Contoh Makalah Seleksi Dan Persiapan Supervisor
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan proses pendidikan dalam rangka menghasilkan sumber daya insan Indonesia yang berkualitas, akan ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu peserta didik, tenaga pendidik, kurikulum, akomodasi pendidikan dan manajemen pendidikan. Supervisi pendidikan sebagai suatu acara yang tidak terpisah dari acara manajemen pendidikan perlu diupayakan dan ditingkatkan kualitas pelaksanaannya.
Supervisi yaitu proses dimana seorang professional (supervisor) membantu, bekerja dengan atau melatih orang yang kurang berpengalaman (pihak yang yang disupervisi) untuk menjadi seorang praktisi yang lebih baik. Supervisor tidak hanya berpengalaman, tetapi juga harus memliki pengetahuan teoritis dan simpel lapangan, sehingga supervisor sanggup memperlihatkan pelayanan kepada pihak yang disupervisi dengan tujuan utama meningkatkan dan memperbaiki pelaksanaan tugas.
Supervisi pendidikan yaitu serangkaian acara berupa derma yang diberikan kepada guru untuk mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran guna meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Sayangnya peryataan tadi tidaklah sesuai dengan kenyataannya yang kita temui pada prakteknya. Dalam prakteknya acara supervisi banyak mengalami penyimpangan, hal ini menyerupai apa yang dikemukakan Arikunto (dalam Subrayanti, 2013), bahwa penyimpangan tersebut diantaranya adalah: (1) Supervisi dilakukan sebagai pekerjaan menginspeksi atau mengadakan penilaian semata-mata, sehingga mereka itu tidak disukai oleh personil-personil yang disupervisi, (2) Kegiatan supervise dilakukan tanpa memberitahukan terlebih dahulu, sehingga pihak yang disupervisi merasa kena jebak, (3) kurangya jalinan kekeluargaan/keakraban antara supervisor dengan pihak yang disupervisi, (4) sasaran supervisi masih terlalu umum sehingga hasilnya belum operasional, (5) supervisi dilakukan tanpa memperlihatkan umpan balik, kalaupun ada masih kurang memadai (6) prakarsa supervisi tiba dari supervisor, menentukan sasaran dan waktu sendiri. Sudin (2008) Menambahkan bahwa faktor penghambat dalam efektifitas pembinaan guru lebih pada faktor pribadi, yakni ketidakmampuan para pengawas pendidikan untuk melaksanakan pembinaan professional guru secara efektif lantaran keterbatasan pengetahuan, ketrampilan, dan bahkan kepribadiannya.
Untuk mengatasi beberapa penyimpangan diatas maka keprofesionalan seorang supervisor harus ditingkatkan, yaitu dengan seleksi dan persiapan supervisor.
Berdasarkan uraian permasalahan ihwal supervisi menyerupai diatas inilah yang mengakibatkan penulis sebuah makalah ihwal seleksi dan oersiapan supervisor”, dengan impian bisa memperlihatkan klarifikasi ihwal tahapan seleksi dan proses persiapan menyerupai apa yang harus dilalui oleh seseorang biar bisa menjadi supervisor yang berkualitas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang makalah di atas kami akan membahas ihwal :
1. Bagaimana Kebijakan dan mekanisme dalam penyeleksian menjadi supervisor?
2. Bagaiamana Persiapan menjadi supervisor ?
3. Bagaimana Kualifikasi seorang supervisor ?
C. Tujuan Penulisan:
1. Untuk mengetahui kebijakan dan mekanisme dalam penyeleksian menjadi supervisor.
2. Untuk mngetahui Persiapan menjadi supervisor.
3. Untuk mengetahui Kualifikasi seorang supervisor.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebijakan dalam Seleksi Supervisor
Supervisor atau Pengawas satuan pendidikan/sekolah yaitu pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis untuk melaksanakan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu yang ditunjuk/ditetapkan dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar/bimbingan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam satu kabupaten/kota, pengawas sekolah dikoordinasikan dan dipimpin oleh seorang koordinator pengawas (Korwas) sekolah/ satuan pendidikan.
Dalam bukunya Lucio dan William (1962:50) memperlihatkan contoh untuk menentukan kebijakan dan mekanisme seleksi supervisor, berupa hasil survei ihwal kebijakan untuk seleksi supervisor dan administratif kepegawaian yang telah dilakukan oleh American Associaton of School Administrator dan National Education Association research Division yang isinya sebagai berikut ini:
1. Kebanyakan sekolah, membutuhkan/mengharuskan lulusan master kepada siapapun yang ingin menjadi supervisor, dan biasanya ada syarat nilai minimum hasil lulusan untuk supervisor
2. Hanya sedikit sistem yang memberi batasan umur, tapi lebih menitik beratkan pengalamannya dari kota-ke kota. Semua sistem sekolah lebih menginginkan orang yang memeliki beberapa tahun pengalaman keberhasilan atau hal yang luar biasa dari pengalaman mengajarnya
3. Orang-orang yang sudah ada dalam sistem sekolah pada umunya diberikan kesempatan untuk dipromosikan menjadi supervisor dalam sistem sekolah tersebut. Dengan tetap mempertimbangkan orang dari luarsistem yang memenuhi kualifikasi.
4. Ketika ada penerimaan posisi pengawasan, sebagian besar sekolah mengiklankannya seluas mungkin. Dengan memberikan informasi disemua sekolah, melalui buletin-buletin, dan mengirimkan surat kepada semua guru ihwal pekerjaan dan persyaratan serta di mana penempatannya nanti.
5. Kemudian orang-orang yang tertarik pada posisi supervisor mengisi aplikasi formulir, mencantumkan pendidikan terakhirnya, pengalaman, dan beberapa tumpuan lainya. Biasanya semuanya di cek untuk mengetahui informasi faktualnya sebelum pelamar diijinkan untuk mengikuti mekanisme lainya. Terkadang panitia seleksi mulai melaksanakan seleksi tahap awal pada poin ini, dengan cara mengeliminasi mereka yang tidak memenuhi syarat minimal.
6. Bagi mereka yang telah melewati proses seleksi awal biasanya akan diberikan beberapa ujian. Ujian tersebut biasanya berupa tes tertulis dan tes verbal atau interview, jika mereka lolos pada tes tertulis, mereka akan lanjut pada test lisan. Tes lisan bisa berupa informal interview atau interview terstruktur dengan diskusi menurut point-point yang spesifik yang mana nantinya para pelamar akan diberikan angka/nilai rating menurut (tanggapan) jawaban-jawabannya.
7. Sesi ujian essay dan interview biasanya diberi rating oleh panitia yang terdiri dari pimpinam direktur yang ditunjuk oleh para superintendent (pengawas). Yang biasanya terdiri dari guru dan beberapa representasi dari organisasi profesional
8. Beberapa sekolah telah mengelaborasi beberapa mekanisme promosi yang mana semua pelamar yang memenuhi kualifikasi akan diberikan nilai rating. Nilai rating itu akan disusun menurut list para kandidat yang bisa dipilih. Kadang beberapa sekolah yang mempunyai mekanisme promosi yang detail tetap akan mencadangkan /mempertimbangkan hak pengawas atau yayasan pendidikan untuk menentukan orang yang dirasa tepat/yang paling memenuhi kualifikasi.
9. Beberapa dari sekolah mempunyai agenda training yang didirikan untuk pemimpin-pemimpin sekolah masa depan. Program ini mempunyai nama yang bervariasi yang memberikan jasa untuk, pembinaan kepemimpinan, pembinaan keahlian, pembinaan magang.
Jika dilihat dari hasil survei stentang kebijakan untuk seleksi supervisor dan administratif kepegawaian yang dilakukan oleh American Associaton of School Administrator dan National Education Association research Division tadi, maka secara singkat mekanisme atau tahapan dalam seleksi supervisor yaitu sebagai berikut:
1. Rekruitmen atau pengumpulan calon supervisor
2. Seleksi tahap awal atau seleksi berkas
3. Seleksi lanjutan berupa tes tertulis dan tes verbal (interview) yang hasilnya akan dipakai untuk melihat tingkatan kualitas calon supervisor.
4. Pemilihan calon supervisor menurut kualitas calon oleh pihak pengawas atau dewan pendidikan yang berwenang.
5. Calon supervisor yang terpilih akan diberikan beberapa pelatihan, sebagai persiapan dan pemantapan sebelum akan menjalankan tugasnya sebagai seorang supervisor.
Selain serangkaian mekanisme atau aturan yang diterapkan dalam pengangkatan supervisor, kekuatan aturan bagi pihak yang berafiliasi dengan supervisor juga menjadi kebutuhan biar proses supervisi memenuhi syarat legalitas. Dengan bukti sertifikat yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang menjadi indicator sudah terpenuhi persyaratan minimal sebagai supervisor. Supervisor sekolah harus mempunyai persiapan khusus melalui pembinaan di perguruan tinggi menyerupai : organisasi sekolah dan administrasi, supervisi meliputi ruanglingkup dan hasil yang diinginkan, prinsip-prinsip dan praktek, pengembangan kurikulum dan konstruksi, penilaian pengajaran dan agenda yang sesuai dengan jenis dan tingkat tanggung jawab posisi pengawasan tertentu.
Wilayah pendidikan dan pengalaman calon supervisor juga menjadi materi atau masukan informasi yang perlu dipertimbangkan. Verifikasi pelayaan sekolah publik yang sukses merupankan hal penting untuk persiapan supervisor sering kali meliputi hal-hal menyerupai dibawah ini:
1. Kepemimpinan dalam pendidikan menyerupai demonstrasi yang ditunjukan oleh pengajaran yang unggul, partisipasi dalam acara menyerupai pengembangan kurikulum, konseling individu, kerja kelompok, organisasi guru, pengawasan terhadap guru siswa, dan yang dipilih oleh guru dan direktur untuk tanggung jawab secara khusus.
2. Bukti luas dan aneka macam pengalaman sebagai guru SD yang telah disajikan kedua paparan diatas dan tingkat lebih tinggi dan sebagai pustakawan yang telah membuktikan kompetensi sebagai guru kelas.
B. Penyiapan Supervisor
1. Rekruitmen Oleh Universitas
Untuk menjadi Calon supervisor seseorang harus mengikuti pendidikan supervisor pada jenjang pascasarjana, sehingga bila mereka suadah lulus mereka merupakan calon-calon yang siap pakai (terlatih), sangat kurang layak jikalau mempersiapkan supervisor hanya dengan penataran beberapa ahad saja. Hal ini di yakini tidak akan memperlihatkan hasil tenaga supervisor yang memadai.
Menurut sumbernya, calon supervisor sanggup dibagi menjadi 4 yaitu:
a. Guru dan tenaga pendidikan yang di angkat
b. Ahli pendidikan dan kependidikan yang belum di angkat
c. Lulusan Magister spesifikasi supervisi pendidikan
d. Tenaga jago non pendidikan/non kependidikan
Pendidikan supervisor harus setingkat magister lantaran guru yang mereka bina banyak yang bergelar sarjana S1, menyerupai diketahui bahwa supervisor itu yaitu pembina guru, yang sanggup saja diibarkatkan sebagai gurunya guru, oleh lantaran itu kemampuan supervisor harus melebihi kemampuan guru. Sebagai materi pembading di Amerika pada tahun 1999-2000 lebih dari 99% supervisor bergelar magister dan doctor aktif berpengalaman mengajar dan aktif dalam organisasai professional.
2. Persiapan untuk Supervisi Saat Mengajar
Setiap kandidat dibantu oleh pimpinan sekolah setempat yang mempunyai banyak pengalaman. Dia boleh diberi tanggung jawab disekolah dan masyarakat, mejadi kawasan bertanya para guru, ikut serta dalam pertemuan para supervisor dalam menjalankan tugasnya.
3. Menghadiri Workshop yang Ditujukan untuk Pimpinan Sekolah
Peserta workshop yaitu orang-orang yang akan menjadi para pemimpin sekolah nantinya, sehingga kandidat tersebut bisa terlibat sebagai anggota kelompok dari para peserta workshop.
4. Mengikuti Program Magang Kerja
Para calon supervisor dipekerjakan sebagai supervisor penuh pada waktu mendaftar di universitas untuk mengikuti agenda magang kerja. Selama magang tersebut ada pertemua setiap bulannya dengan para pembimbing guna membantu permasalahan-permasalahan yang bersifat pribadi,evaluasi terhadap acara pengawasan dan merancang pembelajaran yang baru. Catatan acara supervisor harus disimpan secara terpola dan salinanya harus diberikan kepada pembimbing setiap minggunya. Seluruh supervisor yang mengikuti agenda magang bertemu beberapa hari untuk mengikuti konfereani sehingga mereka saling bertukar materi dan mengkaji masalah-masalah yang muncul.pemahaman dan keahlian dalam hal pengawasan juga dijabarkan dalam konferensi ini, yang mana hasilnya akan dievaluasi untuk dipakai universitas pada waktu berikutnya.
5. Mengikuti Program Lanjutan
Program magang lanjutan ini difokuskan pada PTK yang dirancang sebelumnya. Diakhir agenda ini para calon pengawas mendapat sertifikat diploma dan bergelar jago supervisi.
Selain agenda magang dan pelatihan-pelatihan harus dipikirkan pula agenda kelanjutan dari pengembangan supervisor. Program pegembangan supervisor sanggup ditempuh dengan cara:
1. Penanaman nilai-nilai kemasyarakatan, kejiwaan atau psikologis dan isyarat etik pendidikan.
2. Simulasi sanggup dipakai untuk menghubungkan konsep teoritis dengan persoalan yang terjai dilapangan dan mendorong berguru berdikari diatara mereka. Materi tersebut bisa ditemukan dalam bentuk goresan pena atauun audiovisual yang dipilh sebagai perwakilan dari situasi supervise yang tolong-menolong kepada para calon supervisor dalam pembinaan terebut. Peserta pembinaan tolong-menolong bekerja dalam konteks dari studi kasus dan berperan sebagai supervisor. Simulasi memperlihatkan banyak kesempatan untuk peningkatan performa para kandidat supervisor, supervisor pemula sanggup mengukur kemampuannya.
3. Sebagai organisasi profesi maka kolaborasi pihak-pihak yang terkait perlu dinyatakan dalam bentuk pelayanan untuk menjamin pendidikan bagi supervisor. Pada acara ini termasuk pengadaan penelitian, workshop, klinik, dewan penelitian sekolah, seminar dan konferensi professional.
4. Pengembangan yang didasari analisa penampilan sangat membantu meningkatkan penampilan supervisor, lantaran mendorong supervisor untuk lebih berhati-hati dan bertanggung jawab terhadap profesinya. Pengembangan dengan pembinaan kerja yaitu penting, lantaran akan meningkatkan kematangan emosionl dalam kepemimpinan.
5. Praktek sebagai sarana persiapan supervisor berfungsi untuk mendiagnosa kesulitan, perasaan dan persepsi yang berbeda, sehingga akan meningkatkan kepakaan dalam menghadapi situasi kepribadian, social yang berbeda. Pengalaman lapangan yang berafiliasi dengan perasaan orang akan mengurangi tekanan, dan situasi yang sensitive yang para peserta untuk mengungkapkan dirinya sendiri dan untuk memahami komunikasi. Disana ada hubungan antara kecerdasan dan emosional.
C. Kriteria Supervisor yang Berkualitas
Supervisor atau Pengawas satuan pendidikan/sekolah yaitu pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis untuk melaksanakan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu yang ditunjuk/ditetapkan dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar/bimbingan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Lucio dan William (1962) menyatakan bahwa Untuk mendapat supervisor yang berkualitas ditetapkan standar baku yang memperlihatkan peluang besar untuk perkembangan intitusi dan supervisor. Sikap disiplin merupakan salah satu kunci untuk mengembangkan sekolah maupun kepengawasannya. Banyak sekolah menginginkan supervisor yang bisa untuk:
1. Menawarkan, dan mendorong pendekatan guru untuk lebih loyal dan perbaikan sistem.
2. Mengumpulkan fakta, memberi bobot dan menciptakan keputusan yang tepat.
3. Mengetahui kebijaksanaan tertulis, obyektif dan berlatih pada wilayahnya.
4. Mengkomunikasikan kebijakan dan pelaksanaannya dengan terperinci kepada guru.
5. Evaluasi penampilan menurut posedur dan kebijakan tertulis.
Untuk mendapat supervisor yang benar-benar profesional seharusnya mereka yang diangkat yaitu orang-orang yang sudah mempunyai kualifikasi sebagai supervisor. Kalau pengalaman mengajar dipandang sebagai unsur penting dalam mensukseskan supervisor maka sanggup saja syarat berpengalaman mengajar minimum dua tahun dimasukan. Pendidikan supervisor sangat penting lantaran supervisor itu yaitu gurunya guru. Jadi, pendidikan calon supervisor harus lebih elok dan lebih tinggi daripada pendidikan calon guru. Untuk calon supervisor minimal strata dua.
Analisis dan penilaian kepribadian merupakan bab yang penting dimana hasilnya sanggup mencerminkan dalam kemampuan dan kemauan dalam bekerja. Dengan proses ini akan terungkap, keluwesan, perasaan umum, imajinasi yang penting pada diri supervisor.
Membangkitkan motivasi menjadi supervisor. Tidak bisa dipungkiri bahwa imbalan yang berupa materi sangat berperan dalam meningkatkan gairah kerja untuk mencapai sasaran tertentu. Maka tiap forum yang memakai jasa supervisor sanggup memperlihatkan akomodasi yang terperinci biar supervisor sanggup mengembangkan kariernya menuju puncak yang diharapkan.Jika banyak faktor yang berkaitan dengan keprofesian supervisor untuk mengembangkan kariernya tidak terperinci maka akan mengakibatkan lemahnya jiwa supervisor.
Berdasarkan PERMENDIKNAS NO 12 TAHUN2007 Tentang Standar pengawas sekolah/madrasyah pasal 1 ayat 1, untuk sanggup di angkat menjadi pengawas sekolah/madrasyah, seseorang wajib memenuhi standar pengawas sekolah/maadrasyah yang berlaku secara nasional. Standar pengawas sekolah :
a. Kualifikasi untuk sekolah atas (SMA/MA) yaitu ;
1) Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus mempunyai kualifikasi akademik pendidikan minimum S1 lebih diutamakan S2 progam studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, dan diperoleh dari agenda studi yang terakreditasi.
2) Guru SMA/MA bersertifikat pendidikan sebagai guru dengan pengalaman kerja minimum 8 tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di SMA/MA atau kepala sekolah SMA/MA dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun untuk menjadi pengawas sesuai dengan rumpun mata pelajarannya.
3) Memiliki pangkat minimum penata,golongan ruang IIIc.
4) Berusia setinggi-tingginya 50 tahun semenjak diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan
5) Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang sanggup di peroleh melalui uji kompetensi dan atau pendidikan dan pembinaan fungsional pengawas pada forum yang di menetapkan pemerintah.
6) Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan.
b. Kompetensi seorang pengawas
Seorang pengaawas harus mempunyai 6 kompetensi dasar pengawas sebagai berikut:
1) Kompetensi kepribadian
2) Kompetensi manajerial
3) Kompetensi akademik
4) Kompetensi penilaian pendidik
5) Kompetensi penelitian pengembangan
6) Kompetensi social
Seorang supervisor dalam melaksanakan supervisi hendaknya berlandaskan pada prinsip-prinsip supervisi biar ia bisa disebut sebagai Supervisor yang berkualitas. Adapun prinsip-prinsip yang perlu diterapkan yaitu sebagai berikut:
Sikap supervisor yang memaksakan kehendak, menakut-nakuti guru, yang melumpuhkan kreativitas anggota staf perlu diubah. Sikap korektif yang mencari-cari kesalahan harus diganti dengan perilaku kreatif dimana setiap orang mau dan mampu menumbuhkan dan mengembangkan kreativitasnya untuk perbaikan pengajaran.
BAB IV
SIMPULAN
Kegiatan seleksi dan penyiapan supervisor harus haruslah dikakukan secara benar biar menghasilkan supervisor-supervisor yang professional dan berkualitas sehingga tujuan dari supervisi akan tercapai secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Lucio, William H. John D.McNeil. 1962. Supervision A Sythesis of Tought and Action. USA: McGraw-Hill Book Company, Inc.
Pedoman Pemilihan Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2013. 2013. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Subrayanti, Delta. 2013. Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja Mengajar Guru SD Negeri Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudin, Ali. 2008. Implementasi Supervisi Akademik terhadp Proses Pembelajaran di SD se Kabupaten Sumedang. Jurnal Pendidikan Dasar Nomor 09.
Suhardian, Dadang. 2007. Efektifitas Pengawasan Profesional dalam Meningkatkan Mutu Pemblajaran pada Era Otonomi Daerah. Jurnal Educationist No.I Vol I Januari 2007.
Oleh :
- Destri Anto
- Noviardi Saputra
0 Response to "Contoh Makalah Seleksi Dan Persiapan Supervisor"
Posting Komentar