Konferensi Asia Afrika (Kaa) Dan Tugas Indonesia
LATAR BELAKANG KONFERENSI ASIA AFRIKA (KAA)
Setelah Perang Dunia II bangsa-bangsa di Asia-Afrika berusaha memperoleh, merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Indonesia sebagai salah satu Negara yang gres merdeka mencetuskan suatu gagasan untuk menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika.
Sebagai latar belakang diadakannya Konferensi Asia Afrika yakni sebagai berikut :
1. Persamaan nasib bangsa-bangsa di Asia dan Afrika, terutama pernah mengalami penjajahan.
2. Persamaan duduk kasus sebagai Negara yang masih udik dan berkembang.
3. Ingin menggalang kekuatan Negara-negara Asia-Afrika biar mendukung usaha merebut Irian Barat.
4. Memiliki kedekatan yang kuat alasannya yakni dihubungkan oleh factor keturunan, agama dan latar belakang sejarah
5. Berdasarkan letak geografisnya, letak Negara-negara Asia Afrika saling berdekatan.
6. Diantara bangsa-bangsa Asia yang telah merdeka masih belum terdapat kesadaran untuk bersatu, yang lalu Rusia dan Amerika Serikat ikut melibatkan diri dalam duduk kasus tersebut.
Sebelum dilaksanakan Konferensi Asia Afrika (KAA), terlebih dahulu diadakan persiapan-persiapan dengan melaksanakan Konferensi di Colombo (Konferensi Panca Neraga I) dan Konferensi Bogor (Konferensi Panca Negara II).
a. Konferensi Colombo
Pada tanggal 28 April 1954 dilaksanakanlah Konferensi Colombo yang dihadiri oleh tokoh-tokoh dari lima Negara :
· PM. UNU dari Bima
· PM. Mohammad Ali Jinnah dari Pakistan.
· PM. Jawaharlal Nehru dari India.
· PM. Sir John Kotelawala dari Sri Lanka
· PM. Ali Sastroamijoyo dari Indonesia.
Dalam Konferensi Colombo ini diputuskan antara lain sebagai berikut.
1) Indocina harus dimerdekakan dari penjajahan Perancis.
2) Menuntut kemerdekaan bagi Tunisia dan Maroko.
3) Menyetujui dan mengusahakan adanya Konferensi Asia Afrika dan menentukan Indonesia sebagai penyelenggara.
b. Konferensi Bogor
Pada tanggal 28 Desember 1954 dilaksanakan Konferensi di Bogor, dengan beberapa keputusan yaitu :
1) Konferensi Asia Afrika akan dilaksanakan di Bandung tanggal 18-24 April 1955.
2) Menetapkan kelima Negara penerima Konferensi Bogor sebagai Negara sponsor/pengundang.
3) Menetapkan 30 negara Asia Afrika yang akan diundang.
4) Menetapkan tujuan pokok Konferensi Asia Afrika (KAA)
5) Peserta Konferensi mendukung usaha Indonesia dalam mengembalikan wilayah Irian Barat.
Konferensi Asia Afrika dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18-24 April 1955. Pelaksanaan KAA dibuka oleh Presiden Soekarno.
Penyelenggaraan KAA bertujuan untuk :
a) Mengembangkan saling pengertian dan kolaborasi antarbangsa Asia Afrika untuk meningkatkan persahabatan.
b) Membicarakan dan mengatasi duduk kasus social, ekonomi, dan kebudayaan.
c) Memperhatikan duduk kasus khusus terkait dengan kedaulatan kolonialisme dan imperialism.
d) Memperhatikan posisi dan partisipasi Asia Afrika dan bangsa-bangsa dalam dunia internasional.
Negara yang hadir terdiri dari 5 negara pengundang yaitu : Indonesia, India, Pakistan, Srilanka, dan Birma.
18 negara yang berada dikawasan Asia yaitu : Pilipina, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Laos, Kamboja, Thailan, Jepang, RRC, Nepal, Afganistan, Yaman, Arab Saudi, Iran, Irak, Yordania, Syria, Turki dan Libanon.
Dan 6 negara yang berada dikawasan Afrika yaitu : Ethiopia, Mesir, Libya, Sudan, Ghana dan Liberia.
Dari Negara-negara yang diundang muncul tiga golongan yaitu :
1. Golongan Pro Komunis (RRC dan Vietnam Utara)
2. Golongan Pro Barat (Filipina, Thailan, Pakistan, Irak dan Turki)
3. Golongan Netral ( India, Birma, Sri Lanka, dan Indonesia)
Keputusan yang dicapai dalam KAA disebut juga dengan Dasa Sila Bandung, dimana isinya yakni :
a) Menghormati hak asasi insan menyerupai tercantum dalam piagam PBB.
b) Menghormati kedaulatan dan integritas territorial semua bangsa.
c) Mengakui persamaan semua bangsa, baik besar maupun kecil.
d) Tidak melaksanakan campur tangan terhadap urusan dalam negeri Negara lain.
e) Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri, baik secara sendiri maupun bersama sesuai piagam PBB.
f) Tidak melaksanakan tekanan terhadap Negara lain.
g) Tidak melaksanakan tindakan atau aksi terhadap keutuhan wilayah dan kemerdekaan Negara lain.
h) Menyelesaikan perselisihan internasional dengan jalan tenang sesuai piagam PBB
i) Memajukan kolaborasi untuk kepentingan bersama.
j) Menghormati aturan dan kewajiban internasional.
PERAN INDONESIA DALAM KAA
Indonesia merupakan penggerak dan pemrakarsa KAA, Indonesia menyediakan diri sebagai tempat penyelenggaraan KAA. Hal ini pertanda prestasi Kabinet Ali Sastroamijoyo yang berhasil menyelenggarakan suatu aktivitas yang bersifat internasional.
Peran Indonesia dalam KAA menggambarkan betapa kuatnya impian bangsa kita untuk menggalang kolaborasi antar bangsa dalam mencapai kemakmuran.
ARTI PENTING KAA
KAA besar lengan berkuasa sangat besar dalam upaya membuat perdamaian dunia dan mengakhiri penjajahan di seluruh dunia secara damai, khususnya Asia dan Afrika.
KAA tidak berpihak pada blok manapun atau dikenai dengan istilah Nonblok bertujuan untuk meredan ketegangan dunia.
Bagi Indonesia KAA member dua keuntungan.
Ø Pemerintah Indonesia berhasil mencapai janji mengenai duduk kasus RRC dwi kewarganegaraan. Usai konferensi mereka mempunyai dwi kewarganegaraan diharuskan menentukan menjadi warga Negara Indonesia atau warga Negara RRC.
Ø RI menerima kontribusi dalam usaha pengembalian Irian Barat.
Konferensi Asia Afrika (KAA) ditutup pada tanggal 24 April 1955. KAA membawa efek atau tanggapan penting contohnya :
ü Berkurangnya ketegangan dan ancaman pecahnya peperangan yang bersumber dari persengketaan duduk kasus Taiwan antara RRC dengan Amerika Serikat.
ü Perjuangan bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk mencapai kemerdekaan semakin meningkat. Hal ini terlihat dengan meningkatnya jumlah Negara-negara Asia-Afrika yang merdeka sesudah tahun 1955.
ü Politik luar negeri bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Birma, dan Sri Lanka mulai diikuti Negara-negara lain yang tidak termasuk blok barat dan blok timur.
0 Response to "Konferensi Asia Afrika (Kaa) Dan Tugas Indonesia"
Posting Komentar