Tokoh Berjulukan Hans Peter Luhn

Setelah membahas wacana tipografi nomor kartu kredit, kini kita akan berguru sedikit wacana algoritma nomor-nomor kartu kredit. Pernahkah Anda berpikir apakah nomor-nomor kartu kredit ialah sebuah kombinasi angka yang unik, sembarang acak atau ada semacam rumusnya? Bagaimana jikalau ada yang salah dengan salah satu angka tersebut? Apakah kartu kredit tersebut sanggup dipergunakan bahkan diaktifkan? Bukankah setiap orang sanggup saja mengacak sembarang nomor untuk dijadikan nomor kartu kredit? Atau pernahkah Anda mempunyai harapan untuk memecahkannya atau menciptakan semacam script untuk mengecek validitas nomor-nomor yang ada pada sebuah kartu kredit?

Dalam dunia pengetahuan terutama ilmu matematika dan komputer kita mengenal istilah algoritma. Nah, pada prinsipnya kombinasi nomor-nomor kartu kredit, voucher isi pulsa, nomor jaminan sosial, nomor jaminan asuransi, barcode produk, isyarat IMEI perangkat selular, dan masih banyak lagi lainnya mengikuti sebuah perhitungan algoritma yang sistematis dan terstruktur. Makara jikalau kita sanggup memecahkan algoritma ini, kita sanggup mendapat kombinasi nomor-nomor atau angka-angka yang valid. Nomor-nomor yang valid inilah pertanda bahwa kartu kredit, voucher pulsa, IMEI, isyarat produk, password, dsb. ialah sah dan sanggup dipergunakan.

Untuk voucher isi pulsa apakah sanggup dipergunakan atau tidak, tergantung kembali kepada pertanyaan apakah sudah pernah dipergunakan atau belum. Jika kombinasi angka valid tersebut belum pernah dipergunakan maka sanggup kita pergunakan, tetapi jikalau sudah dipergunakan tentu tidak sanggup lagi. Proses pengecekan atau pencocokan algoritma hanyalah untuk mengetahui bahwa kombinasi-kombinasi sebuah formasi nomor atau angka yang ada ialah valid. Untuk test case: coba Anda ambil sebuah voucher pulsa yang sudah terpakai. Anda hitung jumlah digit keseluruhan angka. Anda masukkan sembarangan angka dari 0 - 9 secara acak di semua digit tersebut. Seolah-olah Anda gres saja membeli dan mengosok isyarat pengaman dan mulai mengisi pulsa. Apa yang Anda dapatkan?

Percayalah, jikalau salah satu saja nomor yang Anda masukkan salah dalam perhitungan algoritma sudah niscaya voucher itu tidak valid (tidak sah) alias error. Padahal tampaknya gampang alasannya ialah angka-angka hanya ada 10 yakni dari 0 hingga 9. Jika ada satu angka saja yang salah di satu posisi formasi yang ada, otomatis semuanya menjadi salah. Angka pertama kuat pada angka kedua, angka kedua kuat pada angka ketiga, dst. Namun jikalau semuanya berhasil maka voucher tersebut sanggup Anda pergunakan jikalau memang belum pernah dipergunakan. Tak heran kita melihat bahwa hukum isi pulsa ialah jikalau 10 kali salah memasukkan isyarat voucher otomatis nomor ponsel kita akan dinonaktifkan. Perusahaan operator selular melalui sistem mengetahui bahwa Anda berniat tidak baik yakni sedang mencoba menjebol sistem pengisian pulsa.

Kasus pembobolan isyarat voucher isi ulang beberapa waktu kemudian yang sempat heboh terhadap salah satu perusahaan operator selular di Indonesia kurang lebih cara kerjanya ibarat itu. Si pembobol berhasil memecahkan algoritma isyarat voucher sehingga sanggup sembarangan menghasilkan isyarat voucher yang valid. Tak heran operator selular tersebut rugi milyaran rupiah dan harus mengubah algoritmanya lagi. Bagaimana tidak rugi? Vouchernya tidak terjual tetapi pulsa sanggup diisi begitu saja bahkan diperjualbelikan. Tetapi Anda jangan terlalu bahagia jikalau mendapat proposal ibarat ini. Operator selular bukanlah perusahaan yang berisi orang-orang bodoh. Mereka akan tahu dari sistem nomor-nomor ponsel mana saja yang telah mengisi pulsa, dengan begitu jikalau lain kali Anda mengisi pulsa, otomatis pulsa Anda akan pribadi disedot atau dipotong untuk menutup pembobolan yang Anda lakukan beberapa waktu lalu. Kecuali Anda memakai nomor ponsel yang gres sehabis puas memakai pulsa hasil pembobolan kemarin. Tetapi rata-rata kita tidak pernah terpikir bukan? Makanya harap lebih mawas diri jikalau ada proposal pulsa-pulsa murah. Ujung-ujungnya Anda juga akan membayar semuanya nanti.

Hampir semua produk di pasar, isyarat pengaman aneka macam dokumen, nomor kartu kredit yang berisi deretan-deretan angka memakai sistem perhitungan cek digit algoritma ibarat ini. Sistem algoritma berfungsi mengecek kombinasi validitas digit-digit angka yang terbentuk di dalamnya. Algoritma yang paling dikenal berkaitan dengan proses pengecekan status nomor kartu kredit ialah apa yang disebut algoritma cek digit Luhn. Cek digit ini diperkenalkan oleh seorang ilmuwan jago IBM dari Jerman berjulukan Hans Peter Luhn (1896 - 1964). IBM memang mempunyai banyak ilmuwan hebatnya apalagi di laboratorium riset mereka di San Jose, California.

Algoritma temuan Mr. Luhn ini sering disebut dengan algoritma modulus 10 yakni sebuah formula checksum sederhana untuk memvalidasi majemuk nomor identifikasi. Algoritma Luhn ini merupakan perkembangan dari penelitian yang dilakukan oleh pendahulunya seorang ilmuan berjulukan Carl Friedrich Gauss (1801) yang populer akan teorinya aritmatika modulo (jam) yakni wacana sistem pengoperasian aritmatika untuk bilangan bulat. Makara dari pola pergerakan jam yakni 24 jam dari 00.00 - 23.00, maka jikalau dikala ini pukul 20.00 (jam 8 malam) maka 5 jam lagi ialah pukul 01.00 bukan pukul 25.00. Karena angka jam direset otomatis setiap mencapai pukul 00.00 alias 24.00 Inilah yang disebut dengan modulus 24. Perlu diingat bahwa angka 24.00 bukanlah angka yang valid alasannya ialah sama persis dengan 00.00, sama halnya dengan angka 03.60 yang ialah sama dengan 04.00.

Algoritma Luhn ini tidak didesain secara kondusif untuk fungsi kriptografi melainkan hanyalah sebagai sebuah upaya untuk menghindari penginputan data-data yang tidak valid atau tidak sah salam sebuah sistem bilangan. Karena itulah dengan gampang kita juga sanggup menghitung sebuah nomor kartu kredit valid atau tidak memakai algoritma Luhn ini. Tanpa harus melalui sebuah kegiatan kriptografi yang biasanya dipergunakan untuk mengacak sistem elektronik komputasi transaksi perbankan. Algoritma cek digit Luhn ialah algoritma cek digit yang dikala ini dipergunakan oleh seluruh bank besar di dunia yang menerbitkan kartu kredit. Kita akan mempelajarinya di artikel berikutnya.

Dari aneka macam sumber

Mari Berteman ^^
David Iskandar | Create Your Badge

Sumber http://belajarperbankangratis.blogspot.com

Share this post