Laporan Hasil Penelitian Kekeringan Di Puncak Gunung
Tugas sekolah kali ini akan membagikan laporan hasil penelitian kekeringan di puncak gunung yang dibentuk oleh anak –anak Sekolah Menengan Atas Negeri 5 Kota Tegal dengan tujuan saling menyebarkan informasi dan saling menyebarkan wawasan serta bisa berkhasiat atau bermanfaat untuk kita semua.Berikut klarifikasi dari laporan hasil penelitian kekeringan di puncak gunung:
( Ilustrasi kekeringan di gunung )
LAPORAN HASIL PENELITIAN KEKERINGAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN KEKERINGAN DI PUNCAK GUNUNG
( Gambar Logo Sekolah Menengan Atas 5 Tegal )
DISUSUN OLEH :
1. Arraafi
2. Widia Nur Afifah
3. Nur Puji Yanti
4. Yeni Nur Fitri
5. M. Nanda Bayu
6. M. Lubis Faisal
SMA NEGERI 5 KOTA TEGAL
JL. KALI KEMIRI
TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga makalah laporan penelitian ini bisa saya selesaikan .Dalam menyusun tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam menyusun materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang saya hadapi sanggup teratasi.
Makalah ini saya buat supaya yang membaca makalah yang saya buat ini dapat memperluas ilmu tentang Fenomena Alam, yang saya buat berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini saya buat dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri saya maupun dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan berkat pemberian dari beberapa pihak terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini sanggup saya selesaikan . dalam kesempatan ini saya menguncapkan terima kasih banyak kepada ibu Ipit Laelasari yang telah memperlihatkan saya waktu untuk mengerjakan laporan penelitian ini .
Saya menyadarinya makalah ini jauh dari tepat supaya menjadi lebih baik lagi saya mohon bantuanya kepada ibu untuk memberi kritik dan saranya kemudian mengembalikannya kepada saya untuk memperbaiki kesalahan pada makalah ini. Semoga bermanfaat , Terimakasih
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di musim kemarau, banyak sekali tanaman yang mati karena kekurangan air. Tapi pada saat musim penghujan banyak juga yang mati karena kelebihan air/kebanjiran. Hal ini bila di lihat dari suatu ketinggian tertentu di atas udara akan semakin jelas, Di musim hujan banyak pemandangan yang di lihat dari atas berwarna hijau, sedangkan pada musim kemarau pemandangan akan terjadi hal yang sebaliknya, bila di lihat pemandangan berwarna cokelat pada demam isu kemarau semua itu menurut pengamatan saya di puncak gunung yang berada di erat rumah saya.
Pemerintah daerah berupaya selama ini yang di lakukan adalah menyediakan penampungan berupa waduk-waduk atau bendungan-bendungan.yang lain sebagai teknologi alternatif terakhir adalah dengan mengupayakan hujan buatan dengan menyebar garam meja yang sudah halus. Tetapi teknologi ini sering menemui kendala yang sangat berarti yaitu saat musim kemarau sering tidak menghasilkan apa-apa karena di musim ini bahan hujan yang berupa awan hanya sedikit, sehingga banyak mengalami kegagalan.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana cara mengatasi kekeringan ketika demam isu kemarau tiba?
2. Apa dampak dari kekeringan?
3. Apa manfaat dari hujan buatan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui cara mengatasi kekeringan.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab kekeringan.
3. Untuk mengetahui dampak dari kekeringan.
4. Untuk mengetahui manfaat dari hujan buatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Kekeringan merupakan salah satu jenis bencana alam yang terjadi secara perlahan berlangsung lama sampai hujan tiba, berdampak sangat luas pada ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.
Kekeringan adalah salah satu bencana yang sulit dicegah dan datang berulang. Secara umum pengertian kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah dari kebutuhan air untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Terjadinya kekeringan di suatu daerah bisa menjadi kendala dalam peningkatan produksi pangan di daerah tersebut. Di Indonesia pada setiap musim kemarau hampir selalu terjadi kekeringan pada tanaman pangan dengan intensitas dan luas daerah yang berbeda tiap tahunnya.
2.2 Hipotesis
Menurut pengalaman saya waktu melakukan penelitian di kampung saya yaitu desa pidekso, di duga lantaran perubahan lapisan tanah yang terlalu awal. Dan perubahan lapisan tanah ini menimbulkan daya serap air ke dalam tanah makin cepat dimungkinkan lantaran besarnya tekanan air yang meningkat selama demam isu hujan
BAB III
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan penelitian variabel mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.
4.2 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini saya mengambil warga-warga , di desa pidekso , desa kidul kali, desa kulon kali dan desa sendang sari . Perwakilan 1 orang dari masing-masing desa. Jadi jumlah keseluruhan adalah 4 orang. Saya hanya meneliti tentang cara mengatasi kekeringan yang berkepanjangan.
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Saya melakukan penelitian di desa pidekso setiap kali ada waktu luang, saya memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Proses penelitian ini cukup lama yaitu 1 minggu. Dan saya melakukan wawancara terakhir kurang lebih 1 hari sebelumnya. Setelah itu penulisan penelitianpun saya mulai.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Saya tidak hanya melakukan wawancara tetapi saya juga mengambil sebagian informasi dari internet dan buku paket. Setelah semua data yang di butuhkann telah terkumpul, kemudian saya mencampurkan opini internet dan buku paket dengan hasil wawancara saya. Dan saya mendapatkan jawaban sementara yang telah tercantum di Hipotesis.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Cara mengatasi kekeringan
Negara Indonesia memiliki dua musim. Yaitu musim hujan dan demam isu kemarau. Seringkali setiap tahunnya, Indonesia mengalami kondisi dimana musim kemarau lebih panjang dari biasanya. Hal ini mengakibatkan terjadinya kekeringan di beberapa daerah. Kejadian ini terus berulang dan berulang. Banyak pihak yang dirugikan oleh kondisi kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan. Salah satunya adalah petani yang tanamannya terancam gagal panen karena kekeringan. Selain itu, kekeringan juga menyebabkan air bersih menjadi langka dan mahal di beberapa tempat. Mengingat kondisi yang hampir selalu terjadi setiap tahun,maka diperlukan cara mengatasi kekeringan yang setidaknya dapat menangani dan membantu kita melewati kondisi yang satu ini.
Cara mengatasi dengan menciptakan penampungan air
Cara mengatasi kekeringan yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan membuat penampung air hujan. Nantinya, penampungan ini dapat dipakai sebagai penyediaan air ketika musim kemarau panjang tiba. penampungan ini dapat membantu untuk mengairi tanaman-tanaman yang ‘terjebak’ ketika musim kemarau tiba, sehingga tanaman-tanaman tersebut tidak akan mati karena kekurangan air. Cara ini cukup efektif dan dapat digunakan oleh para petani, mengingat seringnya terjadi gagal panen karena kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan. Pertimbangkan seberapa banyak air yang akan dibutuhkan ketika membuat penampungan. Semakin besar penampungan yang dibuat maka akan semakin banyak pula air yang tertampung, maka akan semakin banyak pula lahan dan tanaman yang dapat diairi.
Baca Juga : Laporan Hasil Karya Ilmiah Bencana Rekayasa Antisipasi Banjir
Cara mengatasi kekeringan dengan penghijauan
Jangan lupa juga untuk selalu melakukan penghijauan. Ini merupakan cara mengatasi kekeringan yang paling klasik tapi tidak boleh dilewatkan. Tanaman yang ditanam pada lahan-lahan kosong mampu menjaga butiran tanah ketika hujan tiba. Tanaman yang rapat juga berfungsi untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap air hujan, mengurangi aliran permukaan dan penguapan sehingga akhirnya air tanah akan tersedia lebih lama.
Terakhir, sebaiknya berikan peringatan kepada masyarakat supaya tidak memperabukan hutan yang sudah hijau dampaknya juga bisa masuk dalam kekeringan yang lebih parah lagi lantaran hutan akan menjadi gundul dan tanahnya akan menjadi kering lantaran imbas terbakar oleh api.
Selain itu, pemerintah seharusnya bisa membantu masyarakat dengan memberikan pompa air. Pompa air sangat penting karena dapat membantu pengadaan air untuk irigasi ketika pasokan air yang dibutuhkan kurang atau tidak mencukupi. Nantinya dengan pompa air tersebut, petani dapat mengatasi kelangkaan air dengan memompa air dari sungai atau sumber-sumber air sekitar.
4.2 Dampak dari Kekeringan
Akibat Alamiah
• Kekeringan Meteorologis; berkaitan dengan tingkat curah hujan di bawah Normal dalam satu musim. Pengukuran kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama adanya kekeringan.
• Kekeringan Hidrologis; berkaitan dengan kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi muka air sungai, waduk, danau, dan elevasi muka air tanah. Terdapat tenggang waktu mulai berkurangnya hujan sampai menurunnya elevasi muka air sungai, waduk, danau, dan elevasi muka air tanah. Kekeringan hidrologis bukan merupakan indikasi awal adanya kekeringan.
• Kekeringan Pertanian; berhubungan dengan kekurangan kandungan air dalam tanah, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas. Kekeringan pertanian ini terjadi setelah gejala kekeringan meteorology.
• Kekeringan Sosial Ekonomi; berkaitan dengan kekeringan yang memberi dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi, seperti: rusaknya tanaman, peternakan, perikanan, berkurangnya tenaga listrik dari tenaga air, terganggunya kelancaran transportasi air, dan menurunnya pasokan air baku untuk industri domestic dan perkotaan.
• Kekeringan Hidrotopografi; berkaitan dengan perubahan tinggi muka air sungai antara musim hujan dan musim kering dan topografi lahan akibat Ulah Manusia.
Kekeringan tidak taat aturan terjadi karena:
• Kebutuhan air lebih besar dari pada pasokan yang direncanakan akibat ketidaktaatan pengguna terhadap pola tanam atau pola penggunaan air.
• Kerusakan kawasan tangkapan air dan sumber-sumber air akibat perbuatan manusia.
Berdasarkan klasifikasi kekeringan tersebut, maka prioritas penanggulangan bencana kekeringan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing daerah. Khusus untuk kekeringan yang disebabkan oleh ketidaktaatan para pengguna air dan pengelola prasarana air, diperlukan komitmen dari semua pihak untuk melaksanakan kesepakatan yang sudah ditetapkan. Kepada masyarakat perlu dilakukan sosialisasi yang lebih intensif, sehingga memahami dan melaksanakan pola pengguna air sesuai peraturan / ketetapan.
• Kurangnya daya resap air lantaran banyak rumah2 yang sudah di plester yang tidak ada daya resapnya kalaupun ada hanya sedikit
• Banyaknya hutan yang gundul lantaran di bakar dan ditebang secara liar (ilegal loging) yang mengakibatkan daya resap air berkurang
4.3 Manfaat dari Hujan Buatan
Hujan buatan bermanfaat untuk membantu daerah yang sedang mengalami kekeringan, pengisian waduk, keperluan air bersih, irigasi, sungai dan sebagainya. Karena hujan buatan ini merupakan teknologi modifikasi cuaca, maka hujan buatan bisa terjadi kapan saja tanpa harus menunggu musim hujan.tetapi memerlukan garam meja yang cukup banyak
Hujan buatan umumnya diciptakan dengan tujuan untuk membantu daerah yang sangat kering akibat sudah lama tidak turun hujan sehingga dapat mengganggu kehidupan di darat mulai dari sawah kering, gagal panen, sumur kering, sungai / danau kering, tanah retak-retak, kesulitan air bersih, hewan dan tumbuhan pada mati dan lain sebagainya. Dengan adanya hujan buatan diharapkan mampu memperlihatkan /memenuhi kebutuhan air makhluk hidup di bawahnya dan membuat masyarakat hidup bahagia dan sejahtera.
Hujan yang berlebih pada suatu lokasi dapat menimbulkan bencana pada kehidupan di bawahnya. Banjir dan tanah longsor adalah salah satu akibat dari hujan yang berlebihan. Perubahan iklim di bumi akhir-akhir ini juga mendukung persebaran hujan yang tidak merata sehingga menimbulkan berbagai masalah di bumi. Untuk itu kita sudah semestinya membantu menormalkan iklim yang berubah akibat ulah manusia agar anak cucu kita kelak tidak menderita dan terbunuh akibat kesalahan yang kita lakukan saat ini.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hujan buatan umumnya diciptakan dengan tujuan untuk membantu daerah yang sangat kering akibat sudah lama tidak turun hujan sehingga dapat mengganggu kehidupan di darat mulai dari sawah kering, gagal panen, sumur kering, sungai / danau kering, tanah retak-retak, kesulitan air bersih, hewan dan tumbuhan pada mati dan lain sebagainya. Dengan adanya hujan buatan diharapkan mampu memenuhi/mencukupi kebutuhan air makhluk hidup di bawahnya dan membuat masyarakat hidup bahagia dan sejahtera.
Hujan yang berlebih pada suatu lokasi dapat menimbulkan bencana pada kehidupan di bawahnya. Banjir dan tanah longsor adalah salah satu akibat dari hujan yang berlebihan. Perubahan iklim di bumi akhir-akhir ini juga mendukung persebaran hujan yang tidak merata sehingga menimbulkan berbagai masalah di bumi. Untuk itu kita sudah semestinya membantu menormalkan iklim yang berubah akibat ulah manusia agar anak cucu kita kelak tidak menderita dan terbunuh akibat kesalahan yang kita lakukan saat ini.
Media yang bisa ditempeli uap air contohnya partikel garam di atas lautan yang bisa menyerap uap air sehingga membentuk kumpulan yang besar. Asap juga bisa sebagai media untuk berkumpulnya uap air tetapi tidak memperabukan apapun itu secara berlebihan yang sanggup mencemari udara . Bibit hujan ini akan bergerak sesuai dengan tiupan angin.
5.2 Saran
Bagi para Masyarakat hendaknya menggunakan air dengan baik, jangan terlalu berlebihan dalam menggunakan air karena bisa menyebabkan kekurangan air. Sebenarnya kekeringan itu di sebabkan oleh ulah manusia itu sendiri . sebaiknya tidak melaksanakan ilegal loging / penebangan liar dan pembakaran hutan yang sudah hijau akhirnya hutan akan kering lantaran terbakar dan menjadi gundul lantaran semua itu sanggup memicu awal dari kekeringan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 1, No. 2, 2000:143-152 sabtu 24 Oktober 15 jam 03.30 pm
Santoso, E. 1989. Kondisi Cuaca dan Tingkat Kebehasilan Hujan Buatan di DAS Citarum bulwn Maret 1988 Berdasarkan Abalisis Fisik . senin 26 Oktober 15 jam 07.30 pm
Google search
http://www.kumpulanpaketbiologi.com
http://www.google.com
http://www.E-book.com
http://www.scrib.com/contoh/laporan/penelitian.
0 Response to "Laporan Hasil Penelitian Kekeringan Di Puncak Gunung"
Posting Komentar