Manfaat Sistem Irigasi Tetes Untuk Tanaman
Irigasi Tetes – Musim kemarau memang bisa bersuhu sangat panas. Apalagi kala kemarau panjang, bisa jadi suhu berubah ekstrim. Alhasil, terik matahari bisa menciptakan tumbuhan yang ada di kebun, halaman maupun di pot gampang layu dan cepat mati.
Apalagi jika dibarengi dengan kondisi tanah berpasir yang mana tidak bisa menahan air terlalu lama. Maka dari itu, selain perlu alat menanam yang tepat, kita juga perlu sistem pengairan yang bisa menahan air atau bisa memberi air dalam jangka waktu lama.
Oleh karenanya, mari kita mengenal sistem irigasi tetes yang dikenal sangat bermanfaat untuk menciptakan tumbuhan tetap segar di demam isu kemarau. Kira-kira hal apa saja yang harus kita ketahui wacana sistem satu ini? Yuk, eksklusif saja simak ulasannya!
Mengenal Macam-Macam Sistem Irigasi
Irigasi memang cara untuk mengairi lahan kala demam isu kemarau. Dengan adanya sistem tersebut, lahan bisa tetap tersirami baik. Bahkan, kini pun irigasi gencar dilakukan sebab menciptakan lahan tidak bergantung lagi pada hujan yang mulai tidak tentu datangnya.
Selain irigasi tetes, ada beberapa jenis irigasi yang wajib kita ketahui. Masing-masing jenisnya menawarkan kebutuhan air berbeda dengan syarat penggunaan yang juga berbeda, contohnya saja kesesuaian lokasi dan jenis tumbuhan yang dibudidayakan.
Kedua hal tersebut ikut memilih teknik irigasi mana yang nantinya akan digunakan lho. Jadi, kalau jenis tumbuhan yang dibudidayakan bernilai tinggi, maka sistem irigasinya pun juga membutuhkan dana tinggi. Lalu kira-kira apa saja jenisnya? Simak berikut ini!
1. Irigasi Permukaan
Sistem irigasi yang banyak digunakan oleh para petani dan dikenal dengan nama surface irrigation ini mendistribusikan air dengan cara memanfaatkan gravitasi. Singkatnya, sistem ini akan membiarkan air mengalir sendiri ke lahan hingga ketinggian tertentu.
Sistem ini sangat pas digunakan untuk tanah bertekstur halus hingga sedang dan berada di tempat dengan topografi datar biar air bisa merata. Sedangkan untuk tanah bertekstur kasar, sistem ini tidak cocok sebab airnya nanti akan hilang di saluran.
2. Irigasi Curah
Sistem yang juga dikenal dengan nama sprinkler irrigation ini merupakan cara pendistribusian air melalui semprotan ke udara layaknya air hujan.
Tujuannya yakni biar air bisa terbagi merata pada areal pertanaman. Selain itu, sistem ini menciptakan proses pinjaman air tidak hilang dalam bentuk limpasan. Terapkan saja sistem ini pada tempat yang kecepatan anginnya tidak terlalu besar.
Pasalnya, kalau angin besar maka sebagian air akan hilang melalui evaporasi. Dengan demikian, pinjaman air tidak akan efisien. Untuk pengaplikasiannya, jenis irigasi ini bisa bervariasi alias menyesuaikan tekstur tanah dan kedalaman akar tanamannya.
3. Irigasi Bawah Permukaan
Sistem irigasi yang dikenal dengan nama Sub-surface irrigation ini merupakan bentuk dari irigasi mikro dengan alat yang diletakkan di pecahan bawah permukaan tanah. Alat ini bisa berupa pipa semen yang disambung-sambungkan.
Biasanya, diameter alat yang sering digunakan ialah 10 cm dengan ketebalan dinding sekitar 1 cm. untuk penerapannya, sistem irigasi satu ini bisa digunakan untuk tanah bertekstur sedang hingga kasar. Hal ini berkhasiat untuk mencegah terjadinya penyumbatan pada lubang keluar air.
Selain itu, irigasi ini memang sangat membutuhkan tanah berkadar garam rendah biar bisa lancar berjalan.
4. Irigasi Tetes
Irigasi tetes atau yang juga dikenal dengan nama irigasi mikro merupakan cara pendistribusian air secara eksklusif pada tumbuhan memakai alat tetes berjulukan emiter.
Irigasi ini bisa dilakukan di permukaan tanah maupun di dalam tanah dan bertujuan untuk memanfaatkan air yang ada dalam jumlah terbatas. Pengairannya sendiri melalui tetesan secara terus-menerus pada tanah yang ada di dekat tumbuhan.
Sistem irigasi mikro sangat cocok untuk tanah yang tidak terlalu kering. Pengairannya juga bisa bervariatif tergantung besarnya debit keluaran dan interval, kelembaban tanah, permeabilitas tanah, serta struktur dan tekstur tanah.
Mengenal Lebih Jauh wacana Sistem Irigasi Tetes
Sebelum mengenal lebih jauh wacana irigasi mikro, kita harus paham benar apa sih irigasi itu. Nah, irigasi sendiri merupakan sebuah upaya petani untuk mengairi lahan mereka. salah satu sistem irigasi yang sedang hits ialah irigasi tetes.
Sistem ini sering digunakan sebab bisa menghemat air dan pupuk. Pasalnya, irigasi mikro bekerja dengan membiarkan air menetes secara pelan-pelan ke tanaman, bisa dengan katup, pipa dan emiter, atau bisa juga dengan menetes langsung. Selain cocok diterapkan di tanah kering, sistem mikro juga pantas diterapkan di lahan dengan topografi relatif landai.
Tidak hanya ngetren dikala ini saja, ternyata irigasi tetes juga sudah digunakan semenjak zaman kuno untuk metode mengisi air pada pot tanah liat yang letaknya ada di dalam tanah. Bagi mereka yang suka mencangkok tanaman, niscaya erat dengan sistem irigasi satu ini.
Biasanya, mereka akan memakai bambu berlubang pada pecahan bawahnya yang nantinya disumbat dengan paku atau lidi biar air yang ada di dalam bambu bisa menetes ke tumbuhan yang dicangkok. Tentu saja tujuan pengirigasian ini untuk menciptakan media pencangkokan tetap lembab sehingga akar sanggup tumbuh sempurna.
Sedangkan untuk media biasa, cara kerja irigasi ini secara sederhana ialah dengan menampung air dalam wadah dan nantinya akan dialirkan ke tanaman.
Pengalirannya memakai tekanan pada lubang gravitasi yang sudah dibentuk sesuai kebutuhan. Jika kau tidak tahu caranya, cukup mulai dengan mengisikan air pada bambu, bisa juga pada botol air mineral bekas, apapun tidak duduk masalah asalkan bisa dilubangi pecahan bawahnya.
Masukkan air ke wadah dan gantungkan pada tiang yang telah disediakan. Letakkan tiang di dekat tumbuhan biar usahamu tidak sia-sia. Untuk hasil terbaik, sesuaikan jumlah lubang tetesan air dengan kebutuhan tanaman.
Namun, harap perhatikan pula jumlah ketersediaan air yang ada. Nah, kalau botol atau bambu sudah hampir kosong, harap segera isi kembali biar sistem irigasi tetap berjalan.
Komponen Irigasi Tetes
Berikut ini beberapa komponen sistem irigasi tetes yang mesti anda ketahui:
1. Jaringan Pipa pada Irigasi Tetes
Pertama ialah jaringan pipa irigasi itu sendiri. Ada beberapa pipa yang digunakan pada sistem irigasi tetes meliputi pipa lateral, pipa sekunder dan pipa utama komponen penting dari irigasi tetes.
Untuk tata letaknya sendiri, irigasi tetes bergantung pada banyak hal, mulai dari luas tanah, bentuk dan keadaan topografi. Irigasi tetes tersusun atas dua pecahan penting yaitu pipa dan emiter. Air dialirkan dari pipa dengan banyak percabangan yang biasanya terbuat dari plastik yang berdiameter 12 mm (1/2 inci) – 25 mm (1 inci).
Pipa Utama
Untuk komponen yang terdapat pada pipa utama terdiri dari pompa, tangki injeksi, filter utama, pengukur tekanan, pengukuran debit dan katup pengontrol. Pipa utama umumnya terbuat dari pipa polyvinylchloride (PVC), galvanized steel atau besi cord yang berdiameter antara 7,5 – 25 cm. Pipa utama sanggup dipasang di bawah permukaan tanah.
Pipa Pembagi
Selain pipa utama, juga ada pipa pembagi, (sub-main, manifold m), katup solenoid, regulator tekanan, pengukur tekanan dan katup pembuang. Untuk pipa sub-utama terbuat dari pipa PVC atau pipa HDPE (m) dilengkapi dengan filter kedua yang lebih halus (80-100highdensity polyethylene) dan diameter antara 50 – 75 mm. Penyambungan pipa pembagi dengan pipa utama.
Pipa Lateral
Ada juga pipa lateral yang terbuat dari pipa PVC fleksibel atau pipa politelinedengan diameter 12 mm – 32 mm. Untuk emiter sendiri dimasukkan ke dalam pipa lateral pada jarak yang ditentukan yang dipilih sesuai dengan tumbuhan dan kondisi tanah.
Pipa lubang ganda, pipa porous dan pipa dengan perforasi yang kecil digunakan pada beberapa instalasi untuk memakai keduanya sebagai pipa pembawa dan sebuah emitter system (Hansen dkk, 1986). Dalam sistem irigasi tetes tersusun atas pipa dan emiter. Air dialirkan dari pipa dengan banyak percabangan yang biasanya terbuat dari plastik yang diameter 12 mm (1/2 inci) – 25 mm (1 inci).
2. Emiter
Komponen irigasi tetes berikutnya ialah emiter atau pemancar, dimana alat yang berfungsi untuk meneteskan air eksklusif ke tanah ke dekat tanaman.
Emiter ini harus mengeluarkan air yang relatif konstan dan pedoman yang kecil. Penampang pedoman perlu relatif lebar untuk mengurangi tersumbatnya emiter. Usahakan biar emiter ini posisinya dekat dengan permukaan tanah agar daerah yang dibasahi semakin tinggi.
3. Tabung Marihot
Komponen sistem irigasi tetes berikutnya ialah tabung marihot. Tabung ini berfungsi untuk mengalirkan air dengan mengandalkan ketinggian sesuai dengan rancangan yang telah dibuat.
Aliran air ini akan mengalir sesuai dengan tekanan atmosfir, dimana akan mengalir ke jaringan pipa yang mempunyai ketinggian lebih rendah daripada tabung marihot ini.
Tabung ini sendiri menjadi kolam penampung air irigasi (dan larutan nutrisi) yang sanggup mengalirkan pedoman debit tetap, dan debit akan berubah pada elevasi yang berbeda (pada headyang berbeda). Bagian dari tangki dilengkapi dengan selang-selang kecil untuk jalan masuk pemasukan udara dan jalan masuk pengairan.
4. Debit Aliran
Untuk komponen yang mesti anda perhatikan selanjutnya ialah debit aliran. Dimana biasanya debit pedoman yang digunakan ialah 4 liter/jam. Ada juga pengelola yang memakai debit 2, 6, 8 liter/jam. Penggunaan debit menurut jarak tanam dan waktu operasi. Debit air keluaran emiter rata-rata ialah volume dari keseluruhan air yang tertampung dari semua emiter per satuan waktu dan jumlah emiter yang ada.
Manfaat Menerapkan Sistem Irigasi Tetes
Ada aneka macam manfaat yang akan kau dapatkan kala menerapkan sistem irigasi sederhana satu ini. Selain bisa selalu menyediakan air kala demam isu kemarau untuk tumbuhan tersayangmu, kau juga bisa menghemat tenaga sebab sanggup mengurangi kegiatan penyiraman individu melalui gayung atau selang.
Teknik ini juga akan memudahkanmu sehingga tidak perlu ke penjuru lahan hanya untuk menyalurkan air sebab sistem tetes memungkinkan air bisa menyebar sendiri ke tempat yang kau inginkan.
Tidak hanya itu saja, sistem irigasi mikro juga bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen lho. Hal ini terjadi karena kelembaban tanah tetap terjaga. Namun tentu saja, keberhasilan sistem irigasi satu ini bisa tercapai asal didukung media tumbuhan yang porositasnya baik dan juga bisa menahan air lebih lama.
Kelebihan Sistem Irigasi Tetes
Berikut ini kelebihan sistem irigasi tetes dibandingkan dengan sistem irigasi yang lainnya:
- Kelebihan yang pertama ialah sanggup mengoptimalkan nilai guna air. Dimana air yang digunakan pada sistem irigasi ini lebih sedikit dibandingkan dengan sistem irigasi lainnya. Kenapa bisa lebih hemat? Karena pinjaman air yang bersifat lokal dan jumlahnya sedikit sehingga akan menekan angka penguapan, pedoman permukaan dan perkolasi.
- Kelebihan sistem irigasi tetes selanjutnya ialah sanggup meningkatkan pertumbuhan tumbuhan dan hasil. Hal ini dikarenakan sistem irigasi ini sanggup menjaga kelembaban tanah sehingga akan optimal bagi pertumbuhan tanaman.
- Hal yang tidak kalah menarik dari sistem irigasi tetes ini ialah pupuk atau materi kimia pada metode ini eksklusif diberikan pada air irigasi sehingga pinjaman pupuk dan materi kimia lainnya lebih efektif dan efisien, frekuensi pinjaman lebih tinggi dan distribusinya hanya di sekitar tempat perakaran.
- Kelebihan sistem irigasi tetes berikutnya ialah sanggup menekan resiko penumpukan garam. Pemberian air yang terus menerus akan melarutkan dan menjauhkan garam dari tempat perakaran.
- Ternyata sistem irigasi ini juga sanggup menekan pertumbuhan gulma sebab air hanya terbatas di tempat sekitar tanaman, sehingga pertumbuhan gulma sanggup ditekan.
- Terakhir, sistem irigasi ini akan menghemat tenaga, sebab semua dilakukan secara otomatis. Penghematan mulai dari penyiraman, pekerjaan pemupukan, pemberantasan hama dan penyiangan juga sanggup dikurangi.
Kekurangan Sistem Irigasi Tetes
Selain mempunyai banyak kelebihan, sistem irigasi tetes ini juga mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya:
- Kekurangan yang pertama ialah membutuhkan perawatan yang intensif terutama pada emiter, sebab kerap terjadi penyumbatan.
- Kekurangan selanjutnya ialah sanggup terjadi penumpukan garam, terutama terjadi apabila air yang digunakan mengandung garam yang tinggi dan pada derah yang kering, resiko penumpukan garam menjadi tinggi.
- Jika debit air kurang maka sanggup membatasi pertumbuhan tanaman.
- Kekurangan yang terakhir ialah sistem ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi serta membutuhkan teknik yang tinggi untuk merancang, mengoperasikan dan memeliharanya.
Biaya Pembuatan Instalasi Sistem Irigasi Tetes
Sebagaimana yang sudah disebutkan, sistem irigasi tetes ini membutuhkan biaya yang tidak mengecewakan tinggi. Berapakah biaya yang dibutuhkan?
Karena memang sistem drip irrigation ini membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal namun kalau kita tinjau dari segi efesiensinya sistem irigasi tetes tidak terlalu mahal, cukup terjangkau, meskipun tidak bisa dibilang murah.
Pada awalnya memang menciptakan sistem irigasi ini cukup menguras biaya, namun pada demam isu tanam berikutnya kita tidak lagi memikirkan biaya instalasi sistem irigasi tetes. Biasanya, biaya yang diharapkan untuk lahan seluas 4000 meter persegi (0,5 hektar kurang sedikit) ialah sebagai berikut:
No | Item | Jumlah Item | Biaya (Rp) |
---|---|---|---|
1 | Selang Drip | 2500 meter | 5.000.000 |
2 | Selang 3″ | 50 meter | 300.000 |
3 | Shok Drat Dalam 1/2 inch | 20 buah | 60.000 |
4 | Shok Drat Luar 1/2 inch | 20 buah | 60.000 |
5 | Sambungan T 1/2 inch | 20 buah | 60.000 |
6 | Pipa 1/2 inch | 1 buah | 18.000 |
Total Biaya | 5.498.000 |
Catatan : Harga bisa berubah sesuai harga komponen di pasaran
*****
Demikianlah ulasan mengenai sistem irigasi tetes yang bisa kami uraikan untuk anda. Semoga bermanfaat dan hasil pertanian anda bisa berlimpah. Artikel terkait: Cara Praktis Membuat Perangkap Lalat Buah
Sumber https://sentrabudidaya.com
0 Response to "Manfaat Sistem Irigasi Tetes Untuk Tanaman"
Posting Komentar