Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Muncul tumbuh hilang pulang, merupakan satu kalimat yang sanggup menggambarkan sejarah kerajaan Sriwijaya. Segala usaha dan upaya menguasai dunia rupanya tidak sanggup dianggap sepele. Bagaimana perjalanan berdirinya Sriwijaya sampai runtuhnya mari kita simak bersama.
Letak Pusat Pemerintahan
Kerajaan Sriwijaya terletak di pulau sumatera, namun dimana sempurna sentra kerajaan tersebut sampai sekarang masih selalu menyisakan pertanyaan bagi para arkeologi dan sejarawan. Pengidentifikasian sentra kerajaan terus dilakukan oleh para peneliti baik dengan meneliti sisa-sisa kebudayaan maupun dengan meneliti dan mengkaji sumber tertulis yang menyebutkan kerajaan tersebut berdiri.
Dari sekian banyak peneliti yang mengobrak-abrik guna menemukan jawaban dari pertanyaan dimana lokasi kerajaan Sriwijaya pada masa kemudian terdapat beberapa kawasan yang disinyalir menjadi sentra kerajaan Sriwijaya. Adapun kawasan tersebut antara lain: Palembang, Riau, Lampung, Jambi, bahkan sebagian peneliti mengidentifikasi bahwa sentra kerajaan Sriwijaya berada di negara Thailand. Hal ini tentunya sah-sah saja selama terdapat bukti dan fakta sejarah yang menyebutkan bahwa sentra kerajaan berada pada tempat-tempat tersebut.
Peneliti yang bijak tentunya tidak saling menjatuhkan presepsi yang satu dengan yang lain, sejarah kerajaan Sriwijaya yang kita ketahui berdiri dan bertahan cukup usang menjadi faktor utama yang memungkinkan kerajaan laut terbesar tersebut berpindah-pindah sentra kerajaannya dari satu kawasan ke kawasan yang lain. Hal ini sangat memungkinkan sebab pada masa kemudian sentra suatu kerajaan merupakan hal yang masuk akal berpindah dari satu kawasan ke kawasan yang lain menyerupai halnya Mataram, dan Majapahit, disamping itu toh setiap arkeologi menyimpulkan penelitiannya senantiasa di dukung dengan peninggalan sejarah mulai dari prasasi, maupun sisa-sisa bangunan yang dibangun oleh Sriwijaya menyerupai candi.
Meskipun beberapa arkeologi menyimpulkan keberadaan Sriwijaya berbeda-beda namun mereka setuju bahwa sentra kerajaan Sriwijaya yang berada di Palembang merupakan sentra keraton terbesar yang sampai sekarang masih menyisakan runtuhan dan bangunan keraton. Disinyalir kota palembang merupakan sentra pemerintahan kejayaan kerajaan Sriwijaya masa kepemimpinan Bala Putra Dewa sekitar pertengahan tahun 800-an.
Sejarah
Kebesaran Sriwijaya menjadi rentetan insiden sejarah yang menarik untuk kita pelajari, selain keberhasilannya menaklukkan kerajaan lain dan menyatukan nusantara pesan yang tersirat yang sanggup kita ambil dari perjalanan suatu kekuasaan besar tentunya menjadi pelajaran yang amat berharga bagi kita semua.
Menurut wikipedia nama Sriwijaya berasal dari bahasa sansekerta yakni “sri” dan “wijaya” yang masing-asing mempunyai arti “bercahaya/ gemilang” dan “kemenangan”.
Berdirinya Kerajaan
Sriwijaya sebagai kerajaan laut terbesar dan menjadi penguasa di seluruh nusantara bahkan sampai Asia Tenggara tentunya tidak serta merta dimulai dengan kekuatan besar pula. Meskipun tidak banyak catatan sejarah kerajaan Sriwijaya yang menyebutkan waktu berdirinya sriwijana namun mengacu pada informasi china yang menyebutkan kerajaan Sriwijaya telah ada pada th 671 denga maharaja Dapunta Hyang.
Dari sumber lain yakni prasasti kota kapu yang bertarikh 686 didapati bahwa kerajaan tersebut telah menjadi imperium besar dan berhasil menaklukkan kerajaan di wilayah sumatera dan bangka-beliting. Selain hal tersebut prasasti yang ditemukan di Bangka tersebut juga menyebutkan bahwa kerajaan Sriwijaya akan melebarkan kekuasaannya ke pulau jawa. Lebih lanjut mengenai hal ini sanggup kita simak pada Prasasti Kota Kapur Peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Sementara di sisi lain kerajaan Tarumanegara dan Kalingga yang berada di pulau jawa mengalami keruntuhan pada kisaran tahun tersebut. Diduga besar lengan berkuasa bahwa Tarumanegara dan Kalingga runtuh tanggapan serangan dari Sriwijaya. Keberhasilan dalam melaksanakan ekspensi tersebut juga diikuti keberhasilan Sriwijaya dalam menguasai perdagangan dan memegang kendali jalur perdagangan mulai dari selat sunda, laut jawa, laut China selatan, selat Karimata, hingga selat Malaka yang berperan utama dalam perkembangan perdagangan.
Masa Kejayaan
Kejayaan kerajaan Sriwijaya disinyalir sebab keberhasilan nya dalam menguasai jalur perdagangan di wilayah nusantara dan asia tenggara. Dengan dikuasainya selat malaka dan sunda secara jalur perdagangan antara China dan India sanggup dikendalikan dengan cukup mudah.
Di lain sisi kekayaan alam di wilayah Sriwijaya menyerupai barus, pala, kapulaga, kayu gaharu, gading gajah, serta komplemen menyerupai emas dan timah merupakan komoditas yang sangat dicari oleh pasar luar menyerupai china, india, dan arab. Hal ini menambah pemasukan kas kerajaan Sriwijaya dari sektor perpajakan dan perdagangan. Dengan kekayaan tersebut kemudian Sriwijaya berhasil menggandeng raja-raja China dan India untuk melaksanakan kerjasama khususnya guna mengelola jaringan perdagangan di wilayah tersebut.
Konon kerajaan Sriwijaya mengalami masa keemasaanya pada kepemimpinan Bala Putra Dewa yang sanggup kita simak disini.
Kekuatan laut kerajaan Sriwijaya pada masa itu memang tidak ajaib lagi bagi seluruh nusantara, bahkan kalau kita berkunjung ke candi Borobudur dalam relief tergambarkan bagaimana kekuatan laut Sriwijaya. Dari sini pula kemudian raja-raja Sriwijaya disinyalir merupakan keturunan dari dinasti syailendra yang juga merupakan penguasa di tanah jawa.
Sistem Kepercayaan
Selain menguasai perdagangan di wilayah nusantara Sriwijaya juga berperan penting sebagai sentra agama Budha Vajrayana. Kedekatan raja-raja Sriwijaya dengan para penguasa di India dan China terang secara pribadi maupun tidak pribadi menghipnotis sistem keagamaan maupun kebudayaan kerajaan Sriwijaya.
Meskipun pada awal berdiri Sriwijaya merupakan penganut agama Hindu namun kedekatan dan kerjasama antara Sriwijaya dengan penguasa di India kemudian menumbuhkan sistem kepercayaan Budha berkembang pesat di Sriwijaya dan wilayah kekuasaannya. Hal ini sanggup dibuktikan dengan adannya informasi china yang menyatakan bahwa menjadi sentra pembelajaran agama Budha pada pertengahan tahun 600-an. Lebih lanjut dalam informasi tersebut menyatakan bahwa Sriwijaya selain populer akan perdagangan juga populer sebagai kawasan berziarah para pendeta. Hal ini diduga besar lengan berkuasa terjadi sampai simpulan tahun 690.
Dalam perjalanan sejarah kerajaan Sriwijaya kebesaran dan kekuasaannya populer sampai ke timur tengah, hal ini kemudian menyeret arus perdagangan para pedagang muslim mencari barang dagangan sampai ke nusantara. Pada perkembangannya, kemudian secara perlahan kerajaan Sriwijaya terpengaruh oleh keyakinan pemikiran Islam yang nantinya akan mengakhiri masa imbas kebudayaan Hindu Budha di seluruh nusantara yang mulai muncul pada era ke tujuh.
Keruntuhan Sriwijaya
Sebagaimana roda berputar kekuasaan dan kejayaan Sriwijaya perlahan mulai mengalami tanda-tanda kemunduran. Kemunduran kerajaan Sriwijaya diyakini sebab banyak faktor, ialah serangan dari kerajaan India yang mengakibatkan Sriwijaya mengalami guncangan baik dalam bidang perdagangan maupun kekuasaan wilayah. Serangan yang dilakukan pada tahun 1017 tersebut membbuat wilayah asia tenggara lepas dari penguasaan Sriwijaya.
Telah menjadi aturan alam bahwa kekuatan menjadi salah satu faktor utama dalam berkuasa, sesudah mengalami kekalahan dari serangan salah satu kerajaan di India terlihat kekuatan pasukan Sriwijaya mengalami kemunduran. Lemahnya sistem pertahanan ini kemudian memicu banyak wilayah kekuasaan melepaskan diri dari imbas Sriwijaya dan menumbuhkan kembali kerajaan-kerajaan kecil di banyak sekali wilayah. Dan pada pertengahan era XIII kerajaan Sriwijaya benar-benar runtuh atas serangan yang dilakukan oleh kerajaan Majapahit.
Semoga sejarah kerajaan Sriwijaya dalam menawarkan kita pelajaran akan kehidupan di dunia. Kekuasaan dan kejayaan merupakan masa yang niscaya akan berlalu dari kehidupan kita. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Sejarah Kerajaan Sriwijaya"
Posting Komentar