Strategi Kepemimpinan Yang Efektif
Strategi Kepemimpinan Yang Efektif : Kepemimpinan yaitu acara untuk mensugesti sikap orang lain supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Disini sanggup ditangkap suatu pengertian bahwa kalau seseorang telah mulai berkeinginan untuk mensugesti sikap orang lain, maka di sini kegiatan kepemimpinan itu telah dimulai.
Banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan untuk membuat kepemimpinan yang efektif. Berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan tersebut umumnya sangat sulit untuk diukur dan sebagian lagi sangat sulit pula untuk dikenali.
Kusnadi, dkk (2005:354) menyatakan bahwa di dalam berbagi profil kepemimpinan, maka sangat penting untuk memperhatikan posisi pemimpin di dalam organisasi. Asumsi apa yang akan dipegang oleh pemimpin dalam mengelola anak buahnya di dalam organisasi supaya mau bekerja secara efektif dan efisien
Dalam kedudukannya sebagai pemimpin di dalam kelompok sosial termasuk masyarakat, seorang pemimpin akan dituntut oleh beberapa hal, yang mencakup kumpulan kiprah yang kompleks, dan demikian pula fungsinya. Dalam keluasan fungsi dan peran, seorang pemimpin sanggup mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada para pengikutnya, sesuai dengan kedudukan yang ada dan berlaku.
Dalam hubungannya dengan sikap pemimpin ini, Goleman (2003:2, menjelaskan ada dua hal yang biasanya dilakukan olehnya terhadap pengikut, yakni : sikap mengarahkan dan sikap mendukung. Perilaku mengarahkan hanya dalam komunikasi satu arah, sedangkan sikap mendukung diartikan dalam komunikasi dua arah. Oleh alasannya yaitu fungsi kepemimpinan yang lazim ialah membuat keputusan, maka gaya kepemimpinan tersebut akan tampak kalau dipraktekkan dalam hal melaksanakan pembuatan keputusan. Posisi kontrol atas pemecahan problem atau pembuatan keputusan dipegang bergantian antara pemimpin dan bawahannya, sehingga penampilan, bobot, dan perilakunya disenangi dan diterima oleh bawahannya. Bawahan menyukainya dan menganggapnya sebagai sumber informasi, dan daerah bertanya. Pemimpin sering mendiskusikan problem gotong royong bawahan, sehingga tercapai kesepakatan. Pembuatan keputusan didelegasikan kepada bawahan. Sumber kekuasaan yang ada padanya kekuasaan keahlian dan informasi.
Baca Juga
- Pengertian Jaringan Komputer Dan Cara Kerja - Mencar Ilmu Jaringan Dasar
- Analisis Ihwal Monolog Kolom “Tajuk Rencana” Pada Koran Kompas Edisi Maret 2006 Sebagai Planning Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Smpn 1 Cilegon
- Kajian Unsur Psikologi Novel “Olenka” Karya Kebijaksanaan Darma Dan Rencana Pembelajarannya Di Sma
Demikianlah inti pokok pembicaraan kepemimpinan dalam hubungannya dengan kekuasaan. Kedua istilah ini pemimpin atau kepemimpinan dengan kekuasaan mempunyai relevansi yang sukup tinggi. Kepemimpinan yaitu suatu proses untuk mensugesti sikap orang lain. Untuk mensugesti membutuhkan kekuasaan. Sedangkan kekuasaan itu sendiri merupakan potensi efek dari seorang pemimpin.
Anoraga (2001:22) mengemukakan bahwa pemimpin mempunyai kiprah untuk memimpin dan mengendalikan hal-hal detail dan spesifik, juga ia mengendalikan kekerabatan internal di dalam kelompoknya, alasannya yaitu intinya dalam suatu kelompok insan selalu mengadakan interaksi. Pemimpin mempunyai kiprah untuk menjadi pengamat dan pengendali kelancaran hubungan-hubungan yang terjadi. Melalui kelancaran dan kebaikan hubungan-hubungan antar manusia, kecakapan untuk mengadakan komunikasi dan mendidik, kecakapan sosial, serta kemampuan teknis yang mencakup penganalisass situasi menjadi tuntutan bagi dirinya sebagai pemimpin.
Di dalam kedudukan sebagai seorang pemimpin, efek keadaan sekitar tetap tidak sanggup dilepaskan sama sekali, baik efek dari dalam, maupun efek dari luar kelompok atau organisasinya. Atas pengaruh-pengaruh yang ada, maka dalam pembuatan kebijakan akan terdapat tiga sumber penting. Sebagaimana yang dikemukakan Anoraga (2001:23) yaitu : (1) Bersumber dari pihak yang lebih berkuasa, termasuk di dalamnya aturan-aturan yang berada di luar kelompoknya akan tetapi tetap menawarkan efek terhadap kehidupan kelompoknya, (2) Bersumber dari pihak bawahan, bagaiman juga bawahan sebagai pengikut, tetap memegang kiprah yang tidak kecil dalam memilih pencapaian tujuan bersama, (3) Bersumber dari dirinya selaku pemimpin, maka sebagai seorang pemimpin otonomi dipegangnya untuk menetapkan keputusan mengenai suatu kebijakan yang akan diambil.
Dari pendapat tersebut sanggup dikatakan bahwa melalui wewenang yang luas, pemimpin mempunyai ruang gerak yang luas pula. Ketajaman pandangan pengikut terhadap pimpinannya bukan merupakan hal yang luar biasa. Sorotan dan evaluasi terhadap diri pemimpin sanggup terjadi. Sejauh itu pula kebaikan dan keburukan yang dilakukan pimpinan menjadi perhatian para pengikut. Terlepas dari baik dan buruk, tentunya sikap, tindak dan cara dari seseorang pemimpin, diharapkan sanggup dijadikan pola atau teladan untuk ditiru dan diikuti oleh para pengikutnya. Tingkat evaluasi yang dihasilkan oleh para pengikut, sanggup mencerminkan akan kebaikan atau keburukan kelompok secara keseluruhan. Atas dasar pandangan-pandangan ini pemimpin selaku tokoh dengan tingkat wewenang yang tinggi mendapatkan evaluasi dari para pengikut melalui pencerminannya, maka sanggup dianggap bahwa seorang pemimpin mencapai menempati kedudukan sebagai lambang dari kelompoknya. Cap terhadap kelompok secara menyeluruh, sanggup timbul dan terbentuk dari cap yang diterapkan terhadap pimpinannya secara tersendiri.
Dalam keadaan yang demikian turut memegang kiprah dalam problem kedudukan seorang pemimpin. Kesediaannya mendapatkan kesalahan turut memegang kiprah dalam problem kedudukan sebagai pemimpin. Mengakui kesalahan tidak berarti pula menurunkan derajat pimpinan, melainkan menaikkan tingkat derajat seorang pemimpin, daripada mencari alasan-alasan yang tidak masuk nalar hanya untuk menutupi kesalahan yang memang salah.
Anoraga (2001:24) beropini bahwa kecakapan-kecakapn yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin, tidak terlepas pula dari problem kepribadian itu sendiri. Masalah kepribadian pemimpin, mempunyai kemungkinan pula untuk dibuat dalam diri setiap orang, demikian dengan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin.
Dengan demikian peran-peran dari seorang pemimpin menyerupai disebutkan di atas, sanggup dikatakan sebagai suatu bab terkecil dari tuntutan-tuntan yang timbul terhadap dirinya. Peran-peran itupun menuntut pula banyak sekali problem yang menyangkut kecakapan dan kemampuan, serta kepribadian tertentu yang kompleks sifatnya.
John Kotter,mengatakan bahwa kepemimpinan yang efektif pada tingkat administrasi senior memerlukan pengetahuan yang luas wacana dunia usaha, kedekatan dengan bawahan, reputasi yang tak tercela, mempunyai pengalaman yang kuat, integritas yang tinggi, enerjetik dan mempunyai kemauan yang keras untuk memimpin. Pemimpin tipe-tipe ini, juga harus bisa mengantisipasi kondisi yang akan datang, membangun gambaran budaya korporat, serta bisa meningkatkan motivasi dan partisipasi yang optimal. Untuk menjadi pemimpin yang efektif di masa mendatang dibutuhkan persyaratan yang lebih komplek
Untuk menjembatani antara kesuksesan sesaat dan keefektifan jangka panjang, Seorang pemimpin harus berbagi 3 (tiga) kemampuan dalam bekerja sama dengan sejumlah orang. Kemampuan ini sangat penting bagi seorang manager di daerah kerja, orang renta di rumah, ataupun guru ketika mengajar di kelas. Karena itu, jenis keahlian yang dibutuhkan para pemimpin yang efektif dalam mensugesti sikap orang lain dan berhubungan dengan orang lain yaitu : (1) Pemahaman sikap di waktu yang lalu; (2) Memperkirakan sikap di masa mendatang; (3) Memimpin, mengubah dan mengendalikan perilaku.
Dari sini, sanggup dilihat bahwa tanpa aktivitas, memimpin, mengubah dan mengendalikan sikap bawahan, maka seorang bawahan akan bersikap terus selamanya menyerupai di masa lampaunya. Organisasi yang berhasil mempunyai sebuah siri utama yang membedakannya dengan organisasi yang tidak berhasil yaitu kepemimpinan yang dinamis dan efektif.
Kepemimpinan yang konsisten memperlihatkan keteladanan dalam mensugesti orang lain berarti menawarkan daya dorong untuk memotivasi dirinya dalam membangun integritas, yang secara tak eksklusif mendorong orang lain untuk memahami secara mendalam prinsip dalam menumbuh kembangkan integritas yang kita sebut dengan prinsip pertama yaitu menumbuh kembangkan kepercayaan dan keyakinan dalam merubah kesadaran inderawi ke tingkat yang lebih baik ; prinsip kedua yaitu memberi saling menghormati dan menghargai orang lain ; prinsip ketiga yaitu mempunyai kemampuan dalam kedewasaan rohaniah, sosial, emosional dan intelektual.
Dengan pemahaman itu diharapkan menjadi daya dorong untuk bersikap dan berperilaku bahwa “dapatkah kepemimpinan anda dan pengikutnya mencapai keberhasilan untuk tetap mempunyai “integritas” dalam usaha-usaha membangun budaya organisasi yang berpengaruh sebagai wahana untuk melaksanakan transformasi dalam perubahan sikap dan sikap untuk mengikat diri kita bersama dan membangkitkan jiwa kepuasaan di dalam diri kita.
Itulah sedikit klarifikasi wacana Strategi Kepemimpinan yang efektif...
Sumber http://tugasakhiramik.blogspot.com/
0 Response to "Strategi Kepemimpinan Yang Efektif"
Posting Komentar