Pengertian Suku Bunga Bank
Pendahuluan
Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, artinya acara perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. menyerupai telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 wacana pebankan, yang menyatakan bahwa bank yaitu tubuh perjuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Loen dan Ericson, 2007:1).
Dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank dialokasikan banyak sekali bentuk pengalokasian dana, salah satunya yaitu proteksi kredit. Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 wacana perbankan, yang dimaksud dengan kredit yaitu penyediaan uang atau tagihan yang sanggup dipersamakan dengan itu, menurut janji pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya sesudah jangka waktu tertentu dengan proteksi bunga (Loen dan Ericson, 2007:84).
Menurut Siamat (2005:349) salah satu alasan terkonsentrasinya perjuangan bank dalam penyaluran kredit yaitu sifat perjuangan bank sebagai forum intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit, dan sumber dana bank berasal masyarakat sehingga secara etika mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Sebagaimana umumnya negara berkembang, sumber pembiayaan dunia perjuangan di Indonesia masih didominasi oleh penyaluran kredit perbankan yang dibutuhkan sanggup mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemberian kredit merupakan acara bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan, tetapi risiko yang terbesar dalam bank juga bersumber dari proteksi kredit. Oleh lantaran itu proteksi kredit harus diawasi dengan administrasi risiko yang ketat (Hitapupondang, 2009)
Dari segi makroekonomi, perubahan suku bunga akan besar lengan berkuasa terhadap perubahan harga barang yang dikonsumsi masyarakat. Suku bunga merupakan faktor yang penting dalam memperlihatkan profitabilitas bagi perbankan dan perekonomian suatu negara. Fluktuasi suku bunga kredit juga akan menghipnotis seruan akan kredit tersebut. Misalkan dengan tingginya tingkat suku bunga kredit, hal ini akan sangat meresahkan para pengusaha, yang dengan demikian akan sanggup mengurangi seruan kredit para pengusaha kepada pihak perbankan lantaran dana yang ditawarkan sangat mahal. Dalam situasi menyerupai ini, pemerintah menghimbau kepada pihak perbankan untuk menurunkan tingkat suku bunga depositonya semoga tingkat suku bunga kredit tidak terlalu besar.
Tuntutan hidup yang lebih modern dan akhir kemajuan teknologi informasi, kebutuhan masyarakat juga berubah. Berbagai aktifitas ekonomi dilakukan untuk sanggup meningkatkan penghasilan atau pendapatan. Untuk mengimbangi kemajuan dan pola hidup modern, banyak sekali cara ditempuh masyarakat. Salah satunya melalui pinjaman di perbankan dalam bentuk kredit. Usaha yang dilakukan masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya dilakukan mulai dari investasi sederhana hingga dengan investasi bermodal besar yang berdampak pada sektor moneter yaitu permohonan modal perjuangan dan investasi hasilnya akan semakin meningkat. Permohonan modal tersebut mengarah pada permohonan kredit ke forum perbankan yang semakin meningkat (Aryaningsih, 2008:59).
Baca Juga
- Analisis Ihwal Monolog Kolom “Tajuk Rencana” Pada Koran Kompas Edisi Maret 2006 Sebagai Planning Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Smpn 1 Cilegon
- Kajian Unsur Psikologi Novel “Olenka” Karya Kebijaksanaan Darma Dan Rencana Pembelajarannya Di Sma
- Pengaruh Kebutuhan Modal Kerja Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Pt. X
Muammil Sun’an dan David Kaluge dalam penelitiannya menandakan bahwa penyaluran kredit investasi oleh sektor perbankan sangat tergantung kepada dana pihak ketiga terutama simpanan berupa giro dan deposito serta besarnya tingkat bunga pinjaman dan inflasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Andy Mulyadinata pada PT Bank Lampung menyatakan bahwa dana pihak ketiga, tingkat suku bunga, kinerja portofolio kredit, risiko dan pesaing, baik secara parsial maupun secara simultan mempunyai dampak terhadap penyaluran kredit.
Dilandasi oleh banyak sekali hasil penelitian sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak tingkat suku bunga kredit, dan simpanan nasabah secara parsial maupun simultan terhadap jumlah penyaluran kredit investasi pada Bank Persero.
Pengertian Suku Bunga Bank
Kasmir, (2008:135) menyampaikan bahwa bunga bank sanggup diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank menurut prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga sanggup diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang mempunyai simpanan) dengan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).
Suku bunga merupakan salah satu faktor yang cukup menarik bagi pemilik dana untuk menyimpan uangnya pada suatu bank. Tingkat suku bunga yang diberikan hendaknya sanggup bersaing dengan tingkat suku bunga yang diberikan bank lain. Tingkat suku bunga biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dari jumlah yang dipinjamkan dan dengan dasar tahunan (annual basis/perannum).
Menurut Kasmir, (2008:136), dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 (dua) macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu:
1. Bunga Simpanan
Adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh: jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito.
2. Bunga Pinjaman
Adalah bunga yang dibebankan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank, sebagai teladan bunga kredit.
Suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah, sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah peminjan (debitur).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga
Agar keuntungan yang diperoleh sanggup maksimal, maka pihak administrasi bank harus bakir dalam memilih besar kecilnya komponen suku bunga. Menurut Kasmir (2008:137-140), faktor-faktor utama yang menghipnotis besar kecilnya penetapan suku bunga yaitu sebagai berikut:
1. Kebutuhan Dana
Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan, yaitu seberapa besar kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, yang dilakukan oleh bank semoga dana tersebut cepat terpenuhi yaitu dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Namun, peningkatan suku bunga simpanan akan pula meningkatkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya, apabila dana yang ada dalam simpanan di bank banyak, sementara permohonan pinjaman sedikit, maka bunga simpanan akan turun lantaran hal ini merupakan beban.
2. Target Laba yang diinginkan
Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan sasaran keuntungan merupakan salah satu komponen dalam memilih besar kecilnya suku bunga pinjaman.
3. Kualitas Jaminan
Kualitas jaminan juga diperuntukkan untuk bunga pinjaman. Semakin likuid jaminan (mudah dicairkan) yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya.
4. Kebijaksanaan Pemerintah
Dalam memilih baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank dihentikan melebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
5. Jangka Waktu
Faktor jangka waktu sangat menentukan. Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko macet di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya, kalau pinjaman berjangka pendek, bunganya relatif rendah.
6. Reputasi Perusahaan
Reputasi perusahaan juga sangat memilih suku bunga terutama untuk bunga pinjaman. Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat memilih tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, lantaran biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil.
7. Produk yang Kompetitif
Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah kalau dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan produk yang kompetitif tingkat perputaran produknya tinggi sehingga pembayarannya dibutuhkan lancar.
8. Hubungan Baik
Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan kepada seseorang atau lembaga. Dalam praktiknya, bank menggolongkan nasabah antara nasabah utama dan nasabah biasa. Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan kepada bank. Nasabah yang mempunyai relasi baik dengan bank tentu penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.
9. Persaingan
Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana, sementara tingkat persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka bank harus bersaing keras dengan bank lainnya. Untuk bunga pinjaman, harus berada di bawah bunga pesaing semoga dana yang menumpuk sanggup tersalurkan, meskipun margin keuntungan mengecil.
10. Jaminan Pihak Ketiga
Dalam hal ini pihak yang memperlihatkan jaminan kepada bank untuk menanggung segala risiko yang dibebankan kepada akseptor kredit. Biasanya apabila pihak yang memperlihatkan jaminan bonafide, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik, maupun loyalitasnya terhadap bank, bunga yang dibebankan pun juga berbeda. Begitu pun sebaliknya.
Sumber http://tugasakhiramik.blogspot.com/
0 Response to "Pengertian Suku Bunga Bank"
Posting Komentar