iklan

✔ Kumpulan Abjad Jawa Lengkap Dengan Pasangannya!!

Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya!!


Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya ✔ Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya!!
1001indonesia.net

Hai guys apa kabar, kali ini saya akan meriview artikel perihal ” karakter Jawa” disini kami akan membahasa secara detail dari karakter jawa mulai dari pengertiannya, jenis, dan pasangannya. sepakat biar lebih menyingkat waktu ayo eksklusif saja kita simak pembahasan di bawah ini.


Semua orang yang berasal dari jawa tentunya tidak asing dengan istilah “Aksara Jawa”, iya karakter jawa atau yang sering disebut dengan Hanacaraka yakni huruf huruf kuno dengan sistem goresan pena Abugida yang digunakan untuk menuliskan prasasti atau surat pada sang raja dll.


Aksara Jawa merupakan turunan dari dari karakter Brahmi, karakter jawa ini memang sudah usang digunakan pada bermacam-macam wilayah di Indonesia contohnya Pulau Jawa, Makasar, Sunda, Melayu, Sasak serta umum digunakan untuk penulisan jenis karya sastra yang memakai bahasa Jawa.


Aksara jawa yang terdiri dari Ha, Na, Ca, Ra, Ka, Da, Ta, Sa, Wa, La, Pa, Dha, Ja, Ya, Nya, Ma, Ga, Ba, Tha, Nga merupakan bahasa yang sudah cukup usang bahkan semenjak periode ke 17 Masehi pada masa berdirinya kerajaan Mataram Islam, pada masa ini abjad Hanacaraka yang kita kenal hingga hari ini.


 


 


Pengertian Aksara Jawa


Aksara Jawa yakni salah satu karakter tradisional Nusantara yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa dan sejumlah bahasa tempat Indonesia lainnya ibarat bahasa Sunda dan bahasa Sasak. Dalam  kehidupan sehari-hari, penggunaan karakter Jawa umum digantikan dengan huruf Latin yang pertama kali dikenalkan Belanda pada periode ke-19.


Aksara Jawa resmikan Unicode, semenjak 2009 meskipun begitu, kompleksitas karakter Jawa hanya sanggup ditampilkan dalam jadwal dengan teknologi Graphite SIL, ibarat browser Firefox  sehingga penggunaannya tidak semudah huruf Latin. Kesulitan penggunaan karakter Jawa dalam media digital merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan kurang populernya karakter jawa.


Jenis-jenis Aksara jawa


Aksara jawa juga mempunyai enam jenis yaitu:



  1. Aksara Nglegena

  2. Aksara Pasangan

  3. Aksara Murda

  4. Aksara Swara

  5. Aksara Pasangan

  6. Aksara Rekan.


ada enam jenis dari karakter jawa, berikut ini kami akan paparkan klarifikasi mengenai jenis-jenis dari karakter jawa.


Aksara Jawa Lengkap


 


Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya ✔ Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya!!
wikipedia.org

Aturan Pemakaian Aksara Jawa


Aksara  Jawa yakni satuan terkecil yang merepresentasikan suku kata terbuka (Konsonan-Vokal) dengan vokal /a/ atau /o/ tergantung dari posisinya. tapi vokal juga tergantung dari orang pembicara, yang mencakup tempat asal.


Misalnya di tempat Jawa Barat orang-orang cenderung memakai vokal /a/ sementara itu berbeda dengan orang yang berasal dari tempat Jawa Timur lebih cenderung memakai vokal /O/. Aturan baku penentuan vokal karakter dideskripsikan dalam Wewaton Sriwedari sebagai berikut:



  1. Sebuah karakter jawa yang dibaca dengan vokal /o/ bila karakter sebelumnya mimiliki sandhangan swara.

  2. Sebuah karakter jawa yang dibaca dengan vokal /a/ bila karakter setelahnya mempunyai sandhangan swara.

  3.  Sebuah Aksara jawa pertama yang kata umumnya dibaca dengan vokal /o/, kecuali dua karakter setelahnya itu yakni karakter dasar, maka  karakter tersebut dibaca dengan vokal /a/.

  4. jika sebuah karakter jawa ditransliterasikan ke dalam alfabet Latin, sebuah sanggup menjadi suku kata, bukan huruf.


CATATAN: Indonesia mempunyai 34 konsonan karakter dan 11 karakter bunyi atau biasa disebut vokal dalam karakter Jawa, tapi masih belum ketambahan dari luar karakter komplemen tidak semuanya sanggup digunakan dalam penulisan modern ibarat ketika ini.


Pada sebuah karakter Jawa terdapat beberapa tata cara penulisan, unsur serta aturan lainnya, serta aturan menjelaskan masing-masing huruf itu, dengan impian nanti sanggup memudahkan pembelajaran atau proses memahami tata cara penulisan Aksara Jawa.


Pada pembahasan kali ini, saya akan memadukan klarifikasi dasar dari karakter Jawa. kususnya untuk orang yang belum mengenal karakter Jawa, yang membutuhkan catatan khusus ibarat dibawah ini.



  1. Kata dasar Ha mewakili fonem /a/dan/ha/ apabila karakter ini berada pada belahan depan sebuah kata yang dibaca dengan /a/ pada bacaan selanjutnya, Tapi aturan ini tidak berlaku untuk nama atau jenis kata bahasa asing kecuali bahasa Jawa.

  2. Morfem Da pada penulisan Aksara Jawa latin Da ini digunakan untuk belahan vonem /d/  serta meletup dimana posisi lidahnya ada di belahan belakang pangkal gigi seri atas kemudian diletupkan. Untuk /d/ ini berbeda sekali dari bahasa Melayu atau Indonesia.

  3. Morfem D pada bentuk penulisan Aksara Jawa latin digunakan untuk jenis d-retofleks dimana posisi pengecap dengan /d/ digunakan bahasa Melayu atau bahasa  Indonesia yang di ikuti dengan bunyi yang diletupkan.

  4. Morfem Tha pada bentuk penulisan Aksara Jawa latin digunakan untuk t-retofleks dimana posisi lidahnya sama dengan vonem /d/ namun untuk pengucapannya tidak diberatkan, bunyi yang satu ini sangat ibarat dengan orang yang mempunyai logat Bali di dalam menyuarakan huruf “t”.


 Makna dari Hurf Aksara Jawa


Makna dari adonan banyak sekali huruf hana caraka yang terbagi dalam 4 baris tataran dalam urutan karakter jawa, yang bersumber dari banyak sekali sumber yang terpercaya.


Ha-Na-Ca-Ra-Ka mempunyai makna ” utusan ” yang artinya utusan hidup, yang berupa nafas yang menyatukan jiwa dengan jasat manusia, masih resah kah?? maksudnya ada yang mempercayakan dan ada yang dipercaya untuk melaksanakan kewajiban ketiga unsur itu yakni Tuhan, insan dan kewajiban insan kepada ciptaanNya.


Da-Ta-Sa-Wa-La mempunyai makna “manusia” yang berarti ketika insan telah diciptakan yang di catat dengan data ”saatnya dipanggil sang khaliq” tidak boleh sawala  yang artinya ”mengelak” harus bersedia melaksanakan, mendapatkan dan menjalankan kehendak Tuhan Yang Maha Esa.


Pa-Dha-Ja-Ya-Nya bermakna perihal menyatunya zat pemberi hidup (Ilahi Rabbi) dengan yang diberi hidup (makhluk) masih bemum mengerti bukan? maksdunya padha artinya “sama” ialah tunggal batin yang tercermin dalam perbuatan berdasarkan keluhuran dan keutamaan sedangkan Jaya artinya ” menang, unggul ”.


Ma-Ga-Ba-Tha-Nga bermakna mendapatkan segala perintah dan dihentikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, maksudnya insan harus pasrah kepada kodrat, meskipun insan mempunyai hak untuk mewiradatnya.


Berikut ini merupakan arti dan Makna dari Huruf Aksara jawa:


Huruf Ha merupakan kependekan dari “Hana hurup wening suci” yang mempunyai arti perihal adanya hidup lantaran kehendak dari yang Allah.


Huruf Na merupakan kependekan dari “Nur candra, mistik candra, warsitaning candara” yang mempunyai arti pengharapan insan hanya selalu ke sinar Illahi Rabbi.


Huruf Ca merupakan kependekan dari kata “Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi” yang mempunyai arti arah dan tujuan yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Tunggal “Allah”.


Huruf Ra merupakan kependekan dari kata “Rasaingsun handulusih” yang mempunyai arti rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani setiap manusia


Huruf Ka merupakan kependekan dari kata “Karsaningsun memayuhayuning bawana” yang memikili arti hasrat diarahkan untuk kesajeteraan alam


Huruf Da merupakan kependekan dari “Dumadining dzat kang tanpa winangenan” yang mempunyai arti mendapatkan hidup dengan apa adanya.


Huruf Ta merupakan kependekan dari beberapa kata “Tatas, tutus, titis, titi lan wibawa” yang mempunyai arti mendasar, totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang

kehidupan.


Huruf Sa merupakan kependekan “Sifat ingsun handulu sifatullah” yang mempunyai arti membentuk kasih sayang ibarat kasih Tuhan Yang Maha Tunggal Allah SWT kepada hambanya.


Huruf Wa merupakan kependekan dari “Wujud hana tan kena kinira” yang mempunyai arti  ilmu insan hanya terbatas namun implikasinya sanggup tanpa

batas lantaran ilmu itu luas.


Huruf La merupakan kependekan dari “Lir handaya paseban jati” yang mempunyai arti mengalirkan hidup semata pada tuntunan dari Tuhan Yang Maha Tunggal Allah SWT


Huruf Pa merupakan kependekan dari “Papan kang tanpa kiblat” yang mempunyai arti Hakekat Tuhan Yang Maha Tunggal Allah SWT yang ada disegala arah kehidupan.


Huruf Dha merupakan kependekan dari “Dhuwur wekasane endek wiwitane” yang meiliki untuk sanggup diatas tentu dimulai dari dasar


Huruf Ja merupakan kependekan dari “Jumbuhing kawula lan Gusti” yang mempunyai arti Selalu berusaha menyatu memahami kehendak dari Tuhan Yang Maha Tunggal Allah SWT.


Huruf Ya merupakan kependekan dari “Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi ayang” meiliki arti yakin atas kodho dan khodar atau biasa disebut kodrat dari Tuhan Yang Maha Tunggal Allah SWT.


Huruf Nya merupakan kependekan dari “Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki” yang mempunyai arti memahami kodrat kehidupan yang ditujukan untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Tunggal Allah SWT.


Huruf Ma merupakan kependekan dari “Madep mantep manembah mring Ilahi” yang mempunyai arti yakin/mantap dalam menyembah Tuhan Yang Maha Tunggal Allah SWT


Huruf Ga merupakan kependekan dari “Guru sejati sing muruki” yang mempunyai arti berguru pada guru nurani ibarat yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.


Huruf Ba merupakan kependekan dari “Bayu sejati kang andalani” yang mempunyai arti menyelaraskan diri pada gerak alam


Huruf Tha merupakan kependekan dari “Tukul saka niat” yang mempunyai arti sesuatu harus dimulai dan tumbuh dari niatan seseorang.


Huruf Nga merupakan kependekan dari “Ngracut busananing manungso” yang mempunyai arti melepaskan egoisme pribadi manusia


Alhamdulillah aitulah arti makna dari huruf karakter jawa hanacaraka yang sarat makna tersebut menjadi sarana dalam contoh hidup didunia sebagai korelasi insan dengan Tuhannya atau korelasi dengan manusia-manusia lainnya lantaran insan pada hakekatnya sebagai mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya.


 


Aksara Carakan


Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya ✔ Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya!!
Aksara Carakan

Aksara Carakan yakni jenis karakter yang paling fundamental dalam mempelajari karakter Jawa, karakter carakan namanya saja sudah sanggup dipahami bahwa jenis karakter ini digunakan untuk menuliskan kata-kata.


Aksara Carakan mempunyai bentuk beserta pasangannya, Aksara pasangan yang digunakan untuk mematikan atau menghilangkan bentuk vokal dari karakter yang ditulis sebelumnya sebelumnya.


Aksara pasangan ini sangat diharapkan supaya Anda lebih gampang dalam memahami tulisan-tulisan aksara, dan sangat penting untuk emengetahui klarifikasi mengenai aturan pasangan di dalam karakter Carakan, dan cara untuk membacanya.


Pasangan Aksara Jawa


Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya ✔ Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya!!
pasangan karakter jawa

Dari foto diatas pasangan karakter Jawa pasangan sendiri merupakan bentuk khusus yang terdapat pada karakter Jawa untuk menghilangkan ataupun mematikan suatu vokal dari bunyi karakter jawa yang sebelumnya. Aksara pasangan ibarat simbol yang digunakan untuk menulis bentuk suku kata untuk menjelaskan maksud yang ditulis.


Contoh Penggunaan Pasangan Aksara Jawa


Misalnya contoh penggunaan pasangan dalam penulisan karakter Jawa yakni kalimat “mangan sega” yang artinya makan nasi, supaya kalimat tersebut tidak dibaca manganasega, maka perlu mematikan atau menghilangkan huruf na.


Cara untuk menghilangkan huruf Na tersebut yakni dengan menawarkan pasangan “n” yang diletakkan pada belakang huruf “nga” dengan menawarkan pasangan n tersebut maka sanggup dibaca “mangan sega”.


 


 


 


1) Aksara Pokok (Aksara Nglegena)


Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya ✔ Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya!!
kubuskecil.blogspot.com

Menurut para andal : Darusuprapta (2002:5) karakter pokok mempunyai aksara, yang berfungsi untuk menghubungkan suku kata yang tertutup konsonan dengan suku kata berikutnya, kecuali suku kata yang tertutup wignyan, layar, dan cecak.


Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya ✔ Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya!!
aksara pokok

Berikut ini yakni karakter Jawa pokok atau karakter Nglegena beserta pasangannya:


Pasangan Aksara Nglegena


Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya ✔ Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya!!
kubuskecil.blogspot.com

Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya ✔ Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya!!
Pasangan karakter ngelana

Ada beberapa catatan dalam penggunaan karakter Nglegena ini berdasarkan Darusuprapta (2002:10) :

1) Aksara pasangan ha, sa, dan pa ditulis dibelakang huruf konsonan simpulan suku kata di depannya. Aksara pasangan selain yang disebutkan itu ditulis di bawah karakter konsonan simpulan suku kata di depannya.

2) Aksara ha, ca, ra, wa, dha, ya, tha, dan nga tidak sanggup diberi karakter pasangan atau tidak sanggup menjadi karakter sigegan (aksara epilog suku kata). Di dalam hal ini karakter sigegan ha diganti dengan wignyan, karakter sigegan ra diganti layar, karakter sigegan nga diganti cecak, dan hampir tidak ada suku kata yang berakhir sigegan ca, wa, dha, ya, tha.


Contoh pemakaian karakter Nglegena dan pasangan dalam sebuah kalimat.


Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya ✔ Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya!!
ki-demang.com

2) Aksara Murda


Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya ✔ Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya!!
huruf karakter murda beserta contohnya

Aksara Murda yakni salah satu jenis karakter yang ada didunia. Aksara Murda tegese karakter sirah utawa karakter sesirah, ing basa Indonesia diarani huruf kapital. Aksara Murda gunane kanggo pakurmatan, tegese kanggo ngurmati. Sing lumrah karakter murda kanggo nulis jenenge wong lan jeneng apa wae, kalebu pangkat utawa kalungguhan. Tata carane nganggo karakter murda yaiku:

1. Aksara Murda ora kena dadi sesigeging wanda, dadi ora kena dipangku lan ora kena dipasangi.

2. Aksara Murda cukup ditulis saaksara saben satembung, kapilih kang manggon ing ngarep, yen ora ana ya karakter burine, lan sateruse

3. Aksara Murda sanggup diwenehi sandhangan

4. Aksara Murda dijangkepi pasangan saengga sanggup dadi pasangan.


a) Aksara murda berjumlah delapan buah, yakni na, ka, ta, sa, pa, nya, ga, ba.

b) Aksara murda sanggup digunakan untuk menuliskan nama gelar dan nama diri, nama geografi, nama forum pemerintah, dan nama forum berbadan hukum.

c) Aksara murda tidak digunakan sebagai epilog suku kata. (Darusuprapta, 2002:11-12)


3) Aksara Swara


Aksara Swara ialah salah satu jenis karakter yang digunakan untuk menuliskan huruf-huruf vokal yang berasal dari bentuk kata serapan dari bahasa asing supaya pelafalannya menjadi tegas ketika diucapkan atau dituis.


Sandangan Aksara Swara


sangat penting bagi anada untuk mengetahui perihal sandangan karakter Swara lantaran semoga anda tidak kebingungan membedakan antara karakter Swara dengan sandangannya lantaran huruf karakter dan sandangnnya hampir mirip.


Sandangan merupakan bentuk huruf vokal yang bersifat tidak berdikari yang hanya digunakan ketika berada di belahan tengah dari kata pada sebuah penulisan aksara. Sandangan dibagi menjadi beberapa berdasarkan cara membaca sandangan tersebut.


a) Aksara bunyi (aksara swara) berjumlah lima buah, yakni : (a), (e), (i), (o), (u)

b) Aksara bunyi digunakan untuk menuliskan karakter vokal yang menjadi suku kata, terutama yang berasal dari bahasa asing, untuk mempertegas pelafalannya.

c) Aksara bunyi tidak sanggup dijadikan sebagai karakter pasangan sehingga karakter sigegan yang terdaftar di depannya haris dimatikan dengan pangkon.

d) Aksara bunyi sanggup diberi Sandangan wignyan, layar, dan cecak. (Darusuprapta, 2002:14).

Berikut ini yakni karakter swara yang berjumlah 5 buah :


Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya ✔ Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya!!
aksara swara

Contoh penggunaan karakter swara :


Sandangan karakter Jawa dapa dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :

1) Sandangan swara (Sandangan bunyi vokal)

2) Sandangan panyigeg wanda (Sandangan konsonan epilog suku kata)

3) Sandangan wyanjana (Sandangan pembuka suku kata)

Secara rinci ibarat di bawah ini :


1) Sandangan swara (Sandangan bunyi vokal)


Sandangan swara terdiri atas lima macam, yakni :


a) Sandangan wulu (…i.)


Sandangan wulu digunakan untuk melambangkan vokal (i) di dalam suku kata. Sandangan wulu ditulis di atas belahan simpulan aksara. Apabila selain wulu juga terdapat sandangan yang lain, sandangan wulu digeser ke kiri.

Contoh penggunaan sandangan wulu :

siji siji

bathi bqi

wingi wizi


b) Sandangan pepet (…e.)


Sandangan pepet digunakan untuk melambankan vokal /e/ di dalam suku kata. Sandangan pepet ditulis di atas belahan simpulan aksara. Apabila selain pepet terdapat sandangan yang lain, sandangan pepet digeser ke kiri. Sandangan pepet tidak digunakan untuk menuliskan suku kata re dan le yang bukan sebagai pasangan. Sebab suku kata re yang bukan pasangan dilambangkan dengan pa cerek dan le yang bukan pasangan dilambangkan dengan nga lelet.


Macam-macam Sandangan Aksara Jawa


Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya ✔ Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya!!
sandangan karakter jawa

Sandangan merupakan bentuk huruf vokal yang tidak berdikari dan digunakan ketika berada di belahan tengah dari kata. Sedanghkan di dalam sandangan akan dibedakan berdasar pada cara membacanya.


Untuk karakter Swara ini juga tidak sama dengan jenis aksara-aksara yang lain. Ia juga dilengkapi dengan pasangan. Aksara Swara juga mempunyai beberapa aturan penulisan yang penting untuk diperhatikan. Berikut rinciannya:


Aksara Swara tidak sanggup dijadikan sebagai bentuk karakter pasangan.

Apabila karakter Swara menemukan sigegan atau konsonan yang ada pada simpulan suku kata yang sebelumnya, maka sigegan itu harus dimatikan dengan yang namanya pangkon.

Aksara Swara sanggup diberikan suatu sandangan wignyan, cecak, wulu, suku, dan lain sebagainya.


Sandangan suku (u)


Sandangan suku digunakan untuk melambangkan bunyi vokal u yang bergabung dengan bunyi konsonan di dalam suatu suku kata, atau vocal u yang tidak ditulis dengan karakter swara. Sandangan suku ditulis serangkai di bawah belahan simpulan karakter yang menerima sandangan itu.


Contoh pengunaan sandangan suku :

watu wtu

gunung gunu=


Sandangan taling ([.)


Sandangan taling digunakan untuk melambangkan bunyi vokal e atau e yang tidak ditulis dengan karakter swara e, yang bergabung dengan bunyi konsonan di dalam suku kata. Sandangan taling ditulis di depan karakter yang dibubuhi sandangan itu.


Contoh penggunaan sandangan taling :

kene [k[n

dhewe [d[w


Sandangan taling tarung ([…o)


Sandangan taling tarung digunakan untuk melambangkan bunyi vokal o yang tidak ditulis dengan karakter swara o, yang bergabung dengan bunyi konsonan di dalam suku kata. Sandangan taling tarung ditulis mengapit karakter yang dibubuhi sandangan itu.


Contoh penggunaan sandangan taling tarung :

bodho [bo[do

ijo ai[jo


Sandangan panyigeg wanda (Sandangan konsonan epilog suku kata) Sandangan penanda konsonan epilog suku kata (sandangan panyigeg wanda) yang terdiri atas empat macam, yakni :


a) Sandagan Wignyan (….h)


Sandangan wignyan yakni penganti sigegag ha yaitu sandangan yang digunakan untuk melambangkan konsonan h epilog suku kata. Penulisan wignyan diletakkan di belakang karakter yang dibubuhi sandangan itu.


Contoh penggunaan sandangan wignyan :

gagah ggh

cahya chy


Sandangan Layar (…../)


Sandangan layar yakni pengganti sigegan ra yaitu sandangan yang digunakan untuk melambangkan konsonan r epilog suku kata. Sandangan layar ditulis di atas belahan simpulan karakter yang dibubuhi sandangan itu.


Contoh penggunaan sandangan layar :

pager pge/

tirta ti/t


Sandangan Cecak (……=)


Sandangan cecak yakni pengganti sigegan nga yaitu sandangan yang digunakan untuk melambangkan konsonan ng epilog suku kata. Sandangan cecak ditulis di atas belahan simpulan karakter yang dibubuhi sandangan itu.


Contoh penggunaan sandangan cecak :

jangkah j=kh

walang wl=


Sandangan Pangkon (…..\)


Sandangan pangkon digunakan sebagai penanda bahwa karakter yang dibubuhi sandangan pangkon itu merupakan karakter mati, karakter konsonan epilog suku kata, atau karakter panyigeg ing wanda. Sandangan pangkon ditulis di belakang karakter yang dibubuhi sandangan itu. Sandangan pangkon sanggup digunakan sebagai pembatas belahan kalimat atau rincian yang belum selesai, senilai dengan tanda koma di dalam ejaan Latin.

Contoh penggunaan sandangan pangkon :

adus afus\

pangan pzn\


Sandangan wyanjana (Sandangan penanda gugus konsonan)


Menurut Darusuprapta (2002:29), sandangan penanda gugus konsonan merupakan penanda asara konsonan yang diletakkan pada karakter konsonan lain di dalam suatu suku kata. Pendanda gugus konsonan di dalam karakter Jawa terdiri atas lima macam, yakni :


a) Cakra (…..])


Tanda cakra merupakan penanda gugus konsonan yang unsur terakhirnya berwujud konsonan r. Tanda cakra ditulis serangkai di bawah belahan simpulan karakter yang diberi tanda cakra tersebut. Aksara yang sudah bertanda cakra sanggup diberi sandangan selain pepet dan tidak sanggup diberi penanda gugus konsonan yang lain. Aksara bertanda cakra yang menerima pepet diganti dengan keret

Contoh penggunaan cakra :

sasra ss]

krawu k]wu


b) Keret (….})


Tanda keret digunakan untu melambangkan gugus konsonan yang berunsur simpulan konsonan r yang diikuti vokal e /e atau sebagai pengganti tanda cakra yang mendapatkan penambahan sandangan pepet. Tanda keret ditulis serangkai di bawah belahan simpulan karakter yang diberi tanda keret itu.

Contoh penggunaan keret :

kreteg k}teg\

brengos b}[zos\


c) Pengkal (…..-)


Tanda pengkal digunakan untuk melambangkan konsonan y yang bergabung dengan konsonan laian di dalam suatu suku kata. Tanda pengkal ditulis serangkai di belakang karakter yang diberi tanda pengkal itu.

Contoh penggunaan pengkal :

kyai k-ai

tyas t-s\


Pangkonan dan Pasangan


Apa itu Sandangan?


Sandangan merupakan coretan yang digunakan untuk memberi pelafalan vokal dan akhiran tertentu terhadap karakter Carakan.

Penulisan sandangan pada prinsipnya dari kiri ke kanan. Namun posisi penulisan setiap sandangan berbeda-beda.

Sandangan dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu:



  1. Sandangan Swara:

    Sandangan ini digunakan untuk mengganti huruf vokal. Contoh: wulu, suku, taling, taling-taroeng, pepet.

  2. Sandangan Mati:

    Sandangan ini digunakan untuk mengakhiri karakter Carakan dengan menghilangkan vokal pada karakter terakhir. Contoh: wignyan, layar, ceceg, pangkon, pengkol.

  3. Sandangan Semi Swara:

    Sandangan ini digunakan oleh karakter Carakan tertentu yang mempunyai aturan penulisan sendiri. Contoh: cakra, cakra keret, nga lelet, pa cerek.


AKSARA JAWA WILANGAN


Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya ✔ Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya!!
Aksara Jawa Wilangan

Pengertian Aksara Wilangan yakni sebuah Tulisan karakter jawa yang mempunyai arti perihal bilangan, karakter ini yang digunakan untuk menuliskan angka di dalam bahasa Jawa. lantaran didalam goresan pena karakter jawa biasanya terdapat banyak bunyi yang bila diucapkan, bunyinya menjadi angka.


Sejarah Aksara Jawa di Tanah Jawa


Aksara Jawa  mengalami perkembangan secara dinamis di Nusantara berdasarkan orang-orang zaman dulu, karakter yang dikembangkan oleh masyarakat Jawa ini bersumber pada karakter Brahmi yang berasal dari negara India. Aksara Brahmi ini menurunkan karakter Pallawa, karakter yang sangat berperan dalam perkembangan tradisi tulis di Nusantara.


Aksara Pallawa mulai digunakan di Nusantara semenjak periode ke-4 Masehi, oleh alasannya yakni itu Aksara Pallawa menjadi ibu dari semua karakter yang ada di Nusantara, antara lain karakter jawa.


Aksara Pallawa, bersal dari masyarakat yang sebagian besar bergama Hindu-Jawa kemudian menyebarkan karakter Jawa pada sekitar periode VIII memakai sistem Sanskerta Panini, yaitu mengikuti urutan karakter Kaganga yang digunakan kira-kira hingga periode 106 M.


Pada periode ini, belum ada pemisahan karakter Murda ibarat yang dikenal sekarang, dalam susunan abjadnya, terdapat beberapa karakter yang keberadaannya wajib hadir untuk menuliskan kata-kata Jawa Kuno.


Perkembangan Aksara Jawa di tempat Islam


Pada masa perkembangan awal Islam di tanah Jawa, pengurutan karakter Jawa menjadi Hanacaraka dilakukan untuk memudahkan penghafalan dan pengingatannya secara kreatif dengan mengaitkannya pada mitos Ajisaka yang berkembang pada periode tersebut.


Dalam periode perkembangan Islam pengertian karakter Murda masih belum berfungsi layaknya huruf lainnya, Aksara murda dipisahkan dari susunan huruf dasar lantaran merupakan karakter usang yang keberadaannya tetap dipertahankan dan penggunaannya masih sama ibarat pada karakter Jawa-Hindu.


Perkembangan pada masa kolonial


Pada masa kolonial, karakter Murda sebagian mulai berubah fungsi layaknya huruf kapital. Pada 1926, di Sriwedari, Surakarta, untuk pertama kalinya karakter Jawa dilokakaryakan dan menghasilkan Wewaton Sriwedari yang memberi landasan dasar bagi pengejaan tulisan.


Perkembangan Aksara Jawa pada masa kemerdekaan


Pada masa kemerdekaan, karakter Jawa kembali mengalami perkembangan. Setidaknya telah diadakan tiga kali Kongres Bahasa Jawa yang menghasilkan pedoman cara penulisan dengan banyak sekali pembiasaan semoga penggunaannya lebih sesuai dengan kebutuhan.


Ciri-ciri Penulisan Aksara jawa


Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya ✔ Kumpulan Aksara Jawa Lengkap dengan Pasangannya!!
wikipedia.org

Ciri-ciri penulisan Aksara Jawa ialah sebagai berikut:



  1. Tulisan karakter jawa tidak memakai spasi

  2. Tulisan karakter jawa tidak ada tanda baca dasar

  3. Tulisan karakter jawa tulisannya juga rumit

  4. Tulisan karakter jawa mempunyai pasangan dari setiap huruf


Tapi hening saja bagi anda yang sedang berguru karakter jawa niscaya akan sanggup asal anda mengetahui kata kuncinya hehe. kata kuncinya ialah anda harus menyukai menulis dengan karakter jawa ibarat peatah menyampaikan hal biasa dilakukan nanti akan menjadi kebiasaan


ASAL USUL ATAU SEJARAH AKSARA JAWA


Aksara jawa yakni salah satu peninggalan bersejarah dari nenek moyang kita yang wajib kita jaga dan pelajari, sebagai salah satu situs peninggalan sejarah huruf jawa juga mempunyai sejarah dilahirkannya huruf jawa di bawah ini yakni sejarah dan arti huruf karakter jawa.


Asal usul atau sejarah Aksara jawa ternyata mempunyai kisah yang sangat menarik untuk kita pelajari kare kisah ini bekerjasama dengan seorang ksatria yang hebat berasal dari tanah jawa yang berjulukan Aji Saka, yang mempunyai 2 orang Abdi yang sangat loyal atau setia yang berjulukan Dora dan Sembada.


Dikisahkan ada seorang cowok tampan yang sakti mandraguna, yaitu Ajisaka. Ajisaka tinggal di pulau Majethi bersama dua orang punggawa (abdi) setianya yaitu Dora dan Sembada. Kedua abdi ini sama-sama setia dan sakti. Satu ketika Ajisaka ingin pergi meninggalkan pulau Majethi.


Dia menunjuk Dora untuk menemaninya mengembara. Sedangkan Sembada, disuruh tetap tinggal di pulau Majethi. Ajisaka menitipkan pusaka andalannya untuk dijaga oleh Sembada. Dia berpesan supaya jangan menyerahkan pusaka itu kepada siapa pun, kecuali pada Ajisaka sendiri.


kisah, di pulau Jawa ada sebuah kerajaan yang sangat makmur sejahtera yaitu kerajaan Medhangkamulan. Rakyatnya hidup sejahtera. Kerajaan Medhangkamulan dipimpin oleh seorang raja arif bijaksana berjulukan Dewatacengkar. Prabu Dewatacengkar sangat cinta terhadap rakyatnya.

Di suatu ketika Aji Saka melaksanakan suatu perjalanan, menuju Kerajaan Medang Kamulan.


Pada ketika itu Kerajaan Medang Kamulan diperintah oleh seorang raja yang mempunyai kebiasaan, yaitu suka memakan daging manusia. Raja tersebut berjulukan Prabu Dewata Cengkar, setiap hari Prabu Dewata meminta para pelayan dan juga prajuritnya untuk selalu menghidangkan daging insan setiap harinya.


Hal ini dikarenakan, Pada suatu hari ki juru masak kerajaan Medhangkamulan yang bertugas menciptakan kuliner untuk prabu Dewatacengkar mengalami kecelakaan ketika memasak. Salah satu jarinya terkena pisau hingga putus dan masuk ke dalam masakannya tanpa dia ketahui. Disantaplah kuliner itu oleh Dewatacengkar. Dia mencicipi rasa yang yummy pada masakan itu.


Dia bertanya daging apakah itu. Ki juru masak gres sadar bahwa dagingnya disantap Dewatacengkar dan menjawab bahwa itu yakni daging manusia. Dewatacengkar ketagihan dan berpesan supaya memasakkan hidangan daging insan setiap hari. Dia meminta sang patih kerajaan supaya mengorbankan rakyatnya setiap hari untuk dimakan.


karena terus menerus makan daging manusia, sifat Dewatacengkar berubah 180 derajat. Dia bermetamorfosis raja yang kejam lagi bengis. Daging yang disantapnya kini yakni daging rakyatnya. Rakyatnya pun kini hidup dalam ketakutan. Tak satupun rakyat berani melawannya, begitu juga sang patih kerajaan.


Mendengar hal itu tentu saja rakyat menjadi resah, termasuk Aji Saka yang semakin yakin untuk melawan raja tersebut dengan ditemani oleh kedua Abdinya yang setia. Kemudian sampailah Aji Saka di sebuah pinggiran hutan, yang di mana tempat itu termasuk ke dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan.


Sebelum mereka semua benar-benar masuk ke dalam istana kerajaan, salah satu Abdi dari Aji saka yang berjulukan Sembada diperintahkan oleh Aji Saka untuk tetap tinggal di tempat dengan tujuan menjaga keris pusaka miliknya. Aji Saka juga berpesan semoga keris tersebut benar-benar dijaga, dan tidak boleh diserahkan kepada siapapun kecuali pada Aji Saka.


Mereka heran dengan keadaan yang sepi dan menyeramkan. Dari seorang rakyat, ia menerima dongeng kalau raja Medhangkamulan gemar makan daging manusia. Ajisaka menyusun siasat. Dia menemui sang patih untuk diserahkan kepada Dewatacengkar semoga dijadikan santapan. Awalnya sang patih tidak sepakat dan kasihan. Tetapi Ajisaka bersikeras dan alhasil diizinkan.


Dewatacengkar keheranan lantaran ada seorang cowok tampan dan higienis ingin menyerahkan diri. Ajisaka menyampaikan bahwa dia mau dijadikan santapan asalkan dia diberikan tanah seluas ikat kepalanya dan yang mengukur tanah itu harus Dewatacengkar.


Sedangkan Abdi lainnya yang berjulukan Dora, ikut dengan Aji Saka untuk berhadapan eksklusif dengan sang Raja yaitu Prabu Dewata Cengkar. Lalu sesudah ia bertemu dengan Prabu Dewata Cengkar, Aji Saka pun eksklusif menciptakan janji dengannya. Aji Saka mendapatkan dirinya untuk dimakan oleh Prabu Dewata, tetapi dengan 1 syarat.


Yaitu Prabu Dewata Cengkar harus menyerahkan tanah kekuasaannya yang seluas sorban atau seluas ikat kepala yang dikenakannya. Akhirnya Prabu Dewata pun menyetujui janji tersebut, Aji Saka pun meminta Prabu untuk mengukur tanah permintaannya dengan cara memegang salah satu ujung sorban.


Ujung sorban lainnya dipegang oleh Aji Saka sendiri, kemudian mulailah Prabu Dewata Cengkar menarik dan membentangkan sorban tersebut. dewata pun terus bergerak mundur untuk membentangkannya. Ia terus menarik dan membentangkan sorban tersebut, dan dengan kesaktian yang dimilikinya sorban itu ternyata terus membentang dan tidak pernah berhenti.


Prabu Dewata Cengkar harus terus maju untuk membentangkan sorban itu, kemudian sampailah ia di ujung jurang dan terlempar ke tengah lautan. Akhirnya Prabu Dewata Cengkar itu mati, dan rakyat pun bersuka cita lantaran kematiannya. Aji Saka pun naik pangkat menjadi seorang raja, tak berapa usang sesudah ia menjadi raja ia pun ingat keris miliknya yang dititipkan pada Sembada.


Aji Saka pun memerintahkan Dora untuk mengambil keris tersebut pada Sembada. Pada awalnya mereka hanya bercakap-cakap mengenai keadaan atau kondisi satu sama lain. Setelah itu barulah percakapan mengarah ke keris yang Aji Saka titipkan. Saat itu Dora meminta Sembada untuk mengembalikan keris yang dimiliki oleh Aji Saka tersebut.


Tetapi Sembada justru masih ingat perihal perintah Aji Saka, bahwa ia harus menawarkan keris tersebut hanya kepada Aji Saka. Sedangkan Dora merasa bahwa ia tetap harus melaksanakan perintah Tuannya mengenai keris tersebut. hingga alhasil kedua orang itu saling tak mau mengalah satu sama lain, lantaran ingin sama-sama menjaga amanahnya.


Setelah itu Dora dan Sembada pun bertempur mati-matian untuk mempertahankan amanah Aji Saka. Keduanya saling mengeluarkan kekuatan dan kesaktian masing-masing, hingga alhasil keduanya tewas bersamaan. Kabar ajal kedua Abdi yang loyal tersebut pun alhasil hingga pada Aji Saka.


Aji Saka pun menyesal atas kecerobohan yang ia buat sendiri, untuk menghormati kedua Abdi yang setia padanya hingga mati itu ia pun menciptakan persembahan khusus untuk mereka. Maka dibuatlah barisan huruf, alfabet atau karakter ibarat yang hingga ketika ini kita kenal yaitu hanacara atau karakter jawa.


Semakin bertambahnya waktu dan berkembangnya zaman, maka karakter jawa yang diciptakan oleh Aji Saka semakin populer. Aksara jawa juga telah menggeser penggunaan karakter palawa dan huruf palawa yang ketika itu dibentuk dan diciptakan di masa Kerajaan Hindu dan Budda. Aksara palawa tersebut merupakan jenis karakter kuno.


Aksara palawa sendiri merupakan jenis karakter yang mempunyai kemiripan dengan karakter jawa, yang di mana huruf palawa ini pada zaman dahulu digunakan oleh masyarakat luas yang pada ketika itu masih mengenal bahasa sansekerta. Di masa kerajaan islam ini mulai disosialisasikan karakter jawa atau abjad hanacara atau carakan yang sudah dikenal hingga ketika ini.


PERSEBARAN AKSARA JAWA


Di dalam sejarahnya sudah tercatat bahwa karakter jawa ini mulai dicetak di periode 19 Masehi, hal tersebut bukan merupakan hal yang asing lantaran di zaman dahulu memang belum ditemukan mesin cetak. Aksara jawa merupakan salah satu jenis karakter yang menginspirasi banyak orang, bila diperhatikan lebih lanjut jenis karakter jawa juga tidak berbeda jauh dengan jenis karakter lainnya.


Misalnya di wilayah Asia Tenggara, contohnya jenis karakter yang digunakan oleh seluruh masyarakat Thailand hingga ketika ini. ternyata karakter jawa juga mempunyai kemiripan dengan karakter Thailand, yang di mana goresan, struktur dan lengkungannya pun mempunyai banyak kesamaan. Oleh alasannya yakni itu ada kemungkinan bahwa karakter jawa ini memang telah terkenal semenjak zaman dahulu.


Sehingga penyebaran karakter jawa di zaman dahulu menyebar di sekitar wilayah Asia Tenggara. Bahkan berdasarkan penelitian yang ada, karakter jawa memang adonan dari karakter kawi dan karakter abugida. Aksara ini sangat berbeda dengan karakter latin, yang kita pelajari dan gunakan di zaman sekarang.


Contohnya yakni huruf Ha mempunyai 2 perwakilan dari 2 huruf sekaligus, yaitu huruf konsonan H dan huruf vokal A. Yang merupakan satu suku kata yang utuh bila dibandingkan dengan kata hari. Penggunaan aksaranya juga terlihat lebih simpel, dibandingkan dengan huruf latin yang tersusun atas 1 huruf per 1 huruf.


Untuk penulisannya, karakter jawa ini mempunyai kemiripan dengan karakter hindi. Tata cara penulisan dari karakter jawa dilakukan dengan cara menggantung. Atau terdapat garis di belahan bawahnya. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, terdapat modifikasi di era modern dari para pendidik yang mengajarkan karakter jawa melalui penulisan karakter hanacaraka di atas garis.


sekian pembahasan perihal Aksara Jawa dan pasanganya yang dirangkum dari banyak sekali sumber terpercaya semoga sanggup menjadi ide buat kita semua dan semoga sanggup menambah ilme pengetahuan bagi kita semua, amin..




Sumber http://syahrulanam.com

0 Response to "✔ Kumpulan Abjad Jawa Lengkap Dengan Pasangannya!!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel