Penjelasan Mengenai 6 Sifat Gelombang
1. Pemantulan
Pemantulan (refleksi) yakni insiden pengembalian seluruh atau sebagian dari suatu berkas partikel atau gelombang bila berkas tersebut bertemu dengan bidang batas antara dua medium.
Suatu garis atau permukaan dalam medium dua atau tiga dimensi yang dilewati gelombang disebut muka gelombang. Muka gelombang ini merupakan daerah kedudukan titik-titik yang mengalami gangguan dengan fase yang sama, biasanya tegak lurus arah gelombang dan sanggup mempunyai bentuk, contohnya muka gelombang melingkar dan muka gelombang lurus, menyerupai yang terlihat pada Gambar berikut:
Muka gelombang melingkar dan gelombang datar. |
Pada jarak yang sangat jauh dari suatu sumber dalam medium yang seragam, muka gelombang merupakan bagian-bagian kecil dari bola dengan jari-jari yang sangat besar, sehingga sanggup dianggap sebagai bidang datar. Misalnya, muka gelombang sinar matahari, yang tiba di Bumi merupakan bidang datar.
Pada insiden pemantulan, menyerupai yang ditunjukkan pada Gambar dibawah, berlaku suatu aturan yang berbunyi:
Pemantulan gelombang oleh bidang. |
- sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terhadap bidang batas pemantul pada titik jatuh, semuanya berada dalam satu bidang,
- sudut tiba ( θi ) sama dengan sudut pantul ( θr ). Hukum tersebut dinamakan “Hukum Pemantulan”.
2. Pembiasan (Refraksi)
Perubahan arah gelombang ketika gelombang masuk ke medium gres yang menjadikan gelombang bergerak dengan kelajuan yang berbeda disebut pembiasan. Pada pembiasan terjadi perubahan laju perambatan. Panjang gelombangnya bertambah atau berkurang sesuai dengan perubahan kelajuannya, tetapi tidak ada perubahan frekuensi. Peristiwa ini ditunjukkan pada Gambar berikut
Pembiasan Gelombang. |
Pada gambar tersebut kecepatan gelombang pada medium 2 lebih kecil daripada medium 1. Dalam hal ini, arah gelombang membelok sehingga perambatannya lebih hampir tegak lurus terhadap batas. Jadi, sudut pembiasan ( θ2 ), lebih kecil daripada sudut tiba ( θ1 ).
Gelombang yang tiba dari medium 1 ke medium 2 mengalami perlambatan. Muka gelombang A, pada waktu yang sama t di mana A1 merambat sejauh l1 = v1t, terlihat bahwa A2 merambat sejauh l2 = v2t. Kedua segitiga yang digambarkan mempunyai sisi sama yaitu a. Sehingga:
Dari kedua persamaan tersebut diperoleh:
(1.0)
Perbandingan v1/v2 menyatakan indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1, n, sehingga:
(1.1)
Dari persamaan (1.0) dan (1.1) akan diperoleh:
(1.2)
atau
(1.3)
Persamaan (1.3) merupakan pernyataan Hukum Snellius.
3. Difraksi
Difraksi merupakan insiden penyebaran atau pembelokan gelombang pada ketika gelombang tersebut melintas melalui bukaan atau mengelilingi ujung penghalang. Besarnya difraksi bergantung pada ukuran penghalang dan panjang gelombang, menyerupai pada Gambar berikut.
Difraksi gelombang: (a) pada celah lebar, (b) pada celah sempit. |
Makin kecil panghalang dibandingkan panjang gelombang dari gelombang itu, makin besar pembelokannya.
4. Interferensi
Interaksi antara dua gerakan gelombang atau lebih yang memengaruhi suatu penggalan medium yang sama sehingga gangguan sesaat pada gelombang paduan merupakan jumlah vektor gangguan-gangguan sesaat pada masing-masing gelombang merupakan klarifikasi fenomena interferensi. Interferensi terjadi pada dua gelombang koheren, yaitu gelombang yang mempunyai frekuensi dan beda fase sama.
Pada gelombang tali, jikalau dua buah gelombang tali merambat berlawanan arah, ketika bertemu keduanya melaksanakan interferensi. Setelah itu, masing-masing melanjutkan perjalanannya menyerupai semula tanpa terpengaruh sedikit pun dengan insiden interferensi yang gres dialaminya. Sifat khas ini hanya dimiliki oleh gelombang.
Interferensi gelombang tali. |
Jika dua buah gelombang bergabung sedemikian rupa sehingga puncaknya tiba pada satu titik secara bersamaan, amplitudo gelombang hasil gabungannya lebih besar dari gelombang semula. Gabungan gelombang ini disebut saling menguatkan (konstruktif ). Titik yang mengalami interferensi menyerupai ini disebut perut gelombang. Akan tetapi, jikalau puncak gelombang yang satu tiba pada suatu titik bersamaan dengan dasar gelombang lain, amplitudo gabungannya minimum (sama dengan nol). Interferensi menyerupai ini disebut interferensi saling melemahkan (destruktif). Interferensi pada gelombang air sanggup diamati dengan memakai tangki riak dengan dua pembangkit gelombang lingkaran. Analisis interferensi gelombang air dipakai menyerupai pada Gambar berikut.
Interferensi gelombang air. |
Berdasarkan gambar, S1 dan S2 merupakan sumber gelombang bulat yang berinterferensi. Garis tebal (tidak putus-putus) menunjukkan muka gelombang yang terdiri atas puncak-puncak gelombang, sedangkan garis putus-putus menunjukkan dasar-dasar gelombang. Perpotongan garis tebal dan garis putus-putus diberi tanda bulat kosong (O). Pada tangki riak, garis sepanjang titik perpotongan itu berwarna agak gelap, yang menunjukkan terjadinya interferensi yang saling melemahkan (destruktif).
Di antara garis-garis agak gelap, terdapat pita- pita yang sangat terang dan gelap secara bergantian. Pita sangat terang terjadi jikalau puncak dua gelombang bertemu (perpotongan garis tebal), dan pita sangat gelap terjadi jikalau dasar dua gelombang bertemu (perpotongan garis putus-putus). Titik-titik yang paling terang pada pita terang dan titik-titik yang paling gelap pada pita gelap merupakan titik-titik hasil interferensi saling menguatkan.
5. Dispersi
Dispersi yakni insiden penguraian sinar cahaya yang merupakan adonan beberapa panjang gelombang menjadi komponen-komponennya lantaran pembiasan. Dispersi terjadi akhir perbedaan deviasi untuk setiap panjang gelombang, yang disebabkan oleh perbedaan kelajuan masing- masing gelombang pada ketika melewati medium pembias.
Apabila sinar cahaya putih jatuh pada salah satu sisi prisma, cahaya putih tersebut akan terurai menjadi komponen-komponennya dan spektrum lengkap cahaya tampak akan terlihat.
6. Polarisasi
Polarisasi merupakan proses pembatasan getaran vektor yang membentuk suatu gelombang transversal sehingga menjadi satu arah. Polarisasi hanya terjadi pada gelombang transversal saja dan tidak sanggup terjadi pada gelombang longitudinal. Suatu gelombang transversal mempunyai arah rambat yang tegak lurus dengan bidang rambatnya. Apabila suatu gelombang mempunyai sifat bahwa gerak medium dalam bidang tegak lurus arah rambat pada suatu garis lurus, dikatakan bahwa gelombang ini terpolarisasi linear.
Sebuah gelombang tali mengalami polarisasi sesudah dilewatkan pada celah yang sempit. Arah bidang getar gelombang tali terpolarisasi yakni searah dengan celah.
Sumber http://sainsmini.blogspot.com
0 Response to "Penjelasan Mengenai 6 Sifat Gelombang"
Posting Komentar