Guru Butuh Training Kreativitas
Pembelajaran di dalam kelas yang menarik dan menyenangkan bagi siswa masih sulit ditemukan di sekolah-sekolah. Persoalannya alasannya yaitu guru-guru belum bisa mengembangkan kreativitas mereka untuk membuat dan memanfaatkan materi asuh yang gotong royong tidak gila bagi siswa.
"Proses belajar-mengajar bisa dikembangkan menjadi sangat menarik hanya dengan memakai alat bantu mencar ilmu yang terbuat dari barang bekas. Banyak guru yang gres paham dan menyadari hal ini kalau sudah diberi pelatihan. Karena itu, pembinaan yang memancing kreativitas guru perlu ditingkatkan," ujar Rifa Ariani, Direktur Sekolah Global Mandiri Cibubur di Jakarta, Rabu (18/2).
Sekolah Global Mandiri dalam beberapa tahun belakangan ini sering menyebarkan ilmu dan pengalaman dengan guru-guru yang berada di kawasan melalui sebuah aktivitas pembinaan yang bertemakan Peningkatan Mutu Pendidikan Tingkat SD dengan Metode Pembelajaran Menggunakan Barang Bekas. Para guru di kawasan itu diberi buku berjudul Berbagi, Ceria dan Kreatif Menggunakan Barang Bekas Sebagai media Pembelajaran Yang Menarik.
Program pembinaan bisa mengejutkan para akseptor alasannya yaitu mereka tidak menyangka bahwa ternyata proses mengajar dan mencar ilmu bisa dikembangkan menjadi sangat menarik hanya dengan memakai alat bantu mencar ilmu yang terbuat dari barang bekas. Salah satu contoh, alat bantu mencar ilmu untuk pelajaran matematika yaitu tutup botol air mineral yang dibawahnya terdapat angka 0 sampai 9.
Alat ini sanggup dipakai untuk mempelajari konsep perkalian, penjumlahan, pengurangan dsb. Penggunaan alat bantu mencar ilmu yang terbuat dari barang bekas apabila disajikan dalam suasana mencar ilmu yang menyenangkan tentunya sangat selaras dengan aktivitas pemerintah yang menyarankan bahwa pembelajaran harus bersifat; aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira, dan berbobot.
"Hasil yang didapat oleh para akseptor dibutuhkan sanggup ditularkan kembali kepada rekan guru di sekolah mereka masing-masing, sehingga penyetaraan kualitas guru sanggup dilakukan secara berantai," terperinci Rifa.
Sementara itu, Jane Ross, guru dan Information dan Communication Technology Integrator dari Sinarmas World Academy, dalam aktivitas Educator Sharing Network yang dilaksanakan Sampoerna Foundation Teacher Institute menyampaikan minat mencar ilmu bawah umur bisa dipancing dengan memanfaatkan peralatan digital yang sering mereka manfaatkan.
"Sayangnya banyak guru yang tidak terpikir akan hal itu. Seperti internet, gres dimanfaatkan untuk browsing informasi saja. Padahal, media online ini bisa dimanfaatkan lebih lagi sebagai ajang kreasi dari mencar ilmu siswa," kata Jane.
Jane yang juga Apple Distinguished Educator ini mengembangkan pembuatan dongeng anak di SD tempatnya mengajar lewat aktivitas digital story telling yang dinamakan Karya Anak Online. Siswa bisa memanfaatkan telepon selular, webcam, kamera digital, atau komputer untuk bisa membuat film pendek berkisar 45 detik sampai dua menit yang berisi hal-hal yang disukai anak sebagai bab dari pembelajaran di sekolah.
Jane menyampaikan guna meningkatkan literasi siswa sampai mempunyai kemampuan untuk menulis yang baik, guru harus kreatif membuat pembelajaran di kelas dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital. Peralatan teknologi informasi dan komunikasi yang tidak gila bagi siswa mulai dari internet, telepon selular, dan kamera digital gotong royong bisa dipakai untuk mendukung pembelajaran yang menyenangkan dan menumbuhkan kreativitas siswa dalam banyak hal.
Program digital story telling ini dikembangkan Jane alasannya yaitu risau dengan minimnya bacaan bawah umur yang berspektif Indonesia. Penulis bacaan anak yang bisa mengisahkan keseharian hidup bawah umur Indonesia atau bisa menghasilkan bacaan anak sekelas novel Harry Potter dari hasil karya anak bangsa sangat minim.
"Kenapa tidak, upaya untuk melahirkan dongeng anak khas Indonesia itu tiba dari bawah umur sekolah. Kemajuan teknologi digital yang tidak gila dengan bawah umur akan membuat pembelajaran jadi menarik. Anak-anak akan mencar ilmu untuk bisa membuat dongeng sendiri. Pelajaran lain juga bisa dibuatkan hal yang sama, sehingga mencar ilmu yang menyenangkan itu bisa dialami bawah umur dari kehidupannya seharI-hari," ujar Jane.
Menurut Jane, hambatan dalam pemanfaatan teknologi digital untuk alat mencar ilmu terutama alasannya yaitu kemampuan guru yang terbatas. Akibatnya, guru tidak bisa memanfaatkan teknologi sederhana yang tidak gila pada dunia anak sebagai alat untuk membuat pembelajaran kreatif.
Program Internet Goes To School, misalnya, perlu juga didukung dengan pembinaan tidak sekadar bagaimana bisa mengoperasikan internet dan mencari informasi secara tidak terbatas di dunia maya. Yang tidak kalah penting yaitu melatih guru untuk bisa memanfaatkan internet untuk menemukan cara dan metode mencar ilmu yang memudahkan dan menyenangkan bagi siswa. [ELN - kompas.com]
Video pilihan khusus untuk Anda 😊 guru yang super kreatif ini, mengerjakan perkalian jadi kreatif;
0 Response to "Guru Butuh Training Kreativitas"
Posting Komentar