✔ Sejarah Wali Songo Beserta Nama-Nama Orisinil Sunan Lengkap
Sejarah Wali Songo – Hallo para pembaca, kali ini saya akan memperlihatkan info kepada kau mengenai Wali Songo. Disini saya akan menjelaskan mengenai sejarah wali songo beserta nama-nama orisinil sunan. Mari pribadi saja simak info selengkapnya di bawah ini.
Sejarah Wali Songo
Mungkin dari kita semua sudah tidak abnormal lagi kalau mendengar kata Wali Songo. Wali Songo sudah biasa kita dengar di dalam kehidupan masyarakat muslim di Nusantara. Untuk julukan Wali Songo ini sendiri diberikan untuk 9 orang yang sudah berjasa besar di dalam penyebaran anutan agama Islam di Nusantara pada zaman dahulu.
Kata Wali Songo terdiri dari dua kata yakni Wali dan Songo. Kata Wali mempunyai arti wakil atau kalau berdasarkan agama Islam terdapat istilah Waliyullah yang mana artinya ialah Wali Allah juga mempunyai makna sobat Allah atau kekasih Allah. Sedangkan untuk Songo mempunyai arti sembilan. Sehingga bahasa Wali Songo artinya ialah sembilan wali Allah.
Untuk sembilan orang yang termasuk di dalam Wali Songo ini dijuluki sebagai Sunan. Sebenarnya sangat banyak Sunan yang sudah berjasa besar berbagi anutan Islam di Indonesia ini, tetapi hanya ada sembilan Sunan Wali Songo saja yang terkenal di masyarakat Indonesia ketika ini.
Para Wali Allah ini berdakwah di seluruh Nusantara dengan cara mengajak masyarakat untuk masuk di dalam agama Islam dengan tanpa adanya unsur paksaan. Selama dakwahnya, setiap Sunan niscaya mempunyai wilayah dakwahnya masing-masing dan ada beberapa peninggalan yang mana telah menjadi bukti kepada kiprahnya di dalam tersebarnya Islam di Negeri Indonesia Tercinta Ini.
Biasanya Wali Songo ini berdakwah dan juga berbagi agama Islam di tanah Jawa pada kurun ke 14. Terdapat tiga wilayah yang menjadi lokasi para Wali untuk berbagi dakwahnya di Pulau Jawa tersebut, yaitu di Lamongan, Gresik, Surabaya, Tuban untuk tempat Jawa timur, Kudus, Demak, Muria untuk di Jawa Tengah,dan juga cirebon untuk di Jawa Barat.
Pada zaman Wali Songo ini mengambarkan berakhirnya dari dominasi agama Hindu dan agama Budha dalam kebudayaan Nusantara digantikan oleh kebudayaan Islam. Walaupun ada banyak tokoh lain yang berperan di dalam penyebaran agama Islam di Indonesia, khususnya untuk pulau Jawa, Wali Songo merupakan simbolnya.
Nama-nama dan Riwayat Para Wali Songo
Berikut ini ialah nama-nama para Wali Songo beserta riwayatnya:
1. Sunan Gresik – Maulana Malik Ibrahim
Sunan Gresik atau Sunan Maulana Malik Ibrahim Adalah salah satu seorang Sunan dari sembilan nama-nama Wali Songo. Jika berdasarkan sejarah Wali Songo inti pokok dari usaha Sunan Gresik ialah untuk menghapuskan sistem kasta yang terdapat di masyarakat. Sebab hal ini tidak sesuai dengan anutan agama Islam yang menyampaikan kalau semua insan itu sama di mata Allah SWT, yang membedakannya hanyalah amal ibadahnya.
- Nama Asli Sunan Gresik: Maulana Malik Ibrahim.
- Wilayah Dakwah Sunan Gresik: Gresik, Jawa Timur, Indonesia.
- Peninggalan Sunan Gresik: Masjid Malik Ibrahim di Leran, Gresik, Jawa Timur, Indonesia.
- Makam Sunan Gresik: Desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur, Indonesia.
Jika berdasarkan catatan sejarah Wali Songo, Sunan Gresik ialah keturunan Nabi Muhammad SAW yang ke 22. Dirinya pertama kali memulai menyebar luaskan agama Islam di Pulau Jawa pada final era kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Sunan Gresik menggoda masyarakat di ketika itu dengan cara bertani dan juga menjadi seorang pedagang. Sehingga sanggup merangkul dan meolong rakyat jelata yang menjadi korban dari perang saudara untuk efek runtuhnya Kerajaan Majapahit. Sehingga samgat banyak rakyat jelata yang sangat terbantu dan secara pelan-pelan mereka tertarik untuk berguru agama Islam.
Karena terus bertambahnya masyarakat yang ingin mempelajari agama Islam, balasannya Sunan Gresik mendirikan sebuah pondok pesantren di tempat Leran, Gresik, Jawa timur, Indonesia. Di tempat tersebutlah Sunan Gresik selama bertahun-tahun mengajarkan mengenai ilmu agama Islam hingga final hayatnya.
– Asal Usul Sunan Gresik
Ada yang menyebutkan kalau Sunan Gresik berasal dari negara Turki dan pernah mengembara di Gujarat sehingga dia cukup berpengalaman untuk menghadapi orang-orang Hindu yang ada di Pulau Jawa. Gujarat ialah wilayah negara Hindia yang kebanyakan penduduknya beragama Hindu.
Pada zaman dahulu sebelum Syekh Maulana Malik Ibrahim tiba di Pulau Jawa, bahwasanya telah ada sebagaian masyarakat yang memeluk agama Islam di tempat sekitar pantai utara, termasuk di desa Leran. Hal ini sanggup diketahui dengan terdapatnya bukti berupa makanan seseorang perempuan yang berjulukan Fatimah Binti Maimun yang meninggal di tahun 1082 M atau pada tahun 475 Hijriah.
Jadi sanggup disimpulkaan kalau Islam Telah ada di Pulau Jawa sebelum zaman Wali Songo. Tepatnya di tempat sekitar Jepara dan di tempat Leran. Namun anutan agama Islam yang terdapat ketika itu masih belum berkembang secara luas.
– Sejarah Sunan Gresik
Syekh Maulana Malik Ibrahim atau yang dekat dikenal oleh penduduk setempat dengan nama Kakek Bantal tersebut diprediksi pertama kali tiba ke Gresik Jawa Timur di tahun 1404 M. Sunan Gresik berdakwah di Gresik hingga final wafatnya yakni di tahun 1419 M.
Pada masa tersebut kerajaan yang berkuasa di tanah Jawa Timur ialah Majapahit. Raja dan juga rakyat Majapahit sebagian besar masih beragama Hindu atau masih beragama Budha. Tetapi juga ada beberapa rakyat Gresik yang beragama Islam, namun masih banyak yang beragama hindu atau bahkan mereka tidak mempunyai agama.
Pada makamnya ada sebuah goresan pena yang berbunyi:
Inilah makam almarhum Almaghfur, yang mengharap rahmat Tuhan, pujian para Pangeran, para Sultan, dan para Menteri, penolong para Fakir dan Miskin, yang berbahagia lagi syahid, cemerlangnya simbol negara dan simol agama, Malik Ibrahim yang terkenal dengan sebutan Kakek Bantal. Allah meliputinya dengan RahmatNya dan KeridhaanNya, dan dimasukkan ke dalam Surga. Telah Wafat pada hari Senin 12 Rabiul Awal tahun 822 H.
Selama berdakwah berbagi agama Islam Kakek Bantal ini menggunakan cara yang sangat bijaksana dan menggunakan seni administrasi yang sempurna sesuai dengan tuntunan Al Alquran yakni:
“Hendaklah engkau ajak ke jalan Tuhan-Mu dengan pesan yang tersirat (kebijaksanaan) dan dengan petunjuk-petunjuk yang baik serta ajaklah mereka berdialog (bertukar pilihan) dengan cara yang sebaik-baiknya (QS. An Nahl ; 125)”
Sifatnya yang lemah lembut, welas asih, dan juga ramah tama kepada seluruh manusia, baik orang muslim ataupun non muslim menyebabkan dia terkenal sebagai tokoh masyarakat yang disegani. Berkat akhlaknya yang sehingga menggoda masyarakat untuk berbondong-bondong masuk ke agama Islam secara suka rela dan juga menjadi pengikutnya yang setia.
2. Sunan Ampel – Raden Rahmat
Sunan Ampel atau Raden Rahmat ialah termasuk Sunan dalam sembilan nama-nama Sunan Walisongo. Jika berdasarkan sejarah wali Songo inti dari anutan Sunan Ampel yang sangat terkenal pada ketika itu yakni “Moh Limo”. Moh Limo ialah bahasa Jawa yang mempunyai makna Moh yang artinya ialah tidak atau menolak, dan Limo artinya ialah Lima.
Yang dimaksud disini ialah pada inti anutan dia ada makna “Untuk menolak atau tidak mengerjakan lima perkara. Kelima kasus itu ialah Moh Main (Tidak Berjodi), Moh Ngombe (Tidak Minum Alkohol, Moh Madat (Tidak Menghisap Narkoba), Moh Madon (Tidak Berzina), Moh Maling (Tidak Mencuri).
- Nama Asli Sunan Ampel: Raden Rahmat.
- Wilayah Dakwah Sunan Ampel: Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
- Peninggalan Sunan Ampel: Masjid Ampel di Ampel Denta, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
- Tahun Wafat Sunan Ampel: 1481 M.
- Makam Sunan Ampel: Sebelah barat Masjid ampel, Surabaya, Indonesia.
Menurut sejarah, Sunan Ampel ialah anak dari pasangan Sunan Gresik dan Dewi Condro Wulan. Sunan Ampel berbagi agama Islam di kalangan masyarakat di tempat pedesaan Ampel Denta di tempat Surabaya. Di tempat tersebut Sunan Ampel mendirikan pondok pesantren bagi masyarakat yang akan berguru mendalami anutan agama Islam.
3. Sunan Bonang – Maulana Makdum Ibrahim
Sunan Bonang atau Maulana Makdum Ibrahim ialah salah seorang Sunan yang termasuk di dalam sembilan nama-nama sunan Wali Songo. Di dalam sejarah Wali Songo, Sunan Bonang ialah salah satu tokoh Wali Songo yang di dalam ajarannya dia memberikan ” Jangan bertanya, Jangan memuja Nabi dan wali-wali, Jangan mengaku Tuhan, Jangan menerka tidak ada padahal ada, Sebaiknya diam, Jangan hingga di goncang kebingunan.
Nama Asli Sunan Bonang: Maulana Makdum Ibrahim.
Wilayah Dakwah Sunan Bonang: Tuban, Jawa Timur, Indonesia.
Peninggalan Sunan Bonang: Alat musik tradisional gamelan yang berisi Bonang, bende, dan kenong, Juga perkenalan gapura yang berarsitektur tema Islami.
Tahun Wafat Sunan Bonang: Berarsitektur tema Islami.
Makam Sunan Bonang: Tuban, Jawa Timur, Indonesia.
Jika berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Bonang yang mempunyai nama orisinil Maulana Makdum Ibrahim ialah putra dari pasangan Sunan Ampel dan Dewi Condrowati. Sesudah ayah Sunan Bonang wafat, Sunan Bonang mengambil keputusan untuk berguru agama di tempat Malaka yang tempatnya berada di wilayah Samudra Pasai.
Di tempat tersebut sunan Bonang berguru dan berguru dari Sunan Giri yang mempunyai ilmu khusus di dalam tata cara berdakwah untuk mengajarkan agama Islam yang sanggup menciptakan masyarakat tertarik hatinya untuk masuk dan berguru agama Islam. Lalu sehabis selesai menimba ilmu di sana Sunan Bonang kembali lagi ke Tuban.
Setelah tiba di Tuban dia mendirikan sebuah pondok pesantren di tanah kelahiran Ibunya itu. Sebab karakteristik masyarakat Tuban yang sangat menyukai hiburan, oleh alasannya ialah itu Sunan Bonang mempunyai inspirasi untuk menciptakan alat musik gamelan untuk menarik minat masyarakat tuban.
Supaya banyak masyarakat yang tertarik untuk berguru agama Islam. Sehingga pada ketika Sunan Bonang mengadakan pertunjukan gamelan, di sela-selanya dia melaksanakan dakwah.
4. Sunan Drajat – Raden Qosim
Sunan Drajat atau Raden Qosim ialah salah seorang Sunan yang termasuk di dalam sembilan nama-nama Sunan Wali Songo. Jika berdasarkan sejarah Walisongo anutan yang sering disampaikan oleh Sunan Drajat untuk murid-mudridnya ialah “Suluk Petuah”. Di dalamnya ada beberapa buah pesan yang sanggup ditanamkan di dalam diri setiap manusia.
- Nama Asli Sunan Drajat: Raden Qosim
- Wilayah Dakwah Sunan Drajat: Desa Jelog, Pesisir Banjarwati, Lamongan, Jawa Timur, Indonesia.
- Peninggalan Sunan Drajat: Gamelan Singa Mangkok.
- Tahun Wafat Sunan Drajat: 1522 M.
- Makam Sunan drajat: Paciran, Lamongan.
Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Drajat ialah saudara seibu dengan Sunang Bonang. Sesudah ayahnya meninggal, Sunan Drajat berguru dan berguru mengenai ilmu agama Islam dari Sunan Muria. Lalu dia kembali lagi ke Desa Jelog, Pesisir Banjarwati, Lamongan Jawa Timur.
Adapun beberapa kutipan pernyataan yang ada pada suluk petuah Sunan Drajat, ialah sebagai berikut ini:
- Wenehono busono marang wong kang wudo artinya ialah berilah pakaian kepada orang yang telanjang.
- Wenehono reken wong kang wuto artinya ialah berilah tongkat kepada orang yang buta.
- Wenehono ngiyup marang wong kang kudanan artinya ialah berilah tempat untuk berteduh pada orang yang kehujanan.
- Wenehono mangan marang wong kang luwe artinya ialah berilah makan pada orang yang lapar.
Sesudah Sunan Drajat hingga di Lamongan, Beliau memberikan pelajaran apa yang telah diperoleh dari Sunan Muria untuk masyarakat Lamongan. Semakin hari murid Sunan Drajat semakin bertambah dan semakin banyak, hingga pada balasannya dia memutuskan untuk mendirikan pondok pesantren yang ada di Daleman Duwur, Desa Drajat, Paciran Lamongan, Jawa Timur.
Baca Juga: Kerajaan Islam di Indonesia Beserta Sejarah Dan Peninggalannya
5. Sunan Kalijaga – Raden Said
Sunan Kalijaga atau Raden Said ialah salah satu seorang Sunan dalam sembilan nama-nama Sunan Wali Songo. Jika berdasarkan sejarah Wali Songo Sunan Kalijaga ialah salah seorang Wali yang mengajarkan agama Islam secara bertahap. Caranya ialah dengan menanamkan nilai-nilai agama di dalam budaya dan juga ideologi rakyat sekitar.
Hal ini dilakukan alasannya ialah Raden Said mempunyai keyakinan kalau agama Islam telah dikenali dan telah dimengerti oleh masyarakat, maka sikap jelek insan niscaya akan hilang dengan sendirinya.
Nama Asli Sunan Kalijaga: Raden Said.
Wilayah Dakwah Sunan Kalijaga: Demak, Jawa Tengah dan wilayah sekitarnya.
Peninggalan Sunan Kalijaga: Wayang, Gamelan, Seni Ukir, dan Suluk,
Tahun Wafat Sunan Kalijaga: 1513 M.
Makam Sunan Kalijaga: Desa Kalidangu, Demak Bintara, Jawa Tengah, Indonesia.
Menurut sejarah Wali Songo, Sunan Kalijaga ialah orang penduduk orisinil yang lahir di Tuban, Jawa Timur, Indonesia. Sunan Kalijaga ialah anak pria dari Arya Wilatika yang mana dirinya ialah seorang tokoh pemberontak pimpinan Ronggolawe pada masa Kerajaan Majapahit.
Untuk julukan Kalijaga sendiri yang disematkan kepada dia berdasarkan sejumlah pendapat yang diambil dari nama sebuah dusun di Cirebon. Dusun itu mempunyai nama Kalijaga, Sebab pada zaman dahulu berdasarkan kisah sejarah Sunan Kalijaga mempunyai relasi yang sangat dekat dengan Sunan Gunung Jati.
6. Sunan Kudus – Ja’far Shadiq
Sunan Kudus atau Ja’far Shadiq ialah salah seorang sunan di dalam sembilan nama-nama Wali Songo. Menurut sejarahnya Sunan Kudus ialah seorang Wali yang mewariskan budaya toleransi atar umat beragama. Untuk contohnya ialah umat Islam diajarkan untuk menyembelih kerbau di ketika hari raya Idhul Adha dengan tujuan untuk menghormati masyarakat Hindu yang ada di Kudus, Jawa Tengah.
- Nama Asli Sunan Kudus: Ja’far Shadiq.
- Wilayah Dakwah Sunan Kudus: Kudus, Jawa Tengah, Indonesia.
- Peninggalan sunan Kudus: Masjid Menara Kudus, Indonesia.
- Tahun Wafat Sunan Kudus: 1550 M.
- Makam Sunan Kudus: Kudus, Jawa Tengah, Indonesia.
Jika berdasarkan catatan sejarah, Sunan Kudus ialah cucu dari sunan Ampel dan Dewi Condrowati dari anaknya yang berjulukan Syarifah. Hal ini berarti Sunan Kudus ialah keponakan dari Sunang Bonang dan sunan Drajat. Julukan Sunan Kudus yang diberikan untuknya ialah berasal dari nama tempat dia berguru yakni Al-Quds.
– Sejarah Sunan Kudus (Sunan Ja’far Shadiq)
Di samping menimba ilmu agama Islam di Al-Quds, Yerusalem, Palestina, Sunan Kudus juga berguru agama Islam dari kedua pamannya yakni Sunan Drajat dan sunan Bonang. Selama dia berguru di Yerusalem, Sunan Kudus banyak memperoleh perihal ilmu agama dan memperoleh ilmu pengetahuan dari para ulama Arab.
Sesudah merampungkan berguru di Yerusalem, Sunan Kudus kembali ke Nusantara dan memulai merintis sebuah pondok pesantren. Di pondok pesantren tersebut Sunan Kudus mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam dan juga berdakwah untuk mengajak masyarakat setempat supaya beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Ilmu yang diperoleh pada ketika Sunan Kudus menuntut ilmu di Jawa dan di Timur Tengah sangat banyak. Berkat keluasan ilmu pengetahuan dan juga ilmu agama yang dimilki beliau, balasannya masyarakat setempat meminta dengan sangat supaya Sunan Kudus menjadi pemimpin tempat Kudus.
Beliau pribadi mengambil tawaran itu, alasannya ialah dia menilai kalau ini sanggup menjadi salah satu kesempatan untuk berbagi anutan agama Islam lebih luas lagi dari pada yang diajarkan ketika itu. Ditambah lagi Sunan Kudus mempunyai kesempatan untuk mengarkan agama Islam untuk kalangan Pejabat, Priyai, dan juga Bangsawan-bangsawan pada kerajaan Jawa.
Sunan kudus juga memperoleh gelar Wali Al-ilmi yng artinya ialah orang yang berilmu alasannya ialah keluasan ilmu yang dimiliki oleh Sunan Kudus. Pada ketika dirinya berdakwah di masyarakat, Sunan Kudus menggunakan cara berdakwah dengan menyelipkan anutan agama Islam pada kebiasaan atau budaya rakyat setempat.
7. Sunan Muria – Raden Umar Said
Sunan Muria atau Raden Umar Said ialah salah seorang dalam sembilan nama-nama Sunan Wali Songo. Jika Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Muria ialah salah satu tokoh Wali songo yang mempunyai metode pembelajaran agama Islam yang sangat terkenal. Metode pengajaran Sunan Muria ialah menggunakan tembang sinom dan tembang kinanti di dalam memberikan anutan agama Islam.
Di samping itu dia juga mewariskan sebuah budaya yang berjulukan kenduri. Budaya kenduri ini ialah sebuah budaya untuk mendoakan orang yang telah meninggal sehabis dimakamkan. Di dalam kenduri ini ada istilah nelung dinani yang artinya ialah tiga hari, mitung dinani yang artinya ialah tujuh hari, matang puluhi yang artinya ialah empat puluh hari, nyatus yang artinya ialah seratus hari, mendak pisan, mendak pindo, nyewu yang artinya ialah seribu hari.
- Nama Asli Sunan Muria: Raden Umar Said.
- Wilayah Dakwah Sunan Muria: Kudus dan Pati, Jawa Tengah, Indonesia.
- Tahun Wafat Sunan Muria: 1551 M.
- Makam Sunan Muria: Kudus, Jawa Tengah, Indonesia.
Sunan Muria ialah putra dari Sunan Kalijaga dan istrinya ialah berjulukan Saroh, adik kandung dari Sunan Giri. Di dalam melaksanakan dakwah di masyarakat Sunan Muria menggunakan cara syiar dengan menyisipan nilai-nilai Islam kedalam budaya dan kesenian masyarakat setempat.
Beliau lebih dekat dan lebih suka berdakwah kepada rakyat jelata alasannya ialah mempunyai jumlah yang paling banyak dan juga mereka sangat simpel untuk mendapatkan ilmu-ilmu baru. Di samping memberikan anutan agama Islam, Sunan Muria semasa hidupnya juga bertani, melaut, dan berdagang.
8. Sunan Gunung Jati – Syarif Hidayatullah
Sunan Gunung Jati atau Sunan Syarif Hidayatullah ialah termasuk seorang Sunan di dalam sembilan nama-nama Wali Songo. Jika berdasarkan sejarah Wali Songo, Beliau ialah salah seorang tokoh Wali Songo yang sangat terkenal akan pesan wasiatnya.
Pesan wasiat tersebut berbunyi “Sugih bli rerawat, mlarat bli gegulat” Artinya ialah menjadi kaya bukan untuk diri sendiri, menjadi miskin bukan untuk menjadi beban bagi orang lain.
- Nama Asli Sunan Gunung Jati: Syarif Hidayatullah.
- Wilayah Dakwah Sunan Gunung Jati: Cirebon, Banten, dan Demak, Indonesia.
- Peninggalan Sunan Gunung Jati: Kumangan Pintu, Kereta untuk berdakwah, dan Masjid merah Panjuran.
- Tahun Wafat Sunan Gunung Jati: Desa Astrana, Kecamatan Gunung Jati, Cirebon Jawa Barat.
Sunan Gunung Jati ialah seorang Wali keturunan aristokrat dari Timur Tengah yang berjulukan Sultan Syarif abdullah Maulana. Ayah Sunan Gunung Jati ialah keturunan dari Bani Hasyim yang berasal dari Negara Palestina dan jadi pembesar di Negara Mesir.
Semasa hidupnya, Sunan Gunung Jati memberikan anutan agama Islam di wilayah sekitar tempat Cirebon, Jawa Barat. Di sana Sunan Gunung Jati juga membangun sebuah pondok pesantren untuk mengajarkan ilmu agama Islam untuk masyarakat yang tinggal di Cirebon.
9. Sunan Giri – Muhammad Ainul Yakin
Sunan Giri atau Muhammad Ainul Yakin ialah salah seorang Sunan yang termasuk di dalam nama-nama Sunan Wali songo. Jika berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Giri ialah seorang Wali yang sangat terkenal akan cara penyampaian berdakwahnya yang sangat ceria untuk masyarakat.
Di dalam penyampaian dakwah, Sunan Giri juga menyelipkan ke dalam hiburan lagu permainan contohnya jamuran, cublak-cublak suweng, dan ilir-ilir.
- Nama Asli Sunan Giri: Muhammad Ainul Yakin.
- Daerah Penyebaran Islam Sunan Giri: Madura, Gresik, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, Indonesia.
- Peninggalan Sunan Giri: Masjid Giri, Tembang Asmarandana, Tembang Pucung, Telogo Pegat, dan Giri Kedaton.
- Tahun Wafatnya Sunan Giri: 1506 M.
- Makam Sunan Giri: Kebomas, Gresik, Jawa Timur, Indonesia.
Sunan Giri ialah putra keturunan dari ulama Islam yang sedang melaksanakan syiar Islam di tempat Pasai, Malaka. Tetapi lantaran di ketika itu timbul sebuah konflik, sehingga ayah Sunan Giri menitipkan Sunan giri kepada seorang nelayan supaya dibawa pergi ke Jawa.
Itulah beberapa info yang kami sampaikan mengenai wali songo. Mulai dari Sejarah Wali Songo, Nama-nama Asli Wali Songo, Peninggalan Wali Songo, letak makam Wali Songo, dan yang lainnya. Semoga apa yang disampaikan kali ini menambah wawasan dan ilmu bagi kamu. Terima Kasih.
Kunjungi artikel sejarah lainnya disini: https://organicvolunteers.com
Sumber https://organicvolunteers.com
0 Response to "✔ Sejarah Wali Songo Beserta Nama-Nama Orisinil Sunan Lengkap"
Posting Komentar