Pengertian Adsorpsi
Adsorpsi
Adsorpsi yaitu suatu proses pemisahan materi dari gabungan gas atau cair, materi yang harus dipisahkan ditarik oleh permukaan sorben padat dan diikat olah gaya-gaya yang bekerja pada permukaan tersebut. Adsorpsi menyangkut akumulasi atau pemusatan subtansi adsorbat pada permukaan adsorben. Hal tersebut sanggup terjadi pada antar muka antara 2 fasa, contohnya fasa cair dengan fasa cair, fasa gas dengan padat, fasa cair dengan fasa padat dan fasa gas dengan fasa cair (Lynm dan Kliduff, 1995).
Berdasarkan besarnya interaksi antara adsorben dan adsorbat, adsorpsi dibedakan menjadi dua macam yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. Salah satu perbedaanya sanggup dilihat dari panas adsorpsinya. Dimana, nilai yang lebih kecil dari 20 kj/mol dianggap mengambarkan adsorpsi fisika sedangkan nilai yang lebih besar dari 40 kj/mol dianggap mengambarkan adsorpsi kimia (Atkins, 1994).
Menurut Meilita dan Tuti (2003) beberapa faktor yang mensugesti adsorpsi, yaitu:
a. Sifat adsorben
Sifat adsorben antara lain komposisi dan polaritas, struktur pori juga merupakan faktor yang penting diperhatikan. Struktur pori bekerjasama dengan luas permukaan, semakin kecil pori-pori, mengakibatkan luas permukaan semakin besar, sehingga daya adsorpsi sanggup bertambah. Untuk meningkatkan kecpatan adsorpsi, sanggup dilakukan dengan memakai adsorben yang telah dihaluskan, dengan memperhatikan takaran yang digunakan.
b. Sifat adsorpsi
Ada banyak senyawa yang bisa diadsorpsi, tetapi kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing-masing senyawa. Adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari struktur yang sama, menyerupai pada deret homolog. Adsorpsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari senyawa adsorpsi.
c. Temperatur
Dalam rangkaian adsorpsi dianjurkan untuk menyelidiki temperatur pada ketika berlangsungnya proses. Karena tidak ada ketentuan umum yang biasa dipakai mengenai temperatur yang akan dipakai dalam adsorpsi. Faktor yang mensugesti temperatur proses adsorpsi yaitu viskositas dan stabilitas termal senyawa adsorpsi. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada temperatur kamar atau kalau memungkinkan pada temperatur yang lebih kecil.
d. Derajat keasaman (pH)
Unutk asam-asam argonik adsorpsi akan mengikat kalau pH diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan lantaran kemampuan asam mineral yang sanggup mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaiknya kalau pH asam organik dinaikan yaitu dengan menambah alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai akhir terbentuknya garam.
e. Waktu kontak
Bila ditambahkan dengan suatu cairan, diperlukan waktu untuk mencapai kesetimbangan. Waktu yang diperlukan berbanding terbalik dengan jumlah yang digunakan. Selain ditentukan oleh takaran adsorben, pengadukan juga mensugesti waktu kontak. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel untuk bersinggungan dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang memiliki viskositas tinggi, diperlukan waktu kontak yang lebih lama.
Perbedaan lainnya pada adsorpsi fisika disebabkan dengan adanya gaya Van der Walls yang terdapat pada permukaan pengikat. Interaksi ini bersifat reversible berlangsung pada temperatur rendah dan tidak perlu energy aktivasi. Banyaknya zat yang terikat akan makin kecil pada suhu yang tinggi. Penerapannya antara lain pada penentuan luas permukaan, analisis kromatografi, pemurinian gas dan penukaran ion.
Pada inetraksi kimia terjadi reaksi antara zat yang diserap dan material pengikat dan bersifat reversible, berlangsung pada suhu yang tinggi dan bergantung pada energy aktivitas. Banyaknya zat yang teradsorpsi sebagian besar tergantung pada sifat khas zat padatnya, jenis molekul teradsorpsi dan merupakan fungsi konsentrasi, tekanan dan suhu. Penerapannya antara lain untuk proses (Oscik, 1982).
0 Response to "Pengertian Adsorpsi"
Posting Komentar