Penjelasan Perihal Analisis Gerakan Pegas
Gerak pegas mengakibatkan benda bergerak bolak- balik, yang disebut sebagai gerak harmonik. Gerak harmonik mengarah pada titik kesetimbangan. Perhatikan gambar berikut!
Analisis gerak harmonik pada pegas.
Pegas memiliki panjang alami, dimana pegas tidak memperlihatkan gaya pada benda. Posisi benda pada titik tersebut disebut setimbang. Jika pegas direntangkan ke kanan, pegas akan memperlihatkan gaya pada benda yang bekerja dalam arah mengembalikan massa ke posisi setimbang. Gaya ini disebut gaya pemulih, yang besarnya berbanding lurus dengan simpangannya.
Sekarang kita perhatikan apa yang terjadi ketika pegas yang awalnya ditarik sejauh x, menyerupai pada gambar diatas bab b, kemudian dilepaskan. Bagaimanakah gerakan benda pada ujung pegas tersebut?
Berdasarkan Hukum Hooke, pegas memperlihatkan gaya pada massa yang menariknya ke posisi setimbang Karena massa dipercepat oleh gaya pemulih, maka massa akan melewati posisi setimbang dengan kecepatan cukup tinggi. Pada ketika melewati titik kesetimbangan, gaya yang bekerja pada massa sama dengan nol, alasannya yakni x = 0, sehingga F = 0, tetapi kecepatan benda terus bergerak ke kiri, gaya pemulih berubah arah ke kanan dan memperlambat laju benda tersebut dan menjadi nol ketika melewati titik setimbang dan berhenti sesaat di x = A. Selanjutnya, benda bergerak ke kiri dan seterusnya bergerak bolak-balik melalui titik setimbang secara simetris antara x = A dan x = -A.
1. Periode dan Frekuensi
Untuk membahas suatu getaran atau gerak harmonik, ada beberapa istilah yang harus diketahui, antara lain periode dan frekuensi. Periode didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus gerak harmonik. Sementara itu, frekuensi yakni jumlah siklus gerak harmonik yang terjadi tiap satuan waktu.
Benda yang melaksanakan gerak harmonik
sanggup dihitung periode dan frekuensinya.
Gerak harmonik pegas intinya merupakan proyeksi gerak melingkar pada salah satu sumbu utamanya, sehingga periode dan frekuensi sanggup ditentukan dengan menyamakan gaya pemulih dengan gaya sentripetal.
ΣF = m.as
k.x = m. ω2 .x
π
Karena,
maka:
(1)
Besarnya frekuensi sanggup dihitung dari persamaan (1), alasannya yakni f = 1/T, maka:
(2)
dengan:
T = periode (sekon)
m = massa beban (kg)
k = konstanta pegas (N/m)
f = frekuensi (Hz)
2. Susunan Pegas
Pada susunan pegas, baik susunan seri, paralel, atau kombinasi keduanya, besarnya konstanta pegas merupakan konstanta pegas pengganti. Misalnya, tiga pegas dengan konstanta gaya k1, k2, dan k3 disusun seri menyerupai pada gambar berikut.
Susunan seri pegas.
Apabila pada ujung susunan pegas bekerja gaya F, maka masing-masing pegas menerima gaya yang sama besar yaitu F. Berdasarkan Hukum Hooke, pertambahan panjang masing-masing pegas adalah:
Pertambahan panjang total susunan pegas:
x = x1 + x2 + x3
dengan:
kS = konstanta gaya total susunan pegas seri
Perhatikan gambar berikut!
Susunan paralel pegas.
Tiga buah pegas masing- masing dengan konstanta gaya k1, k2, dan k3, disusun paralel dan pada ujung ketiga pegas bekerja gaya F.
Selama gaya F bekerja, pertambahan panjang masing- masing pegas besarnya sama, yaitu:
x1 = x2 = x3 = x
Karena:
F = F1 + F2 + F3
maka:
kpx = k1 x1 + k2 x2 + k3x3
kpx = k1 x + k2x + k3x
Sehingga:
kp = k1 + k2 + k3 + ... + kn
dengan:
k p = konstanta gaya total susunan pegas paralel
0 Response to "Penjelasan Perihal Analisis Gerakan Pegas"
Posting Komentar