iklan

Pengertian Teori Konflik Berdasarkan Para Ahli

Teori Konflik - Konflik berasal dari bahasa latin, conflictus yang artinya pertentangan. Defenisi konflik berdasarkan para mahir sangatlah bervariasi lantaran para mahir melihat konflik dari banyak sekali sudut pandang atau perspektif yang berbeda-beda . 

Akan tetapi secara umum konflik sanggup digambarkan sebagai benturan kepentingan antar dua pihak atau lebih, di mana salah satu pihak merasa dibutuhkan secara tidak adil, kemudian kecewa. Dan kekecewan itu sanggup diwujudkan melalui konflik dengan cara-cara yang legal dan tidak legal. 

Gambar: Pengertian Teori Konflik

Konflik juga diartikan sebagai korelasi antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang mempunyai atau merasa sasaransasaran yang tidak sejalan. Proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis perihal segala dengan menjabarkan kekerabatan di antara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan tanda-tanda tersebut. Konflik ini terjadi di antara kelompok-kelompok dengan tujuan untuk memperebutkan hal-hal yang sama. 

Secara umum ada dua tujuan dasar konflik yakni, mendapat dan/atau mempertahankan sumber-sumber. Tujuan konflik untuk mendapat sumber-sumber merupakan ciri insan yang bersifat materil-jasmaniah untuk maupun spiritualrohaniah untuk sanggup hidup secara layak dan terhormat dalam masyarakat. Yang ingin diperoleh insan meliputi hal-hal yang sesuai dengan kehendak bebas dan kepentinganya. Tujuan konflik untuk mempertahankan sumber-sumber yang selama ini sudah dimiliki juga merupakan kecenderungan hidup manusia. Manusia ingin memperoleh sumber-sumber yang menjadi miliknya, dan berupaya mempertahankan dari usaha pihak lain untuk merebut atau mengurangi sumber-sumber tersebut. Yang ingin di pertahankan bukan hanya harga diri, keselamatan hidup dan keluarganya, tetapi juaga wilayah/daerah tempat tinggal, kekayaan, dan kekuasaan yang dimiliki. 

Tujuan mempertahankan diri tidak menjadi monopoli manusi saja lantaran hewan sekalipun mempunyai adab untuk berupaya mempertahankan diri. Maka dengan itu dirumuskan tujuan konflik politik sebagai upaya untuk mendapat dan/atau mempertahankan sumber-sumber yang dianggap penting.

Konflik merupakan sebagian dari kehidupan insan yang tidak lenyap dari sejarah. Selama insan masih hidup, konflik terus ada dan mustahil insan menghapus konflik dari dunia ini, baik konflik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok yang ada dalam lingkup masyarakat. Konflik senantiasa mewarnai kehidupan masyarakat yang meliputi aspek politik, sosial, ekonomi, budaya dan banyak sekali aspek lainnya. Dengan demikian konflik ialah merupakan citra dari sebuah permainan, baik untuk permainan yang memenangkan kedua belah pihak (Non-Zero Sum Conflict) maupun yang juga mengalahkan pihak lain (Zero- Sum Conflict) menyerupai kelas konflik yang terjadi pada masyarakat industri. 

Menurut Webster, istilah “Conflict” di dalam bahasa aslinya suatu perkelahian, peperangan atau usaha yaitu berupa konfrontasi fisik antara beberapa pihak. Kata ini kemudian berkembang dengan masuknya ketidaksepakatan yang tajam atau oposisi atas banyak sekali kepentingan, ide, dan lain-lain. Dengan kata lain, istilah tersebut kini juga menyentuh aspek piskologis di balik konfrontasi fisik yang terjadi, selain konfrontasi itu sendiri. Secara singkat, istilah “conflict” menjadi begitu melus sehingga beresiko kehilangan statusnya sebagai sebuah konsep. Dengan demikian konflik di artikan sebagai persepsi mengenai perbedaan kepentingan (perceived of interest), atau suatu kepercayaan bahwa aspirasi pihakpihak yang berkonflik tidak sanggup di capai secara simultan.

Secara umum ada beberapa teori terjadinya konflik antara lain: Pertama, Konflik ialah merupakan suatu unsur sosial yang alami ( K. Lorenz ).4Kedua, Dari sudut pandang pisikologi sosial, konflik berasal dari kontradiksi antara dorongan dan motivasi fisik insan di satu sisi dan tuntutan norma di sisi lain. Ketiga, melihat bahwa masyarakat terbentuk dan terjaga keberadaanya bukan berdasarkan komitmen melainkan berdasarkan paksaan. Untuk itu, di manapun insan membentuk suatu ikatan sosial di situ akan terdapat konflik. Keempat, Dari sisi Marxism e, konflik di sebabkan oleh kepemilikan harta benda.

Ada banyak teori mengenai terjadinya konflik antara lain: Pertama, Teori korelasi masyarakat yaitu menganggap bahwa konflik disebabkan oleh olarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatu masyrakat. Kedua, Teori Negoisasi Prinsip yaitu menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan perihal suatu hal yang oleh. Ketiga, Teori kebutuhan Manusia berasumsi bahwa konflik yang berakar dalam disebabkan oleh kebutuhan dasar insan yang berupa kebutuhan fisik, mental, sosial, yang tidak terpenuhi atau di halangi. Keempat, Teori identitas berasumsi bahwa konflik disebabkan lantaran identitas yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya suatu atau penderitaan di massa kemudian yang tidak di selesaikan. Kelima, Teori kesalahpahaman antara Budaya berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh ketidakcocokan dalam cara-cara komunikasi di antara banyak sekali budaya yang berbeda. Keenem, Teori Transformasi konflik berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidak setiaan yang muncul sebagai masalah-masalah sosial, budaya dan ekonomi. Sedangkan berdasarkan Louis Coser konflik ialah perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutan yang berkenaan dengan status, kuasa (kekuasaan) dan sumber-sumber kekayaan yang persediaanya tidak mencukupi/memenuhi, dimana pihak-pihak yang bekonflik tidak hanya bermaksud untuk memperoleh barang yang diinginkan melainkan juga memojokkan, merugikan atau melemahkan lawan mereka. 

Sedangkan penyebab konflik berdasarkan Paul Conn adalah lantaran dua hal, Pertama, kemajemukan horizontal yakni masyarakat secara cultural seperti: suku, ras, agama, antar golongan, dan bahasa dari masyarakat beragam secara horizontal sosial dalam arti perbedaan pekerjaan dan profesi. Kedua, Kemajemikan vertikal menyerupai struktur masyarakat yang terpolarisasikan berdasarkan pemilikan kekayaan, pengetahuan, dan kekuasaan.


Sumber:
Nasikun, Dr, Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995, hal. 21.


Sekian uraian perihal Pengertian Teori Konflik Menurut Para Ahli, supaya bermanfaat.

Sumber http://infodanpengertian.blogspot.com

0 Response to "Pengertian Teori Konflik Berdasarkan Para Ahli"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel