√ 6 Film Pendidikan Indonesia Yang Berkesan Dan Penuh Makna

Apa kau pernah menonton sebuah film kemudian mendapat pelajaran yang sangat berharga dari sana? Pasti pernah kan? Memang sebuah film itu nggak cuma mengandung hiburan, tetapi juga pendidikan. Hanya caranya saja yang berbeda-beda.

Dasarnya, apapun jenis filmnya niscaya menyiratkan pesan-pesan yang bisa dijadikan pelajaran. Namun, memang terdapat film yang memang didedikasikan untuk pendidikan. Itu yang akan dibahas pada artikel kali ini, film pendidikan Indonesia.

Film-film yang akan diulas oleh Bacaterus ini diperlukan bisa memotivasi siapapun yang menontonnya dengan cara yang lebih kasual. Karena sebuah dongeng masih menjadi cara yang paling positif untuk mendidik manusia.

1. Laskar Pelangi [2008]

Siapa yang nggak termotivasi menonton film ini? Film pendidikan Indonesia yang ini bisa menciptakan orang-orang yang menontonnya lebih menghargai pendidikan. Diadaptasi dari novel laku berjudul sama karya Andrea Hirata, film pendidikan Indonesia yang ini sukses merebut hari masyarakat.

Waktu dua jam yang dipakai untuk menonton film ini akan membuahkan kesan mendalam untuk bertahun-tahun ke depan. Berkisah wacana kehidupan bawah umur di Belitong yang begitu ingin bersekolah di tengah segala keterbatasan yang ada. Bahkan, ada seorang anak yang harus mengayuh sepeda berkilo-kilo meter dan bertemu buaya untuk bisa hingga ke sekolah.

Hal menarik dari film ini adalah, sang sutradara yaitu Riri Riza melaksanakan casting demi mendapat pemain-pemain lokal untuk bermain di film ini. Berlokasi di Pulau Belitung, dengan 12 pemain dari Pulau Belitung yang beradu akting bersama 12 pemain drama Indonesia yang sudah dikenal namanya.

Referensi film sejenis Laskar Pelangi lainnya bisa kau temukan di artikel film anak Indonesia.

2. Sang Pemimpi [2009]

Kamu punya mimpi? Jangan lewatkan film pendidikan Indonesia yang satu ini. Sebab, kau akan mendapat banyak pelajaran dari film ini. Masih disesuaikan dari novel berjudul sama karya Andrea Hirata. Film ini disutradarai oleh Riri Riza dan diproduseri oleh Mira Lesmana. Nama yang nggak perlu diragukan lagi dalam industri film Indonesia.

Ada banyak pelajaran yang dikisahkan melalui abjad Aray dan Ikal, dua orang anak yang sama-sama punya mimpi besar. Ini dongeng wacana bagaimana mimpi itu menciptakan mereka lebih hidup. Ada juga Jimbron, seorang sahabat yang melengkapi masa muda mereka.

Bagaimana kisah perjaka asal kampung di pinggiran Indonesia bisa mencapai Sorbonne University yang jauh di sana? Mimpi, keyakinan, dan pendidikan yang membawa mereka terbang ke sana. Kalau kau ingin tahu lebih dalam, simak saja kisah mereka melalui film. Percayalah, waktu yang kau gunakan untuk menonton film ini nggak akan jadi sia-sia.

3. Semesta Mendukung [2011]

Apa yang kau ingat wacana Fisika? Pusing? Sulit? Mungkin dengan menonton film pendidikan Indonesia yang satu ini akan mengubah sudut pandang kau wacana Fisika. Melalui abjad utama berjulukan Arief, kau akan menemukan banyak hal menarik dari Fisika. Film ini memang berkisah wacana Arief dan Fisika.

Dia berasal dari keluarga miskin yang tinggal di Sumenep, Madura. Dihadang segala keterbatasan, Arief yang menyukai sains tetap menekuni Fisika. Dia tinggal bersama Ayahnya yang diperankan oleh Lukman Sardi. Ibu Arief menjadi TKW di Singapura demi membantu ekonomi keluarga.

Ibunya sudah bertahun-tahun nggak kembali, kabar pun nggak didapatkan Arief yang sangat merindukannya. Ini yang menciptakan Arief bercita-cita untuk pergi mencari Ibunya sehingga beliau rela bekerja di bengkel sepulang sekolah.

Seorang guru Fisika yang berjulukan Ibu Tari menyadari keterampilan Arief saat anak itu membantu temannya mengambil bola yang tersangkut di atas pohon memakai roket air. Berkat dorongan Ibu Tari Arief bisa mengikuti seleksi Olimpiade Fisika yang akan diadakan di Singapura.

Meski sempat patah arang, Arief bisa melewati proses seleksi dan mewakili Indonesia untuk bertanding di Olimpiade Fisika itu. Sebenarnya, Arief punya misi terselubung. Dia bukan cuma ingin ikut lomba, tetapi juga ingin mencari Ibunya.

4. Negeri 5 Menara [2012]

Film pendidikan Indonesia yang satu ini disesuaikan dari novel berjudul sama karya Anwar Fuadi. Skenario adaptasinya ditulis oleh Salman Aristo yang memang berpengalaman untuk mengadaptasi novel menjadi sebuah film. Film ini mengambil lokasi pengambilan gambar di Pondok Pesantren Gontor, Sumatera Barat, Bandung, hingga London.

Ceritanya wacana Alif, remaja yang gres saja lulus Sekolah Menengah Pertama di Maninjau. Dia dan sahabatnya, Randai, ingin melanjutkan sekolah di Bandung kemudian melanjutkan kuliah di kampus idamannya yakni ITB. Mimpi itu terhalang restu Amaknya yang ingin Alif melanjutkan sekolah di Pesantren.

Awalnya, Alif sering menyendiri. Namun seiring berjalannya waktu beliau mulai bisa berbaur dan dekat dengan teman-teman satu kamarnya. Mereka selalu berkumpul di menara masjid. Suasana kian menghangat saat Alif mendengar Ustad Salman berkata dengan penuh semangat, ‘Man Jadda Wajadda!’

Mantra dari Ustad Salman itu membekas di hati mereka. Memberi semangat dan kegigihan pada diri para remaja itu. Mereka jadi berpikir visioner dan bermimpi besar untuk menaklukkan dunia. Di bawah menara itu, mereka berjanji untuk meraih mimpi masing-masing.

5. Cahaya Dari Timur: Beta Maluku [2014]

Film pendidikan Indonesia ini termasuk film yang sangat emosional. Waktu kau menontonnya, kau nggak akan bertanya siapa pemainnya, siapa penulisnya, dan hal lain. Kamu cuma akan hanyut menikmati film itu hingga akhir. Film ini bukan cuma menyebarkan cerita, tetapi juga menyebarkan rasa.

Ceritanya wacana usaha bawah umur di Timur Indonesia yang menyayangi sepak bola. Juga wacana orang-orang remaja yang masih percaya pada usaha mereka. Sejak awal, semuanya tahu akan sesulit apa tetapi mereka menentukan untuk berjuang sekeras-kerasnya.

Chicco Jericho berperan sebagai Sani berhasil mengatakan kualitas terbaiknya di dalam film ini. Kita seolah lupa jika beliau ialah Chicco Jericho. Di dalam film itu, kita cuma melihat seorang perjaka dari Timur Indonesia yang mendedikasikan diri untuk membantu bawah umur itu mewujudkan mimpinya.

Sani ingin menyelamatkan bawah umur di kampungnya dari konflik agama yang terjadi di Ambon melalui sepak bola. Sani ditugaskan membawa mereka mewakili Maluku di kejuaraan nasional. Konflik demi konflik terjadi alasannya ialah perbedaan-perbedaan yang ada mengarah pada perpecahan.

6. King [2009]

Pendidikan itu nggak cuma terpaku dengan hal-hal akademis, tetapi jauh lebih luas dan dalam daripada itu. Olahraga merupakan serpihan di dalamnya. Film pendidikan Indonesia yang satu ini mengambil kisah dari dunia olahraga, yakni bulu tangkis. Ini wacana seorang anak dari kampung yang serba terbatas dan keinginannya untuk menjadi seorang atlet bulutangkis.

Namanya Guntur, baginya badminton ialah tujuan hidup. Maka beliau merelakan diri untuk mencari peluang sekecil apapun itu demi mewujudkan cita-citanya. Ayahnya yang merupakan seorang komentator pertandingan badminton antar kampung sering bercerita wacana sosok King yang kemudian menjadi idola Guntur.

Dia punya sahabat berjulukan Raden yang setia membantunya dalam mengejar cita-citanya. Dengan segala keterbatasan yang ada, Guntur menentukan untuk tetap berusaha. Guntur tak berhenti berjuang untuk mendapat beasiswa badminton dan meraih cita-citanya menjadi seorang juara dunia.

Dari beberapa film yang diulas di atas, film pendidikan Indonesia yang mana yang sudah kau tonton? Apa kau punya rekomendasi film pendidikan Indonesia lain yang belum tertulis? Jangan sungkan untuk membagikannya ya, alasannya ialah itulah kolom komentar disediakan.

Sumber https://bacaterus.com

Share this post