iklan

✔ Pengalaman India Dengan Demokrasi Dan Kelaparan


STUDI KASUS
Maju Setelah Melucuti “Model Nehru” (Kompas, Rabu, 6 Desember 2006), menggambarkan dan mengkritisi imbas kebijakan ekonomi Model Nehru terhadap perkembangan ekonomi India.
Sistem ekonomi Model Nehru yang mengandalkan tugas perusahaan negara dan menolak tugas pemodal aneh serta kontrol ketat pemerintah terhadap tugas swasta domestik yang dianut India semenjak merdeka tahun 1947 sampai tahun 1991 ini tidak sanggup memperbaiki keadaan ekonomi India secara menyeluruh. Sebaliknya, model ini telah menunjukkan kemandegan perkembangan ekonomi India.

Sebagai bukti dituliskan di dalam artikel, “Salah satu dampak negatif model itu yaitu munculnya dilema birokrasi. Proses perizinan menjadi sumber rezeki. Muncul perilaku pejabat yang pilih kasih. Akibatnya, pembangunan ekonomi telantar dan taruhannya yaitu nasib ratusan juta warga.”
 Memang benar bahwa selama kurang lebih 44 tahun India menganut sistem ekonomi model Nehru, rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi India tidak lebih dari 4 persen tiap tahunnya, satu angka pertumbuhan yang cukup memprihatinkan bagi sebuah negara besar yang sedang berkembang ibarat India.

Setelah terjadi perubahan kebijakan ekonomi pada tahun 1991 dimana India mengalihkan pola pembangunan ekonomi menurut kekuatan pasar dan sentuhan investasi asing, pertumbuhan ekonominya meloncat tajam, sekitar 6.2 persen sampai tahun 2004 dan India menempati posisi keempat dunia dalam hal pertumbuhan ekonomin dibawah Cina, Vietnam dan Mozambique. Lebih menakjubkan lagi, untuk sepuluh tahun kedepan, India menargetkan tingkat pertumbuhan ekonomi diatas 8 persen.
India selama menganut model Nehru yaitu acara ekonomi tanpa jiwa yang
diiringi dengan sejarah kelaparan massal dan perang dengan negara tetangga.”
Benar bahwa perkembangan teknologi industri India dan industri perfilman Bollywood patut diacungi jempol. Perang dengan dua negara tetangganya, Cina dan Pakistan, juga benar telah mewarnai sejarah India merdeka. Tetapi menyampaikan bahwa selama India merdeka telah terjadi kelaparan massal yaitu sebuah pernyataan yang menarik untuk dikritisi.
Benarkah bahwa sehabis India “bangun dari tidur yang panjang untuk menyambut kesepakatan atas takdir mereka” telah terjadi tragedi kelaparan massal alasannya yaitu sistem ekonomi Model Nehru?

Mengutip goresan pena dibuku Prof. Amartya Sen, seorang ekonom India peraih Hadiah Nobel bidang ekonomi, yang berjudul “Democracy as Freedom”, bahwa “selama sejarah India merdeka, dikala demokrasi telah menjadi bab tak terpisahkan dari tata kehidupan masyarakat, tidak pernah terjadi tragedi kelaparan besar di India.”
Tetapi sebaliknya, dikala selama 90 tahun India berada dibawah kekuasan Kerajaan Inggris (Victoria/Edward VII/George V/George VI – 1857 – 1947), terdapat kurang lebih 30 kali kejadian tragedi kelaparan massal yang menimpa India. Bencana besar kelaparan yang terakhir terjadi dimasa itu yaitu pada tahun 1943 di tempat Benggala, Orissa dan Mysore yang dikenal dengan sebutan “Bengal Famine”. Lebih kurang lima juta rakyat India meninggal alasannya yaitu kelaparan. Dan bahwa bahu-membahu tragedi kelaparan ini yaitu tanggapan ulah insan semata dan sanggup dihindari yaitu satu hal yang menyedihkan.
Karena India menganut tata kehidupan demokrasi maka ancaman tragedi kelaparan massal ibarat yang terjadi dimasa pemerintah kolonial Inggris sanggup dihindarkan. Karena pemerintah didalam sebuah demokrasi “harus memenangkan pemilu dan menghadapi kritik dan tekanan dari publik, dan pemerintah yang ibarat ini memiliki rasa tanggung jawab yang berpengaruh untuk menghindari tragedi kelaparan dan tragedi lainnya.”

Makara meskipun benar bahwa di India semuanya tidak indah ibarat didalam film-film Bollywood dan bahwa sebagian besar rakyat India masih hidup di bawah norma-norma ekonomi yang standar tetapi apabila dikatakan bahwa tragedi kelaparan massal telah menjadi bab integral sejarah India yang merdeka yaitu satu hal yang tidak sepenuhnya benar.

Disisi lain, seorang ilmuwan politik asal India yang mengajar di Universitas Oslo berjulukan Dan Banik menyampaikan bahwa di India telah terjadi insiden-insiden yang bekerjasama dengan krisis masakan dalam skala besar. Meskipun hal ini tidak serta merta menjadikan tragedi kelaparan massal, tetapi keadaan ini telah menjadikan banyak rakyat yang meninggal alasannya yaitu lapar. Mungkin ini yang mendasari klaim Simon Saragih bahwa kelaparan massal telah terjadi di India yang merdeka.
Tanpa memungkiri terjadinya kejadian rakyat India yang mati alasannya yaitu kelaparan, tidaklah benar sepenuhnya apabila lalu dikatakan bahwa kelaparan massal menjadi bab integral sejarah India dikarenakan oleh sistem ekonomi Model Nehru.
Lebih lanjut, mengacu kepada pendapat Amarty Sen, sistem demokrasi yang dianut India telah membantu pemerintah India menghindari tragedi kelaparan massal. Tekanan dan kritik dari publik atas kebijakan pemerintah didalam sebuah demokrasi menjadi pengontrol yang baik atas kebijakan-kebijakan pemerintah.

Meskipun teori yang menghubungkan antara demokrasi dan kelaparan ini banyak menuai
kritik dan bahwa demokrasi di India masih termasuk didalam kategori “flawed democracy”, tetapi kenyataan sejarah India yang berhasil menghindari ancaman kelaparan massal sebagaimana terjadi dimasa pemerintahan kolonial Inggris sanggup kita jadikan sebagai sebuah pertimbangan. Lebih dari itu, pengalaman India ini juga juga sanggup menjadi teladan bagi negara-negara demokrasi gres ibarat Indonesia untuk lebih sanggup memanfaatkan demokrasi demi kepentingan rakyat banyak.

Sumber http://indaharitonang-fakultaspertanianunpad.blogspot.com

0 Response to "✔ Pengalaman India Dengan Demokrasi Dan Kelaparan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel