iklan

Menanggapi Artikel Mengajarkan Anak Pandai Berhitung, Seberapa Penting?

Artikel "Mengajarkan Anak Pandai Berhitung, Seberapa Penting?" saya baca di "Komunitas Ayah Edy" dan "Forum Guru republik Indonesia" atau Anda pernah membacanya di forum-forum lain, di blog, atau di website.

Bagi Anda yang belum pernah membaca artikelnya sanggup membacanya dibawah ini, tapi kalau sudah lewati saja..

Baca Artikel:

MENGAJARKAN ANAK PANDAI BERHITUNG, SEBERAPA PENTING? [Penting untuk di baca oleh PARA ORANG TUA, GURU DAN MENDIKNAS]

Seorang guru di Australia pernah berkata
“Kami tidak terlalu khawatir kalau anak2 sekolah dasar kami tidak arif Matematika” kami jauh lebih khawatir kalau mereka tidak arif mengantri.”
“Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu ?” Kerena yang terjadi di negara kita justru sebaliknya.

Inilah jawabanya;
  1. Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak sampai 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.
  2. Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi memakai ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.
  3. Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan menentukan profesi di bidang yang berafiliasi dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini niscaya akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.

”Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI ?”
”Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya;”
  1. Anak mencar ilmu administrasi waktu kalau ingin mengantri paling depan tiba lebih awal dan persiapan lebih awal.
  2. Anak mencar ilmu bersabar menunggu gilirannya tiba terutama kalau ia di antrian paling belakang.
  3. Anak mencar ilmu menghormati hak orang lain, yang tiba lebih awal sanggup giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting.
  4. Anak mencar ilmu berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.
  5. Anak mencar ilmu kreatif untuk memikirkan acara apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan dikala mengantri. [di Jepang biasanya orang akan membaca buku dikala mengantri]
  6. Anak bisa mencar ilmu bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.
  7. Anak mencar ilmu tabah dan tabah menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
  8. Anak mencar ilmu aturan alasannya ialah akibat, bahwa kalau tiba terlambat harus mendapatkan konsekuensinya di antrian belakang.
  9. Anak mencar ilmu disiplin, teratur dan kerapihan.
  10. Anak mencar ilmu mempunyai RASA MALU, kalau ia menyerobot antrian dan hak orang lain.
  11. Anak mencar ilmu bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya kalau sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.
  12. Anak mencar ilmu jujur pada diri sendiri dan pada orang lain
dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya.
Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya. Dan gres saja menyadari hal ini dikala satu ketika mengajak anak kami berkunjung ke daerah bermain anak Kids Zania di Jakarta.

Apa yang di pertontonkan para orang renta pada anaknya, dalam mengantri menunggu giliran sungguh memprihatinkan.
  1. Ada orang renta yang memaksa anaknya untuk ”menyusup” ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata ”Sudah dingin saja, akal-akalan gak tau aja !!”
  2. Ada orang renta yang memarahi anaknya dan berkata ”Dasar Penakut”, lantaran anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.
  3. Ada orang renta yang memakai seni administrasi dan sejuta alasan biar anaknya di perbolehkan masuk antrian depan, lantaran alasan masih kecil capek ngantri, rumahnya jauh harus segera pulang, dsb. Dan memakai seni administrasi yang sama di lokasi antrian permainan yang berbeda.
  4. Ada orang renta yang malah marah2 lantaran di tegur anaknya menyerobot antrian, dan menyalahkan orang renta yang menegurnya.
  5. dan banyak sekali macam kasus lainnya yang mungkin anda pernah alami juga.?

Ah sayang sekali ya.... padahal disana juga banyak pengunjung orang Asing entah apa yang ada di kepala mereka melihat tragedi semacam ini?
Ah sayang sekali kalau orang tua, guru, dan Kementrian Pendidikan kita masih saja meributkan anak muridnya perihal Ca Lis Tung [Baca Tulis Hitung], Les Matematika dan sejenisnya. Padahal negara maju saja sudah berpikiran bahwa mengajarkan MORAL pada anak jauh lebih penting dari pada hanya sekedar mengajarkan anak arif berhitung.
Ah sayang sekali ya... Mungkin itu yang menjadikan negeri ini semakin jauh saja dari praktek-praktek hidup yang beretika dan bermoral. ?
Ah sayang sekali ya... menyerupai apa kelak anak2 yang suka menyerobot antrian semenjak kecil ini kalau mereka kelak jadi pemimpin di negeri ini ?
Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang renta juga para pendidik di seluruh tanah air tercinta. Untuk segera menyadari bahwa mengantri ialah pelajaran sederhana yang banyak sekali mengandung pelajaran hidup bagi anak dan harus di latih sampai menjadi kebiasaan setiap anak Indonesia.
Yuk kita ajari anak kita untuk mengantri, untuk Indonesia yang lebih baik,
Yuk kita mulai dari keluarga kita terlebih dahulu,
... mau ?
Salam syukur penuh berkah
Ayah Edy


Artikel diatas berdasarkan saya bagus, tetapi artikel diatas tidak menunjukkan tanggapan niscaya terhadap seberapa pentingnya berhitung. Melalui artikel berikut ini saya jawab SANGAT PENTING, berhitung tidak sesulit yang kita bayangkan tetapi tergantung dari apa yang ingin Anda hitung.

Untuk problem antri menyerupai yang di tekankan di artikel diatas [tapi sayang nama guru di Australia-nya tidak disebutkan] saya rasa budaya antri hanya berlaku pada dikala keadaan yang antri dalam keadaan sama baik. Artinya budaya antri tidak bisa digunakan kalau keadaan tidak sama baik, contohnya ketika kita antri untuk beli makanan dan dibelakang kita juga antri seorang nenek renta yang sudah bungkuk. Dengan keadaan menyerupai ini apakah tetap kita berlakukan budaya antri tersebut?

Sekarang, coba kita kaitkan antri dengan konsep matematika. Pada perhitungan matematika ada yang dikatakan operasi aljabar mempunyai 'posisi sama' atau gampangnya dikatakan 'sama kuat' yaitu Penjumlahan sama kuatnya dengan Pengurangan atau Perkalian sama kuatnya dengan Pembagian. Jika dalam operasi perhitungan penjumlahan dan pengurangan sekaligus diberikan tanpa tanda kurung [pengecualian] maka perhitungan dimulai dari yang paling kiri.

Kita ambil sebagai contoh:
$5 - 6 + 8 - 4 + 3 + 5 - 2 + 7 - 3 = . . .$
Salah satu cara dalam menuntaskan soal diatas ialah kita kerjakan mulai dari yang pertama [yang paling kiri] sehingga penyelesaiannya menjadi:
$= 5 - 6 + 8 - 4 + 3 + 5 - 2 + 7 - 3$
$= - 1 + 8 - 4 + 3 + 5 - 2 + 7 - 3$
$= 7 - 4 + 3 + 5 - 2 + 7 - 3$
$= 3 + 3 + 5 - 2 + 7 - 3$
$= 6 + 5 - 2 + 7 - 3$
$= 11 - 2 + 7 - 3$
$= 9 + 7 - 3$
$= 16 - 3$
$= 13$

Konsep pengerjaan soal diatas kalau kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari maka budaya antri itu bukan suatu hal yang sulit kalau kita paham bermatematikanya, bisa saya katakan kita hanya lemah dalam bermatematika sehingga kita tidak bisa menerapkan konsep matematika yang baik itu ke dalam kehidupan kita. Contoh lain penerapan konsep matematika perihal Matematika dan Harapan, Matematika dan Kekuasaan, Dengan Operasi Matematika Merubah Dunia dan lain sebagainya yang mungkin sangat paham dengan matematika bisa menambahkannya.
 Bagi Anda yang belum pernah membaca artikelnya sanggup membacanya dibawah ini Menanggapi Artikel Mengajarkan Anak Pandai Berhitung, Seberapa Penting?
Terakhir saya mau menekankan, kita jangan menghubungkan matematika dengan yang sulit saja lantaran ketika hitungan itu sangat simpel Anda jangan menganggap itu bukan berhitung atau bukan matematika. Seperti tanggapan argumen guru Australia misterius diatas yang nomor 2, ia menyampaikan "Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi memakai ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb." Dari pendapat ini artinya matematika tanpa kecuali sangat diharapkan oleh semua profesi, apakah kita akan menghindari matematika yang sangat dibutuhkan semua profesi?.

Bagaimana masyarakat Indonesia menanggapi pernyataan guru Australia misterius tersebut banyak yang salah tafsir. Sikap yang baik dan pengetahuan yang baik ialah dua hal yang tidak bisa dipisahkan mana yang paling penting untuk membangun sebuah negara, kedua hal tersebut sama pentingnya. Saran dan kritik kami terima.

Punya anak atau saudara yang duduk di dingklik SD atau SMP, coba berikan permainan tangram siapa tahu ia suka. Hasil kreativitas anak dari permainan tangram sanggup diliha pada video berikut;
 Bagi Anda yang belum pernah membaca artikelnya sanggup membacanya dibawah ini Menanggapi Artikel Mengajarkan Anak Pandai Berhitung, Seberapa Penting?


Sumber http://www.defantri.com

0 Response to "Menanggapi Artikel Mengajarkan Anak Pandai Berhitung, Seberapa Penting?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel