iklan

Makalah Abdul Malik Bin Marwan

   Tugas sekolah kali ini akan membahas bahan pendidikan Sejarah Islam yaitu perihal Abdul Malik bin Marwan yang seyogyanya kita juga harus tahu dan mempelajari keteladan Abdul Malik bin Marwan ,Maka dari itu pada makalah ini akan sedikit dijelaskan perihal bahan perihal Abdul Malik bin Marwan, yaitu menurut pada silabus Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs yang berlaku :

KATA PENGANTAR
     Segala Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT,karena atas berkat dan rahmat-NYA lah, sehingga kami sanggup menuntaskan makalah ini tepat waktu. Dan tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada guru yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
     Selain dari pada itu kami juga ingin mengucapkan teima kasih kepada teman-teman sekalian yang telah memberi kami support, dan dan banyak wangsit dan motivasi-motivasi yang sangat bermanfaat bagi terwujutnya makalah ini. 

Tegal,    Februari 2019

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
    Abdul Malik bin Marwan dilahirkan pada tahun 26 H, pada masa pemerintahan Khalifah Usman bin Affan. Seperti tercatat didalam sejarah bahwa Abdul Malik tumbuh dan berkembang sebagai seorang yang pemberani dan suka menolong. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang pujangga, penasehat dan sebagai orang yang berani dalam menegakkan kebenaran. Ia tidk takut di cella lantaran keberanian dan kehebatannya itu. Sejak kecil ia telah menghafal Al-Qur`an dan menguasai banyak sekali ilmu agama lainnya. Seperti ilmu hadist, fiqih, tafsir dan lain-lain. Semua ilmu itu ia pelajari dari para ulama dan tokoh populer di Madinah. Seperti ia mencar ilmu al-Qur`an dari khalifah usman. Belajar hadist dari Abu Hurairah, bubuk Sa`id Al-Khudry, Jabir bin Abdullah dan dari sahabat Rasulullah SAW., lainya.
     Abdul Malik bin Marwan didalam usia 39 tahun ditunjuk dan diangkat menjabat Khalif yang ke lima dari daulat Umayyah pada tahun 65 H/685 Mu`awiyah, menggantikan bapaknya Khalif Marwan I, kemudian memegang tampuk kekuasaan pemerintahan itu selama 21 hingga 86 H/705 M.
Agar didalam proses pembelajaran bisa mencapai tujuan pembelajaran berikut kami mengemukakan standar kompetensi kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai sebagai berikut :
B.Rumusan Masalah
     Dari uraian latar belakang problem tersebut di atas, Kami menciptakan suatu rumusan problem supaya pemahaman dari makalah ini sanggup lebih spesifik, lebih dimerngerti dan terarah serta tetap sasaran.
1.Bagaimanakah Upaya-upaya yang dilakukan Khalifah Abdul Malik dalam pemerintahannya?
2.Jasa-jasa Apa yang diperoleh pada Masa Pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan ?
3.Hikmah-Hikmah apa sajakah yang sanggup diambil dari khalifah Abdul Malik bin Marwan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Upaya-upaya Abdul Malik bin Marwan
     Sepeninggalan Khalifah Marwan bin Hakam akhir terbunuhnya pada tahun 66 H/685 Mu`awiyah, Abdul Malik naik tahta menggantikan kedudukan ayahnya sebagai khalifah. Sedangkan dalam catatan sejarah lain. Abdul Malik bin Marwan ditunjuk sebagai Khalifah dalam usia 39 dan diangkat, khalifah yang ke lima dari Daulat Umayyah pada 65 H/685 M, hingga 86 H/705 M (± 21 tahun).
    Pada masa awal pemerintahanya, Abdul Malik mengalami banyak hambatan dalam menjalankan pemerintahan. Karena saat itu bangsa Arab terpecah menjadi beberapa kelompok dengan fanatisme kesukuan masing-masing. Mereka yang tidak puas atas kebijakan Marwan bin al-Hakam, melaksanakan banyak sekali gerakan pemberontakan, sehingga wilayah kekuasaan Islam Dinasti Umayyah berada diujung kehancuran.
Pemberontakan dimasa khalifah abdil Malik bin Marwan, antara lain :
- Pemberontakan golongan syia`ah tahun 66 H/586 M
- Pemberontakan Abdullah bin Zubair tahun 72H/692 M
- Pemberontakan kaum Khawarij
- Pemberontakan Amruh ibnu Said tahun 70 H/692 M
    Khalifah Abdul Malik mewarisi pemerintahan ayahnya dalam keadaan kacau. Oleh lantaran itu, perjuangan yang diutamakan ialah mengamankan negerinya dari ancaman pemberontakan. Dengan demikian, dia tidak sempat untuk mengadakan ekspansi daerah.
     Diantara pemberontakan yang terjadi ialah gerakan pemberontakan di Irak yang dilakukan oleh al-Mukhtar bin Ubayd. Ia menyatakan bahwa pemberontakan yang dilakukanya itu bertujuan untuk menggoyangkan kekuasaan Dinasti Umayyah. Selain itu, gerakannya bertujuan untuk menuntuk balas atas ajal husain bin Ali bin thalib yang tewas terbunuh pada masa pemerintahan khalifah Yazid bin Mu`awiyah.
   Al-Mukhtar berhasil mempeharuhi masyarakat Irak yang setia kepada Ali dan anak cucunya. Mereka bersatu utuk melaksanakan gerakan perlawanan terhadap pemerintahan Dinasti Umayyah dibawah pimpinan Abdul Malik. Untuk membangkitkan semangat jihad mereka melaksanakan ziarah ke Karbala guna memancing amarah masyarakat tersebut.“Karbala ialah suatu tempat yang dimana menyimpan suatu sejarah syang sangat tragis bagi husen ben ali. Beliau terbutuh saat hendak meninggalkan madinah menuju kuffah untuk menjadi pemimpin bagi pengikutnya di wilayah tersebut, namun pasukannya yang berjumlah kecil dihadang karbala (irak)dan dihancurkan sebelum pengikutnya di kuffah sempat membantunya, bencana tersebut disebut dengan bencana karbala”.“dalam pertempuran yang tidak seimbang di Karbela, sebuah tempat di bersahabat kuffah, tentara Husein kalah dan Husein sendiri mati terbunuh. Kepalanya dipenggal dan dikirim ke Damaskus, sedang tubuhnya di kubur di Karbela”.
     Usaha al-Mukhtar ini ternyata berhasil menpengaruhi masyarakat Kufah, Irak, dan Syiria hingga masyarakat Arab lainnya. Dibawah pimpinan Al-Sytar mereka melaksanakan penyerangan ke pasukan gubernur Irak, Ubaidillah di suatu tempat berjulukan Zad. Serangan ini menghasilkan kemenangan di pihak al-Mukhtar. Kemenangan ini menciptakan al-Mukhtar menjadi penguasa di tempat Mesopotamia.
Sementara itu, gerakan Ibnu Zubair yang mengangkat dirinya sebagai khalifah di Mekkah, menolak untuk bergabung dengan al-Mukhtar. Akibatnya kedua tokoh ini berseteru dalam sebuah pertempuran di Irak. Dalam pertempuran ini, Ibnu Zubair dan komandan pasukannya berjulukan Mu`ad, berhasil mengalahkan pasukan al-Mukhtar, dengan demikian penguasa wilayah Mesopotamia dan sekitarnya sekarang beralih ke tangan Ibnu Zubair.
     Selain kedua pemberontak tersebut, terdapat satu lagi gerakan pemberontak yang timbul saat itu, yaitu gerakan kelompok Khawarij. Namun gerakan ini sanggup dihancurkan oleh al-Muhallab komandan pasukan Ibnu Zubair. Gerakan Khawarij ini berhasil dikalakan setelah dikepung lebih kurang selama delapan bulan di Khurasan.Pada masa awal pemerintahannya, Abdul Malik tidak terlibat eksklusif didalam pertempuran musuh-musuh yang saling berebut pengaruh. Ia hanya menjadi penonton saja dan menunggu kelemahan mereka diserang. Setelah hancurnya pasukan Khawarij dan pasukan Zubair, Abdul Malik gres mengambil langkah untuk mengatasi kekuatan yang dianggap sudah cukup membahayakan kekuasaannya. Kekuatan-kekuatan yang dianggap telah membahayakan kekuasaannya ialah kekuatan Zubair dan kekuatan yang menentang pemerintahan yang dipimpin oleh Amru bin Sa`id di Syiria.
    Kekuatan Amru ini sanggup dilumpuhkan oleh pasukan Abdul Malik. Setelah dilumpuhkannya, Abdul Malik memberikan ampunan (amnesti) kepadanya. Tawaran itu diterima Amar yang kemudian bergabung dengan Khalifah Abdul Malik. Namun setelah ia bergabung, Amru dihianati dan dibunuh oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Peristiwa ini merupakan bencana tragis yang dialami Amar. Dengan kelicikannya, ia berhasil mengahancurkan pasukan musuhnya tanpa banyak mengeluarkan biaya dan tenaga.
    Pasukan Islam berakhir dengan tragis lantaran perselisihan intern yang terdapat dalam elite penguasa muslim sendiri, yakni antara al-Hajjaj dengan as-Sy`as. Tidak terelakan lagi terjadi kontak senjata antara keduanya yang karenanya dimenangkan oleh pasukan al-Hajjaj lantaran dibantu oleh Khalifah Abdul Malik. Disamping berjaya dimedan perang al-hajjaj juga berhasil saluran-saluran air sungai Euphrat dan tirgis. Memajukan perdagangan dan memperbaiki sistem ukuran timbang, dosis dan keungan, di samping menyempurnakan goresan pena mushaf al-Qur`an dengan titik pada huruf-huruf tertentu. Khalifah Abdul Malik wafat pada tahun 86 H dan diganti oleh putranya yang berjulukan al-Walid.
Baca Juga : Makalah Umar Bin Abdul Aziz
B. Jasa-jasa Abdul Malik bin Marwan
     Keberhasilan Abdul Malik bin Marwan mempertahankan keutuhan wilayah kekuasaan dinasti bani Umayyah, membawa dampak positif bagi kemajuan dinasti ini. Sebab hambatan atau hambatan terpenting didalam perjuangan mempertahankan dan mengembangkan kekuasaannya, telah sanggup diatasi dengan baik. Dengan demikian, gampang baginya untuk mengeluarkan kebijakan politik untuk membangun negeri.
    Selama masa pemerintahannya, khalifah Abdul Malik bin Marwan melaksanakan beberapa upaya pembaharuan untuk memperlancar manajemen pemerintahan. Diantara jasa dan pembaharuan yang dilakukan ialah :
1. Menjadikan Bahasa Arab menjadi bahasa resmi negara
     Kebijakan ini dikeluarkan lantaran bahasa yang digunakan untuk acara manajemen pemerintahan di tempat taklukan pada masa-masa sebelumnya, bukan bahasa arab. Seperti diketahui bahwa pada masa nabi dan para sahabat dan masa-masa awal dinasti bani Ummayyah seluruh dokumenyang berkaitan dengan perikehidupan dicatat dalam bahasa Arab.
     Setelah bangsa Persia, Syiria dan Mesir bergabung dalam kekuasaan pemerintahan Islam, Khalifah Umar bin Al-Khatab mempertahankan dokumen yang berkaitan dengan negeri tersebut tetap dicatat dalam bahasa mereka masing-masing. Akibatnya, departemen keungan negeri-negeri tersebut dikuasai oleh pribumi non muslim yang memahami bahasa mereka. Ketika Abdul Malik bin Marwan berkuasa, ia menghapuskan bahasa mereka dan tetapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi pemerintahan, kebijakan ini pertama kali diterapkan bahasa resmi pemerintahan. Kebijakan ini pertama kali diterapkan di Syiria dan Irak, kemudian Mesir dan Persia.
    Hal sepadan juga menyebutkan bahwa, saat basaha Arab menjadi bahasa percakapan orang-orang non-Arab, bahasa Arab menerima masukan-msukan kata baru. Kata-kata gres ini diambil dari kata-kata wilayah yang ditakhlukkan. Sebagai contoh, kata “kubah” dan “menara”. Kedua kata tersebut masuk kedalam kosakata bahasa Arab saat orang-orang Arab melihat bangunan-bangunan itu. Hal yang lebih menarik lagi bahasa Arab sendiri ternyata mempunyai kelenturan mendapatkan kosakata kata baru. Dengan demikian bahasa Arab menjadi sangat kaya dengan kosakata dan istilah.
2. Mengganti Mata Uang
   Kebijakan lain yang dikelurkan abdul Malik bin Marwan ialah penggantian mata uang. Ia mengeluarkan mata uang logam Arab. Sebelumnya, pada masa Nabi Muhammad saw., dan Khalifah Abu bakar mata uang yang digunakan sebagai alat tukar atau alat bayar ialah mata uang romawi dan persia. Mata uang ini pada masa pemerintahan sesudahnya, khususnya pada masa Khalifah Umar bin Khattab telah banyak yang rusak.
    Inilah salah satu alasannya ialah mengapa Abdul Malik bin Marwan melaksanakan pembaharuan dalam bidang mata uang. Ia mengeluarkan jenis mata uang gres yang bisa dibilang sebagai mata uang resmi pemerintahan Islam. Mata uang ini terbuat dari emar (Dinar), perak (Dirham) dan Perunggu (Fals atau fuls).
    Yaitu, mata uang yang satu sisinya bertuliskan kalimat “Laailaha Illallah” dan sisi lainnya tertulis nama khalifah. Mata uang Islam yang gres ini menghilangkan symbolis Kristem dan Zoroaster.
Untuk kepentingan itu, Khalifah Abdul Malik bin Marwan mendirikan pabrik percetakan uang di Damaskus.
3. Pembaharuan Ragam Tulisan Bahasa Arab
    Kebijakan Abdul malik bin Marwan lainya ialah pembaharuan dalam ragam goresan pena bahasa Arab. Hal ini dilakukan lantaran menurut penilaiannya terdapat dua kelemahan didalam bahasa Arab. Pertama, bahasa arab hanya mengandung karakter konsonan (huruf mati), yang sanggup diucapkan dalam beberapa suara Vokal. Kenyataannya ini menyulitkan bagi masyarakat muslim yang bukan berasal dari bahasa Arab didalam memahami dan mengucapakan bahasa Arab. Kedua, ialah beberapa karakter arab mempunyai kesamaan bentuk, ibarat antara karakter ( د dan ( ذ dan lainya. Hajjaj bin Yusuf salah seorang gubernur Abdul malik yang mahir di dalam seni menulis arab, memperkenalkan tanda vokal dan menerapkan gejala titik untuk membedakan beberapa karakter yang sama bentuknya.
    Pembaharuan yang dilakukan khalifah Abdul Malik dan Gvubernur Hajjaj bin Yusuf ini menjadikan bahasa Arab lebih tepat dan sekaligus mengihlangkan kesulitan bagi pembaca luas dikalangan non Arab.
Baca Juga : Makalah Khulafaur Rasyidin
4. Pembaharuan Dalam Bidang Perbajakan
    Hingga pada masa pemerintahan Abdul Malik, umat Islam hanya berkewajibkan membayar zakat dan bebas dari pajak lainnya. Hal ini mendorong orang non-muslim memeluk agama Islam. Dengan cara ini, mereka terbebas dari pembayaran pajak. Setelah itu, mereka meninggalkan tanah pertanianya guna mencari nafkah di kota-kota besar sebagai tentara.
    Kenyataan ini mengakibatkan problem bagi perekonamian negara. Karena pada satu sisi perpindahan agama menjadikan berkurangnya sumber pendapatan negara dari sektor pajak. Pada sisi lain, bertambahnya militer Islam dari kelompok Mawali memerlukan dana subsidi yang makin besar.
     Untuk mengatasi permasalahan ini, khalifah Abdul Malik mengembalikan beberapa militer Islam kepada profesinya semula, yakni sebagai petani dan tetapkan kepadanya untuk membayar sejumlah pajak sebagaimana kewajiban mereka sebelum mereka masuk Islam, yakni sebesar beban Kharraj dan Jizyah.
    Keputusan khalifah Abdul Malik ini tentu saja ditentang keras oleh kelompok Mawali. Karena ketidakpuasan ini, pada karenanya mereka menyokong gerakan propoganda Abbasiyah untuk menggulingkan kekuasaan dinasti Umayyah. Masyarakat Arab Muslim yang yang semula terbebas dari pajak bumi (Kharraj) sekarang mereka berkewajibkan untuk membayar pajak tana pertanian.
5. Pengembangan Sistem Pos
    Ketika Abdul Malik berkuasa, ia berusaha mengembangkan sistem pos yang telah dibangun pada masa Muayyah bin Abu Sufyan. Sistem pos ini menghubungkan kota-kota propinsi dengan pemerintahan pusat. Para petugas pos mengendarai kuda dalam menjalankan tugasnya, khususnya kiprah memberikan info penting dari pemerintahan sentra ke pemerintahan propinsi.
Selain itu Khalifah juga mendirikan beberapa kota baru, diantara kota terpenting ialah Al-Wasith di antara rendah Irak. Pendidrian kota ini dimaksudkan untuk mengendalikan kemungkinan timbulnya gerakan pengacau di wilayah Irak.
6. Membentuk Mahkamah Agung
    Kebijakan lain yang menjadi jasa penting dari peninggalan pemerintahan Khalifah Abdul Malik ialah mendirikan forum mahkamah Agung. Lembaga ini didirikan untuk mengadili para pejabat tinggi negara yang melaksanakan penyelewengan atau tindakan yang merugikan bangsa dan negara atau bertindak adikara terhadap rakyat.
7. Mendirikan Bangunan-Bangunan Penting
    Keberhasilan lain yang menjadi jasa dari peninggalan Khalifah Abdul Malik ialah menjadikan bangunan-bangunan penting yang sangat diharapkan didalam memperlancar roda pemerintahan dan kekuasaan militter bani Umayyah.
Pada masanya, telah dibangun pabrik-pabrik senjata dan pabrik kapal perang di tunisia. Membangun Kubah gres (Qubbah Al-Sakhra) di Yerussalem. Yang hingga sekarang masi terpelihara dengan baik dan masih utuk.
    Demikian jasa dan peningggalan Khalifah Abdul Malik bin Marwan yang berkuasa selama lebih kurang 20 tahun (66-86 H/685-705M). Jasa dan peninggalan ini sekarang masih sanggup disaksikan sebagai cuilan dari masa kejayaan Khalifah abdul Malik bin Marwan, di antaranya ialah : penggunaan bahasa Arab secara menyeluruh di wilayah zajirah Arabiyah dan beberapa negara di Afrika Utara.
   Tanpa jasa dan usahanya ini, mungkin bahasa Arab hanya sebagai bahasa komunikasi diantara bangsa Arab. Tetapi untuk bangsa non Arab, mereka tidak bisa membaca dan mempelajari bahasa Arab. Karena terdapat banyak kesamaan karakter yang ada dalam bahasa Arab. Berkat jasa dan sumbangan gubernur Hajjaj bin Yusuf Al-Saqafy, bahasa Arab lebih gampang dipahami. Sehingga memudahkan bagi pengguna bahasa yangg berasal dari masyarakat non Arab.
8. Kerajinan
    Kerajinan pada masa Abdul Malik mulai dirintis pembuatan tiraz atau semacam bordiran yakni cap resmi yang di cetak pada pakaian khalifah dan para pembesar pemerintahan.
    Berita kemangkatan Khalifah Abdul Malik Bin Marwan cepat tersiar kesegenap penjuru wilaya Islam disebabkan laulintas pos yang terjamin dan terpelihara dengan baik sebagai warisan Khalifah Muawiyah I (661-680 M).
    Ia wafat dalam tahun 86 H/705 M di dalam usia 60 tahun dengan meninggalkan karya-karya terbesar didalam sejarah Islam. Masa pemerintahannya 21 tahun, dan 8 tahun dari masa tersebut menghadapi sengketa dengan Khalifah Abdullah ibn Zubair.

C. Hikmah dari Kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan
     Beberapa pesan yang tersirat yang sanggup diambil dari kepemimpinan Abdul Malik Bin Marwan ialah sebagai berikut :
1.Semangat juang mempertahankan suatu negara/wilayah/suku dll. Seperti pada evakuasi dinasti Umayyah dari kehancuran
2.Memperhatikan kelangsungan/kesejahteraan hidup orang banyak sebagai contoh; memperbaiki kemudahan Negara yang bertujuan untuk memakmurkan rakyat
3.Memudahkan kita semua untuk membaca sebuah Kita Suci dengan menyempurnakan mushaf al-Qur`an
4.Selalu bersemangat dalam membuatkan dan menjaga agama Islam
5.Selalu bersikap admitrif dalam banyak sekali hal termasuk hal-hal penting
6.Tidak melaksanakan sesuatu hal dengan cara emosional dan bersikap adil sesama insan sehingga tidak mempunyai sikat pendendam (harus sabar), serta mau mendapatkan kritik dari banyak sekali pihal yang membangun.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
    Upaya-upaya Khalifah Abdul Malik bin Marwan yaitu penumpasan para pemberontakan, ialah pemberontak khalifah abdil Malik bin Marwan, antara lain:
- Pemberontakan golongan syia`ah tahun 66 H/586 M
- Pemberontakan Abdullah bin Zubair tahun 72H/692 M
- Pemberontakan kaum Khawarij
- Pemberontakan Amruh ibnu Said tahun 70 H/692 M
   Dengan membentuk/melatih tentara militer yang tangguh. Dan mengangkat gubernur-gubernur yang tangguh dan gagah dalam perang, ibarat Hajjaj bin Yusuf. Yang karenanya sanggup di kuasai/ditumpas oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan beserta paara pengikutnya.
B. Saran-saran
   Demikian Allahmdulillah, karenanya penulis mengucapkan mohon ma`af. Bahwa tidak lain makalah ini masih banyak memerlukan penyempurnaan lagi.

Sumber http://sekolahmaning.blogspot.com

0 Response to "Makalah Abdul Malik Bin Marwan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel