iklan

✔ Jenis - Jenis Permasalahan Anak Bimbing Di Sekolah

Apakah Anda khawatir bahwa anak Anda menolak untuk pergi ke sekolah, atau cemas atau berperilaku jelek di sekolah? Apakah Anda perlu tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya? Kali ini saya  ingin membantu memperlihatkan soluti tengang problem yang di hadapi di Sekolah untuk membantu dan mendukung Anda.

Kami telah mengumpulkan info ihwal problem di sekolah, terutama bagi orang renta dan wali, dengan banyak link ke organisasi yang sanggup membantu. Kami juga di sini untuk mendengarkan. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang dalam keyakinan ihwal kekhawatiran Anda, Anda sanggup menghubungi Helpline YoungMinds orang renta secara gratis. Anda sanggup memanggil, email atau chatting dengan kami secara online - apa pun yang cocok untuk anda.

Seperti diuraikan di atas bahwa anak didik yaitu individu yang senantiasa tumbuh dan berkembang, dengan demikian, permasalahan yang terjadi pada diri si anak akan bermacam – macam sesuai dengan taraf pertumbuhan dan perkembangan nya, berikut ini akan di uraikan beberapa permasalahan yang sering dihadapi anak didik disekolah.

ANAK DIDIK DISEKOLAH BANDEL

1.Masuk Sekolah Tidak Teratur

Masuk sekolah tidak teratur merupakan suatu problem yang sangat besar pengaruhnya dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, alasannya yaitu akan menjadikan anak didik ketinggalan dalam pelajaran. Sehubungan dengan masuk sekolah tidak teratur itu, Kartono (1985 : 77) mengemukakan sebagai berikut :
“Kehadiran yang tidak teratur merupakan problema besar disekolah-sekolah pada masa kini. Ketidak hadiran ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor dari luar atau dari dalam diri siswa. Namun, bagaimanapun jawaban dari ketidak hadiran itu sanggup diperkirakan. Guru tidak sanggup mengajarkan murid yang tidak ada di sekolah. Betapapun banyaknya murid yang berguru di luar sekolah, dia tetap tidak memiliki pengalaman bersama dengan teman-teman lain dikelas”.
Berdasarkan kutipan tersebut sanggup disimpulkan bahwa problem ketidak hadiran atau masuk sekolah tidak teratur yaitu problem yang sangat fundamental ketika ini tersebut disebabkan oleh faktor lingkungan atau dari dalam diri anak didik itu sendiri.

Ketidak hadiran atau masuk sekolah tidak teratur adakala disebabkan oleh orang renta (keluarga) anak didik itu sendiri. Artinya sebab-sebab itu berasal dari keluarga. Sehubungan dengan sebab-sebab itu berasal dari keluarga itu, Kartono, (1985 : 79) menjelaskan sebagai berikut :

“Barangkali sering dari yang kita duga, anak didik tidak diizinkan masuk sekolah oleh orang tua. Dalam beberapa hal tertentu agaknya hal ini merupakan satu-satunya cara bagi keluarga untuk mengatasi krisis-krisis yang timbul dalam keluarga. Apabila dalam keluarga tidak ada orang remaja waktu belum dewasa ada di sekolah, maka kalau salah seorang anak yang sakit, kakaknya pria atau  wanita harus tinggal di rumah untuk merawat si sakit. Kadang-kadang rasa tanggung jawab anak terhadap anggota keluarganya menimbulkan dia tidak masuk sekolah”.

Kutipan tersebut menerangkan bahwa sikap orang renta terhadap pendidikan (sekolah) sangat besar lengan berkuasa besar pada anak. Apabila orang renta tidak melihat pentingnya anak masuk sekolah atau menganggap bahwa bersekolah hanya membuang-buang waktu saja, atau  juga kalau mereka menambahkan perasaan pada anak bahwa dia tidak akan berhasil maka anak itu akan berkurang semangatnya untuk bersekolah.

Di samping faktor keluarga atau orang renta dilingkungan, sering ketidak hadiran anak bersumber dari dirinya sendiri, contohnya si anak takut akan gagal, dia tidak tahan merasa gagal, malu, merasa tidak berharga, dicemooh sahabat sebagai jawaban dari kegagalan itu, oleh lantaran itu dia akan keluar dari kelas (membolos) dan akan berkata, “saya tidak masuk lantaran sakit”.

Anak yang masuk sekolah tidak teratur bukan saja ketinggalan dalam pelajaran, melainkan lebih dari itu, dia akan gagal dalam pelajaran itu. Oleh lantaran itu problem ini dihentikan diremehkan.

2. Pelanggaran Disiplin

Masalah disiplin, terutama sekali disiplin di sekolah merupakan suatu problem dalam berguru yang perlu menerima perhatian serius, terutama dari kalangan pendidikan lantaran pelanggaran disiplin ini sanggup mengganggu kelancaran proses berguru mengajar. Seorang guru mustahil memperlihatkan pelajaran dengan baik kalau tidak ada keterlibatan di dalam kelas. Begitu pula sebaliknya, anak didik mustahil sanggup mendapatkan pelajaran dengan baik apabila ketetiban tidak diciptakan bersama-sama.

Dengan demikian, semoga disiplin sekolah sanggup ditegakkan, biasanya diharapkan peraturan-peraturan. Tujuannya yaitu menjamin lancarnya proses berguru mengajar disekolah. Oleh lantaran itu setiap guru harus bisa membuat disiplin yang mantap di dalam kelas. Namun, meskipun guru telah berusaha menegakkan disiplin itu, tetapi adakala anak didik melanggarnya. Pelanggaran ini sanggup disebabkan oleh temannya, kiprah sekolahnya, dan kebutuhan pribadinya.

3.  Kebiasaan (Menyontek)

Apabila diberikan kesempatan, mungkin lebih dari 80% anak didik disekolah akan berusaha (menyontek) melalui majemuk cara. Sebenarnya problem ini problem kecil saja, tetapi kalau dilihat kesudahannya sangat besar terutama sekali terhadap perkembangan sianak. Sianak bukan saja tidak mengerti ihwal apa yang dibuatnya, melainkan juga akan membawanya kepada perbuatan malas dan tidak percaya pada diri sendiri. Perbuatan menyontek disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
  1. Karena adanya tekanan terlalu besar yang diberikan kepada “hasil studi” berupa angka atau nilai yang diperoleh anak dalam tes ulangan, ujian dan sebagainya. Anak yang menerima angka tinggi memiliki masa depan yang lebih baik dari pada yang rendah. Kemungkinan untuk masuk sekolah lanjutan lebih besar dan penghargaan dari guru, orang renta terhadap anak yang berhasil dengan angka tinggi tentu mendorong anak untuk memperoleh nilai tersebut, walaupun dengan cara tidak benar menyerupai menyontek.
  2. Karena pendidikan moral, baik di rumah maupun di sekolah yang kurang diterapkan kepada anak didik, sehingga kemampuan untuk membedakan antara tindakan yang benar dan yang salah kurang dikembangkan. Sifat jujur, taat, harga diri, tanggung jawab dan lain-lain hanya sanggup dikembangkan kalau anak didik melihat sendiri kejujuran, kesetiaan dan sikap bertanggung jawab di dalam kehidupan orang tua, guru dan teman-teman yang lebih tua.
  3. Karena anak didik yang memandang bahwa menyontek itu sebagai kesempatan untuk melanggar peraturan sekolah atau tata tertib di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa menyontek merupakan satu problem dalam berguru yang sanggup mengganggu aktivitas berguru dan perkembangan anak didik. Oleh lantaran itu, problem ini perlu menerima perhatian guru.

Sumber http://lamno-style.blogspot.com

0 Response to "✔ Jenis - Jenis Permasalahan Anak Bimbing Di Sekolah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel