Pengertian, Jenis-Jenis Dan Efek Inflasi + Cara Mengatasinya
Akuntansilengkap.com Pengertian, Jenis-Jenis dan Cara Mengatasi Inflasi Serta Dampak dan Penyebabnya | Dalam acara sebagai pelajar, saya sering menemui pertanyaan-pertanyaan seperti, Apa itu inflasi ? Pengertian inflasi ? Penyebab inflasi ? Jenis-jenis inflasi ? Dampak inflasi ? dan Cara mengatasi inflasi. Makara saya mencoba menulis ulasan perihal materi tersebut, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Pengertian Inflasi
Inflasi yaitu merosotnya nilai uang dikarenakan banyaknya uang yang beredar di masyarakat. Akbatnya, terjadi kenaikan harga-harga barang yang sifatnya berlangsung secara terus menerus.
Pengertian inflasi dalam ilmu ekonomi adalah suatu proses naiknya harga-harga secara umum dan berlangsung secara terus menerus (kontinyu). Artinya inflasi merupakan proses/peristiwa dan bukan lantaran tinggi atau rendahnya tingkat harga. Dengan kata lain, tingkat harga yang tinggi belum tentu mengatakan terjadinya inflasi. Keadaan dianggap inflasi apabila terjadi proses kenaikan harga yang terus menerus dan saling mempengaruhi.
Inflasi merupakan suatu proses insiden kenaikan harga barang-barang secara umum. Atau sanggup diartikan sebagai proses menurunnya nilai uang secara terus menerus. Mengapa dikatakan umum ? lantaran jumlah barang dan jasa itu sangat banyak bentuknya. Ada insiden naiknya harga suatu barang dan ada sejumlah barang lain yang justru turun. Kenaikan harga dari satu atau dua jenis barang saja tidak sanggup dikatakan sebagai inflasi, kecuali harga tersebut meluas pada sebagian besar harga-harga barang lainnya.
Kenaikan harga yang sifatnya musiman menyerupai pada hari-hari besar atau terjadi sekali saja tidak sanggup diakatakan inflasi.
Baca juga: Pengertian Kebijakan Moneter [Instrumen, Tujuan, Jenis-Jenis Dan Contoh]
Jenis-Jenis Inflasi
Inflasi yang terjadi pada suatu negara sanggup dibedakan dari tiga jenis diantaranya tingkat keparahannya, penyebabnya dan berdasarkan asal terjadinya.
A. Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
- Inflasi rendah
Inflasi sanggup dikatakan rendah apabila kenaikan harga yang berjalan sangan lambat atau biasa dikatakan juga sebagai inflasi merangkak (creeping inflation). Inflasi ini sangat masuk akal apabila terjadi pada negara-negara berkembang lantaran masih dalam proses pembangunan. Presentase lajunya dibawah 10% pertahun.
- Inflasi sedang
Inflasi sedang yaitu inflasi yang lajunya hanya sekitar 10% hingga dengan 30% pertahun. Kondisi ini terbilang cukup membahayakan dan sanggup kita lihat pada kenaikan-kenaikan harga. Bagi karyawan yang berpenghasilan rendah seringkali kenaikan upah tidak sebanding dengan kenaikan harga.
- Inflasi tinggi
Inflasi tinggi yaitu inflasi yang tingkat lajunya berkisar antara 30% – 100% pertahun. Dalam hal ini kenaikan harga sangat sulit untuk dikendalikan.
- Hiperinflasi/inflasi liar
Hiperinflasi yaitu inflasi yang tingkat lajunya di atas 100% pertahun. Apabila hal ini terjadi, masyarakat tidak akan mempercayai uang, mereka lebih menentukan menukarkannya dengan barang tertentu.
B. Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
Inflasi sanggup dilihat juga berdasarkan penyebab terjadinya dibedakan menjadi dua yaitu:
Demand-pull inflation adalah inflasi yang disebabkan oleh tingginya seruan masyarakat akan barang-barang atau biasa disebut juga dengan inflasi permintaan.
Cost-push inflation adalah inflasi yang terjadi akhir kenaikan biaya-biaya produksi.
C. Inflasi Berdasarkan Asalnya
Inflasi sanggup dikelompokkan menjadi dua apabila dilihat berdasarkan asalnya inflasi diantaranya adalah
- Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)
Misalnya terjadi inflasi lantaran defisit anggaran belanja negara yang secara terus menerus. Inflasi ini dikendalikan oleh pemerintah dengan cara mencetak uang gres dalam jumlah besar untuk memebuhi kebutuhan pemerintah.
- Inflasi yang berasal dari luar negeri (Imported inflation)
Inflasi ini yaitu inflasi yang terjadi akhir adanya inflasi yang ada di luar negeri yang kuat dengan kenaikan barang-barang impor. Jenis inflasi ini banyak dialami oleh negara berkembang dikarenakan sebagian besar usahanya membutuhkan materi dan alat dari luar negeri.
Misalnya inflasi yang terjadi di negara Jepang kuat juga dengan inflasi yang terjadi di Indonesia lantaran kenaikan harga kendaraan, materi cat, mesin-mesin dan sebagainya yang berasal dari Jepang akan kuat terhadap kenaikan harga-harga di Indonesia.
Baca juga:
Dampak Inflasi
Inflasi yang terjadi pada suatu negara sangat tidak diperlukan lantaran akan mempengaruhi perkenomian, individu dan bahkan masyarakatnya.
A. Pengaruhnya terhadap perekonomian
Inflasi sanggup menimbulkan tidak seimbangnya perekonomian dalam hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi akan menimbulkan dampak sebagai berikut:
- Inflasi mendorong penanam modal spekulatif
Jika terjadi inflasi, para pengusaha dan pemilik modal biasanya akan lebih menentukan investasi yang spekulatif menyerupai membeli tanah, rumah, barang berharga dan menyimpannya. Investasi ini dianngap lebih menguntungkan dibandingkan dengan investasi yang produktif.
- Inflasi akan mengurangi kegairahan penanam modal untuk menyebarkan perjuangan produktif.
Untuk menghindari merosotnya nilai uang (modal) yang mereka pinjamkan, forum keuangan dan perbankan akan menaikkan tingkat suku bunga supaya peminjam tidak beralih. Artinya semakin tinggi inflasi maka semakin tinggi juga tingkat bunga yang mereka tentukan. Tingkat bunga yang tinggi ini sanggup mendorong kurangnya kegairahan penanam modal untuk menyebarkan perjuangan yang produktif.
- Inflasi menimbulkan ketidakpastian ekonomi di masa depan.
Inflasi akan semakin memperburuk keadaan ekonomi kalau tidak segera di temukan langkah penangannya. Artinya, gagal dalam mengendalikan inflasi akan menimbulkan ketidakpastian ekonomi beserta arah perkembangan ekonminya.
- Inflasi menimbulkan dilema neraca pembayaran.
Inflasi akan menimbulkan harga barang impor cenderung lebih murah dibandingkan harga barang hasil produksi dalam negeri. Akibatnya impor akan berkembang dengan cepat, sebaliknya kegiatan ekspor akan melambat.
Dilain sisi, arus modal ke luar negeri akan meningkat dibandingkan dengan arus modal yang masuk ke dalam negeri. Keadaan tersebut akan menimbulkan kemerosotan nilai mata uang dalam negeri dan defisit neraca pembayaran.
B. Akibat inflasi terhadap individu dan masyarakat
Akibat jelek inflasi terhadap kehidupan individu dan masyarakat sanggup digolongkan menjadi tiga aspek berikut ini:
- Kesenjangan distribusi pendapatan
Pada kondisi inflasi, nilai harta tetap (bangunan pabrik, rumah, tanah dan pertokoan) akan mengalami kenaikkan. Bagi pihak pemilik modal, kondisi ini tentu sangat menguntungkan, dikarenakan sanggup membisniskan harta tetap ini. Sebaliknya pendapatan riil penduduk berpenghasilan rendah akan merosot. Akibanya, inflasi akan memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan antara anggota masyarakat.
- Pendapatan riil merosot
Sebagian masyarakat yaitu sebagai tenaga kerja yang berpenghasilan tetap. Saat terjadi kenaikan harga selalu mendahului kenaikan pendapatan. Dengan begitu, inflasi akan menimbulkan kemerosotan pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja. Secara otomatis kemakmuran masyarakat akan merosot.
- Nilai riil tabungan merosot.
Masyarakat sebagian besar menyimpan kekayaannya dalam bentuk tabungan dan deposito di bank. Dalam kondisi inflasi, nilai riil tabungan akan merosot dan masyarakat yang memegang uang unai juga akan merugi dikarenakan penurunan nilai riilnya.
Baca juga: 3 [Tiga] Cara Menghitung Inflasi Dengan Indeks Harga Konsumen Dan Laju Inflasi
Penyebab Inflasi
Telah disinggung sebelumnya, bahwa insiden inflasi disebabkan oleh beberapa faktor penyebab terjadinya inflasi adalah:
1. Kenaikan seruan agregate (Demand-Pull Inflation)
Dalam hal ini, perubahan tingkat harga disebabkan oleh perubahan permintaan. Tingginya tingkat seruan yang lebih besar dibandingkan penawaran akan menimbulkan peningkatan pada harga. Perhatikan gambar berikut:
- Gambar diatas mengatakan perubahan D barang dari AD0 ke AD1. Dengan jumlah S total tetap pada AS0.
- Peingkatan seruan menimbulkan kenaikan tingkat P dari P0 ke P1.
- Kenaikan harga mengatakan terjadi inflasi.
2. Kenaikan biaya produksi (Cost-Push Inflation)
Proses terjadinya inflasi pada gambar diatsa disebabkan oleh kenaikan biaya produksi sanggup kita lihat pada kurva dibawah ini.
Kondisi inflasi ini muncul lantaran adanya kenaikan biaya produksi. Naiknya biaya produksi ini dikarenakan naiknya harga faktor-faktor produksi (bahan baku dan alat). Misalnya. Suatu serikat pekerja menuntut kenaikan upah dan perusahaan mendapatkan tuntutan tersebut. peningkatan upah pekerja akan menimbulkan meningkatnya biaya produksi. Dampaknya perusahaan akan membebankan kenaikan biaya produksi kepada konsumen melalui harga yang lebih tinggi.
Keseimbangan awal berada di titik E0. Jika biaya produksi meningkat maka akan menggeser kurva AS dari AS0 ke AS1, sementara Q tetap. Akibatnya jumlah produksi akan turun tetapi harga malah meningka. Hal inilah yang menimbulkan inflasi.
Cara Mengatasi Inflasi
Inflasi yaitu suatu kondisi yang menimbulkan kekhawatiran baik pada masyarakat dan pemerintah. Oleh lantaran itu, pemerintah selalu mengupayakan menekan inflasi serendah-rendahnya mengingat inflasi tidak sanggup di hapuskan seratus persen. Setiap negara memiliki langkah-langkah kebijakan sendiri dalam menangani dan mengatasi laju inflasi. Beberapa kebijakan tersebut sanggup ditempuh untuk menekan tingkat inflasi yaitu sebagai berikut:
A. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter yaitu kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara mengendalikan kredit oleh Bank Umum kepada masyarakat. Adapun alat kebijakan moneter yaitu sebagai berikut.
Politik Diskonto
Politik diskonto (discount policy) yaitu politik Bank Sentral untuk mempengaruhi peredaran uang dengan cara menaikkan atau menurunkan tingkat bunga. Tingkat bunga yang naik akan mendorong masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank sehingga uang tunai di pasar akan berkurang. Dan kalau terjadi deflasi (peredaran uang kurang) maka suku bunga sanggup di turunkan supaya masyarakat akan menarik uangnya dari bank lantaran bunga yang tidak memadai.
Politik Pasar Terbuka
Selain menjalankan politik diskonto, Bank Sentral sanggup juga menjalankan politik terbuka (open market policy) yaitu dengan membeli atau menjual surat-surat berharga. Dengan membeli surat-surat berharga yang dimiliki oleh masyarakat / perusahaan supaya uang dari Bank Sentral sanggup tersebar ke masyarakat (uang beredar bertambah).
Dan sebaliknya, dengan menjual surat berharga, akan mendorong publik untuk membeli surat berharga Bank Sentral maka uang yang beredar akan berkurang.
Politik Persediaan Kas (Cash Ratio Policy)
Politik persediaan kas yaitu politik bank sentral untuk mempengaruhi peredaran uang dengan cara menaikkan atau menurunkan perbandingan minimum antara uang tunai yang dimiliki banj mum dengan uang giral menyerupai cek, giro dan sebagainya yang boleh dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan. Angka perbandingan itu disebut cash ratio.
Besar cash ratio yaitu 20% artinya, pada setiap Rp. 1.000 uang tunai yang dimiliki bank umum bank tersebut sanggup membuat uang giral sebanyak Rp. 200. Apabila pemerintah menghendaki jumlah uang beredar di masyarakat berkutang maka bank sentral sanggup menaikkan besarnya cash ratio dan begitupun sebaliknya.
B. Kebijakan Fiskal
Pengaturan Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah harus sanggup menjaga penggunaan anggaran negara supaya sesuai dengan perencanaan. Pembelanjaan negara yang tidak terkontrol atau bahkan melebihi batas perencanaan maka akan mendorong pertambahan dan penguranngan uang beredar.
Peningkatan Tarif Pajak
Pajak yaitu sumber utama penerimaan negara. Dengan menaikkan tarif pajak, maka penghasilan rumah tangga akan berkurang dan menimbulkan daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa juga akan berkurang.
Peningkatan Pinjaman Pemerintah
Dengan meningkatkan pemberian pemerintah, dengan menjalankan pemberian paksaan atau tanpa paksaan. Cara yang dinilai efektif untuk pelaksanaan pemberian bagi pemerintah yaitu dengan membekukan sebagian simpanan masyaratk yang ada di bank.
Cara lainnya yaitu dengan menggunting uang, akan tetapi langkah ini dinilai ancaman baginegara berkembang dikarenakan inflasi pada negara berkembang bukan disebabkan oleh kelebihan uang beredar, namun oleh pereknomian yang terhambat menyerupai produksi bergerak jauh dibawah kapasitas sehingga menimbulkan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat (publik) tidak cukup.
Itulah tadi [5 Bahasan] Pengertian Inflasi, Penyebab, Dampak, Jenis Dan Cara Mengatasi Inflasi. Semoga bermanfaat untuk menambah wawasan kita. Terimakasih banyak atas kunjungannya. 🙂
Kunjungi juga artikel lainnya:
Sumber http://www.akuntansilengkap.com
0 Response to "Pengertian, Jenis-Jenis Dan Efek Inflasi + Cara Mengatasinya"
Posting Komentar