✔ Teori Nebula, Planetesimal, Pasang, Lyttleton Dan Awan Abu – Penjelasan, Penggerak Dan Gambar
Tata surya atau sistem matahari ialah suatu sistem yang terdapat di jagat raya terdiri atas matahari sebagai pusatnya, planet-planet (termasuk Planet Bumi), satelit-satelit (misalnya bulan), asteroid, komet, meteor, debu, kabut, dan benda-benda lainnya sebagai anggota dari tata surya yang beredar mengelilingi pusatnya, yakni matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing.
Bagaimana Matahari, planet, dan satelit yang bekerja secara teratur dalam Tata Surya ini terjadi? Pertanyaan inilah yang menggelayuti pikiran insan dan hingga kini pun belum diperoleh jawaban yang benar-benar memuaskan.
Meskipun demikian, kita patut menghargai para jago yang dengan tekun melaksanakan penelitian dengan pengamatan dan percobaan untuk mengungkap misteri pembentukan Tata Surya. Usaha para jago tersebut menghasilkan beberapa teori. Berikut ini ialah teori-teori wacana pembentukan Tata Surya.
#1 Teori Nebula
Teori ini menyampaikan bahwa anggota keluarga Tata Surya pada awalnya berbentuk massa gas raksasa yang bercahaya dan berputar perlahan-lahan. Massa ini berangsur-angsur mendingin, mengecil, dan mendekati bentuk bola. Rotasi massa ini semakin usang semakin tinggi. Akibatnya, bab tengah massa itu menggelembung.
Akhirnya, bundar materi itu terlempar keluar. Lingkaran ini mendingin, mengecil, dan balasannya menjadi planet. Planet ini tetap mengorbit mengelilingi inti massa. Lalu, bundar lain terlempar dan terlempar lagi dari sentra massa dan menjadi seluruh planet, termasuk Bumi.
Akhirnya, semua planet terbentuk. Pusat massa menjadi matahari kita. Selanjutnya, planet-planet itu juga melemparkan massa keluar angkasa dan bermetamorfosis satelit atau bulan.
Siapakah Pencetus Teori Nebula? |
Teori Nebula muncul pada kurun XVIII. Teori ini diawali dengan pendapat seorang filsuf Jerman berjulukan Immanuel Kant. Ia beropini bahwa Sistem Tata Surya terbentuk dari suatu nebula, yaitu kabut tipis yang sangat luas. Teori ini diperkuat oleh Marquis de Laplace (Piere Simon), seorang astronom Prancis. Ia mengajukan teori yang merupakan klarifikasi pendapat Kant, meskipun Laplace sendiri tidak mengetahui dukungan anutan Kant. Oleh alasannya ialah itu, teori Nebula ini dikenal pula dengan teori Kant-Laplace. |
#2 Teori Planetesimal
Teori ini menyatakan bahwa suatu dikala sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada akrab sekali dengan matahari. Daya tarik bintang ini sangat besar sehingga menimbulkan pasang di bab gas panas matahari. Akibatnya, massa gas terlempar dari Matahari dan mulai mengorbit.
Karena daya tarik matahari, massa gas itu tertahan dan bergerak mengelilingi Matahari. Ketika massa gas menjadi dingin, bentuknya bermetamorfosis cairan lalu memadat. Akhirnya, massa gas itu menjadi planet yang ada sekarang, termasuk Bumi kita.
Siapakah Pencetus Teori Planetesimal? |
Sekitar tahun 1900, seorang astronom berjulukan Forest Ray Moulton dan spesialis geologi berjulukan T.C. Chamberlain dari Universitas Chicago mengemukakan teori gres yang mereka namakan teori Planetesimal. Planetesimal ialah suatu benda padat kecil yang mengelilingi suatu inti yang bersifat gas. Teori ini agaknya didasarkan pada kenyataan bahwa beberapa bintang di langit tidak pernah berhenti bergerak. Suatu dikala bintang yang bergerak itu melintas sangat akrab dengan Matahari. Karena gaya gravitasi, terjadi gaya tarik-menarik antara Matahari dan bintang yang melintas tersebut sehingga terjadi pasang. Planet yang terbentuk akhir pasang ini boleh jadi ada yang mengikuti bintang yang lewat tersebut. |
#3 Teori Pasang
Teori ini juga didasarkan atas inspirasi benturan. Teori ini menyampaikan bahwa planet-planet terbentuk eksklusif oleh gas orisinil matahari yang tertarik oleh sebuah bintang yang melintas di dekatnya. Jadi, teori ini awalnya hampir sama dengan teori Planetesimal. Perbedaannya bahwa pada teori ini planet tidak terbentuk oleh planetesimal.
Menurut teori ini, dikala bintang mendekat atau bahkan menyerempet Matahari, tarikan gravitasinya menyedot filamen gas yang berbentuk cerutu panjang. Filamen yang membesar di bab tengahnya dan mengecil di kedua ujungnya, filamen inilah balasannya yang membentuk sebuah planet.
Siapakah Pencetus Teori Pasang? |
Pada tahun 1918, Sir James Jeans dan Sir Harold Jeffreys dari Inggris menyusun suatu teori yang dinamakan teori Pasang. Teori ini juga didasarkan atas inspirasi benturan. Berbeda dengan Moulton dan Chamberlain, kedua ilmuwan itu tidak percaya bahwa planet berasal dari sejumlah benda alam kecil-kecil atau planetesimal. Mereka beropini bahwa planet itu eksklusif terbentuk dari massa gas orisinil yang ditarik dari matahari oleh bintang yang lewat. Dalam bayangan Jeans dan Jeffreys, kelahiran Tata Surya merupakan insiden langka. Peristiwa itu terjadi dikala Matahari nyaris bersinggungan dengan sebuah bintang. Lidah Matahari yang berbentuk cerutu, merupakan klarifikasi yang masuk nalar mengapa ukuran planet berbeda-beda. |
#4 Teori Lyttleton
Teori ini menyampaikan bahwa Matahari mulanya berupa bintang kembar yang mengelilingi sebuah medan gravitasi. Sebuah bintang menabrak salah satu bintang kembar dan mungkin menghancurkannya. Bintang yang hancur itu bermetamorfosis massa gas yang berputar-putar. Karena terus berputar, gas ini menjadi cuek dan terbentuklah planet.
Adapun bintang yang bertahan, menjadi Matahari kita. Karena kekuatan gravitasinya, Matahari menahan planet yang terbentuk dan beredar berdasarkan lintasannya sekarang. Jadi, jelaslah bahwa teori ini juga didasarkan atas inspirasi benturan.
Siapakah Pencetus Teori Lyttleton? |
Teori ini dinamakan sesuai dengan nama pencetusnya, yaitu R.A. Lyttleton. Ia ialah seorang astronom. Teori ini merupakan modifikasi dari teori benturan yang telah ada sebelumnya. Dalam beberapa hal, teori ini memperlihatkan klarifikasi yang lebih baik wacana asal Tata Surya berdasarkan teori benturan. |
#5 Teori Awan Debu
Teori ini mengatakan, bahwa calon Tata Surya semula merupakan awan yang sangat luas. Awan yang terdiri atas debu dan gas kosmos itu diperkirakan berbentuk menyerupai sebuah piring. Ketidakteraturan dalam awan itu menimbulkan terjadinya perputaran. Debu dan gas yang berputar berkumpul menjadi satu.
Sementara debu dan gas itu terus berputar, hilanglah awannya. Partikel-partikel debu yang keras saling berbenturan, melekat, dan lalu menjadi planet. Berbagai gas yang terdapat di tengah awan berkembang menjadi matahari.
Siapakah Pencetus Teori Awan Debu? |
Teori ini diperkenalkan oleh astronom Amerika Serikat Fred L. Whippel. Jika ditinjau dari prosesnya, teori ini menyerupai pengembangan dari teori Nebula. Teori yang sama dikemukakan oleh astronom Inggris yaitu Fred Hoyle dan astronom Swedia Hannes Alven. Menurut mereka pada mulanya Matahari berputar dengan cepat dengan piringan gas di sekelilingnya. Berdasarkan penelitian kini Matahari berputar kira-kira satu kali dalam 27 hari. Perhitungan mutakhir memperlihatkan bahwa Matahari primitif berputar lebih cepat yang memungkinkan terlemparnya materi yang lalu membentuk planet. Inilah bukti yang menguatkan teori ini. |
Teori-teori di atas hanyalah sedikit dari banyak teori yang telah diajukan para jago wacana terjadinya Bumi. Tidak satu pun di antara teori tersebut yang dianggap benar-benar memuaskan dan sanggup diterima secara luas oleh seluruh dunia. Masing-masing teori ini memiliki kelebihan dan kelemahan.
Namun demikian, kau harus mengetahui bahwa teori-teori tersebut dikemukakan berdasarkan penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang matang. Kamu harus menghargai buah pikiran mereka.
Sumber http://blogmipa-geografi.blogspot.com
0 Response to "✔ Teori Nebula, Planetesimal, Pasang, Lyttleton Dan Awan Abu – Penjelasan, Penggerak Dan Gambar"
Posting Komentar