iklan

✔ Teori Daya Saing, Keunggulan Komperatif, Keunggulan Kompetitf & Nilai Tambah

1.                  Teori Merkantilisme
Merkantilisme yaitu suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting. Ajaran merkantilisme secara umum dikuasai sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada awal periode modern (dari masa ke-16 hingga ke-18, era dimana kesadaran bernegara sudah mulai timbul) (Thomas Mun).
Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam mengatur perekonomiannya yang alhasil pada zaman ini pula sistem kapitalisme mulai lahir. Kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme alhasil mendorong terjadinya banyak peperangan dikalangan negara Eropa dan era imperialisme Eropa alhasil dimulai. Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada selesai masa ke-18, seiring dengan munculnya teori ekonomi gres yang diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations, ‘menyerang’ merkantilist yang menerapkan zero sum game (keuntungan suatu negara berarti kerugian untuk negara lain). Ketika itu sistem ekonomi gres diadopsi oleh Inggris, yang notabene ketika itu yaitu negara industri terbesar di dunia.

Pandangan Aliran Merkantilisme ihwal Perdagangan Internasional
Merkantilisme pada prinsipnya merupakan suatu paham yang menganggap bahwa penimbunan uang, atau logam mulia yang akan ditempa menjadi uang emas ataupun perak haruslah dijadikan tujuan utama kebijakan nasional. Pada ketika merkantilisme lahir, sistem masyarakat pada ketika itu menurut feodalisme. Sistem feodal intinya menanggapi kebutuhan penduduk akan perlindungan  terhadap gangguan perampok. Jaminan keselamatan tersebut diberikan oleh para raja terhadap para bangsawan, kerabat, dan bawahannya. Sistem inilah yang melahirkan tuan tanah, bangsawan, kaum petani, dan para vassal yaitu raja-raja kecil yang diharuskan untuk membayar upeti terhadap raja besar. Ketika merkantilisme mulai berkembang, sistem feodalisme yang lama bertahap mulai terkikis, hak-hak istimewa yang dimiliki oleh para tuan tanah dan para aristokrat mulai dihapus, lapisan-lapisan sosial yang menempel pada sistem feodal mulai dihilangkan, cara produksi dan distribusi gaya feodal pun mulai ditinggalkan.

2.                  Teori Klasik
Ø    Absolut Advantage (Adam Smith)
Adam Smith mengajukan teori perdagangan internasional yang dikenal dengan teori keunggulan absolut. Ia beropini bahwa bila suatu negara menghendaki adanya persaingan, perdagangan bebas dan spesialisasi di dalam negeri, maka hal yang sama juga dikehendaki dalam hubungan antar bangsa. Karena hal itu ia mengusulkan bahwa sebaiknya semua negara lebih baik berspesialisasi dalam komoditi-komoditi di mana ia mempunyai keunggulan yang otoriter dan mengimpor saja komoditi-komoditi lainnya.Contoh :
Kebutuhan Tenaga Kerja yang diharapkan untuk memproduksi 1 Unit
(Bagi Komoditi X & Y)
                      Negara

Komoditas
Amerika (US)
Inggris (UK)
X
4
2
Y
2
4
Total
6
6
Total Output Sebelum dan Sesudah ada perdagangan
                      Negara

Komoditas
US
UK
Total Output
Sebelum Spesialisasi
X
 1
1
2
Y
1
1
2
Setelah Spesialisasi
X
0
3
3
Y
3
0
3
Dari tabel diatas nampak3bahwa US lebih efisien dalam memproduksi komoditas Y sedang UK dalam produksi Komoditas X. Keadaan demikian ini sanggup dikatakan bahwa US mempunyai absolute advantage pada produksi Y dan UK mempunyai absolute advantage pada produksi X. Dikatakan absolute advantage lantaran masing-masing negara sanggup menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara otoriter lebih rendah dari negara lain.
Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling mempunyai keunggulan otoriter yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang mempunyai keunggulan otoriter maka perdagangan internasional tidak akan terjadi lantaran tidak ada keuntungan.
Ø    Comparative Advantage (JS Mill dan David Ricardo)
Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang mempunyai comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative advantage (suatu barang yang sanggup dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar).
Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh  :
Kebutuhan Tenaga Kerja yang diharapkan untuk memproduksi 1 Unit ( X & Y)
                      Negara

Komoditas
Amerika (US)
Inggris (UK)
X
4
6
Y
2
12
Total
6
18
Total Output Sebelum dan Sesudah ada perdagangan
                      Negara

Komoditas
US
UK
Total Output
Sebelum Spesialisasi
X
 1
1
2
Y
1
1
2
Setelah Spesialisasi
X
0
3
3
Y
3
0
3


Ø    Oportunity Cost & Comparative Advantage
Oportunitiy cost untuk memproduksi komoditi X & Y
                      Negara

Komoditas
US
UK
Total Output
X
2
½
3
Y
½
2
3

Komoditas
Biaya Produksi dalam TK
Biaya untuk memperoleh X atau Y melalui perdagangan dalam TK
X
4
20
Y
2
4/10

Komoditas
Koefisien untuk Produksi Langsung
Biaya untuk memperoleh X atau Y melalui perdagangan dalam TK
X
4
½
Y
2
16

Menurut teori ini perdagangan antara US dengan UK tidak akan timbul lantaran absolute advantage untuk produksi X dan Y ada pada US semua. Tetapi yang penting bukan absolute advantagenya tetapi comparative advantagenya. Kelebihan untuk teori comparative advantage ini yaitu sanggup mengambarkan berapa nilai tukar dan berapa laba lantaran pertukaran dimana kedua hal ini tidak sanggup diterangkan oleh teori absolute advantage.

3.                  Teori Modern
Ø    Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang memakai faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif.
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melaksanakan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut mempunyai keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
1.                  Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.
2.                  Faktor intensity, yaitu teksnologi yang dipakai didalam proses produksi, apakah labor  intensity atau capital intensity.
Analisis teori H-O :
a)                  Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara
b)                  Comparative advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya.
c)                  Masing-masing negara akan cenderung melaksanakan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu lantaran negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya
d)                 Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu lantaran negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya.
Kelemahan dari teori H-O yaitu bila jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
Ø    Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang penggerak utama dalam analisis input-output matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks Leontief.
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan hebat ekonomi perdagangan ternyata paradox liontief tersebut sanggup terjadi lantaran empat lantaran utama yaitu :
a.                   Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b.                  Tariff and Non tariff barrier
c.                   Pebedaan dalam skill dan human capital
d.                  Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelebihan dari teori ini yaitu bila suatu negara mempunyai banyak tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya bila suatu negara kurang mempunyai tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.

Ø    Keunggulan Kompetitif secara umum (model daya saing internasional ME Porter dan Model 9 Faktor Dong Sung Cho)

Teori Porter ihwal daya saing berangkat dari keyakinannya bahwa teori ekonomi klasik yang menjelaskan ihwal keunggulan komparatif tidak mencukupi, atau bahkan tidak tepat. Menurut Porter, suatu negara memperoleh keunggulan daya saing bila perusahaan (yang ada di negara tersebut) kompetitif. Daya saing suatu negara ditentukan oleh kemampuan industri melaksanakan penemuan dan meningkatkan kemampuannya. Porter memperlihatkan Diamond Model sebagai tool of analysis sekaligus kerangka dalam membangun resep memperkuat daya saing.


Dalam perjalanan waktu, diamond model-nya Porter tak urung menuai kritik dari aneka macam kalangan. Pada kenyataannya, ada beberapa aspek yang tidak termasuk dalam persamaan Porter ini, salah satunya yaitu bahwa model diamond dibangun dari studi kasus di sepuluh negara maju, sehingga tidak terlalu sempurna bila dipakai untuk menganalisis negara – negara sedang membangun. Selain itu, meningkatnya kompleksitas tanggapan globalisasi, serta perubahan sistem perekonomian mengikuti perubahan rezim politik, menyebabkan model diamond Porter hanya layak sebagai pioner dan contoh pertama dalam kancah studi membangun daya saing negara.
Model 9 faktor Dong Sung Cho (Daya Saing Internasional)
Dung Cho menjelaskan bahwa model Berlian Porter kurang bias mengambarkan beberapa industry yang ada di Korea Selatan. Dung Cho menjelaskan bahwa kita membutukan model yang bias menjelaskan pada kita semua, bukan berapa sumberdaya yang dimiliki sebuah Negara tetapi siapa yang bisa membuat sumberdaya dan kapan seharusnya setiap sumberdaya itu diciptakan.



Tabel Evolusi Teori Daya Saing
Teori Dasar
Konsep Utama
Mekanisme
Ekonomi Politik Klasik
Adam Smith (1776)
David Ricardo (1817)
John Stuart Mills (1848)
John Stuart Mills (1873)

Pasar/produktivitas
Keunggulan komparatif
Industri bayi
Politik proteksi

Spesialisasi, kompetisi
Perdagangan internasional
Belajar sambil berjalan
Distribusi pendapatan
Ekonomi Neoklasik
Ricardian (awal Abad 19)
Heckscher-Ohlin 1919, 1933)
Ricardo-Viner (1937)
Heckscher-Ohlin-Samuelsen (1962)
Salter Swan (1959)

Efisiensi teknis
Intensitas faklor produksi
Faktor spesifik
Demand dari konsumen
Nilai tukar

Satu sumberdaya utama
Lebih dari satu sumberdaya
Faktor industri spesifik
Preferensi produk
Barang non-tradables, inflasi
Tantangan Keunggulan Komparatif
Prebisch/Singer (1950)
Albert Hirschman (1958)
New Trade Theory (1970an)
Bella Balassa (1977)
Michael Porter (1990)


Substitusi impor
Strategi pembangunan
Kebijakan strategis
RCA-Keunggulan kompetitif
Keunggulan kompetitif


Acuan perdagangan eksternal
Keterkaitan antar-industri
Perbaikan rente, eksternalitas
Kinerja perdagangan komoditas
Kreasi faktor, demand signal
Sumber: Masters, 1995

sumber: modul matakuliah perdagangan internasional, Agribisnis UNPAD 


Sumber http://indaharitonang-fakultaspertanianunpad.blogspot.com

0 Response to "✔ Teori Daya Saing, Keunggulan Komperatif, Keunggulan Kompetitf & Nilai Tambah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel