Karakteristik, Maksimalisasi Laba, Dan Ekuilibrium Di Pasar Monopoli
Pada materi ini kita akan mempelajari hakikat pasar monopoli, kurva permintaan-penawaran di pasar monopoli, maksimalisasi keuntungan dan terbentuknya ekuilibrium di pasar monopoli, serta inefisiensi dan sisi negatif pasar monopoli.
1. PENGERTIAN PASAR MONOPOLI.
Pada hakikatnya, monopoli berarti hanya ada satu-satunya penjual di pasar yang memperlihatkan produk yang tidak/hampir tidak mempunyai substitusi. Mengapa hanya ada satu produsen? Karena ada kendala bagi produsen lain untuk memasuki pasar.
Adapun kendala itu bisa berupa:
2. KURVA PERMINTAAN DAN PENAWARAN DI PASAR MONOPOLI.
Pasar monopoli mempunyai kurva seruan dan penawaran yang menarik untuk dicermati. Berikut penjelasannya.
2.1. Kurva Permintaan.
Mengingat di pasar monopoli hanya ada satu produsen, maka kurva seruan pasar merupakan kurva seruan produsen tersebut.
Perlu dicatat bahwa produsen mempunyai kuasa untuk memilih harga sekaligus kuantitas output; Oleh sebab itu, kurva seruan yang terbentuk di pasar monopoli cenderung turun dari sebelah kiri atas menuju kanan bawah (bisa dilihat pada Gambar 2., pada kurva D).
Mengapa bentuk kurva seruan menurun? Karena semakin banyak kuantitas output yang dijual produsen, harga output/unit akan semakin berkurang.
Kurva seruan yang menurun itu jugalah yang memperlihatkan mengapa marginal revenue (MR) produsen monopoli selalu dibawah harga output.
2.2. Kurva Penawaran.
Tidak menyerupai pasar persaingan tepat yang mempunyai kurva penawaran sebab banyaknya produsen yang ada di pasar, di pasar monopoli hanya ada satu produsen; Artinya, kurva penawaran di pasar monopoli hanya berwujud satu titik dimana marginal cost (MC) sama dengan marginal revenue (MR).
Jika pun terjadi perubahan seruan yang menggeser penawaran, kita tidak bisa serta merta menggambarkan kurva penawaran sebagai adonan dari titik keseimbangan semula dengan titik keseimbangan gres (karena bentuknya tidak beraturan).
Dengan demikian, kurva penawaran pada pasar monopoli tidak sanggup dirumuskan melalui gambar kurva.
3. MAKSIMALISASI LABA DAN EKUILIBRIUM DI PASAR MONOPOLI.
Di penggalan ini kita akan mencermati bagaimana keuntungan maksimal dan titik keseimbangan di pasar monopoli terbentuk.
3.1. Maksimalisasi Laba di Pasar Monopoli.
Pada pasar monopoli, laba maksimal tercapai ketika jumlah output berada ditingkat dimana marginal cost (MC) sama dengan marginal revenue (MR).
Adapun penjelasannya terlihat pada Gambar 1. dibawah ini.
keterangan:
3.2. Ekuilibrium Pasar Monopoli.
Setelah memilih besarnya output yang menghasilkan keuntungan maksimal (Q1), maka produsen akan memilih harga yang bersedia dibayar oleh pembeli. Pada saat itulah tercapai keseimbangan di pasar monopoli.
Untuk mempermudah penjelasan, kita bisa melihat Gambar 2. berikut ini.
keterangan:
4. INEFISIENSI PADA PASAR MONOPOLI.
Selanjutnya, kita akan memahami tercapainya level output efisien dan terjadinya deadweight loss di pasar monopoli. Dua hal Ini sekaligus bisa menggambarkan inefisiensi pada pasar monopoli.
4.1. Level Output Efisien.
Jika level output yang memaksimalkan keuntungan yakni ketika MR = MC, maka level output dikatakan efisien ketika MC = D.
Untuk mempermudah pemahaman, kita bisa melihat pada Gambar 3.
keterangan:
4.2. Deadweight Loss.
Deadweight loss memperlihatkan inefisiensi pada pasar monopoli, karena pada ketika itu produsen tetapkan harga diatas marginal cost (P > MC).
Gambar 4. memperlihatkan terjadinya deadweight loss di pasar monopoli.
keterangan:
5. DISKRIMINASI HARGA DAN PENGARUHNYA PADA KONSUMEN.
Berikutnya kita akan melihat bagaimana penerapan harga oleh produsen monopoli besar lengan berkuasa terhadap keuntungan produsen dan kesejahteraan masyarakat (yang tercermin dalam surplus konsumen).
Dalam rujukan sederhana, kita kondisikan produsen mempunyai pilihan dalam penetapan harga output, yakni:
Kita bisa melihat kedua kondisi diatas melalui dua kurva di Gambar 5.
keterangan:
6. SISI NEGATIF PASAR MONOPOLI.
Meski tidak semua pasar yang bersifat monopoli mempunyai sisi negatif; namun secara umum, pasar yang bersifat monopoli dianggap merugikan sebagian besar konsumen, mengingat konsumen tidak mempunyai daya tawar terhadap harga maupun kuantitas output menyerupai yang mereka inginkan.
Adapun sisi negatif tersebut tercermin dari beberapa aspek, yakni:
Demikian ulasan terkait karakteristik pasar monopoli, kurva permintaan-penawaran, maksimalisasi keuntungan dan terbentuknya ekuilibrium di pasar monopoli, serta inefisiensi dan sisi negatif pasar monopoli. *
Referensi:
Kurva Penawaran dan Ekuilibrium Jangka Panjang di Pasar Persaingan Sempurna
Karakteristik dan Analisa Pasar Persaingan Sempurna (Perfectly-Competitive Market)
Materi selanjutnya:
Karakteristik dan Ekuilibrium di Pasar Persaingan Monopolistik (Monopolistic Competition)
Struktur Pasar Oligopoli (Oligopoly), Konsep Game Theory, dan Nash Equilibrium Sumber http://www.ajarekonomi.com
1. PENGERTIAN PASAR MONOPOLI.
Pada hakikatnya, monopoli berarti hanya ada satu-satunya penjual di pasar yang memperlihatkan produk yang tidak/hampir tidak mempunyai substitusi. Mengapa hanya ada satu produsen? Karena ada kendala bagi produsen lain untuk memasuki pasar.
Adapun kendala itu bisa berupa:
- Sumberdaya produksi yang hanya dimiliki oleh satu produsen tertentu. Contohnya: pada beberapa dekade lalu, semua sistem operasi komputer hanya dikuasai oleh satu produsen, yakni microsoft windows.
- Aturan pemerintah. Dalam hal ini pemerintah tetapkan kebijakan yang hanya mengijinkan satu produsen tunggal untuk menyediakan produk tertentu. Misalnya fatwa listrik rumah tangga dan industri yang hanya disediakan oleh Perusahaan Listrik Negara.
- Proses produksi. Yang dimaksud disini yakni hanya ada satu produsen yang bisa memproduksi output dengan tingkat biaya yang lebih rendah daripada produsen lain. Kondisi semacam ini biasa disebut dengan natural monopoly, dimana produsen me’monopoli pasar secara alami. Hal ini terkait dengan kemampuan produsen menghasilkan skala ekonomi (economies of scale). Contohnya: pada awal dikenalnya minuman air putih bermineral, hanya ada satu merek yang ada dipasaran (aqua). Selama beberapa tahun, hanya brand tersebut yang menguasai pasar; hingga ketika seruan produk semakin meningkat dan produsen-produsen lain mulai bisa melaksanakan produksi yang menghasilkan laba, pasar monopoli tersebut bermetamorfosis pasar persaingan sempurna.
2. KURVA PERMINTAAN DAN PENAWARAN DI PASAR MONOPOLI.
Pasar monopoli mempunyai kurva seruan dan penawaran yang menarik untuk dicermati. Berikut penjelasannya.
2.1. Kurva Permintaan.
Mengingat di pasar monopoli hanya ada satu produsen, maka kurva seruan pasar merupakan kurva seruan produsen tersebut.
Perlu dicatat bahwa produsen mempunyai kuasa untuk memilih harga sekaligus kuantitas output; Oleh sebab itu, kurva seruan yang terbentuk di pasar monopoli cenderung turun dari sebelah kiri atas menuju kanan bawah (bisa dilihat pada Gambar 2., pada kurva D).
Mengapa bentuk kurva seruan menurun? Karena semakin banyak kuantitas output yang dijual produsen, harga output/unit akan semakin berkurang.
Kurva seruan yang menurun itu jugalah yang memperlihatkan mengapa marginal revenue (MR) produsen monopoli selalu dibawah harga output.
2.2. Kurva Penawaran.
Tidak menyerupai pasar persaingan tepat yang mempunyai kurva penawaran sebab banyaknya produsen yang ada di pasar, di pasar monopoli hanya ada satu produsen; Artinya, kurva penawaran di pasar monopoli hanya berwujud satu titik dimana marginal cost (MC) sama dengan marginal revenue (MR).
Jika pun terjadi perubahan seruan yang menggeser penawaran, kita tidak bisa serta merta menggambarkan kurva penawaran sebagai adonan dari titik keseimbangan semula dengan titik keseimbangan gres (karena bentuknya tidak beraturan).
Dengan demikian, kurva penawaran pada pasar monopoli tidak sanggup dirumuskan melalui gambar kurva.
3. MAKSIMALISASI LABA DAN EKUILIBRIUM DI PASAR MONOPOLI.
Di penggalan ini kita akan mencermati bagaimana keuntungan maksimal dan titik keseimbangan di pasar monopoli terbentuk.
3.1. Maksimalisasi Laba di Pasar Monopoli.
Pada pasar monopoli, laba maksimal tercapai ketika jumlah output berada ditingkat dimana marginal cost (MC) sama dengan marginal revenue (MR).
Adapun penjelasannya terlihat pada Gambar 1. dibawah ini.
keterangan:
- kuantitas output yang menghasilkan keuntungan maksimal yakni pada tingkat dimana MC = MR, yakni sebesar Q1.
3.2. Ekuilibrium Pasar Monopoli.
Setelah memilih besarnya output yang menghasilkan keuntungan maksimal (Q1), maka produsen akan memilih harga yang bersedia dibayar oleh pembeli. Pada saat itulah tercapai keseimbangan di pasar monopoli.
Untuk mempermudah penjelasan, kita bisa melihat Gambar 2. berikut ini.
keterangan:
- setelah kuantitas output yang menghasilkan keuntungan maksimal diketahui (Q1) dan harga yang bersedia konsumen bayar juga diketahui (P1), maka pada ketika itu ditemukan titik ekuilibrium (V).
- adapun keuntungan maksimal yang diperoleh produsen monopoli yakni sebesar area segiempat P1-T-U-V.
4. INEFISIENSI PADA PASAR MONOPOLI.
Selanjutnya, kita akan memahami tercapainya level output efisien dan terjadinya deadweight loss di pasar monopoli. Dua hal Ini sekaligus bisa menggambarkan inefisiensi pada pasar monopoli.
4.1. Level Output Efisien.
Jika level output yang memaksimalkan keuntungan yakni ketika MR = MC, maka level output dikatakan efisien ketika MC = D.
Untuk mempermudah pemahaman, kita bisa melihat pada Gambar 3.
keterangan:
- titik X, dimana terjadi persinggungan antara seruan (D) dengan marginal cost (MC) merupakan level output efisien.
- area sebelah kiri dan kanan level output efisien (X), memperlihatkan inefisiensi di pasar monopoli.
4.2. Deadweight Loss.
Deadweight loss memperlihatkan inefisiensi pada pasar monopoli, karena pada ketika itu produsen tetapkan harga diatas marginal cost (P > MC).
Gambar 4. memperlihatkan terjadinya deadweight loss di pasar monopoli.
keterangan:
- karena produsen tetapkan harga sebesar P1 (dimana P > MC) untuk memaksimalkan laba, sedangkan level output efisien yakni titik X, maka area segitiga yang terbentuk (area V-W-X) merupakan deadweight loss.
- deadweight loss ini serupa dengan penerapan pajak, hanya saja hal tersebut dilakukan oleh produsen monopoli.
5. DISKRIMINASI HARGA DAN PENGARUHNYA PADA KONSUMEN.
Berikutnya kita akan melihat bagaimana penerapan harga oleh produsen monopoli besar lengan berkuasa terhadap keuntungan produsen dan kesejahteraan masyarakat (yang tercermin dalam surplus konsumen).
Dalam rujukan sederhana, kita kondisikan produsen mempunyai pilihan dalam penetapan harga output, yakni:
- penerapan harga yang tidak diskriminatif, dalam hal ini produsen menerapkan harga tunggal bagi setiap konsumen.
- penerapan diskriminasi harga, dimana produsen memilih harga yang berbeda untuk setiap konsumen.
Kita bisa melihat kedua kondisi diatas melalui dua kurva di Gambar 5.
keterangan:
- pada kurva sebelah kiri, ketika produsen memberlakukan harga yang sama, sebagian konsumen bersedia melaksanakan pembelian. Dengan demikian tercipta surplus konsumen yang tercermin pada area segitiga A-P1-V.
- masih pada kurva yang sama, sebagian konsumen lainnya tidak bersedia membeli output pada harga tersebut, sehingga tercipta deadweight loss (area segitiga V-U-X). Adapun profit yang diterima produsen (surplus produsen) yakni sebesar area segiempat P1-B-U-V.
- pada kurva sebelah kanan, ketika produsen memberlakukan diskriminasi harga, semua konsumen bersedia membayar dengan harga yang telah ditentukan (kedua pihak sama-sama memperoleh manfaat). Dalam hal ini tidak terjadi deadweight loss, sehingga seluruh area surplus (segitiga A-B-X) merupakan profit bagi produsen.
- perlu diingat bahwa dalam realita, diskriminasi harga tidaklah sesempurna menyerupai pada perkara diatas. Kasus tersebut hanya memperlihatkan bahwa diskriminasi harga besar lengan berkuasa terhadap peningkatan keuntungan produsen di pasar monopoli.
6. SISI NEGATIF PASAR MONOPOLI.
Meski tidak semua pasar yang bersifat monopoli mempunyai sisi negatif; namun secara umum, pasar yang bersifat monopoli dianggap merugikan sebagian besar konsumen, mengingat konsumen tidak mempunyai daya tawar terhadap harga maupun kuantitas output menyerupai yang mereka inginkan.
Adapun sisi negatif tersebut tercermin dari beberapa aspek, yakni:
- Laba ekonomis. Pada pasar monopoli, produsen menghasilkan keuntungan yang lebih besar daripada keuntungan produsen yang berada di pasar persaingan sempurna.
- Distorsi pada alokasi sumberdaya dan faktor produksi. Dengan hanya ada satu-satunya produsen di pasar, produsen mempunyai kuasa untuk membatasi sumberdaya dan faktor produksi yang ada, dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan dalam jangka panjang.
Demikian ulasan terkait karakteristik pasar monopoli, kurva permintaan-penawaran, maksimalisasi keuntungan dan terbentuknya ekuilibrium di pasar monopoli, serta inefisiensi dan sisi negatif pasar monopoli. *
Referensi:
- Krugman, Paul, and Robin Wells. (2011). Economics, Second Edition, Worth Publishers.
- Mankiw, Gregory N. (2008). Principles of Microeconomics, Fifth Edition, South-Western Cengage Learning.
- Samuelson, Paul A., and William D. Nordhaus. (2002). Economics, Seventeenth Edition, McGraw-Hill.
Kurva Penawaran dan Ekuilibrium Jangka Panjang di Pasar Persaingan Sempurna
Karakteristik dan Analisa Pasar Persaingan Sempurna (Perfectly-Competitive Market)
Materi selanjutnya:
Karakteristik dan Ekuilibrium di Pasar Persaingan Monopolistik (Monopolistic Competition)
Struktur Pasar Oligopoli (Oligopoly), Konsep Game Theory, dan Nash Equilibrium Sumber http://www.ajarekonomi.com
0 Response to "Karakteristik, Maksimalisasi Laba, Dan Ekuilibrium Di Pasar Monopoli"
Posting Komentar