iklan

Akuntansi; Alat Ukur Kesehatan Bisnis

“Bisnisku laris, tapi kenapa kok menyerupai tidak ada karenanya ya?”


Adakah diantara kita yang pernah mendengar keluhan menyerupai itu? Atau justru kita sendiri yang mengalaminya? Bagi seorang pengusaha, tentu tidak ada yang menginginkan hal tersebut terjadi pada bisnisnya. Namun, itulah kenyataannya. Banyak yang terjebak pada kondisi tersebut. Dan tidak mengetahui alat ukur kesehatan bisnis.


Umumnya, kondisi tersebut terjadi karena:



  1. Tidak mempunyai alat ukur untuk menilai kemajuan bisnis. Hal ini bisa disebabkan lantaran merasa tidak membutuhkannya.

  2. Memiliki alat ukur, namun tidak mengetahui cara menggunakan yang benar biar bisa menghasilkan isu yang akurat

  3. Tidak memahami cara membaca isu yang tersampaikan dari alat ukur tersebut.


Akibatnya, setiap kebiajakan yang diambil, tidak berbasis data dan fakta, melainkan berbasis prasangka. Kebijakan yang berbasis prasangka sanggup menjadikan bisnis berjalan stagnan. Mungin bisa mengalami kerugian hingga kebangkrutan.


Bisnis sehat dan tidak sehat


Bisnis yang sehat ialah ketika bisnis mempunyai kemampuan untuk biaya sendiri dan masih bisa melaksanakan pembayaran serta investasi dalam banyak sekali bidang. Bisnis sehat juga ditandai dengan kondisi keuangan bisnis yang rapih dan stabil.


Sedangkan bisnis yang bermasalah, atau bisnis yang tidak sehat ialah bisnis yang selalu rugi, istilah kasarnya ‘hidup tak mau mati pun segan’ sebagai pengusaha tentunya Anda tidak mau bisnis yang Anda miliki mengalami hal menyerupai ini. Anda niscaya selalu berusaha agar bisnis Anda bisa terus maju dan menguntungkan.


Dimana tujuan bisnis sendiri kita ketahui ialah menghasilkan laba secara berkelanjutan (sustainable) untuk bisa tetap memperlihatkan manfaat. Manfaat disini, bukan sekedar manfaat untuk kita pribadi sebagai pemilik bisnis, tetapi bisnis yang kita miliki pun diharapkan bisa bermanfaat banyak bagi masyarakat luas.


Banyak pengusaha yang bertanya bisnis yang sehat menyerupai apa? Karena terkadang banyak pengusaha yang merasa bisnisnya baik-baik saja dengan melihat kondisi arus barang yang stabil, customer semakin bertambah dan semuanya tampak lancar. Tapi bagaimana kondisi keuangan? Tidak diketahui!


Sulit memang melihat sehat atau tidaknya bisnis hanya dari ramainya usaha, arus barang yang selalu terjadi, serta banyaknya customer yang membeli menjadi salah satu anggapan bahwa bisnis yang kita miliki masih sehat. Padahal tidak!


Demi mengetahui apakah bisnis yang kita miliki sedang sehat atau tidak, kita harus mempunyai alat ukur. Banyak pengusaha yang mengabaikan alat ukur pada bisnisnya. Padahal ini penting dilakukan untuk kelangsungan dan kesuksesan bisnis mereka. Salah satu alat ukur bisnis ialah akuntansi.


Bagaimana akuntansi bisa mengukur suatu kemajuan bisnis serta sehat tidaknya bisnis?


 tapi kenapa kok menyerupai tidak ada karenanya ya Akuntansi; Alat Ukur Kesehatan Bisnis


Akuntansi mencatat dan mengklasifikasikan setiap transaksi yang terjadi pada satu bisnis ke dalam pos-pos keuangan. Mulai dari pencatatan, penjurnalan, hingga menjadi laporan keuangan yang akurat. Memang semua itu diharapkan ilmu akuntansi. Ilmu yang tidak dikuasai secara luas oleh pemilik usaha.


Kemudian, pos-pos keuangan tersebut diikhtisarkan dan dilaporan dalam bentuk laporan keuangan yang umumnya terdiri dari :



  1. Laporan Neraca

  2. Laporan Laba Rugi

  3. Laporan Perubahan Ekuitas

  4. Laporan Neraca

  5. Catatan atas Laporan Keuangan


Dari laporan keuangan tersebut, terdapat isu yang menggambarkan kondisi bisnis kita, apakah mengalami kemajuan, jalan ditempat, mengalami perlambatan, atau bahkan mengalami kerugian dan gejala kebangkrutan.


Akuntansi sering dianggap sebagai bahasa bisnis. Karena dengan adanya laporan akuntansi berupa laporan keuangan bisnis, kita bisa melihat kondisi bisnis secara umum dan luas. Dengan begitu, bisnis pun akan sanggup terlihat apakah rugi ataupun untung.


Setelah kita mengetahui bahwa dalam mengelola bisnis biar terhindar dari masalah menyerupai yang terdapat di awal artikel ini, kita perlu mempunyai alat ukur kemajuan bisnis, yakni Akuntansi.


Selanjutnya, yang perlu kita lakukan ialah melaksanakan evaluasi:



  • Apakah kita sudah mempunyai alat ukur (proses akuntansi) di bisnis kita?

  • Apakah kita sudah menggunakannya (menerapkan) secara benar?

  • Apakah kita sudah bisa membaca isu dari laporan keuangan yang dihasilkan?


Jika belum, maka kita perlu segera membangun, memiliki, menggunakan alat ukur bisnis bagi perjuangan yang kita miliki. Agar bisnis kita bisa kita pantau secara mudah. Tetapi hal ini bukanlah sesuatu yang mudah. Sebab, banyak pengusaha yang tidak mengerti akuntansi dan beliau enggan menggunakan jasa akuntan lantaran akan mensugesti cost bisnis. Dimana pengusaha harus membayar jasa si akuntan dalam mencetak sebuah laporan keuangan.


Di masa digital menyerupai dikala ini, sebagai pebisnis Anda tidak perlu khawatir mengenai problem akuntansi untuk bisnis. Anda bisa menggunakan software pembukuan Accurate Online untuk bisnis Anda biar bisa menghasilkan catatan keuangan yang rapih dan akurat.


Accurate Online juga sudah bisa integrasi dengan internet banking dari empat bank yaitu BCA, Mandiri, OCBC, dan BRI. Serta Accurate Online sudah terintegrasi dengan tiga marketplace besar di Indonesia menyerupai Bukalapak, Tokopedia, dan Shopee. Ketika bisnis Anda sudah masuk ke marketplace, Anda bisa dengan gampang mengambil faktur penjualan dari marketplace untuk di integrasikan dengan Accurate Online.


Selain itu, Accurate Online pun akan memudahkan Anda dalam mengelola laporan pajak. Karena Accurate Online sudah terintegrasi dengan e-faktur dari pajak.go.id. Makara Anda tak perlu merasa sulit mengukur bisnis dan menciptakan sebuah laporan keuangan, semua bisa dilakukan dengan Accurate Online. (SAC)


Accounting is the language of business. If you don’t understand accounting, don’t invest yourself of manage a business.” (Warren Buffet)



Sumber http://solusiukm.com

0 Response to "Akuntansi; Alat Ukur Kesehatan Bisnis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel