Enzim Dan Respirasi Pada Tumbuhan
I. ENZIM PADA TUMBUHAN
1. SEJARAH TENTANG ENZIM
Pada awalnya, enzim dikenal sebagai protein oleh Sumner ( 1926 ) yang telah berhasil mengisolasi urease dari flora kara pedang. Urease yaitu enzimysng sanggup menguraikan urea menjadi CO2 dan NH3. Beberapa tahun kemudian Northrop dan Kunits sanggup mengisolasi pepsin, tripsin, dan kinotripsin. Kemudian makin banyak enzim yang telah sanggup diisolasi dan telah dibuktikan bahwa enzim tersebut ialah protein.
Dari hasil penelitian para mahir biokim ternyata banyak enzim mempunyai gugus bukan protein, jadi termasuk golongan protein majemuk. Gugus bukan protein ini disebut dengan kofaktor ada yang terikat berpengaruh pada protein dan ada pula yang tidak terikat berpengaruh oleh protein.. Gugus terikat berpengaruh pada cuilan protein artinya sukar terurai dalam larutan yang disebut dengan Prostetik, sedang yang tidak begitu terikat berpengaruh ( gampang dipisahkan secara dialisis ) disebut dengan Koenzim. Keduanya ini sanggup memungkinkan enzim bekerja terhadap substrat.
2. PENGERTIAN ENZIM
ü Enzim ialah suatu zat yang sanggup mempercepat laju reaksi dan ikut beraksi didalamnya sedang pada ketika selesai proses enzim akan melepaskan diri seolah – olah tidak ikut bereaksi dalam proses tersebut.
ü Enzim merupakan reaksi atau proses kimia yang berlangsung dengan baik dalam badan makhluk hidup lantaran adanya katalis yang bisa mempercepat reaksi. Koenzim gampang dipisahkan dengan proses dialisis.
ü Enzim berperan secara lebih spesifik dalam hal memilih reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi sanggup berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan yang beracun.
ü Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim yaitu cuilan enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik yaitu cuilan enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik sanggup dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari materi organik) dan kofaktor (tersusun dari materi anorganik).
3. PERBEDAAN ENZIN DENGAN KATALISATOR
ü Katalisator bersifat umum, hanya berfungsi untuk mempercepat reaksi yang sanggup dipakai berulang - ulang ( satu katalisator bisa mereaksikan 2 atau 3 bahkan lebih reaksi)
ü Enzim bersifat lebih spesifik hanya dipakai untuk satu reaksi saja ( satu enzim hanya untuk satu reaksi)
4. METABOLISME TUMBUHAN
Tumbuhan juga mengahasilkan senyawa metabolit sekunder yang berfungsi untuk melindungi flora dari serangan serangga, bakteri, jamur dan jenis patogen lainnya serta flora itu bisa menghasilkan vitamin untuk kepentingan flora itu sendiri serta hormon – hormon yang merupakan sarana bagi flora untuk berkomunikasi antara organnya atau jaringannya dalam mengendalikan dan mengkoordinasi pertumbuhan dan perkembangannya.
Dalam flora pun terdapat proses metabolisme flora yang terdiri dari anabolisme ( pembentkan senyawa yang lebih besar dari molekul – molekul yang lebih kecil, molekul ini terdiri dari pati, selulose, protein, lemak dan asam lemak. Prioses ini membutuhkan energi).Sedang katabolisme merupakan senyawa dengan molekul yang besar membentuk senyawa – senyawa dengan molekul yang lebih kecil dan menghasilkan energi.
Sel dalam badan flora bisa mengatur lintasan – lintasan metabolik yang dikendalikannnya biar terjadi dan sanggup mengatur kecepatan reaksi tersebut dengan cara memproduksi suatu katalisator dalam jumlah yang sesuai dan tepat pada ketika dibutuhkan. Katalisator inilah yang disebut denagn enzim yang bisa mempercepat laju reaksi yang berkisar antara 108 hingga 1020.
5. SIFAT – SIFAT ENZIM
Sifat-sifat enzim yaitu sebagai berikut:
1 Biokatalisator
Enzim mempercepat laju reaksi, tetapi tidak ikut bereaksi.
2 Termolabil
Enzim gampang rusak jikalau dipanaskan hingga dengan suhu tertentu.
3 Merupakan senyawa protein
4 Bekerja secara spesifik.Satu jenis enzim bekerja secara khusus hanya pada satu jenis substrat. Misalnya enzim katalase menguraikan Hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2), sedangkan enzim lipase menguraikan lemak + air menjadi gliserol + asam lemak.
F. SUSUNAN ENZIM
Secara kimia, enzim yany lengkap (holoenzim) tersusun atas 2 cuilan yaitu:
1. Bagian protein disebut Apoenzim yang bersifat labil ( gampang berubah) yang dipengaruhi oleh suhu dan keasaman.
2. Bagian yang bukan protein yang disebut dengan gugus prostetik ( formasi aktif) yang berasal dari kofaktor.
G. KOMPOSISI KIMIA DAN STRUKTUR 3-DIMENSI ENZIM
Setiap enzim terbentuk dari molekul protein sebagai komponen utama penyusunnya dan bebrapa enzim hanya terbentuk dari molekul protein dengan tanpa adanya penambahan komponen lain. Protein lainnya mirip Sitokrom yang membawa elektron pada fotosintesis dan respirasi tidak pula sanggup digolongkan sebagai enzim. Selain itu, protein yang terdapat dalam biji juga lebih berperan sebagai materi cadangan untuk dipakai dalam proses perkecambahan biji.
Protein hanya terbentuk dari satu ikatan poloipeptida yang menggumpal membentuk suatu struktur yang bundar atau sperikal, contohnya ribonuklease. Setiap rantai polipeptida atau molekul protein secara sponstan akan membentuk konfigurasi dengan energi bebas terendah.
Dalam sitisol sel, asam amino lebih bersifat hidrofobik yang akan mengumpul pada cuilan dalam, sedang pada permukaan molekul protein atau enzim asan amino bersifat hidrofilik.
H. KOMPERTEMENTASI ENZIM
Enzim – enzim yang berperan untuk fotosintesis terdapat pada kloroplas. Enzim yang berperan penting dalam respirasi aerobik terdapat pada mitokondria, sedang enzim respirasi lainnya terdapat dalam sitosol.
Kompertemenisasi enzi akan meningkat edisiensi banyak proses yang beralngsung di dalam sel, lantaran :
1. Reaktan tersedia pada daerah dimana enzim tersedia.
2. Senyawa akan dikonversi dikirim ke arah enzim yang berperan untuk menghasilakn produk sesuai yang dikehendaki dan tidak disimpangkan pada lintasan yang lain. Akan tetapi kompartemenisasi ini tidak bersifat absolut.
I. FUNGSI SPESIFIK, NOMENKLATUR dan PENGGOLONGAN ENZIM.
a. Fungsi Enzim
Yaitu sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel maupun di luar sel makhluk hidup. Enzim ini berfungsi sebagai katalis yang sangan efisien dan mempunyai derajat yang tinggi.
b. Tata nama dan Kekhasan Enzim
Setiap enzim diadaptasi dengan nama substratnya dengan menambahkan “ase” dibelakangnya.
Kekhasan enzim asam amino sebagai substrat sanggup mengalami reaksi aneka macam enzim.
c.Penggolongan Enzim
Enzim sanggup digolongkan ke dalam 6 golongan yaitu :
1. Oksidoreduktase terdapat dua enzimyaitu dehidrogenase dan oksidasi
2. Transferase yaitu enzim yang bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa lain
3. Hidrolase yaitu sebagai katalis reaksi hidrolisis
4. Liase berperan dalam proses pemisahan
5. Isomerase bekerja pada reaksi intramolekuler
6. Ligase bekerja pada penggabungan dua molekul
J. CIRI- CIRI ENZIM
Ciri – ciri dari enzim ialah sebagai berikut :
1. Merupakan sebuah protein,
Jadi sifatnya sama dengan protein yaitu sanggup menggumpal dalam suhu tinggi dan terpengaruh oleh temperatur.
2. Bekerja secara khusus
Artinya hanya untuk bekerja dalam satu reaksi saja tidak sanggup dipakai dalam beberapa reaksi.
3. Dapat dipakai berulang kali
Enzim sanggup dipakai berulang kali lantaran enzim tidak berubah pada ketika terjadi reaksi.
4. Rusak oleh panas
Enzim tidak tahan pada suhu tinggi, kebanyakan enzim hanya bertahan pada suhu 500C, rusaknya enzim oleh panas disebut dengan denaturasi,
5. Dapat bekerja bolak – balik
Artinya satu enzim sanggup menguraikan satu senyawa menjadi senyawa yang lain.
K. ISOZIM
Isozim atau Iso-enzim yaitu dalam suatu adonan terdapat lebih dari satu enzim yang sanggup berperan dalam suatu substrat untuk memperlihatkan suatu hasil yang sama.
Keuntungan bagi flora yang mengandung isoenzim yaitu lantaran isozim – isozim tersebut akan mempunyai jawaban yang berbeda terhadap faltor – faktor lingkungan. Setiap isozim dihadapkan pada lingkungan kimia yang berbeda dab masing – masing berperan pada posisi yang berbeda dalam lintasan metabolic.
L. CARA KERJA ENZIM
Molekul selalu bergerak dan bertumbukan satu sama lain. Jika suau molekul substrat menumbuk molekul enzim yangtepat maka akan menempel pada enzim. Tempat menempelnya molekul substrat pada enzim disebut dengan sisi aktif.
Ada dua teori yang menjelaskan mengenai cara kerja enzim yaitu:
1 Teori kunci dan gembok
Teori ini diusulkan oleh Emil Fischer pada 1894. Menurut teori ini, enzim bekerja sangat spesifik. Enzim dan substrat mempunyai bentuk geometri suplemen yang sama persis sehingga bisa saling melekat.
2 Teori ketepatan induksi
Teori ini diusulkan oleh Daniel Koshland pada 1958. Menurut teori ini, enzim tidak merupakan struktur yang spesifik melainkan struktur yang fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim hanya ibarat substrat. Ketika substrat menempel pada sisi aktif enzim, sisi aktif enzim berubah bentuk untuk ibarat substrat.
M. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM
Ada banyak faktor yang mensugesti kerja enzim, yaitu:
1 Suhu
Semakin tinggi suhu, kerja enzim juga akan meningkat. Tetapi ada batas maksimalnya. Untuk binatang misalnya, batas tertinggi suhu yaitu 40ºC. Bila suhu di atas 40ºC, enzim tersebut akan menjadi rusak. Sedangkan untuk flora batas tertinggi suhunya yaitu 25ºC.
2 pH
Pengaruh pH terhadap suatu enzim bervariasi tergantung jenisnya. Ada enzim yang bekerja secara optimal pada kondisi asam. Ada juga yang bekerja secara optimal pada kondisi basa.
3 Konsentrasi substrat
Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin meningkat juga kerja enzim tetapi akan mencapai titik maksimal pada konsentrasi tertentu.
4 Konsentrasi enzim
Semakin tinggi konsentrasi enzim, semakin meningkat juga kerja enzim.
5 Adanya aktivator
Aktivator merupakan zat yang memicu kerja enzim.
6 Adanya inhibitor
Inhibitor merupakan zat yang menghambat kerja enzim. Inhibitor ini terdiri dari :
ü Hambatan Reversibel
Yang disebabkan oleh terjadinya proses destruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih yang terdapat pada molekul enzim. Hambatan reversible sanggup berupa kendala bersaing dan kendala tidak bersaing. Hambatan bersaing disebabkan lantaran adanya molekul yang mirip dengan substrat, yang sanggup pula membentuk kompleks yaitu kompleks enzim inhibitor (EI), sedang kendala tidak bersaing ini tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor yang melakukannya disebut inhibitor tidak bersaing.
ü Hambatan tidak Reversibel
Hambatan tidak reversible ini terjadi lantaran inhibitor bereaksi tidak reversible dengan cuilan tertentu pada enzim, sehingga menjadikan berubahnya bentuk enzim.
ü Hambatan Alosterik
Hambatan ruang lantaran enzim tersebut tidak berbentuk hiperbola mirip enzim – enzim ang lain tetapi akan terjadi grafik yang berbentuk sigmoida.
II. RESPIRASI PADA TUMBUHAN
A. PENGERTIAN RESPIRASI
ü Respirasi yaitu suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya yaitu reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi yaitu setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel flora yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi yaitu intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi
ü Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan memakai oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak aktivitas kehidupan, mirip sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.
ü Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, rspirasi sanggup dibedakan menjadi respirasi aerob yaitu respirasi yang memakai oksigen bebas untuk mendapat energi dan respirasi anaerob atau biasa disebut dengan proses fermentasi yaitu respirasi yang tidak memakai oksigen namun materi bukunya yaitu mirip karbohidrat, asam lemak, asam amino sehingga hasil respirasi berupa karbondioksida, air dan energi dalam bentuk ATP.
ü Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel flora tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnya diantaranya yaitu beberapa jenis gula mirip glukosa, fruktosa, dan sukrosa; pati; asam organik; dan protein (digunakan pada keadaan & spesies tertentu).
Secara umum, respirasi karbohidrat sanggup dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energi
Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses respirasi.
ü Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H,206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(glukosa)
B. REAKSI PADA RESPIRASI
ü Reaksi pembongkaran glukosa hingga menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :
1. Glikolisis.
2. Daur Krebs.
3. Transpor elektron respirasi.
1. Glikolisis:
Peristiwa perubahan :
Glukosa Þ Glulosa - 6 - fosfat Þ Fruktosa 1,6 difosfat Þ
3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Þ Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
- molekul asam piravat.
- molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi
tinggi.
- molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
2. Daur Krebs (daur trikarbekdlat):
Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia
3. Rantai Transportasi Elektron Respiratori:
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
ü Produk sampingan respirasi tersebut pada kesannya dibuang ke luar badan melalui stomata pada flora dan melalui paru-paru pada tragedi pernafasan binatang tingkat tinggi.
C. PROSES AKSEPTOR ATP
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut sanggup diringkas sebagai berikut:
1. Glikolisis:
Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP
2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
3. Rantai trsnspor elektron respirator:
10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20 30 ATP
2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20 4 ATP
Total 38 ATP
D. MANFAAT RESPIRASI
Respirasi banyak memperlihatkan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting sebagai ”Building Block”. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut mencakup asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid mirip antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, mirip lignin.
Telah diketahui bahwa hasil selesai dari respirasi yaitu CO2 dan H2O, hal ini terjadi jikalau substrat secara tepat dioksidasi, namun jikalau aneka macam senyawa di atas terbentuk, substrat awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan H2O. Hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2 dan H2O, sedangkan sisanya dipakai dalam proses anabolik, terutama di dalam sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi tepat beberapa senyawa dalam proses respirasi sanggup dipakai untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
E. LAJU RESPIRASI
Laju respirasi sanggup dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
ü Ketersediaan substrat. Tersedianya substrat pada tumbuhan merupakan hal yang penting dalam melaksanakan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melaksanakan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya jikalau substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
ü Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mensugesti laju respirasi, namun besarnya imbas tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada flora yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mensugesti laju respirasi, lantaran jumlah oksigen yang dibutuhkan flora untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
ü Suhu. Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi flora sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
ü Tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies flora mempunyai perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan flora untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda memperlihatkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding flora yang tua. Demikian pula pada organ flora yang sedang dalam masa pertumbuhan.
F. PROSES RESPIRASI
ü Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan. Proses transport gas-gas dalam flora secara keseluruhan berlangsung secara difusi. Oksigen yang dipakai dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel flora dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal ini lantaran membran plasma dan protoplasma sel flora sangat permeabel bagi kedua gas tersebut.
Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian dipakai dalam proses respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asam sitrat, dan transpor elektron. Tahapan yang pertama yaitu glikolisis, yaitu tahapan pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam piruvat (beratom C3), tragedi ini berlangsung di sitosol. As. Piruvat yang dihasilkan selanjutnya akan diproses dalam tahap dekarboksilasi oksidatif. Selain itu glikolisis juga menghasilkan 2 molekul ATP sebagai energi, dan 2 molekul NADH yang akan dipakai dalam tahap transport elektron.
Dalam keadaan anaerob, As. Piruvat hasil glikoisis akan diubah menjadi karbondioksida dan etil alkohol. Proses pengubahan ini dikatalisis oleh enzim dalam sitoplasma. Dalam respirasi anaerob jumlah ATP yang dihasilkan hanya dua molekul untuk setiap satu molekul glukosa, hasil ini berbeda jauh dengan ATP yang dihasilkan dari hasil keseluruhan respirasi aerob yaitu 36 ATP.
ü Tahapan kedua dari respirasi yaitu dekarboksilasi oksidatif, yaitu pengubahan asam piruvat (beratom C3) menjadi Asetil KoA (beratom C2) dengan melepaskan CO2, tragedi ini berlangsung di sitosol. Asetil KoA yang dihasilkan akan diproses dalam siklus asam sitrat. Hasil lainnya yaitu NADH yang akan dipakai dalam transpor elektron.
ü Tahapan selanjutnya yaitu siklus asam sitrat (daur krebs) yang terjadi di dalam matriks dan membran dalam mitokondria, yaitu tahapan pengolahan asetil KoA dengan senyawa asam sitrat sebagai senyawa yang pertama kali terbentuk. Beberapa senyawa dihasilkan dalam tahapan ini, diantaranya yaitu satu molekul ATP sebagai energi, satu molekul FADH dan tiga molekul NADH yang akan dipakai dalam transfer elektron, serta dua molekul CO2.
Tahapan terakhir yaitu transfer elektron, yaitu serangkaian reaksi yang melibatkan sistem karier elektron (pembawa elektron). Proses ini terjadi di dalam membran dalam mitokondria. Dalam reaksi ini elektron ditransfer dalam serangkaian reaksi redoks dan dibantu oleh enzim sitokrom, quinon, piridoksin, dan flavoprotein. Reaksi transfer elektron ini nantinya akan menghasilkan H2O.
G. PROSES FOTOSINTESIS DAUN
Proses pembuatan masakan pada flora hijau sanggup terjadi dengan bantuan:
ü sinar matahari,
ü air,
ü garam mineral yang diserap
ü serta karbondioksida dari udara diubah menjadi zat masakan yang diperlukan.
ü Energi matahari membantu flora hijau dalam proses pembuatan makanannya. Binatang herbivora memakan tumbuhan, kemudian ia dimangsa oleh binatang carnivora (pemakan daging). Bangkai binatang yang membusuk membentuk zat pengurai yang sangat diharapkan untuk proses pertumbuhan akar tumbuhan.
ü Tumbuhan membutuhkan sinar matahari, air, dan udara untuk menciptakan makanannya sendiri. Setiap hari, zat hijau daun pada daun tumbuhan menyerap cahaya matahari. Tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari menjadi karbon dioksida dari udara, dan air dari tanah menjadi masakan yang mengandung gula. Tumbuhan kemudian mengeluarkan oksigen sebagai hasil yang tidak terpakai, walaupun sebagian dipakai untuk bernapas. Proses ini disebut fotosintesis. Makanan sanggup disimpan di dalam flora dan dipakai jikalau diperlukan. Binatang dan insan mengambil laba dari kemampuan flora dalam menciptakan makanannya sendiri. Mereka makan banyak jenis tumbuhan dan masakan jenis ini menyimpan masakan juga. Contoh tumbuhan penghasil zat masakan yaitu:
-Kentang, yang menyimpan tepung.
-Pohon jeruk menghasilkan buah jeruk.
-dsb.
ü Namun ada juga jenis flora yang tidak sanggup menciptakan makanannya sendiri dan tergantung pada flora lain. Contohnya:
Tanaman saprofit mirip jamur, makanannya berupa sayuran yang membusuk atau bangkai binatang.
Parasit mirip liana, pertumbuhan awalnya dimulai dari akar di dalam tanah. Batangnya yang lunak kemudian bercabang dua dan melilit tumbuhan inang (induknya) untuk menyerap air dan sari makanan. Setelah semua kebutuhannya tercukupi, akar aslinya akan mengering dan mati.
Parasit mirip Rafflesia memperoleh makanannya dari akar flora lain. Rafflesia yaitu flora yang tidak mempunyai daun atau batang. Merupakan bunga terbesar dan bisa mencapai diameter lebih dari 1 m.
ü Sebagian besar flora berdaun hijau. Ini disebabkan flora berisi pigmen hijau atau zat warna yang disebut zat hijau daun (chlorofil). Hanya di bawah permukaan atas dari daun yang merupakan lapisan-lapisan dari sel-sel khusus, dikenal sebagai sel pagar. Di dalam masing-masing sel terdapat kotak yang sangat kecil berbentuk piringan hitam, disebut chloroplast. Chloroplast ini penuh zat hijau daun.
ü Gerakan partikel dari daerah dengan potensial kimia lebih tinggi ke daerah dengan potensial kimia lebih rendah lantaran energi kinetiknya sendiri hingga terjadi keseimbangan dinamis
•Osmosis : gerakan air dari potensial air lebih tinggi ke potensial air lebih rendah melewati membran selektif permeabel hingga dicapai keseimbangan dinamis.
Sumber http://makalahdanskripsi.blogspot.com
1. SEJARAH TENTANG ENZIM
Pada awalnya, enzim dikenal sebagai protein oleh Sumner ( 1926 ) yang telah berhasil mengisolasi urease dari flora kara pedang. Urease yaitu enzimysng sanggup menguraikan urea menjadi CO2 dan NH3. Beberapa tahun kemudian Northrop dan Kunits sanggup mengisolasi pepsin, tripsin, dan kinotripsin. Kemudian makin banyak enzim yang telah sanggup diisolasi dan telah dibuktikan bahwa enzim tersebut ialah protein.
Dari hasil penelitian para mahir biokim ternyata banyak enzim mempunyai gugus bukan protein, jadi termasuk golongan protein majemuk. Gugus bukan protein ini disebut dengan kofaktor ada yang terikat berpengaruh pada protein dan ada pula yang tidak terikat berpengaruh oleh protein.. Gugus terikat berpengaruh pada cuilan protein artinya sukar terurai dalam larutan yang disebut dengan Prostetik, sedang yang tidak begitu terikat berpengaruh ( gampang dipisahkan secara dialisis ) disebut dengan Koenzim. Keduanya ini sanggup memungkinkan enzim bekerja terhadap substrat.
2. PENGERTIAN ENZIM
ü Enzim ialah suatu zat yang sanggup mempercepat laju reaksi dan ikut beraksi didalamnya sedang pada ketika selesai proses enzim akan melepaskan diri seolah – olah tidak ikut bereaksi dalam proses tersebut.
ü Enzim merupakan reaksi atau proses kimia yang berlangsung dengan baik dalam badan makhluk hidup lantaran adanya katalis yang bisa mempercepat reaksi. Koenzim gampang dipisahkan dengan proses dialisis.
ü Enzim berperan secara lebih spesifik dalam hal memilih reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi sanggup berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan yang beracun.
ü Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim yaitu cuilan enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik yaitu cuilan enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik sanggup dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari materi organik) dan kofaktor (tersusun dari materi anorganik).
3. PERBEDAAN ENZIN DENGAN KATALISATOR
ü Katalisator bersifat umum, hanya berfungsi untuk mempercepat reaksi yang sanggup dipakai berulang - ulang ( satu katalisator bisa mereaksikan 2 atau 3 bahkan lebih reaksi)
ü Enzim bersifat lebih spesifik hanya dipakai untuk satu reaksi saja ( satu enzim hanya untuk satu reaksi)
4. METABOLISME TUMBUHAN
Tumbuhan juga mengahasilkan senyawa metabolit sekunder yang berfungsi untuk melindungi flora dari serangan serangga, bakteri, jamur dan jenis patogen lainnya serta flora itu bisa menghasilkan vitamin untuk kepentingan flora itu sendiri serta hormon – hormon yang merupakan sarana bagi flora untuk berkomunikasi antara organnya atau jaringannya dalam mengendalikan dan mengkoordinasi pertumbuhan dan perkembangannya.
Dalam flora pun terdapat proses metabolisme flora yang terdiri dari anabolisme ( pembentkan senyawa yang lebih besar dari molekul – molekul yang lebih kecil, molekul ini terdiri dari pati, selulose, protein, lemak dan asam lemak. Prioses ini membutuhkan energi).Sedang katabolisme merupakan senyawa dengan molekul yang besar membentuk senyawa – senyawa dengan molekul yang lebih kecil dan menghasilkan energi.
Sel dalam badan flora bisa mengatur lintasan – lintasan metabolik yang dikendalikannnya biar terjadi dan sanggup mengatur kecepatan reaksi tersebut dengan cara memproduksi suatu katalisator dalam jumlah yang sesuai dan tepat pada ketika dibutuhkan. Katalisator inilah yang disebut denagn enzim yang bisa mempercepat laju reaksi yang berkisar antara 108 hingga 1020.
5. SIFAT – SIFAT ENZIM
Sifat-sifat enzim yaitu sebagai berikut:
1 Biokatalisator
Enzim mempercepat laju reaksi, tetapi tidak ikut bereaksi.
2 Termolabil
Enzim gampang rusak jikalau dipanaskan hingga dengan suhu tertentu.
3 Merupakan senyawa protein
4 Bekerja secara spesifik.Satu jenis enzim bekerja secara khusus hanya pada satu jenis substrat. Misalnya enzim katalase menguraikan Hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2), sedangkan enzim lipase menguraikan lemak + air menjadi gliserol + asam lemak.
F. SUSUNAN ENZIM
Secara kimia, enzim yany lengkap (holoenzim) tersusun atas 2 cuilan yaitu:
1. Bagian protein disebut Apoenzim yang bersifat labil ( gampang berubah) yang dipengaruhi oleh suhu dan keasaman.
2. Bagian yang bukan protein yang disebut dengan gugus prostetik ( formasi aktif) yang berasal dari kofaktor.
G. KOMPOSISI KIMIA DAN STRUKTUR 3-DIMENSI ENZIM
Setiap enzim terbentuk dari molekul protein sebagai komponen utama penyusunnya dan bebrapa enzim hanya terbentuk dari molekul protein dengan tanpa adanya penambahan komponen lain. Protein lainnya mirip Sitokrom yang membawa elektron pada fotosintesis dan respirasi tidak pula sanggup digolongkan sebagai enzim. Selain itu, protein yang terdapat dalam biji juga lebih berperan sebagai materi cadangan untuk dipakai dalam proses perkecambahan biji.
Protein hanya terbentuk dari satu ikatan poloipeptida yang menggumpal membentuk suatu struktur yang bundar atau sperikal, contohnya ribonuklease. Setiap rantai polipeptida atau molekul protein secara sponstan akan membentuk konfigurasi dengan energi bebas terendah.
Dalam sitisol sel, asam amino lebih bersifat hidrofobik yang akan mengumpul pada cuilan dalam, sedang pada permukaan molekul protein atau enzim asan amino bersifat hidrofilik.
H. KOMPERTEMENTASI ENZIM
Enzim – enzim yang berperan untuk fotosintesis terdapat pada kloroplas. Enzim yang berperan penting dalam respirasi aerobik terdapat pada mitokondria, sedang enzim respirasi lainnya terdapat dalam sitosol.
Kompertemenisasi enzi akan meningkat edisiensi banyak proses yang beralngsung di dalam sel, lantaran :
1. Reaktan tersedia pada daerah dimana enzim tersedia.
2. Senyawa akan dikonversi dikirim ke arah enzim yang berperan untuk menghasilakn produk sesuai yang dikehendaki dan tidak disimpangkan pada lintasan yang lain. Akan tetapi kompartemenisasi ini tidak bersifat absolut.
I. FUNGSI SPESIFIK, NOMENKLATUR dan PENGGOLONGAN ENZIM.
a. Fungsi Enzim
Yaitu sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel maupun di luar sel makhluk hidup. Enzim ini berfungsi sebagai katalis yang sangan efisien dan mempunyai derajat yang tinggi.
b. Tata nama dan Kekhasan Enzim
Setiap enzim diadaptasi dengan nama substratnya dengan menambahkan “ase” dibelakangnya.
Kekhasan enzim asam amino sebagai substrat sanggup mengalami reaksi aneka macam enzim.
c.Penggolongan Enzim
Enzim sanggup digolongkan ke dalam 6 golongan yaitu :
1. Oksidoreduktase terdapat dua enzimyaitu dehidrogenase dan oksidasi
2. Transferase yaitu enzim yang bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa lain
3. Hidrolase yaitu sebagai katalis reaksi hidrolisis
4. Liase berperan dalam proses pemisahan
5. Isomerase bekerja pada reaksi intramolekuler
6. Ligase bekerja pada penggabungan dua molekul
J. CIRI- CIRI ENZIM
Ciri – ciri dari enzim ialah sebagai berikut :
1. Merupakan sebuah protein,
Jadi sifatnya sama dengan protein yaitu sanggup menggumpal dalam suhu tinggi dan terpengaruh oleh temperatur.
2. Bekerja secara khusus
Artinya hanya untuk bekerja dalam satu reaksi saja tidak sanggup dipakai dalam beberapa reaksi.
3. Dapat dipakai berulang kali
Enzim sanggup dipakai berulang kali lantaran enzim tidak berubah pada ketika terjadi reaksi.
4. Rusak oleh panas
Enzim tidak tahan pada suhu tinggi, kebanyakan enzim hanya bertahan pada suhu 500C, rusaknya enzim oleh panas disebut dengan denaturasi,
5. Dapat bekerja bolak – balik
Artinya satu enzim sanggup menguraikan satu senyawa menjadi senyawa yang lain.
K. ISOZIM
Isozim atau Iso-enzim yaitu dalam suatu adonan terdapat lebih dari satu enzim yang sanggup berperan dalam suatu substrat untuk memperlihatkan suatu hasil yang sama.
Keuntungan bagi flora yang mengandung isoenzim yaitu lantaran isozim – isozim tersebut akan mempunyai jawaban yang berbeda terhadap faltor – faktor lingkungan. Setiap isozim dihadapkan pada lingkungan kimia yang berbeda dab masing – masing berperan pada posisi yang berbeda dalam lintasan metabolic.
L. CARA KERJA ENZIM
Molekul selalu bergerak dan bertumbukan satu sama lain. Jika suau molekul substrat menumbuk molekul enzim yangtepat maka akan menempel pada enzim. Tempat menempelnya molekul substrat pada enzim disebut dengan sisi aktif.
Ada dua teori yang menjelaskan mengenai cara kerja enzim yaitu:
1 Teori kunci dan gembok
Teori ini diusulkan oleh Emil Fischer pada 1894. Menurut teori ini, enzim bekerja sangat spesifik. Enzim dan substrat mempunyai bentuk geometri suplemen yang sama persis sehingga bisa saling melekat.
2 Teori ketepatan induksi
Teori ini diusulkan oleh Daniel Koshland pada 1958. Menurut teori ini, enzim tidak merupakan struktur yang spesifik melainkan struktur yang fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim hanya ibarat substrat. Ketika substrat menempel pada sisi aktif enzim, sisi aktif enzim berubah bentuk untuk ibarat substrat.
M. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM
Ada banyak faktor yang mensugesti kerja enzim, yaitu:
1 Suhu
Semakin tinggi suhu, kerja enzim juga akan meningkat. Tetapi ada batas maksimalnya. Untuk binatang misalnya, batas tertinggi suhu yaitu 40ºC. Bila suhu di atas 40ºC, enzim tersebut akan menjadi rusak. Sedangkan untuk flora batas tertinggi suhunya yaitu 25ºC.
2 pH
Pengaruh pH terhadap suatu enzim bervariasi tergantung jenisnya. Ada enzim yang bekerja secara optimal pada kondisi asam. Ada juga yang bekerja secara optimal pada kondisi basa.
3 Konsentrasi substrat
Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin meningkat juga kerja enzim tetapi akan mencapai titik maksimal pada konsentrasi tertentu.
4 Konsentrasi enzim
Semakin tinggi konsentrasi enzim, semakin meningkat juga kerja enzim.
5 Adanya aktivator
Aktivator merupakan zat yang memicu kerja enzim.
6 Adanya inhibitor
Inhibitor merupakan zat yang menghambat kerja enzim. Inhibitor ini terdiri dari :
ü Hambatan Reversibel
Yang disebabkan oleh terjadinya proses destruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih yang terdapat pada molekul enzim. Hambatan reversible sanggup berupa kendala bersaing dan kendala tidak bersaing. Hambatan bersaing disebabkan lantaran adanya molekul yang mirip dengan substrat, yang sanggup pula membentuk kompleks yaitu kompleks enzim inhibitor (EI), sedang kendala tidak bersaing ini tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor yang melakukannya disebut inhibitor tidak bersaing.
ü Hambatan tidak Reversibel
Hambatan tidak reversible ini terjadi lantaran inhibitor bereaksi tidak reversible dengan cuilan tertentu pada enzim, sehingga menjadikan berubahnya bentuk enzim.
ü Hambatan Alosterik
Hambatan ruang lantaran enzim tersebut tidak berbentuk hiperbola mirip enzim – enzim ang lain tetapi akan terjadi grafik yang berbentuk sigmoida.
II. RESPIRASI PADA TUMBUHAN
A. PENGERTIAN RESPIRASI
ü Respirasi yaitu suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya yaitu reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi yaitu setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel flora yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi yaitu intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi
ü Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan memakai oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak aktivitas kehidupan, mirip sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.
ü Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, rspirasi sanggup dibedakan menjadi respirasi aerob yaitu respirasi yang memakai oksigen bebas untuk mendapat energi dan respirasi anaerob atau biasa disebut dengan proses fermentasi yaitu respirasi yang tidak memakai oksigen namun materi bukunya yaitu mirip karbohidrat, asam lemak, asam amino sehingga hasil respirasi berupa karbondioksida, air dan energi dalam bentuk ATP.
ü Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel flora tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnya diantaranya yaitu beberapa jenis gula mirip glukosa, fruktosa, dan sukrosa; pati; asam organik; dan protein (digunakan pada keadaan & spesies tertentu).
Secara umum, respirasi karbohidrat sanggup dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energi
Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses respirasi.
ü Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H,206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(glukosa)
B. REAKSI PADA RESPIRASI
ü Reaksi pembongkaran glukosa hingga menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :
1. Glikolisis.
2. Daur Krebs.
3. Transpor elektron respirasi.
1. Glikolisis:
Peristiwa perubahan :
Glukosa Þ Glulosa - 6 - fosfat Þ Fruktosa 1,6 difosfat Þ
3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Þ Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
- molekul asam piravat.
- molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi
tinggi.
- molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
2. Daur Krebs (daur trikarbekdlat):
Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia
3. Rantai Transportasi Elektron Respiratori:
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
ü Produk sampingan respirasi tersebut pada kesannya dibuang ke luar badan melalui stomata pada flora dan melalui paru-paru pada tragedi pernafasan binatang tingkat tinggi.
C. PROSES AKSEPTOR ATP
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut sanggup diringkas sebagai berikut:
1. Glikolisis:
Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP
2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
3. Rantai trsnspor elektron respirator:
10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20 30 ATP
2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20 4 ATP
Total 38 ATP
D. MANFAAT RESPIRASI
Respirasi banyak memperlihatkan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting sebagai ”Building Block”. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut mencakup asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid mirip antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, mirip lignin.
Telah diketahui bahwa hasil selesai dari respirasi yaitu CO2 dan H2O, hal ini terjadi jikalau substrat secara tepat dioksidasi, namun jikalau aneka macam senyawa di atas terbentuk, substrat awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan H2O. Hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2 dan H2O, sedangkan sisanya dipakai dalam proses anabolik, terutama di dalam sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi tepat beberapa senyawa dalam proses respirasi sanggup dipakai untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
E. LAJU RESPIRASI
Laju respirasi sanggup dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
ü Ketersediaan substrat. Tersedianya substrat pada tumbuhan merupakan hal yang penting dalam melaksanakan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melaksanakan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya jikalau substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
ü Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mensugesti laju respirasi, namun besarnya imbas tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada flora yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mensugesti laju respirasi, lantaran jumlah oksigen yang dibutuhkan flora untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
ü Suhu. Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi flora sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
ü Tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies flora mempunyai perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan flora untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda memperlihatkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding flora yang tua. Demikian pula pada organ flora yang sedang dalam masa pertumbuhan.
F. PROSES RESPIRASI
ü Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan. Proses transport gas-gas dalam flora secara keseluruhan berlangsung secara difusi. Oksigen yang dipakai dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel flora dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal ini lantaran membran plasma dan protoplasma sel flora sangat permeabel bagi kedua gas tersebut.
Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian dipakai dalam proses respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asam sitrat, dan transpor elektron. Tahapan yang pertama yaitu glikolisis, yaitu tahapan pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam piruvat (beratom C3), tragedi ini berlangsung di sitosol. As. Piruvat yang dihasilkan selanjutnya akan diproses dalam tahap dekarboksilasi oksidatif. Selain itu glikolisis juga menghasilkan 2 molekul ATP sebagai energi, dan 2 molekul NADH yang akan dipakai dalam tahap transport elektron.
Dalam keadaan anaerob, As. Piruvat hasil glikoisis akan diubah menjadi karbondioksida dan etil alkohol. Proses pengubahan ini dikatalisis oleh enzim dalam sitoplasma. Dalam respirasi anaerob jumlah ATP yang dihasilkan hanya dua molekul untuk setiap satu molekul glukosa, hasil ini berbeda jauh dengan ATP yang dihasilkan dari hasil keseluruhan respirasi aerob yaitu 36 ATP.
ü Tahapan kedua dari respirasi yaitu dekarboksilasi oksidatif, yaitu pengubahan asam piruvat (beratom C3) menjadi Asetil KoA (beratom C2) dengan melepaskan CO2, tragedi ini berlangsung di sitosol. Asetil KoA yang dihasilkan akan diproses dalam siklus asam sitrat. Hasil lainnya yaitu NADH yang akan dipakai dalam transpor elektron.
ü Tahapan selanjutnya yaitu siklus asam sitrat (daur krebs) yang terjadi di dalam matriks dan membran dalam mitokondria, yaitu tahapan pengolahan asetil KoA dengan senyawa asam sitrat sebagai senyawa yang pertama kali terbentuk. Beberapa senyawa dihasilkan dalam tahapan ini, diantaranya yaitu satu molekul ATP sebagai energi, satu molekul FADH dan tiga molekul NADH yang akan dipakai dalam transfer elektron, serta dua molekul CO2.
Tahapan terakhir yaitu transfer elektron, yaitu serangkaian reaksi yang melibatkan sistem karier elektron (pembawa elektron). Proses ini terjadi di dalam membran dalam mitokondria. Dalam reaksi ini elektron ditransfer dalam serangkaian reaksi redoks dan dibantu oleh enzim sitokrom, quinon, piridoksin, dan flavoprotein. Reaksi transfer elektron ini nantinya akan menghasilkan H2O.
G. PROSES FOTOSINTESIS DAUN
Proses pembuatan masakan pada flora hijau sanggup terjadi dengan bantuan:
ü sinar matahari,
ü air,
ü garam mineral yang diserap
ü serta karbondioksida dari udara diubah menjadi zat masakan yang diperlukan.
ü Energi matahari membantu flora hijau dalam proses pembuatan makanannya. Binatang herbivora memakan tumbuhan, kemudian ia dimangsa oleh binatang carnivora (pemakan daging). Bangkai binatang yang membusuk membentuk zat pengurai yang sangat diharapkan untuk proses pertumbuhan akar tumbuhan.
ü Tumbuhan membutuhkan sinar matahari, air, dan udara untuk menciptakan makanannya sendiri. Setiap hari, zat hijau daun pada daun tumbuhan menyerap cahaya matahari. Tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari menjadi karbon dioksida dari udara, dan air dari tanah menjadi masakan yang mengandung gula. Tumbuhan kemudian mengeluarkan oksigen sebagai hasil yang tidak terpakai, walaupun sebagian dipakai untuk bernapas. Proses ini disebut fotosintesis. Makanan sanggup disimpan di dalam flora dan dipakai jikalau diperlukan. Binatang dan insan mengambil laba dari kemampuan flora dalam menciptakan makanannya sendiri. Mereka makan banyak jenis tumbuhan dan masakan jenis ini menyimpan masakan juga. Contoh tumbuhan penghasil zat masakan yaitu:
-Kentang, yang menyimpan tepung.
-Pohon jeruk menghasilkan buah jeruk.
-dsb.
ü Namun ada juga jenis flora yang tidak sanggup menciptakan makanannya sendiri dan tergantung pada flora lain. Contohnya:
Tanaman saprofit mirip jamur, makanannya berupa sayuran yang membusuk atau bangkai binatang.
Parasit mirip liana, pertumbuhan awalnya dimulai dari akar di dalam tanah. Batangnya yang lunak kemudian bercabang dua dan melilit tumbuhan inang (induknya) untuk menyerap air dan sari makanan. Setelah semua kebutuhannya tercukupi, akar aslinya akan mengering dan mati.
Parasit mirip Rafflesia memperoleh makanannya dari akar flora lain. Rafflesia yaitu flora yang tidak mempunyai daun atau batang. Merupakan bunga terbesar dan bisa mencapai diameter lebih dari 1 m.
ü Sebagian besar flora berdaun hijau. Ini disebabkan flora berisi pigmen hijau atau zat warna yang disebut zat hijau daun (chlorofil). Hanya di bawah permukaan atas dari daun yang merupakan lapisan-lapisan dari sel-sel khusus, dikenal sebagai sel pagar. Di dalam masing-masing sel terdapat kotak yang sangat kecil berbentuk piringan hitam, disebut chloroplast. Chloroplast ini penuh zat hijau daun.
ü Gerakan partikel dari daerah dengan potensial kimia lebih tinggi ke daerah dengan potensial kimia lebih rendah lantaran energi kinetiknya sendiri hingga terjadi keseimbangan dinamis
•Osmosis : gerakan air dari potensial air lebih tinggi ke potensial air lebih rendah melewati membran selektif permeabel hingga dicapai keseimbangan dinamis.
0 Response to "Enzim Dan Respirasi Pada Tumbuhan"
Posting Komentar