai tabel ini maka perencanaan pertumbuhan ekonomi sanggup dilakukan secara konsisten lantaran sanggup diketahui citra hubungan pemikiran input-output antarindustri. Hubungan tersebut diukur dengan koefisien input-output dan dalam jangka pendek/menengah dianggap konstan tak berubah.
D. Model Pertumbuhan Lewis
Model ini merupakan model yang khusus menerangkan kasus negara sedang berkembang banyak (padat) penduduknya. Tekanannya ialah pada perpindahan kelebihan penduduk disektor pertanian ke sektor modern kapitalis industri yang didanai dari surplus keuntungan.
E.Model Pertumbuhan Ekonomi Rostow
Model ini menekankan tinjauannya pada sejarah tahp-tahap pertumbuhan ekonomi serta ciri dan syarat masing-masing. Tahap-tahap tersebut ialah tahap masyarakat tradisional, tahap prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, tahap gerakan ke arah kedewasaan, dan balasannya tahap konsumsi tinggi.
Peran Perdagangan Internasional
Dalam konteks perekonomian terbuka perdagangan internasional dalam hal ini ialah expor dan impor dan pemikiran dana antar negara menjadi sesuatu yang tidak sanggup dinafikan peranannya dalam derma bantuan bagi pertumbuhan. Perdagangan sanggup menjadi mesin bagi pertumbuhan (trade as engine of growth, Salvatore, 2004).
Jika aktifitas perdagangan internasional ialah ekspor dan impor, maka salah satu dari komponen tersebut atau kedua-duanya sanggup menjadi motor pelopor bagi pertumbuhan
Perpindahan Faktor Produksi
Aliran kapital atau investasi aneh dari luar negeri baik oleh sector pemerintah maupun swasta aneh sanggup merupakan suplemen atau pemanis bagi perjuangan pemecahan bulat setan kemiskinan. Penanaman modal aneh banyak bergerak di sektor eksplorasi sumber alam berupa pertambangan, kehutanan, perikanan, dan juga di sektor manufacturing. Swasta aneh yang melaksanakan investasi umumnya merupakan perusahaan besar multinasional.
Indonesia mulai menetapkan kebijakan yang berupa export promotion pada awal tahun 1980-an hal ini berarti kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai motor pelopor bagi pertumbuhan.
Ketika perdagangan internasional menjadi pokok bahasan, tentunya perpindahan modal antar negara menjadi cuilan yang penting. Ketika terjadi perdagangan internasional yang berupa ekspor dan impor, akan memunculkan kemungkinan untuk memindahkan tempat produksi.
Efek Terhadap Produksi
Pedagangan luar negeri mempunyai dampak yang kompleks terhadap sector produksi di dalam negeri. Secara umum kita sanggup menyebutkan empat macam dampak yang bekerja melalui adanya:
1. Spesialisasi produksi.
2. Kenaikan “investasi surplus”
3. “Vent for Surplus”.
4. Kenaikan produktivitas.
Spesialisasi
Perdagagangan internasional mendorong masing-masing Negara kearah spesialisasi dalam produksi barang di mana Negara tersebut mempunyai keunggulan komperatifnya. Dalam kasus constant-cost, akan terjadi spesialisasi produksi yang penuh, sedangkan dalam kasus increasing-cost terjadi spesialisasi yang tidak penuh. Spesialisasi tidak membawa manfaat kepada masyarakat kecuali apabila disertai kemungkinan menukarkan hasil produksinya dengan barang-barang lain yang dibutuhkan. Spesialisasi ditambah perdagangan sanggup meningkatkan pendapatan riil masyarakat, namun spesialisasi tanpa perdagangan akan sanggup menurunkan kesejahteraan masyarakat.
Ada tiga faktor yang menciptakan spesialisasi dan perdagangan tidak selalu bermanfaat bagi suatu negara. Ketiga faktor ini berkaitan dengan kemungkinan spesialisasi produksi yang terlalu jauh, artinya adanya sektor produksi yang terlalu terpusatkan pada satu atau dua barang saja. Keadaan ini adalah:
a. Ketidakstabilan pasar luar negeri
Bayangkan suatu negara yang lantaran dorongan spesialisasi dari perdagangan, hanya memproduksi karet dan kayu. Apabila harga karet dan kayu dunia jatuh, maka perekonomian dalam negeri otomatis akan jatuh. Lain halnya apabila negara tersebut tidak hanya berspesialsasi pada kedua barang tesebut, tetapi juga memproduksi barang-barang lain baik untuk ekspor maupun untuk kebutuhan dalam negeri sendiri.
Turunnya harga dari satu atau dua barang mungkin sanggup diimbangi oleh naiknnya haga barang-barang lain. Inilah kontradiksi atau konfik antara spesialisasi dengan diversifikasi. Spesialisasi biasa meningkatkan pendapatan riil masyarakat secara maksimal, tetapi dengan resiko ketidakstabilan pendapatan tetapi dengan konsekuensi harus mengorbankan sebagian dari kenaikan pendapatan dari spesialisasi. Sekarang hampir semua negara di dunia menyadari bahwa spesialisasi yang terlalu jauh (meskipun didasarkan atas prinsip keunggulan komperatif, menyerupai yang ditunjukan oleh teori ekonomi) bukanlah keadaan yang baik. Manfaat dari diversifikasi harus pula diperhitungkan.
b. Keamanan nasional
b. Keamanan nasional
Bayangkan suatu negara hanya memproduksi satu barang, contohnya karet, dan harus mengimpor seluruh kebutuhan materi makanannya. Meskipun karet ialah cabang produksi dimana negara tersebut mempunyai keunggulan komperatif yang paling tinggi, sehingga sanggup meningkatkan CPFnya semakin mungkin, tentunya keadaan menyerupai ini tidak sehat. Seandainya terjadi perang atau apapun yang menghambat perdagangan luar negeri, dari manakah diperoleh materi kuliner bagi penduduk negara tersebut? Jelas bahwa contoh produksi menyerupai yang didiktekan oleh keunggulan komperatif tidak harus selalu diikuti apabila ternyata kelangsungan hidup negara itu sendiri sama sekali tidak terjamin.
c. Dualisme
Sejarah perdagangan internasional negara-negara sedang berkembang, terutama semasa mereka masih menjadi koloni negara-negara Eropa, ditandai oleh timbulnya sektor ekspor yang berorientasi ke pasar dunia dan yang sedikit sekali berafiliasi dengan sektor tradisional dalam negeri. Sektor ekspor seolah-olah bukan merupakan cuilan dari negeri itu, tetapi cuilan dari pasar dunia. Dalam keadaan menyerupai ini spesialisasi dan perdagangan internasional tidak memberi manfaat kepada perekonomian dalam negeri. Keadaan ini di negara-negara sedang berkembang sehabis mereka merdeka, memang sudah membuktikan perubahan. Tetapi sering belum merupakan perubahan yang fundamental. Sektor ekspor yang “modern” masih nampak belum sanggup menunjang sektor dalam negeri yang “tradisional”.
Ketiga keadaan tersebut di atas ialah peringatan bagi kita untuk tidak begitu saja dan tanpa reserve mendapatkan dalil perdagangan Neoklasik bahwa spesialisasi dan perdagangan selalu menguntungkan dalam keaadaan apapun. Tetapi di lain pihak, uraian diatas tidak merupkan bukti bahwa manfaat dari perdagangan tidaklah sanggup dipetik dalam kenyataan. Teori keunggulan komperatif masih mempunyai kebenaran dasarnya, yaitu bahwa suatu negara seyogyanya memanfaatkan keunggulan komperatifnya dan kesempatan”transformasi lewat perdagangan”. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa dalam hal-hal tertentu pertimbangan-pertimbangan lain jangan dilupakan.
Transformasi ekonomi di negara berkembang
- Pada umumnya transformasi di negara berkembang ialah transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri atau terjadinya transformasi dari sektor primer kepada sektor non primer (sekunder atau tersier).
- Seperti pada Gambar berikut ini : menggambarkan contoh perubahan bantuan sektoral terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto Regional dalam jangka panjang (Hasil study Chenary & Syrquin)
Gambar 5. Kontribusi Output dari Sektor Primer ke PDB
Pada Gambar terlihat bahwa bantuan output dari sektor primer terhadap PDB semakin mengecil sedangkan pangsa produk dari PDB sektor sekunder dan tersier mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan pendapatan nasional. Transformasi ekonomi memperlihatkan terjadinya peralihan acara ekonomi dari perekonomian tradisional ke perekonomian modern.
Sebab Munculnya teori Dependensi di Negara Berkembang
Sebagian terbesar (sekitar 80%) penduduk di negara-negara dunia ketiga tinggal di tempat perdesaan. Mereka umumnya (sekitar 66%) bekerja di sektor pertanian. Padahal sumbangan sektor pertanian terhadap produk nasional kotor (GDP) hanya 32%. Umumnya perekonomian di negara-negara yang sedang berkembang berorientasi pada produksi bahan-bahan pokok sebagai saingan dari kegiatan-kegiatan produk sekunder (industri) dan tersier (jasa). Komoditi pokok ini merupakan ekspor yang penting ke negara lain.
Dependensi (ketergantungan) merujuk kepada menggantungkan nasib secara berlebihan kepada negara lain. Teori ketergantungan memakai teori-teori ekonomi dan politik untuk menjelaskan bagaimana proses perdagangan internasional dan pembangunan domestik menciptakan sejumlah negara menjelma lebih bergantung secara ekonomi kepada negara maju.
Komoditi yang dijual negara berkembang ialah komoditi bernilai ekonomi rendah, sementara yang dijual negara maju ialah komoditas yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga terjadi ketimpangan. Belum lagi adanya perlindungan dari negara maju terhadap produk pertaniannya.
Teori Dependensi
Teori ketergantungan merujuk kepada hubungan dan jaringan antara wilayah dan ekonomi maju dan berkembang. Teori ketergantungan melihat ketertinggalan pembangunan sebagai hasil dari ketidakseimbangan hubungan kekuasaan antara negara maju yang kapitalis dengan negara miskin. Negara maju yang berkuasa mendominasi negara miskin melalui pemikiran dana yang dipinjamkannya.
Teori ketergantungan merupakan cuilan dari “model-model strukturalis internasional”, yang secara esensial memandang negara-negara dunia ketiga sebagai benda yang diatur oleh kekakuan struktur ekonomi dan institusional serta terperangkap dalam suasana ‘ketergantungan’ dan ‘dominasi’ terhadap negara-negara kaya.
Terdapat dua jalur dalam model strukturalis internasional ini yaitu model dependensi ‘neo-kolonial’ dan model ‘paradigma tiruan/palsu’.
¥ Model dependensi neo-kolonial : Eksistensi dan memelihara keterbelakangan dunia ketiga, terutama sekali terhadap evolusi historis mengenai sistem kapitalis internasional yang betul-betul tidak sama dalam hubungan negara-negara kaya dan negara-negara miskin.
¥ Model paradigma tiruan/palsu : Negara maju/donor memperlihatkan konsep-konsep yang besar, struktur teoritikal yang baik dan model-model ekonometrik yang kompleks mengenai pembangunan yang seringkali mengakibatkan kekurangsesuaian atau mengakibatkan kebijakan-kebijakan yang keliru lantaran faktor-faktor institusional dan struktural.
sumber: modul matakuliah perdagangan internasional, Agribisnis UNPAD
0 Response to "✔ Pertumbuhan Ekonomi & Perubahan Perdagangan Internasional"
Posting Komentar