iklan

Pengertian Pendapatan Rumah Tangga

Menurut Afrida (2003:225) : Pendapatan rumah tangga ialah penghasilan dari seluruh anggota keluarga yang disambungkan untuk memenuhi kebutuhan bersama ataupun perorangan dalah rumah tangga. Sedangkan berdasarkan Junandar (2004:147) pendapatan rumah tangga ialah pendapatan/penghasilan yang diterima oleh rumah tangga bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan anggota-anggota rumah tangga. Berdasarkan defenisi pengertian diatas sanggup disimpulkan bahwa pendapatan rumah tangga ialah pendapatan yang diperoleh dari seluruh anggota rumah tangga keluarga baik yang berasal dari kepala keluarga atau seluruh anggota keluarga. 2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Home Industry Teori berdasarkan Milton Friedmen dan Franco Modiglini (1980) ada beberapa faktor dalam peningkatan pendapatan yaitu:

1. Teori Investasi dari Masbah Klasik
2. Teori Tabungan dari Milton Friedmen
3. Teori Konsumsi dari Franco Modiglini

Teori konsumsi Milton Friedmen populer dengan teori konsumsi hipotesis pendapatan permanen (Permanent Income Hypothesis - PIH). Dalam pengertian yang lebih sederhana pendapatan permanen maksudnya ialah konsumsi yang relatif tetap yang sanggup dipertahankan sepanjang hidup. Sejatinya Friedmen  memiliki pandangan bahwa pendapatan transitoris ialah pendapatan tidak tetap dan tidak dipastikan jumlah di masa yang akan datang. Teori konsumsi dan Modigliani intinya dikembangkan oleh 3 orang yaitu Alberto Ando, Ricahrd Brumberg dan Franco Modigliani, akan tetapi yang mendapat penghargaan Nobel hanyalah Modigliani alasannya salah satu teori konsumsinya yang populer atau dikenal dengan nama “Hipotesis Daur Hidup” (Life Cycle Hypothesis) yang menyatakan bahwa konsumsi seseorang selain dari pendapatannya, juga tergantung pada kekayaan, hal mana kekayaan ini didapat dari penyisihan pendapatan yang tidak dikonsumsi, yaitu tabungan dan dari kekayaan warisan/turun-temurun. Tabungan ini bisa saja menjadi investasi sehingga menghasilkan aktiva contohnya tabungan mendapat bunga dan pengambilan tabungan untuk investasi. 2.3.3 Investasi Pada dasarnya investasi didefinisikan sebagai semua pengeluaran pada barang-barang kapital rill. Akan tetapi, dalam bahasa sehari-hari investasi juga mencangkup pembelian aktiva. Secara umum pengeluaran investasi berkaitan dengan pengelolahan sember daya yang ada dikala ini untuk diperoleh penggunaan atau manfaat pada dikala yang akan datang. (Waluyo,2007:77) Menurut Masbah Klasik (1980), investasi tetap bisnis oleh perusahaan menyesuaikan jumlah barang dan modal mereka terhadap tingkat yang diinginkan. Jika semakin besar output yang dibutuhkan maka jumlah barang modal yang diinginkan juga akan semakin besar, demikian juga sebaliknya.


Tabungan 
Pengertian tabungan berdasarkan Undang-undang pokok perbankan No. 10 tahun 1998, pasal 1 tabungan di definisikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya sanggup dilakukan berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak sanggup ditarik dengan memakai Cek, Bilyet Giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.  

1. Kekayaan yang terkumpul diakses tanggal 13/12/2015 16:22 Keynes dalam bukunya Kotler (2009) beropini bahwa pengeluaran untuk konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan. Semakin tinggi pendapatan menjadikan semakin tinggi teladan tingkat konsumsi tinggi pendapatan, semakin besar pula tabungan alasannya tabungan merupakan belahan pendapatan yang tidak dikonsumsi. 2.3.4.1 Faktor-faktor lain yang menghipnotis tingkat tabungan

Sebagai akhir mendapat harta warisan/tabungan yang banyak akhir perjuangan dimasa lalu, maka seseorang berhasil mempunyai kekayaan yang mencukupi. Dalam keadaan ibarat itu sudah tidak tertolong lagi untuk menabung lebih banyak. Maka lebih besar belahan dari pendapatan yang dipakai untuk konsumsi dimasa sekarang. Sebaliknya, untuk orang yang memperoleh warisan lebih bertekat untuk menabung yang lebih banyak dimasa yang akan datang.
2. Tingkat bunga
Tingkat bunga dapatlah dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari melaksanakan tabungan. Rumah tangga akan berbuat lebih banyak tabungan apabila tingkat bunga tinggi alasannya lebih banyak bunga yang akan diperoleh.

3. Sikap berhemat
Berbagai masyarakat mempunyai perilaku yang berbeda dalam menabung dan berbelanja. Ada masyarakat yang tidak suka belanja berlebih-lebihan dan lebih mementingkan tabungan.

4. Keadaan perekonomian
Dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak pengangguran masyarakat berkecenderungan melaksanakan perbelanjaan yang lebih aktif. Mereka mempunyai kecenderungan berbelanja lebih banyak pada masa kini dan kurang menabung. Tetapi dalam keadaan perekonomian yang lambat berkembangnya, tingkat pengangguran menandakan tendensi meningkat, dan perilaku masyarakat dalam memakai uang dan pendapatan makin berhati-hati. (makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/teori-komsumsi-html) diakses tanggal 05/01/2016 22:17 2.3.5 Konsumsi

Menurut John Maynard Keynes (1990), jumlah konsumsi dikala ini berafiliasi eksklusif dengan pendapatannya. Hubungan antara disposable variabel tersebut sanggup dijelaskan melalui fungsi konsumsi. Fungsi konsumsi menggambarkan tingkat konsumsi pada banyak sekali tingkat pendapatan.  

Analisis teori konsumsi Keynes bila disimak dari fungsinya mempunyai 2 macam sumber konsumsi yaitu konsumsi subsidi (konsumsi otonomi, manakalah tingkat pendaptan=0) dan konsumsi fungsional yaitu konsumsi yang berafiliasi dengan tingkat pendapatan nasional. Bila kita mempunyai data bulanan atau tahunan yang berisikan besarnya pendapatan dan konsumsi, maka sesungguhnya kita sanggup mengetahui dan menyusun suatu fungsi konsumsi, baik dengan cara ekonometrika, atau memakai model matematika sederhana. 2.3.5.1 Faktor-faktor Penentu Tingkat Konsumsi Banyak faktor yang menghipnotis besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga faktor-faktor tersebut sanggup diklasifikasikan menjadi tiga:

a. Faktor-Faktor Ekonomi
b. Faktor-Faktor Domegrafi (Kependudukan)
c. Faktor-Faktor Non-Ekonomi

a. Faktor-Faktor Ekonomi
1. Pendapatan Rumah Tangga (Household income)
Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi, biasanya makin baik tingkat pendapatan, tingkat konsumsi semakin tinggi. Karena tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar. Atau mungkin juga teladan hidup makin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik. Contoh yang amat sederhana ialah jikalau pendapatan sang ayah masih sangat rendah, biasanya beras yang dipilih untuk konsumsi juga kelas rendah/menengah.

2. Kekayaan Rumah Tangga (househoid Wealth)
Tercakup dalam pengertian kekayaan rumah tangga ialah kekayaan rill (misalnya: rumah, tanah dan mobil) dan financial (deposito berjangka, saham, surat-surat berharga). Kekayaan tersebut sanggup meningkatkan konsumsi, alasannya menambah pendapatan disposibel. Misalnya bunga deposito yang diterima tiap bulan dan deviden yang diterima setiap tahun menambah pendapatan rumah tangga.

3. Jumlah Barang-barang Konsumsi Tahan Lama Dalam Masyarakat
Pengeluaran konsumsi masyarakat juga dipengaruhi oleh jumlah barang-barang konsumsi tahan usang (consumers durables). Pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi biasa bersifat positif (menambah)ndan negative (mengurangi). Barang-barang tahan usang biasanya harganya mahal, yang untuk memperolehnya dibutuhkan waktu untuk menabung. Apabila membelinya secara tunai, maka sebelumnya membeli harus banyak menabung.

b. Faktor-faktor Demograf
1. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun rata-rata perorang atau keluarga relatif rendah. Misalnya, walaupun tingkat konsumsi rata-rata penduduk Indonesia lebih rendah dari pada penduduk  Singapura, tetapi secara absoulet tingkat pengeluaran konsumsi Indonesia lebih besar dari pada penduduk Singapura. Sebab jumlah penduduk Indonesia lima puluh kali lipat penduduk Singapura.

2. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk satu Negara satu Negara sanggup dilihat dari berapa pembagian terstruktur mengenai diantaranya: Usia (produktif dan tidak produktif), pendidikan (rendah, menengah, tinggi) dan wilayah tinggal (pedesaan atau perkotaan).

c. Faktor-faktor Non-Ekonomi
Faktor-faktor non-ekonomi yang paling besar lengan berkuasa terhadap besarnya konsumsi ialah faktor sosial-budaya masyarakat. Misalnya berubahnya teladan kebiasaan makan, perubahan adat dalam tata nilai alasannya ingin menggandakan kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat. Tidak mengherankan bila ada rumah tangga yang mengeluarkan uang ratusan juta, bahkan miliaran rupiah, hanya untuk membeli rumah idaman. Dalam dunia nyata, sulit memilah-milah faktor apa menghipnotis apa, sehingga menyebakan terjadinya perubahan/peningkatan konsumsi. Karena itu bisa terjadi dalam kelompok masyarakat yang beropini rendah yang memaksakan untuk membeli barang-barang dan jasa yang sebenarnyabtidak sesuai dengan kemampuannya. 

Sumber http://tugasakhiramik.blogspot.com/

0 Response to "Pengertian Pendapatan Rumah Tangga"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel