Pengertian Katabolisme
Katabolisme merupakan reaksi pemecahan atau penguraian senyawa kompleks (organik) menjadi senyawa yang lebih sederhana (anorganik). Dalam reaksi penguraian tersebut sanggup dihasilkan energi yang berasal dari terlepasnya ikatan-ikatan senyawa kimia yang mengalami penguraian. Tetapi energi yang dihasilkan itu tidak sanggup eksklusif dipakai oleh sel, melainkan harus diubah dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) yang mengandung energi tinggi. Tujuan utama reaksi katabolisme ialah untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa sumber, yaitu Adenosin Trifosfat (ATP). Reaksi penguraian energi pada katabolisme, secara umum dikenal dengan proses respirasi.
1. Respirasi
Respirasi merupakan proses pembebasan energi kimia dalam badan organisme melalui reaksi oksidasi (penambahan oksigen) pada molekul organik. Dari insiden tersebut akan dihasilkan energi dalam bentuk Adenosin Trifosfat (ATP) dan CO2 serta H2O (sebagai hasil sisa).
Jika molekul yang dipakai sebagai substrat untuk dioksidasi ialah gula yaitu glukosa, maka prosesnya terdiri atas tiga tahap, yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif (siklus Krebs) dan fosforilasi oksidatif (transpor elektron).
a. Glikolisis (Respirasi Aerob)
Glikolisis merupakan reaksi tahap pertama secara aerob (cukup oksigen) yang berlangsung dalam mitokondria. Glikolisis ini terjadi pada ketika sel memecah molekul glukosa yang mengandung 6 atom C (6C) menjadi 2 molekul asam piruvat yang mengandung 3 atom C (3C) yang melalui dua rangkaian reaksi yaitu rangkaian I (pelepasan energi) dan rangkaian II (membutuhkan oksigen) dengan uraian sebagai berikut.
Reaksi glikolisis |
Rangkaian I
Rangkaian I (pelepasan energi) berlangsung di dalam sitoplasma (dalam kondisi anaerob) yaitu diawali dari reaksi penguraian molekul glukosa menjadi glukosa-6-fosfat yang membutuhkan (-1) energi dari ATP dan melepas 1 P. Jika glukosa-6-fosfat mendapat aksesori 1 P menjadi fruktosa-6-fosfat kemudian menjadi fruktosa 1,6 fosfat yang membutuhkan (-1) energi dari ATP yang melepas 1 P. Kaprikornus untuk mengubah glukosa menjadi fruktosa 1,6 fosfat, energi yang diperlukan sebanyak (-2) ATP. Selanjutnya fruktosa 1,6 fosfat masuk ke mitokondria dan mengalami lisis (pecah) menjadi dehidroksik aseton fosfat dan fosfogliseraldehid.
Rangkaian II
Rangkaian II (membutuhkan oksigen) berlangsung di dalam mitokondria (dalam kondisi awal), molekul fosfogliseraldehid yang mengalami reaksi fosforilasi (penambahan gugus fosfat) dan dalam waktu yang bersamaan, juga terjadi reaksi dehidrogenasi (pelepasan atom H) yang ditangkap oleh penerima hidrogen, yaitu koenzim NAD. Dengan lepasnya 2 atom H, fosfogliseraldehid bermetamorfosis 2x1,3-asam difosfogliseral kemudian bermetamorfosis 2 x 3-asam fosfogliseral yang menghasilkan (+2) energi ATP. Selanjutnya 2 x 3-asam fosfogliseral tersebut bermetamorfosis 2 x asam piruvat dengan menghasilkan (+2) energi ATP serta H2O (sebagai hasil sisa). Jadi, energi hasil simpulan higienis untuk mengubah glukosa menjadi 2 x asam piruvat, adalah:
Pada perjalanan reaksi berikutnya, asam piruvat tergantung pada ketersediaan oksigen dalam sel. Jika oksigen cukup tersedia, asam piruvat dalam mitokondria akan mengalami dekarboksilasi oksidatif yaitu mengalami pelepasan CO2 dan reaksi oksidasi dengan pelepasan 2 atom H (reaksi dehidrogenasi). Selama proses tersebut berlangsung, maka asam piruvat akan bergabung dengan koenzim A (KoA–SH) yang membentuk asetil koenzim A (asetyl KoA). Dalam suasana aerob yang berlangsung di membran krista mitakondria terbentuk juga hasil yang lain, yaitu NADH2 dari NAD yang menangkap lepasnya 2 atom H yang berasal dari reaksi dehidrogenasi. Kemudian kumpulan NADH2 diikat oleh rantai respirasi di dalam mitokondria. Setelah asam piruvat bergabung dengan koenzim dan membentuk asetil Co-A kemudian masuk dalam tahap siklus Krebs.
b. Siklus Krebs/Siklus Asam Sitrat
Penjabaran selanjutnya, asetil Ko-A yang masuk dalam tahap kedua yaitu siklus Krebs atau siklus asam sitrat. Mengapa pada tahapan kedua ini dinamakan siklus Krebs? Siklus Krebs berasal dari nama penemuannya yaitu Sir Hans Krebs (1980-1981), spesialis biokimia Jerman yang mengemukakan bahwa glukosa secara perlahan dipecah di dalam mitokondria sel dengan suatu siklus dinamakan siklus Krebs.
Siklus Krebs |
c. Rantai Transpor Elektron
Sebelum masuk rantai tanspor elektron yang berada dalam mitokondria, 8 pasang atom H yang dibebaskan selama berlangsungnya siklus Krebs akan ditangkap oleh NAD dan FAD menjadi NADH dan FADH. Pada ketika masuk ke rantai transpor elektron, molekul tersebut mengalami rangkaian reaksi oksidasi-reduksi (Redoks) yang terjadi secara berantai dengan melibatkan beberapa zat mediator untuk menghasilkan ATP dan H2O. Beberapa zat mediator dalam reaksi redoks, antara lain flavoprotein, koenzim A dan Q serta sitokrom yaitu sitokrom a, a3 , b, c, dan c1 . Semua zat mediator itu berfungsi sebagai pembawa hidrogen/pembawa elektron (electron carriers).
Apakah yang dihasilkan dari reaksi rantai transpor elektron? Jika Anda lihat dengan baik pada gambar reaksi rantai transpor elektron, bahwa untuk 1 molekul NADH2 yang masuk ke rantai transpor elektron sanggup dihasilkan 3 molekul ATP sedangkan dari 1 molekul FADH2 dapat dihasilkan 2 molekul ATP.
Bagan transformasi energi dalam Biologi |
d. Respirasi Anaerob (Fermentasi)
Pada kebanyakan flora dan hewan, respirasi yang berlangsung ialah respirasi aerob, namun demikian sanggup saja terjadi respirasi aerob terhambat alasannya sesuatu hal, maka binatang dan flora tersebut melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya oksigen, yang disebut respirasi anaerob.
Respirasi anaerob merupakan reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapat energi tanpa memakai oksigen. Perlu Anda ketahui sel jamur dan basil sanggup melaksanakan respirasi anorganik. Demikian juga apabila kita melaksanakan konstraksi otot terlalu berpengaruh contohnya berlari-lari, maka sel-sel jaringan otot kita juga melaksanakan respirasi anaerob. Pada keadaan oksigen yang tidak mencukupi untuk respirasi maka terjadi penimbunan asam laktat di dalam sel dan akan menyebabkan kelelahan. Proses penguraian pada respirasi anaerob disebut fermentasi.
2. Katabolisme Lemak dan Protein
Tahukah Anda bahwa sel-sel dalam badan mendapat energi bukan hanya dari karbohidrat, tetapi berasal juga dari protein dan lemak. Ingatlah kembali sumber dan fungsi dari protein, serta lemak! Protein dan lemak yang masuk dalam badan harus dipecah terlebih dahulu yang dibantu oleh suatu enzim untuk dipakai sel.
Protein melalui proses hidrolisis diubah menjadi asam amino. Beberapa asam amino sanggup diubah menjadi asam piruvat dan asetil koenzim A sehabis terlepasnya gugus amin dari asam amino yang dilepas, kemudian gugus amin tersebut akan dibawa ke hati dan akan dirombak menjadi amoniak (NH3) yang nantinya dibuang bersama dengan urin, 1 gram protein sanggup menghasilkan energi yang setara dengan 1 gram karbohidrat.
Tentu Anda masih ingat bahwa masuknya lemak ke dalam badan harus dipecah terlebih dahulu menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol tersebut merupakan suatu senyawa yang memiliki 3 atom C ialah hasil pemecahan lemak kemudian diubah menjadi gliseraldehid 3-fosfat, selanjutnya gliseraldehid 3-fosfat mengikuti jalur glikolisis akan menjadi piruvat.
Bagaimana dengan asam lemak? Asam lemak sendiri akan pecah menjadi molekul-molekul yang memiliki 2 atom C, selanjutnya akan diubah lagi menjadi asetil koenzim A. Dengan demikian satu molekul glukosa akan menghasilkan 2 asetil koenzim A dan 1 molekul lemak yang memiliki C sejumlah 18 sanggup menghasilkan 10 asetil koenzim A, sehingga kita sanggup mengetahui bahwa selama dalam proses katabolisme, energi yang dihasilkan lemak jauh lebih besar dibandingkan dengan energi yang dihasilkan karbohidrat. Perlu Anda ingat bahwa 1 gram karbohidrat sanggup menghasilkan energi sebesar 4,1 kalori, sedangkan 1 gram lemak sanggup menghasilkan energi sebesar 9 kalori.
Sumber http://sainsmini.blogspot.com
0 Response to "Pengertian Katabolisme"
Posting Komentar