√ 5 Alasan Mengapa Aku Tidak Suka Musik Indonesia
Banyak orang yang sangat suka musik Indonesia namun ada juga beberapa orang yang kurang beruntung, menyerupai saya, yang tidak suka musik Indonesia. Oleh alasannya ialah itu di artikel singkat dan cenderung subjektif ini saya akan memperlihatkan alasan kenapa saya tidak suka musik Indonesia;
Warna Musik Indonesia Yang Seragam Dan Monoton
Warna musik yang seragam dari setiap band. Apa perbedaan gaya musik Ungu, Radja, Repvblik, Julliete, Samsons, Nidji, Jagostu, Element, Dewa 19, dll (saya bahkan tidak tahu lagi band2 Indonesia). Kalau ada yang beda dikit eksklusif hilang kalah terpengaruhi pasar. Tidak ada warna yang unik. Seharusnya kita ini disebut saja I-Pop yakni Indonesian Pop sedangkan diluar negeri ada J-Rock, BritRock, American Rock.
Berpakaian Overkill/Fashion Over Music
Berpakaian “heboh” layaknya “rockstar” dunia padahal lagu mereka “mellow” mendayu habis. Saya bahkan harus menyaksikan beberapa cuplikan iklan Ungu Extra Joss untuk memastikan bahwa mereka benar-benar Ungu, lantaran gaya berpakaian mereka disana melebihi grup band KISS atau AC/DC.hehe..Juga band-band lainnya (saking banyaknya) yang berpakaian sangat trendy dan fashionable untuk hanya sekedar menyanyikan lagu sendu. Kaos dan celana ketat ditambah jaket kulit plus sepatu Doc Marten dan make-up Gothic merupakan ciri umum grup band Indonesia ketika ini berbanding terbalik dengan lagu yang mereka bawakan. Itu yang nggak masuk nalar sehat ku.
Musik Indonesia Hanya Cinta Cinta dan Cinta
Cinta, cinta dan cinta…tema yang niscaya akan saya temui dari setiap lagu Indonesia sekarang. Memang lagu-lagu Barat juga banyak yang bertemakan cinta, tapi satu hal yang membedakan bahwa lagu cinta mereka bukanlah puisi atau untaian kata-kata indah nan menyentuh melainkan lebih dari ungkapan perasaan sehari-hari. OK, saya masih terima bila yang membawakannya penyanyi solo menyerupai Delon, Ari Lasso, Baim, Krisdayanti, Titi DJ, Ruth Sahanya, Anggun, dll tapi ya kok band-band yang berlagak rock…jadi hilang feeling deh…
Mellow Adalah Kunci
Parahnya lagi, lantaran fenomena ini sudah sangat berlangsung usang dan terus menerus maka kini tercipta tradisi musik Indonesia ialah “mellow”. Siapa sangka kita yang dulu pernah melahirkan band-band rock cadas, menyerupai GodBless, kini menghasilkan grup band sekelas Kangen Band.
Dan anehnya musik mereka diterima lagi oleh pasar Indonesia. Singkatnya bila di dunia Barat (Amerika) band-band disana berlomba-lomba menghasilkan warna musik yang lebih cadas namun disini semua grup band berlomba-lomba membuat musik yang “kalau dapat sesedih mungkin”.
Aku belum pernah dengar Promotor Musik sekelas Javaindo menyelenggarakan konser tunggal Ungu di Jakarta Convention Center atau membawa ke Indonesia grup band luar yang sesedih mungkin. Dan bawah umur muda pun kini telah menjadi bab yang tak terpisahkan dari band-band ini. Pakaian luar boleh rock-out abizz tapi didalam hatinya musik tetap Kangen atau Repvblik Band.
Oh ya beberapa waktu kemudian pernah baca juga sebuah artikel di majalah GATRA, di sana disebutkan bahwa para pendengar musik di Indonesia ini hanya melihat lagu-lagunya saja bukan band-nya jadi bila ada satu lagu yang hit ya mereka suka lagunya doang dan belum tentu bandnya. Kaprikornus grup band disini lebih membuat lagu berdasar selera pasar. Anda dapat melihat sendiri kan contohnya.
Belum Ada Yang Mampu Memikat Hati
Nggak ada yang masuk dihati. Dari sekian banyak band-band Indonesia tak satupun yang benar-benar saya sukai (kecuali Jamrud, grup band Indonesia yang saya pernah beli kasetnya). Alasan ini terkait dengan alasan no 1, 2, 3 dan 4.
Sejujurnya saya lebih hormat dan suka dengan lagu abad final 80an dan 90an menyerupai Lagu Gombloh, Ari Wibowo, Iwan Fals (yang dulu) dan Farid Hardja. Lagu-lagu mereka walaupun bertema cinta merupakan simbol dari kesederhanaan dan kejujuran dalam bermusik, no poem just straight to the point and most of all no bullshits..!
Aku gak mau nanti di masa tuaku menyesal lantaran di masa mudaku menyiakan-menyiakan peluang untuk mendengar dan menjadi bab dari musik yang lebih berwarna. Apakah 20 tahun lagi grup band menyerupai Radja, Ungu, Kangen, Repvblik, dll musiknya masih tetap ada? I don’t think so…
Tidak suka musik Indonesia tidak berarti tidak nasionalis atau tidak mengasihi Indonesia ya. 🙂
Sumber https://dionbarus.comm
makasih kak udah share
BalasHapusHarga pampers