Panduan Cara Budidaya Ayam Kampung Petelur
Budidaya Ayam Kampung Petelur – Beberapa orang mungkin menganggap ternak ayam kampung sama halnya dengan ternak ayam buras. Padahal, antara ayam buras dan ayam kampung itu berbeda lho. Ayam buras digunakan untuk menyebut jenis ayam non ras, sementara ayam kampung ialah jenis ayam dari golongan buras.
Selain ayam kampung, ayam buras lainnya ialah ayam bangkok, ayam arab, ayam pelung, ayam katai, ayam kedu, ayam nunukan dan lain sebagainya.
Maka dari itu, awalnya budidaya ayam kampung petelur hanyalah sebagai sampingan saja. Biasanya, cara pemeliharaannya dengan sistem umbaran alias dilepas bebas di pekarangan rumah alasannya ialah tujuannya hanya untuk diambil dagingnya saja. Hal ini alasannya ialah produksi telur dari ayam kampung termasuk relatif rendah.
Namun seiring berkembangnya waktu, usul ayam kampung entah itu untuk telur atau dagingnya semakin meningkat. Akhirnya, sekarang banyak para peternak ayam kampung yang semakin memperhatikan kualitas produksinya.
Panduan Budidaya Ayam Kampung Petelur
Nah, kira-kira bagaimana sistem atau cara budidaya ayam kampung petelur untuk mereka yang ingin memulainya? Yuk, eksklusif saja simak ulasannya ya!
Syarat Lokasi Kandang Ayam Kampung Petelur
Sebelum kita berbicara lebih jauh mengenai budidaya ayam kampung petelur, ada baiknya kita memenuhi beberapa syarat lokasi budidaya biar budidaya yang kita lakukan bisa optimal. Berikut ini syarat-syarat lokasi sangkar yang baik untuk beternak ayam kampung petelur :
- Syarat yang pertama ialah letak sangkar jauh dari pemukiman penduduk pasar atau jalan utama/raya
- Untuk meminimalisir biaya, sebaiknya letak sangkar akrab dengan sumber-sumber faktor produksi
- Usahakan sangkar anda memenuhi tataguna lahan dari pemerintah tempat setempat
- Pastikan juga lokasi sangkar mempunyai kanal air higienis yang memadai
- Akses jalan menuju lokasi sangkar harus baik dan mudah
- Sebisa mungkin, jangan gunakan lahan yang berada di atas bukit atau lembah
Sistem Ternak Ayam Kampung
Untuk beternak ayam kampung, ada beberapa metode yang sering digunakan. Metode-metode yang nantinya dipilih akan menentukan tipe sangkar yang kau siapkan untuk ternak. Nah, jenis-jenis sistemnya antara lain :
1. Sistem Umbaran
Bagi yang ingin beternak ayam kampung, kau bisa mencoba sistem umbaran. Sistem ini tidak mempunyai ketentuan harus memakai sangkar dengan bentuk apa. Pasalnya, sistem umbaran malah sering membebaskan ayam ternaknya di pekarangan saja.
Oleh alasannya ialah itu, sistem ini sering disebut dengan sistem sangkar asalan. Tidak penting bagaimana bentuknya, yang terperinci sangkar tersebut bisa melindungi ayam dari tangan jahil dan dinginnya malam, maka itu sudah cukup. Jadi, kau cukup mengandangkan ayam kala malam saja, sedangkan untuk paginya ayam bisa dilepas bebas.
Banyak peternak di desa yang masih melaksanakan sistem umbaran untuk ternak mereka. Pasalnya, mereka masih mempunyai hunian dengan model pekarangan luas yang bisa digunakan multifungsi.
Kelebihan sistem ini dibanding sistem lainnya yakni peternak bisa lebih hemat dalam hal pakan dan perawatan harian. Ayam bisa mencari pakannya sendiri selain dari yang diberikan peternak.
Namun bukan berarti sistem ini tidak ada kelemahannya. Kekurangan sistem umbaran yakni produktivitas ayamnya akan sangat rendah. Pasalnya, perkawinan ayam kampung di sistem ini terjadi secara alami.
Maksudnya, ayam betina akan bertelur tanpa kontrol. Dan apabila kita menjual ayam dalam bentuk daging juga indukan akan mengerami hingga menetaskan anak-anaknya sendiri tanpa kontrol dan campur tangan unggas lain. Selain itu, ayam bisa sangat liar, bahkan kadang susah untuk masuk sangkar dan lebih sering tidur di luar.
2. Sistem Semi Intensif
Ternak dengan sistem semi intensif sanggup digunakan untuk sangkar tipe pekarangan, yakni lahan yang terhampar luas dengan pagar di sekelilingnya biar ayam tidak bisa keluar kandang. Jangan lupa, berilah area tertutup pada sangkar biar ayam bisa istirahat dan berteduh kala hujan.
Sesekali pula, cangkuli tanah biar tidak menjadi terlalu padat. Hal ini berkhasiat biar cacing tanah bisa muncul dan menjadi pakan alami untuk ayam.
Untuk perkawinan ayam pada sistem ini bisa memanfaatkan jenis sangkar koloni. Buatlah tempat dengan ukuran 1 × 2 meter dan tinggi sekitar 0.75 hingga 100 cm biar bisa dihuni sekitar 1 jantan dan 6 induk betina. Dengan memasukkan mereka ke dalamnya, dijamin perkawinan bisa terjadi hanya dalam beberapa hari saja.
Barulah sekitar tempo 3 hari selepas induk betina dikawini pejantan, telur bisa dipastikan fertile dan menetas. Segeralah ambil telur dalam sangkar koloni biar bisa dierami indukan lain atau bisa juga dengan inkubator.
3. Kandang REN
Selanjutnya, anda juga bisa memakai sistem Kandang Ren, dimana sangkar yang anda buat berupa rumahan kemudian dipadukan dengan halaman umbaran.
Kandang ini digunakan untuk ayam kampung nantinya bertelur, tidur atau untuk berteduh. Kelebihan model ini ialah sanggup memperoleh sinar matahari pagi. Kelemahannya ialah kurang ekonomis, produktivitas masing-masing ayam sulit diketahui, bila ada ayam yang sakit sanggup menular dengan cepat.
4. Kandang Lantai Cage (Batery)
Selanjutnya, anda bisa mencoba budidaya ayam kampung petelur dengan sistem sangkar lantai cage (batery). Sitem baterai ini dibentuk dengan lantai panggung (ada jarak antara tanah dengan lantai kandang). Kandang lantai cage cocok untuk ayam kampung petelur (ayam yang sudah bertelur).
Untuk cage sendiri dibentuk miring jadi nanti dikala ayam bertelur maka telur-telur tersebut akan menggelinding ke tempat yang sudah disediakan. Sistem ini memudahkan peternak dalam mengumpulkan telur-telur ayam yang dihasilkan.
5. Kandang Postal
Berikutnya, anda juga bisa mencoba sistem postal atau litter system. Kandang sistem postal ini idealnya digunakan untuk pembesaran ayam kampung – dipelihara hingga mencapai bobot konsumsi (0,8-1,2 kg) atau siap menjadi indukan ayam petelur. Biasanya, sangkar postal mempunyai ketinggian 2,4 m.
Pemilihan Bibit yang Baik untuk Ayam Kampung Petelur
Kini mari kita berbicara mengenai pemilihan bibit atau indukan yang baik dan benar. Pemilihan bibit yang terperinci asal usulnya sedikit banyak akan kuat terhadap hasil yang akan kita dapatkan, usahakan untuk menentukan bibit atau indukan yang terjamin kualitasnya.
Bibit Berasal dari Indukan
Sebaiknya anda menentukan bibit yang berasal dari calon indukan yang sejenis, yakni mempunyai bentuk tubuh yang seragam, usia tidak terpaut jauh, besar kecilnya seukuran dan berumur minimal 7 bulan. Secara kasat mata anda lihat, sebaiknya calon indukan itu terlihat lincah, kuat, tidak takut didekati orang, suaranya ramai jikalau didekati dan diberi makan, nafsu makan baik, aktif mencari makan sepanjang hari, bulunya cerah mengkilap.
Berikut ini beberapa ciri fisik ayam yang sehat dan normal:
- Ciri fisik yang pertama, indukkan harus tidak mempunyai kelainan atau cacat, selaras sesuai dengan jenis ayamnya.
- Tulang indukan harus kuat dan normal
- Otot ayam sebaiknya gempal, padat, berisi dan tidak berlemak. Dapat diperkirakan dengan meraba tulang dada dan paha. Cara ini juga sanggup digunakan untuk menafsirkan keadaan umum tubuh, kesehatan dan gaya hidup ayam tersebut.
- Jika anda lihat pada bab kulitnya, maka ketika anda raba kulit ayam calon indukkan tersebut harus terasa lembut, agak basah, dan tidak ada bab yang rusak atau cacat. Warnanya segar agak mengkilap.
- Jika anda perhatikan, bab bulu ayam yang halus letaknya teratur pada tubuh, menghimpit rapat seakan-akan tidak ada ruang kosong diantara bulu-bulu tersebut. Bentuk dan besar bulu harus sesuai dengan jenis puspa ragam dari jenis ayam bersangkutan. Semakin mengkilap maka semakin kuat dan sehat ayam bersangkutan.
- Jika anda periksa bab kepala ayam maka sebaiknya berbentuk lingkaran panjang, tidak terlalu gepeng dan berbangun kasar. Jengger kokoh dan kuat, tidak tipis dan tidak terlalu besar. Warnanya merah menyala, agak mengkilap. Bila dipegang terasa hangat, elastis dan berjaringan halus. Gelang kuping dan daun pendengaran bentuknya lingkaran panjang atau jorong, warnanya tegas, tidak suram.
- Bagian selanjutnya yang harus anda periksa ialah mata, dimana mata ayam yang baik ialah yang berbentuk bulat, agak melotot sedikit, membuka luas kurang lebih di tengah pipi (samping kepala), bebas dari jarigan tubuh yang mengganggu penglihatan. Selaput lendir mata jernih, mengkilap, dan selalu basah. Selaput bening mata jernih dan selalu basah.
Bibit dari DOC (Day Old Chicken)
Untuk memelihara ayam ini, kau bisa mendapat bibitnya dengan membeli dalam bentuk telur, Day Old Chicken, atau bisa juga indukan. Jika kau membelinya dalam wujud telur, pastikan saja kau tahu asal-usulnya. Jangan hingga tertipu ya guys.
Nah, jikalau kau menentukan bibit dari DOC, ada baiknya kau mengenali ciri-ciri mana ayam yang baik dan mana yang cacat. Ciri-cirinya yakni ayam sanggup berdiri tegap, pusar terserap sempurna, bulu bersih, dan mata bersinar.
Jika kau beternak ayam ini dan beranggapan jikalau ayam betina hanya bisa bertelur kala dikawini pejantan, maka kau perlu mencar ilmu lagi. Pasalnya, ayam ini bisa bertelur tanpa kawin asal perlakuan dan pertolongan pakannya tepat.
Maka dari itu, jangan hanya mengurung ayam 24 jam di sangkar dan memberinya pakan pabrikan saja. Selain rugi di ongkos produksi, ayammu akan tumbuh lebih lambat dari yang seharusnya. Ayam kampung biasanya akan bertelur di usia 6 hingga 12 bulan.
Namun tentu saja, telur yang dihasilkan berjenis infertil alias tidak akan menetas. Berbeda jikalau telur berasal dari hasil perkawinan, maka telur akan fertile.
Kepadatan Kandang Ayam Kampung Petelur
Anda juga harus memperhatikan kepadatan sangkar ayam kampung petelur yang anda ternak. Dimana jumlah yang terlalu padat akan menciptakan ayam mempunyai raung gerak terbatas. Berikut ini jumlah kepadatan sangkar ayam kampung petelur yang mesti anda perhatikan:
- Untuk indukan, anda bisa menciptakan untuk 3 ekor per meter persegi
Sementara untuk ayam yang masih remaja, anda bisa menciptakan sangkar dengan kepadatan 14-16 ekor per meter persegi. - Nah, untuk ayang yang siap untuk bertelur anda bisa menciptakan sangkar dengan kepadatan 6 ekor per meter persegi
Baca juga: Usaha Ternak Ayam Potong Skala Kecil
Proses Pemeliharaan Ayam Kampung Petelur
Ayam kampung atau ayam lokal orisinil sering dijadikan ternak alasannya ialah daya tahan tubuhnya yang sangat kuat terhadap penyakit. Ternak ayam ini juga tidak membedakan antara ayam pedaging atau petelur lho, jadi tercampur begitu saja.
Produktivitasnya juga bisa dibilang sangat rendah, yakni hanya sekitar 115 butir saja per tahunnya. Pertumbuhan ayam kampung juga tidak mengecewakan lambat, yakni gres bisa dikonsumsi atau memasuki usia bertelur di umur 8-12 bulan.
1. Pemberian Pakan Ayam Kampung
Aturan beternak ayam jenis ini ialah tidak terlalu sering memberinya pakan pabrikan. Nah, bagi kau yang ingin tahu asumsi pakan ayam kampung dalam sesuai umurnya. Berikut ini kebutuhan pakan ayam kampung sesuai usianya:
- Berikan ayam umur 1 ahad dengan dosis pakan 7 gram per hari.
- Sedangkan untuk umur 2 minggu, berikan pakan 19 gram per hari.
- Untuk umur 3, 4, dan 5 minggu, masing-masing diberikan pakan sekitar 34 gram per hari, 47 gram per hari, dan 58 gram per hari.
- Nah, barulah pada umur 6, 7, dan 8 ahad lebih, kau bisa memberinya pakan sekitar 66 gram per haru, 72 gram per hari, dan 74 gram per hari.
Bagi yang akan memberinya makan pabrikan sesuai takaran, maka kau bisa menyiasati mahalnya pakan dengan meramu pakan buatan. Asal tahu saja, seekor ayam kampung perlu protein berangasan sekitar 12% dan energi sebesar 2500 kkal/kg. Nah, untuk menghemat pakan, berikut ini anda buatkan pakan racikan:
- Ayam umur 0-2 bulan bisa memakai pakan ayam broiler.
- Ayam 2-4 bulan pakan broiler dicampur dengan dedak dan jagung dengan perbandingan 1:3:1.
- Ayam di atas 4 bulan berupa gabungan antara layer dan dedak atau jagung dengan perbandingan 1:2. Berikan pula hijauan sebanyak 20 % dari kebutuhan pakannya. Kebutuhan pakan sekitar 7-8 gram per hari, bisa diberikan 2-3 kali sehari.
- Ayam yang masuk periode bertelur, biasanya umur lebih dari 6 bulan, berikan layer dan dedak dengan perbandingan 1:1. Dan tambahkan hijauan sebanyak 25% dari kebutuhan pakannya. Kebutuhan pakan untuk periode ini 85 gram per hari, bisa diberikan 2-3 kali sehari.
Anda juga bisa memperlihatkan pakan alternatif berupa, daun ubi rambat yang dicacah kemudian direbus kemudian ditambah dedak, talas (umbi dan daunnya), beras paling murah, dedak, tepung tulang, ampas tahu atau cangkang keong.
Tips menciptakan pakan dari umbi talas (Dayat Suryana, 2013)
Cincang 1 kg talas atau tangkai dan daun talas hingga ukuran 0,5 cm. Campurkan dengan 0,5 kg beras dan 0,5 kg dedak. Tambahkan satu sendok tepung tulang atau sangkang keong. Kemudian tanak menyerupai kita menanak nasi
2. Manajemen Air
Air ialah sumber kehidupan yang juga sangat penting untuk ayam kampung petelur. Perlu anda ketahui bahwa, pada masa awal dan pertumbuhan ayam kampung mengkonsumsi 2-2,5 gram air untuk setiap pakan yang dikonsumsi.
Sementara ketika ayam sedang memasuki usia bertelur maka akan membutuhkan 1,5 – 2 gram air untuk setiap gram pakan yang dikonsumsi. Penyediaan air higienis diberikan secara ad libitum (tanpa takaran) alasannya ialah rata-rata ransum ayam yang diberikan mengandung tidak lebih dari 10% air.
3. Pemberian Vitamin
Sama menyerupai manusia, ayam juga butuh vitamin lho. Vitamin ini berperan sebagai ko-enzim dan regulator metabolism. Pakan yang yang tidak mengandung atau mempunyai kandungan vitamin yang sedikit akan menurunkan produktivitas telur.
4. Cek Kesehatan Ayam Kampung
Periksa juga kesehatan ayam kampung secara berkala. Jika anda sudah memulai perjuangan ini dan berkembang pesat maka anda akan membutuhkan jasa dokter binatang untuk rutin check up kesehatan ayam kampung petelur.
5. Program Vaksinisasi Ayam Kampung Petelur
Perawatan ayam kampung berupa vaksinisasi juga sangat penting. Prgram vaksinisasi untuk ayam petelur sangat urgen untuk dilakukan. Bahkan untuk ayam kampung petelur harus sudah dilakukan vaksinisasi pada umur ayam 1 hari. Untuk lebih jelasnya mengenai vaksin yang diberikan, berikut ini kami rangkum dalam bentuk tabel:
Pemanenan dan Penjualan
Tidak menyerupai ayam ras, ayam jenis ini tidak fokus pada telur atau daging saja, melainkan dijalankan keduanya. Jadi, penjualan ayam tidak terpatok pada hari atau bulan ke sekian, namun lebih ke waktu tunggu biar mendapat harga terbaik.
Selain itu, ayam jenis ini sudah bisa mulai dikonsumsi kala umurnya lebih dari 8 bulan. Namun untuk pola saja jikalau pada masa itu harga ayam tidak mengecewakan rendah, maka peternak boleh memutuskan menjual ayam kala mereka umur berapapun antara 8 hingga 12 bulan dan lebih.
Selain itu, peternak bisa menjual telur fertile untuk hasil produksinya sedangkan untuk telur yang fertile, peternak bisa membiarkan telur dierami induknya dan ditunda penjualannya. Sangat fleksibel, bukan?
*****
Demikianlah ulasan mengenai panduan budidaya ayam kampung petelur untuk pemula yang bisa kami sajikan untuk anda. Semoga bermanfaat.
Artikel terkait: Panduan Lengkap Budidaya Bebek untuk Pemula
Sumber https://sentrabudidaya.com
0 Response to "Panduan Cara Budidaya Ayam Kampung Petelur"
Posting Komentar