[Lengkap] Pola Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Beserta Penjelasan
Isi Artikel
- “[Lengkap] Contoh Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Beserta Penjelasan”
- Contoh Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
- Jurnal Khusus Perusahaan Dagang
- Jurnal Penerimaan Kas
- Jurnal Pengeluaran Kas
- Jurnal Umum
- Mencatat (Posting) Buku Besar Pembantu
- Buku Besar Pembantu Piutang
- Buku Besar Pembantu Persediaan
- Penutupan
“[Lengkap] Contoh Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Beserta Penjelasan”
Belajar siklus akuntansi | Dengan disusunnya Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang ini yang mencakup seluruh proses akuntansi mulai dari:
- Neraca
- Transaksi Perusahaan Dagang
- Jurnal Khusus (Junal Penjualan dan Pembelian, Jurnal Penerimaan dan Pengeluaran Kas)
- Jurnal Umum Perusahaan Dagang
- Buku Besar Pembantu (Buku Pembantu Piutang, Utang, dan Persedian)
- Buku Besar Umum
- Laporan Harga Pokok Penjualan
- Jurnal Penyesuaian
- Kertas Kerja (Neraca Lajur)
- Laporan Keuangan (Laporan Laba Rugi, Perubahan Modal, Laporan Arus Kas, Laporan Neraca)
- Jurnal Penutup
- Jurnal Pembalik Perusahaan Dagang
Semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian, jangan lupa share. 🙂 Sebelumnya juga sudah saya berikan klarifikasi tentang 11 Tahap Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Beserta Contoh dan 10 Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Dan Tahapan Lengkap.
Contoh Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
No | Transaksi |
1 | Membeli dengan kredit 400 kg beras dengan harga @ Rp3.500,00 dari Tn. Odi. |
2 | Dijual tunai 200 kg jagung @ Rp3.000,00 kepada Tn. Andi. Diterima pelunasan dari Tn. Andi atas penjualan bulan yang kemudian sebesar Rp4.500.000,00 tanpa potongan. Dijual dengan kredit 300 kg kedelai @ Rp5.000,00 kepada Tn. Candra. |
3 | Dibeli dengan kredit 300 kg jagung @ Rp1.500,00 dari Tn. Odi. Dibeli tunai perlengkapan dari Toko Asia senilai Rp300.000,00. Dibayar utang kepada Tn. Harno Rp2.850.000,00 tanpa potongan. |
4 | Dibeli dari Tn. Dodi tunai 200 kg kacang hijau @ Rp5.400,00 Tn. Andi mengembalikan barang 15 kg jagung yang dibeli tgl 2 lantaran rusak, seharga Rp45.000,00. |
5 | Dibayar angsuran kepada Tn. Iman sebesar Rp1.200.000,00 tanpa potongan. |
6 | Dibeli dengan kredit 130 kg kacang tanah @ Rp6.000,00 dari Tn. Harno. Dijual tunai 100 kg jagung @ Rp3.000,00 kepada Tn. Andi. |
7 | Melunasi utang kepada Tn. Iman atas pembelian bulan kemudian senilai Rp3.000.000,00. Diterima pelunasan dari Tn. Bandi Rp3.200.000,00 dengan potongan 2%. |
8 | Dibeli dengan kredit dari Tn. Iman 100 kg beras @ Rp3.000,00 dan dibeli tunai dari Tn. Nandi 100 kg kacang hijau @ Rp5.400,00. |
9 | Dijual tunai kepada Tn. Endro 100 kg kacang tanah @ Rp7.500,00. Tn. Candra melunasi utangnya Rp8.000.000,00 dengan potongan 2%. |
10 | Dijual dengan kredit kepada Tn. Bandi 250 kg jagung @ Rp3.000,00. Dibayar pelunasan utang kepada Tn. Joyo Rp3.900.000,00 tanpa potongan. |
11 | Diterima pelunasan dari Tn. Dodi sebesar Rp5.000.000,00 tanpa potongan. Dibayar kepada Tn. Kasiyo sebesar Rp2.400.000,00 tanpa potongan. |
12 | Melunasi utang kepada Tn. Landi sebesar Rp1.300.000,00. |
15 | Dibeli dengan kredit dari Tn. Harno 300 kg kacang hijau @ Rp5.000,00. Tn. Endro melunasi utangnya sebesar Rp5.000.000,00 tanpa potongan. |
18 | Dibeli dengan kredit dari Tn. Joyo 200 kg kedelai @ Rp3.700,00. |
19 | Dibeli tunai dari Tn. Suryaman 100 kg jagung @ Rp1.500,00.Dibayar biaya listrik dan telepon untuk bulan Desember Rp150.000,00. |
20 | Dibayar sewa kendaraan untuk mengirim barang dagangan sebesar Rp100.000,00. Dijual kredit kepada Tn. Andi 400 kg beras @ Rp5.800,00. Dibeli dengan kredit dari Tn. Iman 100 kg kacang tanah @ Rp6.000,00. |
23 | Dijual dengan kredit 500 kg kacang tanah kepada Tn Dodi @ Rp7.500,00. |
24 | Dibayar macam-macam biaya untuk toko Rp100.000,00. Tn. Endro melunasi utangnya Rp2.500.000,00 tanpa potongan. Dijual dengan kredit kepada Tn. Candra 500 kg kacang hijau @ Rp7.000,00. |
25 | Melunasi utang kepada Tn. Mansur Rp2.600.000,00 tanpa potongan. Dijual dengan kredit kepada Tn. Andi 100 kg beras @ Rp5.000,00. |
26 | Menerima pelunasan dari Tn. Andi atas pembelian tanggal 20 dengan potongan 2%. |
29 | Melunasi utang kepada Tn. Nandi sebesar Rp.3.050.000,00 tanpa potongan. |
30 | Dijual dengan kredit pada Tn. Bandi 200 kg jagung @ Rp.3.100,00. |
31 | Dibayar honor 2 orang karyawan cuilan toko masing-masing @ Rp400.000,00 dan 1 orang karyawan kantor Rp300.000,00. Diterima angsuran dari Tn. Candra sebesar Rp.4.000.000,00 tanpa potongan. |
Perusahaan dapat menggunakan jurnal umum untuk mencatat transaksi tersebut. Pencatatan dalam jurnal umum ini masih sanggup dipakai selama transaksi perusahaan belum banyak. Namun jikalau transaksi sudah cukup banyak dan sering terjadi transaksi yang sama, maka penggunaan jurnal umum sudah tidak efisien lagi. Hal ini disebabkan oleh adanya pencatatan rekening yang sama di dalam jurnal umum yang dilakukan secara berulang-ulang. (Baca: Persamaan dasara akuntansi)
Dengan demikian transaksi keuangan yang terjadi selama bulan Desember tersebut akan dibukukan ke dalam jurnal khusus secara kronologis (sesuai dengan urutan waktu terjadinya) dengan data komplemen bahwa Toko Rejeki memakai pencatatan persediaan perpetual dengan metode FIFO.
Berdasarkan transaksi secara bersamaan dengan menciptakan jurnal juga dilakukan pencatatan pada buku pembantu baik buku pembantu piutang, buku pembantu persediaan, maupun buku pembantu utang usaha. Dari transaksi yang terjadi pada Toko “Rejeki” tersebut di atas sanggup dicatat dalam jurnal khusus berikut ini:
Jurnal Khusus Perusahaan Dagang
Jurnal Penjualan Perusahan Dagang
Catatan:
* kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu piutang ketika posting di buku pembantu yang dilakukan secara harian.
* * setiap ahad atau tamat bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting dalam buku besar umum penjualan atau dalam rekening selain penjualan dengan mencatat nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.
Jurnal Pembelian Perusahan Dagang
Catatan:
* Kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu utang ketika posting di buku pembantu yang dilakukan secara harian.
* * Setiap ahad atau tamat bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting dalam buku besar umum pembelian atau dalam rekening selain pembelian dengan mencatat nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.
Jurnal Penerimaan Kas
Catatan:
* kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu piutang ketika posting di buku pembantu yang dilakukan secara harian.
* * setiap ahad atau tamat bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting dalam buku besar umum pembelian atau dalam rekening selain pembelian dengan mencatat nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.
Jurnal Pengeluaran Kas
Catatan:
* kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu utang ketika posting di buku pembantu yang dilakukan secara harian.
* * setiap ahad atau tamat bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting dalam buku besar umum pembelian atau dalam rekening selain pembelian dengan mencatat nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.
Jurnal Umum
Mencatat (Posting) Buku Besar Pembantu
Buku Besar Pembantu Piutang
Buku Besar Pembantu Persediaan
Buku Besar Pembantu Utang
Setiap tamat periode dibentuk daftar saldo dari masing-masing buku pembantu untuk dicocokkan dengan buku besar umum/utama (rekening kontrol) yaitu piutang, utang, dan persediaan.
Pemindahbukuan (Posting ) ke Buku Besar Umum
Buku besar yaitu kumpulan dari rekening-rekening yang sejenis yang saling bekerjasama dan merupakan satu kesatuan. Kumpulan rekening ini terbagi dalam lima kelompok yang disebut juga dengan buku besar yaitu Harta, Utang, Modal, Pendapatan, dan Beban.
Harta terdiri atas rekening kas, piutang, perlengkapan, mesin dan lain-lain.
Utang terdiri atas rekening utang usaha, utang honor karyawan, utang bank, dan lain-lain. Modal terdiri atas modal pemilik.
Pendapatan terdiri atas rekening pendapatan jasa atau pendapatan lain di luar usaha. Beban terdiri atas rekening beban honor karyawan, beban sewa, beban depresiasi, dan lainlain serta beban di luar usaha.
Pemindahbukuan (posting ) adalah mencatat atau memindahkan rekening dan jumlah angka yang berasal dari jurnal ke buku besar dengan memperlihatkan tanda posting tertentu. Berbeda dengan penjurnalan yang harus dilakukan secara rutin setiap hari.
Pemindahbukuan ini sanggup dilakukan setiap tamat pekan (seminggu sekali) atau sanggup juga tiap akhir bulan. Sebagai tanda bahwa posting telah dilakukan, maka tiap-tiap terjadi pemindahbukuan harus ditandai, baik dalam jurnal maupun pada buku besarnya.
Pemindahbukuan (posting) dilaksanakan sehabis semua transaksi dicatat ke dalam buku jurnal. Pemindahbukuan dari jurnal khusus ataupun jurnal umum ke buku besar dengan mekanisme berikut.
- Jumlah nominal yang terdapat di jurnal khusus dipindah ke kolom saldo debit atau kredit dari rekening yang bersangkutan.
- Nomor halaman yang terdapat di jurnal khusus dipindah ke kolom ref buku besar sebagai tanda sumber pempostingan.
- Rekening-rekening yang terdapat di jurnal khusus sehabis diposting diberi nomor sebagai tanda jumlah nominalnya telah dipindahkan ke buku besar.
- Jumlah yang dipindahkan ke buku besar merupakan jumlah tamat sehingga tanggal ditulis per tamat periode. Khusus untuk kolom serba-serbi yang terdapat di jurnal penerimaan dan pengeluaran kas, posting dilakukan berdasarkan tanggal transaksi.
Pemindahbukuan (Posting) ke Buku Besar Umum
Setelah dilakukan penjurnalan secara kronologis, maka langkah berikutnya yaitu mem-posting (memindahbukukan dari jurnal ke buku besar) dengan cara memperlihatkan kode nomor akun ke dalam kolom Ref (Referensi) yang ada dalam jurnal dan tiap-tiap akun yang sudah dilakukan posting juga diberikan nomor halaman jurnal. Hal ini sanggup dicermati pada rekening berikut ini.
Menghitung Harga Pokok Penjualan
Apabila perusahaan menerapkan metode pencatat persediaan secara perpetual fisik, maka besarnya harga pokok barang yang terjual sanggup ditentukan setiap ketika terjadi penjualan yaitu setiap menciptakan jurnal penjualan sekaligus mencatat jurnal harga pokok penjualan. Namun demikian perhitungan harga pokok penjualan tetap dilakukan sebagai komponen dari laporan keuntungan rugi yang tersaji dalam laporan keuangan.
Penghitungan harga pokok penjualan dibentuk pada tamat periode akuntansi, yaitu pada waktu disusun laporan keuangan. Penyajian harga pokok penjualan ini sanggup dibentuk secara terpisah dari laporan keuntungan rugi. Adapun formulasi penghitungan harga pokok penjualan adalah:
Contoh:
Data berikut ini yaitu yang dimiliki oleh Toko “Rahayu” Persediaan barang dagangan awal (1 Oktober 2006) sebesar Rp30.000.000,00. Pembelian selama satu bulan sebesar Rp120.000.000,00. Dari pembelian tersebut diperoleh potongan pembelian sebesar Rp3.000.000,00 dan melakukan pengembalian barang yang rusak sebesar Rp6.000.000,00. Dalam rangka memperoleh barang yang dibeli dikeluarkan ongkos angkut sebesar Rp1.200.000,00. Pada tamat periode dilakukan perhitungan secara fisik barang yang masih tersisa di gudang sebesar Rp35.000.000,00. Dari data tersebut sanggup dihitung besarnya harga pokok penjualan sebagai berikut.
Pengikhtisaran dari Saldo Buku Besar
Setelah semua akun yang ada dalam jurnal dibukukan (posting) ke masing-masing rekening, maka langkah selanjutnya yaitu menciptakan daftar saldo.
Penyusunan daftar saldo dilakukan setiap tamat bulan, yaitu memilih besarnya saldo tiap-tiap akun, selanjutnya diringkas dalam daftar saldo sebagai berikut;
Kertas Kerja/ Neraca Lajur
Kertas kerja merupakan sarana untuk memudahkan bagi suatu perusahaan dalam menciptakan laporan keuangan selanjutnya. Kertas kerja pada perusahaan dagang sama dengan pada perusahaan jasa. Kertas kerja tersebut terdiri atas sebagai berikut.
- Neraca saldo yang berisi rekening-rekening buku besar sehabis adanya pempostingan terhadap rekening tersebut.
- Penyesuaian yang berisi ayat-ayat adaptasi yang memengaruhi rekening buku besar.
- Neraca saldo disesuaikan berisi rekening-rekening buku besar yang telah terpengaruh ayat penyesuaian.
- Perhitungan keuntungan rugi berisi rekening-rekening nominal, yaitu terdiri atas pendapatan dan beban yang memperlihatkan hasil operasi perusahaan selama periode tertentu.
- Perhitungan neraca berisi rekening-rekening riil, yaitu terdiri atas harta, utang, dan modal yang memperlihatkan posisi perusahaan pada waktu tertentu.
Selanjutnya dari daftar saldo tersebut sanggup disusun laporan keuangan jikalau semua data sudah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Namun, sanggup diketahui bahwa untuk aktiva tetap belum diperhitungkan beban penyusutannya, demikian pula dengan perlengkapan ternyata masih ada persediaan (belum terpakai). Oleh lantaran itu, masih perlu data adaptasi biar transaksi memperlihatkan keadaan yang sesungguhnya.
Data yang ada di Toko Rejeki telah diinformasikan bahwa perusahaan memakai metode pencatatan persediaan metode fisik dengan rekening adaptasi harga pokok penjualan dengan data penyesuaiannya yaitu sebagai berikut.
- Penyusutan aktiva tetap sebesar 5% setiap tahun (beban untuk bulan Desember belum diperhitungkan). Beban penyusutannya dibebankan untuk cuilan toko sebesar 60% dan cuilan kantor 40%.
- Perlengkapan yang masih tersisa sebesar Rp. 760.000,00 pemakaian perlengkapan dipakai untuk cuilan toko 75% dan cuilan kantor 25%.
- Bunga proteksi di bank yang masih harus dibayar sebesar Rp. 75.000,00.
- Persediaan barang dagangan tamat periode senilai Rp. 2.886.000,00
Berdasarkan data adaptasi tersebut maka dibentuk jurnal adaptasi sebagai berikut.
Tetapi jikalau Toko Rejeki telah memakai metode pencatatan persediaan metode fisik dengan rekening adaptasi Ikhtisar Laba Rugi dengan data penyesuaiannya atas persediaan barang dagangan pada tamat periode sebesar Rp2.886.000, maka jurnal adaptasi atas persediaan tersebut adalah:
Setelah jurnal adaptasi dibuat, langkah selanjutnya yaitu menciptakan neraca lajur (kertas kerja/work sheet). Apabila data yang ada pada Toko “Rejeki” dibuatkan kertas kerja akan tampak ibarat berikut. 🙂
Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
Penutupan
Selama proses akuntansi berjalan, seluruh rekening nominal yang terdiri atas pendapatan dan beban dipakai sebagai rekening untuk mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan rekening modal. Pada tamat periode akuntansi, seluruh rekening nominal tersebut harus ditutup dengan saldo nol (tidak mempunyai saldo).
Jurnal Penutup
Seperti pada perusahaan jasa, jurnal epilog pada perusahaan dagang dipakai untuk menutup rekening-rekening nominal, yaitu rekening yang berkaitan dengan pendapatan dan beban. Hanya saja untuk laporan yang memakai metode harga pokok penjualan untuk rekening pembelian, biaya angkut pembelian, retur dan pengurangan
harga serta potongan pembelian tidak lagi dibentuk ayat penutupnya lantaran rekening-rekening tersebut saldonya sudah nol. Ayat-ayat epilog yang dipakai untuk menutup rekening nominal sebagai berikut.
1. Menutup pendapatan, yaitu semua rekening pendapatan di debit sebesar saldo masing-masing rekening, sedangkan rekening ikhtisar keuntungan rugi di kredit sebesar jumlah semua rekening pendapatan. Adapun jurnalnya adalah:
2. Menutup beban, yaitu semua beban di kredit sebesar saldo tiap rekening dan rekening ikhtisar keuntungan rugi di debit sebesar jumlah total rekening beban. Adapun jurnalnya adalah:
3. Menutup asumsi ikhtisar keuntungan rugi, yaitu jikalau total sisi debit lebih kecil daripada kredit maka memperlihatkan keuntungan dengan jurnal.
- Jika perusahaan rugi, jurnalnya adalah:
4. Menutup prive, pada umumnya rekening prive,…. Ini bersaldo debit sehingga akan mengurangi modal perusahaan. Adapun jurnalnya adalah:
Setelah jurnal epilog dibuat, selanjutnya dilakukan posting ke buku besar masing-masing dan dibentuk neraca saldo sehabis penutupan untuk mengetahui keseimbangan (balance) dan kebenaran dari tiap-tiap rekening sebelum memulai pencatatan pada periode berikutnya.
Adapun dari teladan dari Toko Rejeki sanggup disusun jurnal epilog sebagai berikut.
Jurnal Pembalik (Penyesuaian Kembali/ Reversing Entries)
Jurnal pembalik (penyesuaian kembali) yaitu jurnal yang dibentuk pada awal periode akuntansi untuk membalik jurnal adaptasi tertentu yang dibentuk pada periode sebelumnya.
Jurnal pembalik bukan merupakan jurnal yang harus dibentuk oleh suatu perusahaan. Akan tetapi, jurnal ini perlu dibentuk biar pencatatan dalam periode berikutnya sanggup tetap konsisten penggunaan rekeningnya.
Transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan yang memerlukan jurnal pembalik antara lain sebagai berikut.
- Beban yang masih harus dibayar.
- Beban yang dibayar di muka apabila beban tersebut pada ketika transaksi dicatat dalam rekening beban (bukan rekening aktiva/harta).
- Pendapatan yang masih harus diterima. Pendapatan diterima di muka apabila pendapatan tersebut pada ketika transaksi dicatat dalam rekening pendapatan (bukan rekening utang).
Contoh: Pada jurnal adaptasi perihal bunga atas utang Bank yang masih harus dibayar oleh Toko Rejeki sebesar Rp 75.000,00
Demikianlah pembahasan tentang [Lengkap] Contoh Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang. Meskipun panjang sangat, Semoga bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih banyak atas kunjungannya. 🙂
Kunjungi juga artikel lainnya:
- [756] Istilah-Istilah Akuntansi Dalam Bahasa Inggris Lengkap Dan Penjelasannya
- Pengertian Relevance Dalam Laporan Keuangan Akuntansi
- Pengertian Badan Hukum Serta Bentuk-Bentuk Dan Tanggung Jawabnya
- Apa Itu Firma ? Cara Mendirikan Firma, Dasar Hukum Dan Ciri-Cirinya
- Pengertian Joint Venture, Ciri-Ciri, Contoh Serta Kelebihan dan Kekurangannya
- Pengertian Badan Usaha, Jenis-Jenis, Fungsi dan Bentuknya
0 Response to "[Lengkap] Pola Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Beserta Penjelasan"
Posting Komentar