iklan

Pemikiran Mahir Akuntansi Syariah Iwan Triyuwono

Pemikiran Ahli Akuntansi Syariah Iwan Triyuwono

(Catatan singkat kuliah sehari aktivitas magister akuntansi UNPAD bersama Prof. Iwan Triyuwono)

Sabtu, 24 September 2016 kelas konsentrasi Akuntansi Syariah, MAKSI UNPAD kedatangan dosen tamu spesial. Ya, dosen tamunya yaitu pakar atau jago akuntansi syariah Indonesia, siapa lagi kalau bukan Prof. Iwan Triyuwono, guru besar bidang akuntansi Universitas Brawijaya.

Pemikiran Ahli Akuntansi Syariah Iwan Triyuwono Pemikiran Ahli Akuntansi Syariah Iwan Triyuwono
Foto penulis (kedua dari kanan) dengan Prof Iwan Triyuwono (ketiga dari kanan) sesudah sesi kuliah.

Perkuliahan di mulai sekitar pukul 10.00 hingga 17.30 di gedung aktivitas Magister Akuntansi UNPAD. Peserta kuliah adonan dari mahasiswa aktivitas doktoral ilmu akuntansi dan aktivitas magister akuntansi yang mengambil konsentrasi akuntansi syariah. Perkuliahan berjalan cukup menarik, prof. Iwan memberikan bahan secara santai tapi penuh makna dan berbobot, di selingi dengan diskusi yang mengalir.

Berikut ini saya ringkas hasilnya, yang berdasarkan saya dari hasil perkuliahan dengan prof. Iwan kemaren cukup sedikit banyak menggambarkan alur pemikiran dia ihwal akuntansi syariah.

Profil Prof. Iwan Triyuwono

Sebelum menggambarkan pemikiran beliau, sedikit saya akan bahas profil sosok sang pakar akuntansi syariah. Profil ini saya kutip dari buku dia yang berjudul “Perspektif, Metodologi, dan Teori AKUNTANSI SYARIAH”.

Prof. IWAN TRIYUWONO dikenal sebagai salah seorang perintis lahirnya wacana akuntansi syariah di Indonesia. Perhatian terhadap akuntansi syariah telah dimulai pada dikala ia menempuh pendidikan tinggi tingkat doktor di Universitas of Wollongong, Australia, yang lalu diwujudkan dalam disertasinya yang berjudul Shari’ate Organization and accounting: the Reflection pf Self’s Faith and Knowledge.

Penulis yang dosen Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya ini tetap konsisten berbagi akuntansi syariah. Buku-buku yang pernah diterbitkan yaitu : Organisasi dan Akuntansi Syariah (LkiS, 2000), Akuntansi Syariah : Memformulasikan Konsep Laba dalam Konteks Metafora Zakat (Salemba Empat, 2001, sebagai Co Author), Akuntansi Ekuitas dalam Narasi Kapitalisme, Sosialisme, dan Islam (Salemba Empat, 2002, sebagi Co Author), Laba Humanis (Banyu Media, 2003, sebagai Co Author, dan banyak karya ilmiah lainnya yang ditulis secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan diterbitkan oleh jurnal ilmiah nasional dan internasional.

Prof. Iwan Triyuwono selain aktif sebagai Ketua Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Brawijaya dan sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura, juga aktif sebagai Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Pendidik (IAI-KAPd), Ikatan Sarjana Ekonomi (ISE) Bidang Perbankan dan Pasar Modal, dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI).

Beliau dikukuhkan Guru Besar Akuntansi Syari’ah di Gedung PPI Universitas Brawijaya 2 September 2006 dengan judul pidato AKUNTANSI SYARI’AH: MENUJU PUNCAK KESADARAN KETUHANAN MANUNGGALING KAWULO-GUSTI.

Pemikiran Ahli Akuntansi Syariah Iwan Triyuwono (Catatan Singkat)

Aliran Pemikiran

Beliau menyebutkan bahwa arah pengembangan akuntansi syariah terbagi kedalam dua aliran pemikiran.

Pertama, pedoman pemikiran akuntansi syariah filosofis-teoritis yang dibangun dari pendekatan deduktif-normatif. Pendekatan ini bermula pada konsep yang umum dan abstrak, lalu diturunkan pada tingkat yang lebih konkrit dan pragmatis. Wacana ini mulai dari penetapan tujuan akuntansi, lalu ke teori, dan kesannya ke teknik akuntansi. Aliran ini mencoba untuk merumuskan konsep akuntansi syariah yang bersumber dari nilai-nilai Islam.

Kedua, pedoman pemikiran akuntansi mudah yaitu akuntansi syariah yang sudah dipraktekkan dalam dunia faktual dikala ini. Aliran ini dibangun atas dasar kebutuhan industri keuangan syariah. Pencetusnya yaitu forum pembuat standar akuntansi keuangan, menyerupai AAOIFI dan IAI.

Prof. Iwan Triyuwono termasuk kedalam pemikir akuntansi syariah filosofis-teoritis. Tujuan akuntansi syariah dia rumuskan dengan konsep teologi pembebasan tauhid yang tetapkan tujuan akuntansi syariah sebagai instrumen untuk membebaskan insan dari ikatan jaringan kuasa kapitalisme atau jaringan kuasa lainnya yang semu, dan lalu diikatkan pada jaringan kuasa ilahi. Dengan isu yang dihasilkan oleh akuntansi syariah ini akan tercipta realitas tauhid, yaitu realitas yang sarat dengan jaring kuasa tauhid yang mendorong insan pada kesadaran tauhid.

Definisi Akuntansi Syariah

Prof. Iwan menawarkan definisi akuntansi syariah dengan:

“Akuntansi syariah yaitu seni dan ilmu meracik isu yang berfungsi sebagai zikir dan doa dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi, mental, dan spiritual insan untuk beribadah, bertakwa, dan kembali kepada Allah dengan jiwa yang suci dan tenang”.

Bagi beliau, akuntansi syariah yaitu sebagai penyedia isu yang dengannya bisa menjadi wasilah pengguna untuk mengingat Tuhan dan senagai sarana pengharapan di masa depan dengan doa. Akuntansi syariah juga sebagai sarana untuk memenuhi multi aspek pengguna yaitu ekonomi, mental, dan spiritual dalam rangka ibadah untuk mencapai derajat takwa di sisi tuhan, sehingga sanggup kembali kepada-Nya dalam kondisi jiwa yang suci dan tenang.

Lantas seberapa perlukah akuntansi syariah ditengah sudah mapannya teori dan praktik akuntansi konvensional dikala ini ?

Prof. Iwan menyebutkan bahwa akuntansi syariah sangat diharapkan sebagai penetral racun yang terdpaat di dalam akuntansi konvensional. Racun yang dimaksud adalah:

  1. Materialistis.

Akuntansi konvensional hanya berorientasi pada bahan semat. Seperti terlihat pada laporan keuangan yang hanya menyajikan isu moneter. Racun ini harus dinetralkan dengan nilai spiritual yang terknadung dalam nilai akuntansi syariah.

  1. Egoistis.

Egoistik yaitu sifat mementingkan diri sendiri. Akuntansi konvensional besifat egoistik tercermin dari isu income satatement yang hanya berorientasi pada profit semata sebagai bentuk pemenuhan keinginan pemengang saham. Tujuannya bagaimana memperoleh keuntungan setinggi-tingginya. Racun ini harus dinetralkan dengan nilai altrualistik yang terdpaat dalam akuntansi syariah.

  1. Sekuler

Akuntansi konvensional bersifat parsial, hanya mengambil hal-hal yang bersifat bahan dan meninggalkan nilai mental dan spiritual. Sekulerisme sanggup dinetralkan dengan nilai yang menyeluruh dalam akuntansi syariah.

Dalam akuntansi konvensional tidak mengakomodir nilai-nilai ketuhanan, sehingga ia bersifat atheis yang tidak mengenal tuhan.

Paradigma

Prof Iwan, termasuk kedalam pemikir yang memakai pendekatan Multiparadigma dalam riset akuntansi syariah. Beliau membagi pendekatan multiparadigma akuntansi syariah kedalam 6 paradigma:

  1. Paradigma positivisme
  2. Paradigma Interpretivisme
  3. Paradigma Kritisme
  4. Paradigma Posmodernisme
  5. Paradigma Spiritualisme
  6. Paradigma ilahi

 

Sehingga pengembangan teori akuntansi syariah tidak terbatas dan terbelenggu pada satu paradigma semata namun sanggup diekplor dari banyak sekali sudut pandang. Secara hirarki, paradigma tertinggi yaitu paradigma ilahi.

Demikian catatan singkat ihwal pemikiran jago akuntansi syariah Iwan Triyuwono. Masih banyak pemikiran dia yang perlu diekplorasi, bisa kita dapatkan dari hasil karya dia ihwal akuntansi syariah baik dalam bentuk buku atau jurnal.

Wallahua’lam.

Gustani

Originally posted 2016-09-26 05:14:22.


Sumber https://akuntansikeuangan.com/

0 Response to "Pemikiran Mahir Akuntansi Syariah Iwan Triyuwono"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel