iklan

Proses Interaksi Sosial Asosiatif Dan Disosiatif

Proses Interaksi Sosial Asosiatif dan Disosiatif - Menurut para sosiolog, terdapat dua jenis proses sosial yang terjadi sebagai tanggapan dari adanya interaksi sosial sebagai berikut.

1. Proses Sosial Asosiatif

a. Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama yaitu suatu bentuk perjuangan bersama antara beberapa orang atau antar beberapa forum tertentu untuk mencapai suatu tujuan bersama. Adanya kepentingan dan tujuan yang sama akan menjadi dasar lahirnya kolaborasi antara seseorang dan yang lainnya atau antara suatu kelompok dan kelompok lainnya.

Kerja sama juga sanggup didorong oleh adanya serangkaian kewajiban yang ditugaskan untuk dilaksanakan secara bersama. Misalnya, kiprah yang diberikan oleh guru kepada muridnya yang harus dikerjakan secara kelompok, atau seorang pemimpin perusahaan yang memperlihatkan kiprah kepada stafnya untuk menjadi tim audit keuangan. Hal tersebut sanggup mendorong lahirnya kerja sama. Dalam kehidupan bermasyarakat dikenal gotong royong.

Proses Interaksi Sosial Asosiatif dan Disosiatif  PROSES INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF DAN DISOSIATIFHal tersebut merupakan suatu bentuk kolaborasi yang didorong oleh rasa solidaritas. Dalam sebuah perusahaan, kolaborasi juga terlahir lantaran adanya sejumlah sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan untuk memperoleh laba yang lebih besar dari sebelumnya. Kerja sama semacam itu biasanya tampak juga dalam sebuah tim sepak bola. Untuk mengejar sasaran kemenangan yang besar, biasanya sesama pemain berupaya melaksanakan kolaborasi sehingga sasaran yang ditetapkan tercapai.

Dilihat dari alasan yang mendasari lahirnya kerja sama, kolaborasi sanggup dibedakan menjadi dua berikut ini.

1) Kerja sama spontan (Spontaneous Cooperation) yaitu bentuk kolaborasi atas dasar spontanitas, contohnya lantaran ada seseorang yang meninggal di suatu daerah, maka secara impulsif masyarakat di sekitar kawasan tersebut bekerja sama untuk membantu keluarga yang anggotanya meninggal dalam proses penguburan mayat.

2) Kerja sama langsung (Directed Coopration) yaitu bentuk kolaborasi sebagai reaksi atas adanya aba-aba dari atasan, contohnya Tentara Nasional Indonesia masuk desa yang saling bekerja sama dalam membantu rakyat di pedesaan dalam membangun desanya.

Adapun bentuk kolaborasi jikalau dilihat dari motif pelaksanaannya sanggup dikelompokkan menjadi lima bentuk sebagai berikut.

1) Kerukunan (Harmony), kolaborasi semacam ini terwujud dalam bersama-sama dan tolong-menolong, contohnya kegiatan jumat higienis atau kolaborasi kelompok masyarakat dalam menguburkan salah seorang dari anggota keluarga yang meninggal.

2) Kooptasi (Cooptation), yaitu proses penerimaan unsur-unsur gres oleh pemimpin sebuah organisasi yang ditujukan dalam rangka mencegah terjadinya gangguan atau keguncangan dalam organisasi tersebut.

3) Joint Venture yaitu bentuk kolaborasi beberapa perusahaan dalam membuatkan bidang perjuangan tertentu. Satu sebagai pemodal dan pihak lainya mengelola perjuangan atau proyek tertentu.

4) Bargaining yaitu kolaborasi pertukaran barang atau jasa antara dua organisasi atau dua negara, contohnya kolaborasi JICA (Japan Indonesian Corporation Agencies) dengan beberapa perguruan tinggi tinggi di Indonesia untuk membuatkan sarana dan prasarana pendidikan.

5) Koalisi (Coalition), yaitu kolaborasi antara dua pihak yang mempunyai kepentingan atau tujuan yang sama, contohnya koalisi yang dibuat oleh beberapa partai politik dalam mengusung calon Bupati/Wali Kota dalam proses PILKADA.

b. Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi yaitu suatu proses atau upaya yang dilakukan untuk meredakan konflik atau ketegangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan dari kemudahan ialah untuk mengurangi dan menuntaskan konflik antarindividu atau kelompok masyarakat sebagai tanggapan adanya perbedaan paham sehingga diperlukan akan timbul kolaborasi di antara individu yang sedang konflik tersebut.

Bentuk-bentuk kemudahan sebagai suatu proses biasanya terdiri atas berikut ini.

1) Kompromi (Compromise) ialah bentuk kemudahan di mana masing-masing pihak yang bertikai berupaya mengurangi tuntutannya sehingga perselisihan sanggup terselesaikan.
2) Paksaan (Coercian) ialah bentuk akomodasi, di mana ancaman, tekanan, atau kekuatan fisik menjadi alat penyelesaian konflik di antara pihak yang bertikai.
3) Mediasi (Mediation) ialah bentuk kemudahan yang melibatkan pihak ketiga dalam upaya penyelesaian konflik yang terjadi. Sifat keputusan pihak ketiga biasanya tidak mengikat.
4) Arbitrasi (Arbitration) bentuk kemudahan yang melibatkan pihak ketiga dalam upaya penyelesaian konflik yang terjadi. Sifat keputusan pihak ketiga biasanya mengikat.
5) Toleransi (Tolerantion) ialah suatu perilaku yang memperlihatkan adanya saling memahami atas perilaku pihak lain yang tidak disetujui.
6) Konsiliasi (Conciliation) ialah suatu upaya untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertikai biar tercapai kesepakatan.
7) Ajodikasi (Adjodication) ialah upaya penyelesaian konflik yang dilakukan secara hening dengan pinjaman yang berwenang. Tujuannya biar pihak yang bertikai mendapat keadilan.
8) Stalemate adalah penyelesaian konflik yang tercapai dengan sendirinya. Biasanya, disebabkan adanya kekuatan yang berimbang di antara pihak yang bertikai.

c. Asimilasi (Accimilation)
Asimilasi yaitu suatu upaya untuk meningkatkan kesatuan tindakan, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama. Asimilasi biasanya ditandai dengan adanya upaya untuk mengurangi perbedaan yang terjadi antara kelompok yang bertikai. Asimilasi merupakan proses lanjutan dari kemudahan untuk memperbaiki pertentangan-pertentangan yang ada dalam masyarakat.

Terdapat beberapa faktor pendorong atau pendukung dan penghambat suksesnya proses asimilasi. Faktor-faktor tersebut adalah:

1) Faktor Pendukung
a) Sikap tenggang rasa dari masing-masing pihak
b) Sikap toleransi
c) Sikap terbuka akan perbedaan dan kritik
d) Adanya desakan dari pihak lain untuk terjadinya asimilasi
e) Adanya kesamaan unsur budaya.

2) Faktor Penghambat
a) Sikap tertutup dan antipati
b) Perbedaan unsur-unsur kebudayaan
c) Kehidupan yang terisolasi dari kelompok lain
d) Kurangnya pengetahuan yang dimiliki
e) Sikap hidup egoisme dan individualistik
d. Adaptasi (Adaptation)
Adaptasi yaitu proses pembiasaan diri yang dilakukan oleh individu atau suatu kelompok yang sebelumnya mengalami konflik atau kontradiksi dalam rangka mengurangi ketegangan tanggapan konflik yang terjadi.

2. Proses Sosial Disosiatif

a. Persaingan
Persaingan sanggup berdampak negatif maupun positif, contohnya kau dengan teman-teman di kelas sanggup saling bersaing untuk mendapat peringkat sepuluh besar. Hal tersebut sanggup berakibat positif lantaran menjadi faktor pendorong atau sumber motivasi bagi kau untuk semakin ulet belajar. Namun, jikalau kau merasa tidak bisa bersaing akan mengakibatkan frustrasi atau memakai cara-cara yang dihentikan untuk memenangi persaingan.

Persaingan akan memilih kegiatan yang perlu dilakukan oleh seorang individu atau kelompok untuk berprestasi dan mempertahankan kelompoknya. Persaingan merupakan proses sosial tempat seorang individu atau kelompok bersaing dan mencari keutungan melalui bidang-bidang tertentu. Persaingan sanggup terjadi di semua bidang kehidupan masyarakat, termasuk dalam lingkungan terkecil sekalipun, yakni lingkungan keluarga. Di antara anggota keluarga terkadang saling bersaing untuk mendapat posisi tertentu. Dalam lingkungan yang lebih luas, persaingan sanggup terjadi dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, pendidikan, dan sebagainya.

Dalam bidang ekonomi, persaingan terjadi baik di antara para produsen dalam mendapat faktor produksi (SDM, SDA, Modal, dan Kewirausahaan) dan memasarkan hasil produksi supaya mendapat laba yang sebesar-besarnya di kalangan konsumen dalam mendapat barang dan jasa hasil produksi yang murah, maupun di antara para distributor dalam mendistribusikan barang dan jasa hasil produksi. Dalam bidang politik persaingan sering kali terjadi, khususnya pada ketika pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) serta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Adanya sistem pemlihan yang dilakukan secara eksklusif menjadikan persaingan di antara partai politik semakin ketat sehingga cara-cara yang tidak dibenarkan pun banyak dipraktikkan oleh para politisi. Jika dikaji lebih dalam, persaingan bekerjsama banyak mengakibatkan hal-hal yang positif, di antaranya:

1) mendorong seseorang atau pihak yang bersaing untuk melaksanakan sesuatu dengan cara yang terbaik. Dalam bidang ekonomi hal ini sanggup membuat barang dan jasa yang berkualitas.
2) mendorong seseorang atau pihak yang bersaing untuk berguru dan meningkatkan kualitas dirinya sehingga sanggup memenangi persaingan.
3) meningkatkan semangat dan motivasi berprestasi.

b. Kontravensi
Kontravensi merupakan proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan. Biasanya merupakan perasaan tidak suka yang tersembunyi terhadap seorang individu atau kelompok tertentu, ibarat perasaan kebencian dan keraguan terhadap pernyataan orang lain, serta tindakan menyanggah pendapat orang lain. Apabila perasaan yang tersembunyi tersebut memuncak atau tidak sanggup dikendalikan, hal tersebut sanggup melahirkan kontradiksi dan menjadi sumber terjadinya konflik sosial.

Pertentangan sanggup diartikan sebagai suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berupaya untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lain yang disertai dengan bahaya dan kekerasan.

Pertentangan biasanya terjadi disebabkan beberapa faktor sebagai berikut:

1) perbedaan abjad atau kepribadian antarindividu;
2) perbedaan kepentingan atau tujuan;
3) perbedaan kebudayaan;
4) perubahan yang terjadi tanggapan perkembangan zaman dan kemajuan Iptek.

Pertentangan merupakan proses sosial disosiatif yang sanggup bersifat negatif maupun positif, bergantung pada problem yang dipertentangkan dan perilaku dari masing-masing pihak yang bertentangan. Bersifat positif contohnya kontradiksi yang terjadi dalam diskusi atau rapat biasanya mendorong masing-masing pihak memberikan ide-idenya secara maksimal untuk memperkuat pendapatannya, sehingga melahirkan banyak alternatif dalam menghadapi problem yang diperdebatkan. Hal tersebut merupakan kontradiksi yang positif.

Secara umum terdapat beberapa pengaruh yang sanggup dilahirkan dari adanya kontradiksi sebagai berikut.

1) Pertentangan sanggup mengakibatkan pudarnya persatuan dan kesatuan di antara kelompok tertentu.
2) Pertentangan sanggup mengakibatkan perubahan kepribadian di antara pihak yang bertentangan.
3) Korban jiwa atau kerusakan fisik sanggup terjadi manakala kontradiksi hingga pada peperangan atau konflik berkepanjangan.
4) Dominasi salah satu pihak terhadap pihak lain, hal ini sanggup terjadi jikalau kekuatan di antara pihak yang bertentangan tidak seimbang.
5) Akomodasi, hal ini sanggup terjadi jikalau kekuatan di antara pihak yang bertentangan seimbang atau sama.
6) Meningkatnya rasa solidaritas. Hal tersebut sanggup terjadi dalam kontradiksi antar kelompok.

Demikianlah Materi Proses Interaksi Sosial Asosiatif dan Disosiatif.


Sumber http://sabenggo1.blogspot.com/

0 Response to "Proses Interaksi Sosial Asosiatif Dan Disosiatif"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel