Sistem Pencernaan Dan Proses Pencernaan Pada Ikan
Ikan merupakan salah satu jenis binatang vertebrata yang sanggup hidup di air,baik air tawar,asin maupun payau. Sistem pencernaan pada binatang vertebrata ikan biasanya mempunyai kemiripan dengan sistem yang dimiliki oleh binatang vertebrata yang ada didaratan, namun ada beberapa variasi organ yang dimiliki oleh ikan.Berikut klarifikasi lengkap mengenai sistem pencernaan pada ikan dan proses pencernaan pada ikan.
SISTEM PENCERNAAN PADA IKAN
1. MULUT
Tidak menyerupai pada vertebrata daratan, lisan ikan tidak difungsikan untuk mencerna kuliner baik secara mekanik ataupun enzimatis. Ikan tidak mempunyai kelejar ludah oleh alasannya itu, tidak ada enzim yang disekesikan ke dalam rongga mulut. Artinya tidak terjadi pemecahan kuliner di dalam mulut. Rongga lisan ikat tersusun atas sel – sel epitel yang menghasilkan lendir atau mukus yang berfungsi untuk melumatkan kuliner dikala kuliner ditelan di esofagus.
Tidak semua ikan mempunyai gigi. Ikan hiu dan ikan pari (kelompok ikan tulang rawan – chondrichthyes) mempunyai gigi polyphyodont yaitu jenis gigi yang terus diganti jikalau ada gigi yang tanggal. Ikan mempunyai pengecap yang melekat di dasar rongga mulut. Pada umumnya, pengecap ikan tidak sanggup digerakkan. Lidah ikan sangat sederhana, tipis, dan kaku. Tidak menyerupai pada vertebrata daratan, pengecap ikan tidak dipakai sebagai alat pendorong makanan. Hal ini alasannya kuliner terdorong bersama ajaran arus air yang masuk. Pada langit – langit pangkal rongga lisan terdapat penebalan lapisan mukosa menjadi palatin yang berfungsi mengatur kelebihan air yang masuk dan memompakan ke pecahan insang.
2. FARING
Faring merupakan kanal pendek sesudah mulut. Faring dilapisi oleh sel – sel epitelium sama menyerupai rongga mulut. Faring sanggup mempunyai gigi pada permukaan atas atau bawah pada beberapa ikan. Gigi – gigi faring berfungsi untuk memecah kuliner yang masuk sama menyerupai fungsi gigi geraham pada mamalia. Selain itu, faring terletak antara rongga lisan dan insang yang juga berfungsi sebagai filter makanan. Faring akan memfilter jikalau bukan partikel kuliner yang masuk maka akan dialihkan ke insang untuk di buang.
3. ESOFAGUS
Esofagus atau kerongkongan merupakan kanal pencernaan sesudah faring yang tersusu atas jaringan otot dan epitel. Sel- sel epitel squamosa (pipih) menyusun dinding – ding esofagus yang menghasilkan lendir atau mukus untuk mendorong kuliner ke lambung dengan gerakan yang dihasilkan oleh jaringan otot polos. Esofagus juga berperan sebagai kontrol konsentrasi garam dalam makanan. Esofagus akan menyerap kelebihan garam secara difusi sehingga akan menurunkan konsentrasi garam dalam makanan. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan peresapan air di usus.
4. LAMBUNG
Lambung merupakan kanal pencernaan yang membesar. Lambung ikan dilapisi oleh lapisan mukosa yang dihasilkan oleh sel – sel mukus pada dinding lambung. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi sel – sel lambung dari keasaaman asam klorida yang disekresikan ke lumen lambung. Sama menyerupai pada vertebrata daratan, asam lambung berfungsi untuk menghancurkan ikatan protein dan mengaktifkan enzim pepsin. Pada ikan yang tidak bergigi (ikan herbivora) mempunyai lambung gizzard sebelum kanal lambung ini. Gizzard berfungsi untuk menggerus kuliner untuk sebelumnya masuk ke lambung. Pada pangkal lambung terdapat kanal lambung yang memendek dan mengecil sebelum masuk ke usus, kanal ini disebut dengan kanal pyloric yang berfungsi mengatur masuknya chyme dari lambung masuk ke usus. Pencernaan kimiawi pada ikan berlangsung pertama kali di lambung.
5. USUS
Usus merupakan kanal pencernaan yang panjang berkelok – kelok. Usus tersusun atas lapisan sel – sel epitel dan otot. Pada umumnya, anatomi usus sama menyerupai pada vertebrata daratan. Di dalam usus akan disekresikan enzim – enzim pencernaan dari pankreas (amilase, lipase, dan tripsin). Selain itu, hati akan mensekresikan getah empedu untuk pemecahan senyawa lemak dalam makanan. Seluruh peresapan nutrisi kuliner terjadi di sepanjang dinding usus halus, sementara zat kuliner yang tidak tercerna akan diteruskan ke rektum untuk dibuang melalui anus.
6. REKTUM
Rektum merupakan segmen kanal pencernaan antara usus dengan anus. Rektum menjadi muara senyawa yang tidak sanggup dicerna untuk dibuang melalui anus menjadi feses. Selain itu, di dalam rektum terjadi peresapan air dan ion – ion yang dibutuhkan oleh tubuh. Pada larva ikan, peresapan protein juga terjadi di dalam rektum. Ikan – ikan tertentu (beberapa ikan purba, ikan hiu, ikan pari), rektum bermuara di kloaka yang merupakan kanal dari urine, pencernaan, dan genitalia. Namun pada sebagian besar ikan, rektum bermuara di anus. 80 -90% limbah pencernaan ikan berupa limbah metabolisme protein (ammoniak) dan basil yang telah mati.
7. ANUS
Anus merupakan selesai dari kanal pencernaan. Sisa – sisa kuliner yang tidak tercerna akan (feses) dibuang melalui anus. Umumnya anus terletak di depan lubang genitalia.
Baca Juga : Proses Metamorfosis Pada kata
PROSES PENCERNAAN PADA IKAN.
Sebelum kuliner di sambar dan ditelan, terlebih dahulu telah mengakibatkan rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini sanggup dirangsang melalui penglihatan, anyir dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera berkemas-kemas untuk mendapatkan kuliner dan selanjutnat mencernakannya. Setelah kuliner digigit, untuk menelannya dibutuhkan materi pelicin yaitu air liur. Selai sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudaian dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi alasannya ikan tidak mengunyah makanan, padahal pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya gres sanggup bekerja aktif sesudah kuliner hingga di lambung. Selain mengandung enzim ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang mempunyai kegunaan untuk memecah terjadinya penurunan pH semoga proses pencernaan sanggup berjalan normal.
Apabila kuliner telah masuk ke dalam kanal pencernaan, maka dindng kanal pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan memacu pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai pemecah protein menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga hormon entergastron.
Di dalam usus, kuliner itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu keluarnyagetah empedu dari hati. Getah empedu itu gotong royong dibentuk dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati. Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemidaian ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut yakni memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga gampang larut dalam air dan diserap oleh usus.
Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin mengakibatkan rangsangan untuk mempertinggi produksi getah pankreas.
Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi asam amino. Ketiga enzim tersebut sanggup mencapai puncak keaktifan apabila kadar protein dalam kuliner antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri.
0 Response to "Sistem Pencernaan Dan Proses Pencernaan Pada Ikan"
Posting Komentar