Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural

Mempelajari kelompok sosial dalam masyarakat multikultural sanggup kita kelompokan menjadi dua sub bab. Bagaimana klarifikasi mengenai kedua cuilan tersebut mari kita simak bersama.

KELOMPOK SOSIAL

Pengertian Kelompok Sosial

Menurut Soerjono Soekanto kelompok sosial ialah  kesatuan-kesatuan insan yang hidup bersama lantaran adanya hubungan timbal balik dan sikap saling mempengaruhi diantara mereka. Dengan kata lain, kelompok sosial merupakan suatu adonan yang terdiri dari individu-individu yang hidup bersama dan melaksanakan hubungan antara satu dengan yang lain. 

Dalam pokok bahasan ini kita akan membahas lebih terperinci mengenai fungsi, ciri-ciri, klasifikasi/ tipe, dinamika, serta teladan kelompok sosial.

Fungsi Kelompok Sosial

Dari pengertian kelompok sosial di atas tentu kita sanggup memahami dan memperlihatkan teladan dari lingkungan sekitar kita. Adapun fungsi kelompok sosial sangat banyak, diantaranya ialah sebagai berikut:

1. Saling menguntungkan. Sebagai makhluk sosial insan tentunya mempunyai permasalahan dan problem hidup, dengan adanya kelompok sosial setidaknya insan bisa saling membantu antar anggota kelompok yang sedang ada persoalan.
2. Meringankan Pekerjaan. Dengan adanya kelompok sosial tentunya pekerjaan sanggup dilakukan secara efektif dan lebih efisien. Hal ini diungkapkan lantaran banyak pekerjaan yang tidak sanggup dilakukan kalau hanya seorang diri.
3. Sumber Informasi. Suatu kelompok bisa juga dijadikan sebagai sumber gosip lantaran di dalamnya terdapat interaksi sosial berupa kontak dan komunikasi. Melalui interaksi inilah kemudian anggota kelompok saling bertukar informasi.
4. Menumbuhkan Masyarakat yang Demokratis. Dalam suatu kelompok tentunya mempunyai suatu tujuan yang sama, nah guna mewujudkan tujuan bersama tersebut biasanya ada suatu musyawarah yang bisa dilaksanakan dalam bentuk rapat, musyawarah, maupun sarasehan. Dengan adanya kesempatan ini secara sadar maupun tidak sadar para anggota saling bertukar pendapat. Hal ini kemudian menjadi ciri khusu masyarakat demokratis.

Ciri-ciri kelompok sosial

Adapun ciri-ciri dari kelompok sosial sanggup kita sebutkan sebagai berikut:

• Terdiri dari 2 anggota atau lebih.
• Memiliki interaksi dan komunikasi antara satu anggota dengan anggota lain.
• Para anggota mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama.
• Terdiri dari anggota yang mempunyai kemampuan berbeda-beda.
• Terdapat struktur yang jelas.
• Memiliki peraturan yang mengikat para anggota.
• Masing-masing anggota mempunyai solidaritas dan merasa sebagai cuilan dari kelompok.

Klasifikasi Kelompok Sosial/ Tipe Tipe Kelompok Sosial

Klasifiksi kelompok sosial dalam masyarakat multikultural sebetulnya sangat beragam, namun di bawah ini akan kami sebutkan 6 klasifikasi kelompok sosial yang lebih mayoritas terdapat pada masyarakat multikultural ibarat negara Indonesia tercinta.

1. Klasifikasi Menurut Cara Terbentuknya. 

Dalam pembagian terstruktur mengenai pertama ini kelompok sosial terbagi menjadi 2 jenis. Jenis pertama adalah: kelompok semu sedangkan jenis kedua ialah kelompok nyata.

• Kelompok semu: merupakan suatu kelompok sosial yang cara terbentuknya tidak melalui proses maupun perencanaan, namun terjadi secara spontan. Namun lantaran terbentuk secara impulsif interaksi anggota dalam kelompok sosial semu ini tidak terjadi secara kontinyu bahkan terkadang mereka tidak menyadari akan terbentuknya kelompok tersebut. Contoh kelompok semu sanggup dilihat dalam: kerumunan orang yang melihat pertunjukan dangdut (disebut dengan kerumunan),  acara perkumpulan massa ibarat unjuk rasa (disebut dengan massa), dan orang yang melihat program televisi pada terusan tertentu (bisa juga disebut dengan publik)
• Kelompok Nyata: berbeda dengan kelompok semu, kelompok faktual mempunyai sifat kontinyu dalam berkelompok. Dengan kata lain perkumpulan dalam kelompok faktual terang terbentuk secara terorganisir. Dalam kelompok ini dikenal dengan 4 tipe kelompok yang terbagi dalam: Kelompok Statistik, Masyarakat, Sosial, dan Assosiasi 

2. Klasifikasi Berdasar Kerincian Aturan

Adalah J.A.A. Van Doorn seorang tokoh sosiologi yang mengklasifikasikan kelompok sosial menurut kerincian aturan. Lebi jauh Van Doorn membagi kelompok sosial menjadi 2 tipe. Yakni kelompok formal dan kelompok informal.

• Kelompok formal: merupakan kelompok sosial yang mempunyai aturan tegas sebagai dasar aturan anggota kelompok tersebut. Ciri utama dari kelompok ini ialah terdiri dari anggota yang terstruktur dan berjenjang. Contoh: Sistem Birokrasi Pemerintahan Indonesia. 

• Kelompok informal: merupakan kelompok sosial yang tida mempunyai struktur maupun organisasi. Dari pengertian tersebut tentunya bisa kita simpulkan bahwa kelompok ini mempunyai ciri khusus tanpa adanya struktur sebagaimana kelompok formal.

3. Klasifikasi Berdasarkan Sudut Pandang Individu

Tipe pembagian terstruktur mengenai kelompok sosial yang ketiga ini merupakan teori yang dikemukakan oleh W.G Summer. Lebih lanjut Summer menjelaskan bahwa kelompok sosial bisa dibedakan berdasar cara pandang anggota kelompok tersebut baik berdasar pekerjaan, pendidikan, kepercayaan, maupun gender. Selanjutnya summer juga membagi kelompok ini menjadi dua tipe yakni kelompok sosial in group dan out group.

• Kelompok In Group: Merupakan kelompok sosial yang anggotanya sama-sama mempunyai rasa solidaritas tinggi dan juga kesetiaan. 
• Kelompok Out Group: Merupakan kelompok sosial yang anggotanya mempunyai sifat lebih condong kearah antagonis/ antipati. Secar kelompok ini menjadi kebalikan dari kelompok In Goroup.

4. Klasifikasi Berdasarkan Kualitas Hubungan Antar Anggota 

Klasifikasi kelompok sosial yang satu ini dikemukakan oleh Charles H. Cooley. Beliau mengungkapkan bahwa kelompok sosial sanggup dilihat dari hubungan antara satu anggota dengan anggota yang lain. Lebih lanjut Cooley membedakan kelompok ini menjadi 2 tipe kelompok sosial. 

• Kelompok primer: merupakan kelompok dimana para anggotanya saling mengenal satu sama lain secara pribadi dan bersifat akrab. Contoh: keluarga, rukun tetangga.
• Kelompok skunder: merupakan kelompok yang mempunyai anggota dengan jumlah banyak dimana dalam kelompok ini tidak mengenal secara pribadi antara satu anggota dengan anggota lain. Biasanya kelompok ini tidak berlangsung lama/ tidak permanen.

5. Klasifikasi Berdasarkan Longgarnya Ikatan Antara Anggota

Klasifikasi kelompok berdasar longgar nya ikatan antara anggotanya ini merupakan teori yang dikemukakan oleh Ferdinand Tonnies. Menurut dia tipe kelompok sosial sanggup dibagi menjadi dua yakni paguyuban dan patembayan.

• Paguyuban: merupakan tipe kelompok sosial yang mempunyai ikatan alami serta mempunyai ikatan batin yang murni baik lantaran ikatan darah, geografis, maupun ideologi. Contoh: keluarga, Rukun Tetangga, Rukun Warga, dll.
• Patembayan: merupakan tipe kelompok sosial ikatan batin yang pokok namun hanya dalam jangka waktu tertentu.  Contoh: organisasi perdagangan, ikatan buruh pabrik, dll.

6. Klasifikasi Berdasarkan Cara Anggota Kelompok Bersikap

Ungkapan ini disampaikan oleh Robert K. Merton, dia membagi kelompok sosial menjadi dua yakni Klasifikasi kelompok sosial dan Reference Group.

• Membership Group: ialah suatu kelompok sosial dimana para anggotanya menjadi anggota kelompok secara fisik. Dengan kata lain anggota kelompok ini secara formal menjadi anggota kelompok. Contoh: seorang siswa berperilaku sesuai dengan tata tertib dan peraturan yang ada di sekolah tersebut.
• Reference Group: ialah kelompok sosial yang para anggotanya menjadi acuan orang lain di luar kelompok tersebut untuk mengikuti sikap mereka baik berupa cara berfikir, gaya bicara, dll.

Dinamika kelompok sosial

Dinamika kelompok sosial adalah proses perubahan yang terjadi akhir dari interaksi serta interdependensi yang terjadi pada seseorang dengan orang lain sesama anggota kelompok, anggota dengan kelompok maupun kelompok tertentu dengan kelompok lain.

Dari pengertian dinamika kelompok sosial di atas sanggup kita ketahui bahwa kelompok sosial mempunyai sifat dinamis atau selalu mengalami perubahan baik berupa perkembangan maupun kemunduran.

Aspek dinamika kelompok sosial

adapun aspek-aspek yang perlu kita pelajari dalam dinamika kelompok sosial antara lain:

• Kohesi/ persatuan. Aspek kohesi mempelajari tingkah laris anggota kelompok ibarat dalam proses pengelompokan, intensitas anggota dalam mengikuti kegiatan dalam kelompok, arah dan proses dalam memilih pilihan, serta nilai dan aturan yang ada dalam suatu kelompok sosial.
• Motif/ dorongan. Aspek kedua ini merupakan bagaimana seorang anggota dalam menganggap kelompoknya. Aspek motif berkaitan erat dengan perhatian anggota terhadap kehidupan kelompok, misal kesatuan kelompok, tujuan bersama, dan orientasi diri terhadap kelompok.
• Struktur. Aspek struktur berorientasi pada bentuk dan jenis pengelompokan, bentuk hubungan dalam kelompok, serta tiap anggota kelompok terhadap kedudukan, pembagian tugas, dan wewenang dalam kelompok. 
• Pimpinan. Aspek ini sangat penting berperan dalam suatu kelompok. Aspek ini terlihat dari jenis dan bentuk pimpinan, kiprah dan wewenang, serta sistem kepemimpinan yang dimiliki oleh suatu kelompok sosial.
• Perkembangan kelompok. Aspek terakhir dalam kelompok sosial ini sanggup dipelajari melalui pengamatan dari perubahan yang terjadi dalam suatu kelompok sosial baik berupa perubahan yang lebih baik (peningkatan) maupun perubahan ke arah yang tidak baik (kemunduran).

Selanjutnya dalam sub bab kelompok sosial dalam masyarakat multikultural kita akan membahas mengenai masyarakat multikultural. bagaimana penjelasnnya sanggup kita simak di bawah ini.

MASYARAKAT MULTIKULTURAL

asyarakat di Indonesia populer sebagai masyarakat yang bersifat multikultural, lebih jauh mengenai ciri dari masyarakat Indonesia ialah keanekaragaman yang terdapat pada seluruh lapisan masyarakat baik mengenai kepercayaan, kebudayaan, sopan santun istiadat, serta suku dan ras. Meskipun di satu sisi kita bisa menganggap hal tersebut sebagai kekayaan dan ciri khas masyarakat di Indonesia namun disisi lain keanekaragaman tersebut bisa bermetamorfosis boomerang dan menjadikan sejumlah permasalahan ibarat konflik dan pertikaian.

Pengertian Masyarakat Multikultural

Seorang tokoh sosiologi populer yakni Furnivall mengungkapkan bahwa masyarakat beragam ialah masyarakat yang mempunyai sistem nilai dan peraturan yang berbeda-beda sehingga secara umum masyarakat di dalamnya mempunyai loyalitas yang kurang terhadap anggota masyarakat lain.

Berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Furnivall, Nasikum mengemukakan pendapat bahwa masyarakat multikultural atau beragam selama masyarakat itu secara struktural mempunyai keanekaragaman kebudayaan diverse dan ditandai oleh keterlambatan perkembangan nilai dan peraturan dalam sistem yang disetujui oleh seluruh anggota atau cuilan masyarakat tersebut.

Dari pengertian masyarakat multikultural tersebut di atas sanggup kita simpulkan bahwa masyarakat multikultural merupakan masyarakat yang terbentuk dari kelompok-kelompok masyarakat dengan keanekaragaman suku, ras, budaya, dan agama. Lebih lanjut bisa kita sampaikan bahwa masyarakat ini terbentuk lantaran adanya interaksi dalam proses sosial serta perubahan yang terdapat di wilayah tersebut.

Kemunculan masyarakat multikultural mempunyai beberapa faktor dan sebab, diantara faktor-faktor tersebut adalah: latar belakang sejarah, kondisi dan keadaan daerah tinggal/ geografis, serta keterbukaan dalam mendapatkan perubahan khususnya yang berkait dengan kebudayaan luar.

Macam-macam masyarakat multikultural

Adapun macam-macam masyarakat multikultural yang kita pelajari mengenai kelompok sosial dalam masyarakat multikultural sanggup dibedakan menjadi empat kelompok, yakni:

• Masyarakat dengan kompetisi seimbang. Jenis masyarakat beragam dengan kompetisi seimbang terdiri dari beberapa komunitas yang mempunyai keseimbangan kekuatan khususnya dalam berkompetisi antara satu komunitas dengan komunitas lain.
• Masyarakat dengan mayoritas dominan. Merupakan masyarakat beragam yang terdiri dari beberapa komunitas yang di dalamnya terdapat komunitas mayoritas mempunyai kekuatan dan wewenang lebih besar dibandingkan dengan komunitas. 
• Masyarakat dengan minoritas dominan. Merupakan masyarakat beragam yang terdiri dari beberapa komunitas yang di dalamnya terdapat komunitas minoritas, namun minoritas dalam masyarakat tersebut mempunyai kekuatan dan wewenang lebih besar daripada komunitas lain.
• Masyarakat dengan fragmentasi. Merupakan masyarakat beragam yang terdiri dari beberapa komunitas yang di dalamnya tidak terdapat komunitas yang mempunyai kekuatan politik maupun kekuatan ekonomi yang lebih besar daripada komunitas lain (seimbang).

Karakteristik Masyarakat Multikultural

Adapun karakteristik masyarakat multikultural yang ada di Indonesia ialah sbb:

• Terdapat segmentasi dalam wujud kelompok sub kebudayaan yang tidak sama antara satu kelompok dengan kelompok yang lain.
• Mempunyai struktur sosial terbagi, dengan kata lain struktur sosial dalam masyarakat multikultural dibagi dalam banyak sekali jenis forum yang tidak saling melengkapi antara forum satu dengan yang lain.
• Nilai yang terdapat di dalam masyarakat multikultural tidak gampang untuk dirubah ke dalam nilai lain sebagai kesepakatan. Masyarakat jawa biasa juga menyebutnya dengan “saklek”.
• Sering terjadi konflik antar kelompok.
• Mayoritas integritas tumbuh lantaran paksaan.
• Adanya saling ketergantungan khususnya dalam bidang perekonomian.
• Terdapat kelompok yang mendominasi politik diantara kelompok lain.

Semoga artikel perihal kelompok sosial dalam masyarakat multikultural di atas sanggup kita jadikan sebagai acuan dalam memahami pengertian, karakteristik, klasifikasi, macam-macam, serta aspek yang terdapat di dalam materi tersebut.

Sumber http://antoksoesanto.blogspot.com

Share this post