iklan

Klasifikasi Awan

Awan digolongkan berdasarkan metode pembentukan awan dan berdasarkan ketinggian dasar awan. Menurut metode pembentukan awan digolongkan menjadi awan stratiform dan awan cumuliform, sedangkan berdasarkan ketinggian dasar awan digolongkan menjadi awan rendah, awan menengah, dan awan tinggi.

1. Klasifikasi Awan Menurut Metode Pembentukan

System awan dikendalikan oleh gerak udara vertical yang disebabkan oleh konveksi, orografi, konvergensi, dan front. Klasifikasi awan berdasarkan pembentukannya yaitu :
  1. Stratiform yang mengakibatkan hujan kontinu, dikaitkan dengan kenaikan udara skala luas jawaban danya front, kenaikan topografi, atau konvergensi horizontal skala luas. Awan ini timbuh dengan lambat, arus vetikal luas, dan terjadi pada area yang nisbi kecil.
  2. Cumuliform yang mengakibatkan hujan deras ( showery ) dikaitkan dengan konveksi skala cumulus yang terlokalisasi dalam udara labil.

2. Klasifikasi Awan Menurut Ketinggian Dasar Awan

Klasifikasi awan yang biasa digunakan yaitu pembagian terstruktur mengenai Howard. Klasifikasi awan berdasarkan ketinggian dasar awan dijelaskan sebagai berikut.
  1. Awan rendah, memiliki ketinggian dasar awan kurang dari 2 km, biasanya digunakan kata ‘strato’ atau ‘stratus’. Contohnya Nimbustratus (Ns), Stratocumulus (Sc), dan Stratus (St).
  2. Awan menengah, memiliki ketinggian dasar awan antara 2 dan 6 km, biasanya diawali dengan kata ‘alto’. Contohnya Altocumulus (Ac) dan Altostratus (As).
  3. Awan tinggi, memiliki ketinggian dasar awan diatas 6 km,biasanya ditandai dengan awalan ‘cirro’ atau ‘cirrus’. Contohnya Cirrostratus (Cs), Cirrocumulus (Cc), dan Cirrus (Ci).

Kadang-kadang awan berbentuk lapisan yang luas, halus, dan merata sebagai petunjuk bahwa udara di kawasan tersebut secara keseluruhan naik ke atas dengan lambat, awan ini disebut awan stratus (St) atau ‘awan lapisan’. Seringkali awan menyebar bagaikan kapuk putih yang melayang di udara dan berkelompok sendiri, bentuk ini disebut ‘awan cumulus’ (Cu). Awan cumulonimbus (Cb) yaitu awan cumulus yang besar, ganas, menjulang tinggi sebagai awan hujan. Dasar awan cumulonimbus antara 100 dan 600 m, sedangkan puncaknya tropopause. Dalam awan cumulonimbus terdapat kerikil es (hail), guruh, kilat, hujan deras, dan adakala terjadi angin ribut.

Awan cumulus congestus menyerupai awan cumulonimbus, tetapi bedanya cumulus congestus belum cukup tinggi sehingga belum terbentuk puncak yang berwarna putih. Stratocumulus merupakan pecahan dari awan cumulus, bentuknya seprti kapas awut-awutan dengan tinggi dasar awan sekitar 2.000 m.


Awan altocumulus memiliki dasar awan lebih tinggi daripada stratocumulus. Awan ini terlihat awut-awutan merata dan bergumpal- gumpal berwarna putih dan hitam. Jika ketebalannya cukup maka awan ini sanggup menjadikan hujan. Awan altostratus yaitu awan menengah yang merata dan sanggup berupa lapisan-lapisan yang tebal, akibatnya pada demam isu hujan awan ini sanggup menjadikan hujan merata, ringan, hingga sedang dan berlangsung terus menerus. Awan cirrus yaitu awan tingi di atas 10 km, warnanya putih dan terdiri atas Kristal es dan awan ini tidak akan menjadikan hujan.

Sumber http://sainsmini.blogspot.com

0 Response to "Klasifikasi Awan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel