Pengertian Sikap Konsumen Berdasarkan Para Ahli
Pembahasan kali ini akan membahas ihwal teori perilaku konsumen, pengertian sikap konsumen, model sikap konsumen, definisi sikap konsumen, sikap konsumen berdasarkan Engel, sikap konsumen berdasarkan keynes,jurnal sikap konsumen dan sikap konsumen berdasarkan para ahli.
Oleh alasannya ialah itu, tidak heran jikalau orang kaya akan semakin kaya dan orang miskin menjadi semakin miskin. Karena orang kaya semakin besar tabungannya, sedangkan orang miskin tidak punya kesempatan menabung, bahkan mereka harus berutang untuk memenuhi konsumsinya.
Selain itu, berdasarkan pengalaman di sejumlah negara maju, jumlah tabungan orang kaya selalu bertambah tidak hanya dalam bentuk jumlah uang, tapi juga bertambah dalam bentuk persentase dari total pendapatan.
Untuk lebih jelasnya, relasi antara pendapatan, konsumsi, dan tabungan akan dijelaskan dengan tabel berikut.
Dari tabel di atas diketahui suatu keluarga dengan pendapatan Rp300.000 akan menghabiskan seluruh pendapatannya untuk konsumsi.
Ketika pendapatan naik menjadi Rp350.000, keluarga tersebut juga menghabiskannya untuk konsumsi. Saat pendapatan menjadi Rp400.000 barulah keluarga tersebut bisa menabung sebesar Rp30.000.
Demikian seterusnya, semakin bertambah pendapatan, bab pendapatan yang dipakai untuk konsumsi akan semakin berkurang.
Adapu bab pendapatan yang dipakai untuk tabungan menjadi semakin bertambah. Dan jikalau kalian perhatikan secara teliti, tampak bahwa bab pendapatan yang dipakai untuk tabungan tidak hanya bertambah dalam bentuk kuantitas atau jumlah (dari Rp0,- hingga dengan Rp3.800.000,-) tapi juga bertambah dalam bentuk persentase (dari 0% hingga dengan 78%).
Adapun tabungan ialah bab pendapatan yang disimpan atau tidak dibelanjakan. Oleh alasannya ialah itu, besar pendapatan sama dengan besar konsumsi ditambah besar tabungan.
Bisa ditulis Y = C + S
keterangan Y = pendapatan
C = konsumsi
S = tabungan
Keynes spesialis ekonomi, mengemukakan bahwa “Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan konsumsi dan pertambahan tabungan”.
Bisa ditulis Y = C + S
Keterangan Y = pertambahan pendapatan
C = pertambahan konsumsi
S = pertambahan tabungan
Untuk memahami rumus tersebut, perhatikan pola berikut.
CONTOH SOAL
1. Andini mempunyai pendapatan Rp1.000.000,- Dibelanjakan untuk konsumsi Rp700.000,- Berapakah tabungan Andini?
Jawab:
Tabungan Andini = S
=> Y = C + S
Rp1.000.000,- = Rp700.000,- + S
S = Rp1.000.000,- – Rp700.000,-
S = Rp300.000,-
Jadi, tabungan Andini ialah Rp300.000,-
2. Ketika pendapatan Dani Rp600.000,-, jumlah konsumsinya Rp400.000,-
dan tabungannya Rp200.000,-. Ketika pendapatan naik menjadi
Rp1.000.000,-, jumlah konsumsinya Rp700.000,- dan tabungan
Rp300.000,-.
a. Berapakah pertambahan pendapatan ( Y)?
b. Berapakah pertambahan konsumsi ( C)?
c. Berapakah pertambahan tabungan ( S)?
d. Buktikanlah bahwa DY = DC + DS
Jawab:
a. Y = Rp1.000.000,- – Rp600.000,- = Rp400.000,-
b. C = Rp700.000,- – Rp400.000,- = Rp300.000,-
c. S = Rp300.000,- – Rp200.000,- = Rp100.000,-
d. Y = C + DS
Rp400.000,- = Rp300.000,- + Rp100.000,-
Jadi, terbukti bahwa DY = DC + DS Sumber http://pelajaranipadanips13.blogspot.com
Teori Perilaku Konsumen
Bila kita perhatikan di kehidupan positif konsumen dalam membeli barang dan jasa, ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor. Contohnya, jikalau harga barang dan jasa sedang naik, konsumen cenderung mengurangi pembelian.
Dan jikalau harga barang dan jasa turun, konsumen cenderung menambah pembelian. Mengapa bisa terjadi demikian? Karena untuk membeli barang dan jasa tersebut, konsumen sangat bergantung pada pendapatan yang dimiliki.
Bila pendapatan tetap, kemudian terjadi kenaikan harga, umumnya konsumen akan mengurangi pembelian terutama pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak pokok. Sebaliknya jikalau harga turun, konsumen akan cenderung menambah pembeliannya. Lalu, bagaimana sikap konsumen jikalau pendapatannya semakin bertambah? Apakah konsumen akan menghabiskan seluruh pendapatannya untuk berkonsumsi? Apakah tidak terpikirkan oleh konsumen untuk menabung?
Dan bagaimana pula jikalau terjadi penurunan pendapatan? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, berikut teori-teori ekonomi yang membahas serba-serbi sikap konsumen.
1. Menurut Engel
Engel, seorang sarjana ekonomi Jerman menyatakan: “Semakin kecil pendapatan, semakin besar bab pendapatan itu ditujukan untuk konsumsi. Dan sebaliknya, semakin besar pendapatan, semakin besar bab pendapatan itu ditujukan untuk tabungan.”Oleh alasannya ialah itu, tidak heran jikalau orang kaya akan semakin kaya dan orang miskin menjadi semakin miskin. Karena orang kaya semakin besar tabungannya, sedangkan orang miskin tidak punya kesempatan menabung, bahkan mereka harus berutang untuk memenuhi konsumsinya.
Selain itu, berdasarkan pengalaman di sejumlah negara maju, jumlah tabungan orang kaya selalu bertambah tidak hanya dalam bentuk jumlah uang, tapi juga bertambah dalam bentuk persentase dari total pendapatan.
Untuk lebih jelasnya, relasi antara pendapatan, konsumsi, dan tabungan akan dijelaskan dengan tabel berikut.
No | Pendapatan (y) | Kosumsi © | Tabungan (S) | Bagian Konsumsi (C/Y) | Bagian Tabungan (S/Y) |
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 | 300 350 400 450 500 550 600 1050 1200 1450 2600 4850 | 300 350 370 400 425 455 485 520 580 600 750 1050 | 0 0 30 50 75 95 115 530 620 850 1850 3800 | 100% 100% 93% 89% 85% 83% 81% 50% 48% 41% 29% 22% | 0% 0% 7% 11% 15% 17% 19% 50% 52% 59% 71% 78% |
Ketika pendapatan naik menjadi Rp350.000, keluarga tersebut juga menghabiskannya untuk konsumsi. Saat pendapatan menjadi Rp400.000 barulah keluarga tersebut bisa menabung sebesar Rp30.000.
Demikian seterusnya, semakin bertambah pendapatan, bab pendapatan yang dipakai untuk konsumsi akan semakin berkurang.
Adapu bab pendapatan yang dipakai untuk tabungan menjadi semakin bertambah. Dan jikalau kalian perhatikan secara teliti, tampak bahwa bab pendapatan yang dipakai untuk tabungan tidak hanya bertambah dalam bentuk kuantitas atau jumlah (dari Rp0,- hingga dengan Rp3.800.000,-) tapi juga bertambah dalam bentuk persentase (dari 0% hingga dengan 78%).
2. Menurut Keynes
Bila dikatakan dengan pendapatan, konsumsi ialah bab pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan konsumsi.Adapun tabungan ialah bab pendapatan yang disimpan atau tidak dibelanjakan. Oleh alasannya ialah itu, besar pendapatan sama dengan besar konsumsi ditambah besar tabungan.
Bisa ditulis Y = C + S
keterangan Y = pendapatan
C = konsumsi
S = tabungan
Keynes spesialis ekonomi, mengemukakan bahwa “Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan konsumsi dan pertambahan tabungan”.
Bisa ditulis Y = C + S
Keterangan Y = pertambahan pendapatan
C = pertambahan konsumsi
S = pertambahan tabungan
Untuk memahami rumus tersebut, perhatikan pola berikut.
CONTOH SOAL
1. Andini mempunyai pendapatan Rp1.000.000,- Dibelanjakan untuk konsumsi Rp700.000,- Berapakah tabungan Andini?
Jawab:
Tabungan Andini = S
=> Y = C + S
Rp1.000.000,- = Rp700.000,- + S
S = Rp1.000.000,- – Rp700.000,-
S = Rp300.000,-
Jadi, tabungan Andini ialah Rp300.000,-
2. Ketika pendapatan Dani Rp600.000,-, jumlah konsumsinya Rp400.000,-
dan tabungannya Rp200.000,-. Ketika pendapatan naik menjadi
Rp1.000.000,-, jumlah konsumsinya Rp700.000,- dan tabungan
Rp300.000,-.
a. Berapakah pertambahan pendapatan ( Y)?
b. Berapakah pertambahan konsumsi ( C)?
c. Berapakah pertambahan tabungan ( S)?
d. Buktikanlah bahwa DY = DC + DS
Jawab:
a. Y = Rp1.000.000,- – Rp600.000,- = Rp400.000,-
b. C = Rp700.000,- – Rp400.000,- = Rp300.000,-
c. S = Rp300.000,- – Rp200.000,- = Rp100.000,-
d. Y = C + DS
Rp400.000,- = Rp300.000,- + Rp100.000,-
Jadi, terbukti bahwa DY = DC + DS Sumber http://pelajaranipadanips13.blogspot.com
0 Response to "Pengertian Sikap Konsumen Berdasarkan Para Ahli"
Posting Komentar