iklan

Alasan Mempelajari Komunikasi Lintas Budaya

Alasan mempelajari komunikasi lintas budaya : Budaya-budaya yang berbeda mempunyai sistem-sistem nilai yang berbeda dan alhasil ikut memilih tujuan hidup yang berbeda, juga memilih cara berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, hukum dan norma yang ada pada masing-masing budaya. Sehingga bergotong-royong dalam setiap acara komunikasi kita dengan orang lain selalu mengandung potensi komunikasi lintas budaya atau antar budaya, alasannya ialah kita akan selalu berada pada “budaya” yang berbeda dengan orang lain, seberapa pun kecilnya perbedaan itu.

Perbedaan-perbedaan ekspektasi budaya sanggup menjadikan resiko yang fatal, setidaknya akan menjadikan komunikasi yang tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman atau timbul kesalahpahaman. Akibat dari kesalahpahaman-kesalahpahaman itu banyak kita temui dalam aneka macam bencana yang mengandung etnosentrisme remaja ini dalam wujud konflik-konflik yang berujung pada kerusuhan atau kontradiksi antar etnis.

Sebagai salah satu jalan keluar untuk meminimalisir kesalahpahaman-kesalahpahaman jawaban perbedaan budaya ialah dengan mengerti atau paling tidak mengetahui bahasa dan sikap budaya orang lain, mengetahui prinsip-prinsip komunikasi lintas budaya dan mempraktekkannya dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Kebutuhan untuk mempelajari komunikasi lintas budaya ini semakin terasakan alasannya ialah semakin terbukanya pergaulan kita dengan orang-orang dari aneka macam budaya yang berbeda, disamping kondisi bangsa Indonesia yang sangat beragam dengan aneka macam ras, suku bangsa, agama, latar belakang tempat (desa/kota),latar belakang pendidikan, dan sebagainya.

Untuk memerinci alasan dan tujuan mempelajari komunikasi lintas budaya Litvin (1977) menyebutkan beberapa alasan diantaranya sebagai berikut:
  1. Dunia sedang menyusut dan kapasitas untuk memahami keanekaragaman budaya sangat diperlukan.
  2. Semua budaya berfungsi dan penting bagi pengalaman anggota-anggota budaya tersebut meskipun nilai-nilainya berbeda.
  3. Nilai-nilai setiap masyarakat se”baik” nilai-nilai masyarakat lainnya.
  4. Setiap individu dan/atau budaya berhak memakai nilai-nilainya sendiri.
  5. Perbedaan-perbedaan individu itu penting, namun ada asumsi-asumsi dan pola-pola budaya fundamental yang berlaku.
  6. Pemahaman atas nilai-nilai budaya sendiri merupakan prasyarat untuk mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai budaya lain.
  7. Dengan mengatasi hambatan-hambatan budaya untuk berafiliasi dengan orang lain kita memperoleh pemahaman dan penghargaan bagi kebutuhan, aspirasi, perasaan dan duduk kasus manusia.
  8. Pemahaman atas orang lain secara lintas budaya dan antar pribadi ialah suatu perjuangan yang memerlukan keberanian dan kepekaan. Semakin mengancam pandangan dunia orang itu bagi pandangan dunia kita, semakin banyak yang harus kita pelajari dari dia, tetapi semakin berbahaya untuk memahaminya.
  9. Pengalaman-pengalaman antar budaya sanggup menyenangkan dan menumbuhkan kepribadian.
  10. Keterampilan-keterampilan komunikasi yang diperoleh memudahkan perpindahan seseorang dari pandangan yang monokultural terhadap interaksi insan ke pandangan multikultural.
  11. Perbedaan-perbedaan budaya membuktikan kebutuhan akan penerimaan dalam komunikasi, namun perbedaan-perbedaan tersebut secara arbitrer tidaklah menyusahkan atau memudahkan.
  12. Situasi-situasi komunikasi antar budaya tidaklah statik dan bukan pula stereotip. Karena itu seorang komunikator tidak sanggup dilatih untuk mengatasi situasi. Dalam konteks ini kepekaan, pengetahuan dan keterampilannya bisa membuatnya siap untuk berperan serta dalam membuat lingkungan komunikasi yang efektif dan saling memuaskan. 
Sedangkan mengenai tujuan mempelajari komunikasi lintas budaya, Litvin (1977) menguraikan bahwa tujuan itu bersifat kognitif dan afektif, yaitu untuk:
  1. Menyadari bias budaya sendiri
  2. Lebih peka secara budaya
  3. Memperoleh kapasitas untuk benar-benar terlibat dengan anggota dari budaya lain untuk membuat korelasi yang langgeng dan memuaskan orang tersebut.
  4. Merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya sendiri
  5. Memperluas dan memperdalam pengalaman seseorang
  6. Mempelajari keterampilan komunikasi yang membuat seseorang bisa mendapatkan gaya dan isi komunikasinya sendiri.
  7. Membantu memahami budaya sebagai hal yang menghasilkan dan memelihara semesta wacana dan makna bagi para anggotanya
  8. Membantu memahami kontak antar budaya sebagai suatu cara memperoleh pandangan ke dalam budaya sendiri:asumsi-asumsi, nilai-nilai, kebebasan-kebebasan dan keterbatasan-keterbatasannya.
  9. Membantu memahami model-model, konsep-konsep dan aplikasi-aplikasi bidang komunikasi antar budaya.
  10. Membantu menyadari bahwa sistem-sistem nilai yang berbeda sanggup dipelajari secara sistematis, dibandingkan, dan dipahami.
PENGERTIAN KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA
Komunikasi lintas budaya merupakan salah satu bidang kajian Ilmu Komunikasi yang lebih menekankan pada perbandingan pola-pola komunikasi antar pribadi diantara peserta komunikasi yang berbeda kebudayaan.

Baca Juga

Pada awalnya, studi lintas budaya berasal dari perspektif antropologi sosial dan budaya sehingga kajiannya lebih bersifat depth description, yakni penggambaran yang mendalam wacana sikap komunikasi menurut budaya tertentu. 

Banyak pembahasan komunikasi lintas budaya yang berkisar pada perbandingan sikap komunikasi antarbudaya dengan mengatakan perbedaan dan persamaan sebagai berikut:
  1. Persepsi, yaitu sifat dasar persepsi dan pengalaman persepsi, peranan lingkungan sosial dan fisik terhadap pembentukan persepsi
  2. Kognisi, yang terdiri dari unsur-unsur khusus kebudayaan, proses berpikir, bahasa dan cara berpikir.
  3. Sosialisasi, berafiliasi dengan duduk kasus sosialisasi universal dan relativitas, tujuan-tujuan institusionalisasi; dan
  4. Kepribadian, contohnya tipe-tipe budaya pribadi yang menghipnotis etos, dan tipologi aksara atau adab bangsa.
MEMAHAMI DAN MENDEFINISIKAN KOMUNIKASI DAN BUDAYA 
Komunikasi lintas budaya terjadi jikalau pengirim pesan ialah anggota dari suatu budaya dan peserta pesannya ialah anggota dari suatu budaya yang lain. Oleh alasannya ialah itu, sebelum membicarakan Komunikasi Lintas Budaya lebih lanjut kita akan membahas konsep komunikasi dan budaya dan korelasi diantara keduanya terlebih dahulu. 

Pembicaraan wacana komunikasi akan diawali dengan perkiraan bahwa komunikasi berafiliasi dengan kebutuhan insan dan terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya. Kebutuhan berafiliasi sosial ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi. 

Dari uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada komunikan. Dan proses berkomunikasi itu merupakan sesuatu yang mustahil tidak dilakukan oleh seseorang alasannya ialah setiap sikap seseorang mempunyai potensi komunikasi. 

Proses komunikasi melibatkan unsur-unsur sumber (komunikator), Pesan, media, peserta dan efek. Disamping itu proses komunikasi juga merupakan sebuah proses yang sifatnya dinamik, terus berlangsung dan selalu berubah, dan interaktif, yaitu terjadi antara sumber dan penerima.Proses komunikasi juga terjadi dalam konteks fisik dan konteks sosial, alasannya ialah komunikasi bersifat interaktif sehingga mustahil proses komunikasi terjadi dalam kondisi terisolasi. Konteks fisik dan konteks sosial inilah yang kemudian merefleksikan bagaimana seseorang hidup dan berinteraksi dengan orang lainnya sehingga terciptalah pola-pola interaksi dalam masyarakat yang kemudian berubah menjadi suatu budaya. 

Adapun budaya itu sendiri berkenaan dengan cara hidup manusia. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktek komunikasi, tindakan-tindakan sosial, kegiatan-kegiatan ekonomi dan politik dan teknologi semuanya didasarkan pada pola-pola budaya yang ada di masyarakat. 

Budaya ialah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, korelasi ruang, konsep alam semesta, objek-objek bahan dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui perjuangan individu dan kelompok.(Mulyana, 1996:18).
 
Budaya dan komunikasi tak sanggup dipisahkan satu sama lain, alasannya ialah budaya tidak hanya memilih siapa bicara dengan siap, wacana apa dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan, dan kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan. Budaya merupakan landasan komunikasi sehingga jikalau budaya beraneka ragam maka beraneka ragam pula praktek-praktek komunikasi yang berkembang.

Sumber http://tugasakhiramik.blogspot.com/

Related Posts

0 Response to "Alasan Mempelajari Komunikasi Lintas Budaya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel