Teknik Merayu Efektif Dengan Gombal Kreatif (Harapan Yang Nggak Pasti…)
Ini dongeng pengalaman pribadi temanku Hamudi Setiyawan Prabowo, sengaja saya reposting disini alasannya sebagai sahabat akan ku promosikan tulisannya disini semoga beliau “sedikit” populer dan jauh dari terkesan “ndeso” meskipun kadang kala tips-tipsnya manjur tapi nggak sanggup diterima nalar sehat. Hehehe… (piss Wo…)
Gombal.
Terkadang saya dibentuk prihatin melihat kelakuan anak muda jaman kini (sok tua), mereka sering melontarkan kata tanpa berpikir apa akibatnya, lebih fatal lagi bila mereka sendiri tidak mengetahui apa yang dikatakannya. Pada kesempatan kali ini, saya ingin menyatakan bahwa: rayuan dengan permainan kata akan lebih efektif dibanding dengan menggombal, apalagi gombalnya boleh ngopy punya orang. Perlu kalian garis bawahi, saya bukanlah seorang penggombal, saya hanyalah seorang perayu amatir yang mencoba untuk berbagi. Lalu apa bedanya menggombal dan merayu? Saya pun tak lebih tau dari anda. Sama halnya dikala ditanya apa beda es campur dan es teler? Sebagian orang mungkin menganggapnya sama saja, toh yummy tidaknya kedua rasa minuman tersebut sifatnya relatif. Karena yang mutlak yummy itu ya bila ditraktir. Lantas apa hubungannya antara merayu dan es teler? Tenang, saya akan menjelaskan bab itu nanti.
Suatu hari ada sebuah pertanyaan klasik dari seorang eksentrik yang menciptakan jariku tergelitik untuk mengetik, semoga menarik meski hanya secarik. Sebut saja namanya Harsono (bukan nama sebenarnya), beliau bertanya “Kalo cowo suka add cewe trus comment di pict cewe bikin sebel si cewe gak Wo?”. Waktu itu kujawab “Jelas aja bikin sebel, apalagi pemuda tersebut gak ganteng atau bukan tipe idamannya. Tapi yang lebih nyebelin lagi kalo komennya cuma sekedar gombalan kuno. Ngegombal pun juga harus ada ilmunya, ada seninya mas...”. Sebenarnya waktu itu saya asal jawab saja, tapi sesudah saya renungkan, sanggup jadi ada juga benarnya. Saya sendiri tak mau berspekulasi tanpa fakta, menurutku segala kemungkinan itu (meskipun kecil) layak dianalisa.
Iseng-iseng saya pun mencari tau kalimat apa yang beliau pakai dikala berkomentar, cukup gombal juga sih, tapi tidak cukup untuk menciptakan sesorang terkesan. Menurutku, suatu kebanggaan yang didasari atas daya tarik fisik seseorang itu justru malah memperlihatkan kebodohannya sendiri, bodoh alasannya tidak sanggup melihat kelebihan dari daya tariknya yang lain. Sanjunglah yang lain tapi hindarilah memuji kecantikannya, contohnya dikala memuji sikapnya, kita sanggup berkata “Aku terkesan dengan caramu tersenyum... unyu! ibarat orang kentut gak ketahuan”. Terkadang dikala menggombal, seseorang lupa memperhitungkan reaksi apa yang akan didapatkan. Ini akan berbeda bila kita telah memperhitungkan segala kemungkinan, sehingga apapun reaksi atau tanggapan dari lawan bicara, masih berada dalam kontrol kita untuk mengarahkan pembicaraan. Ini hanya teknik dasar, selebihnya tergantung dari kreatifitas anda sendiri.
Ada ungkapan “Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda!”. Saya sendiri tak sanggup menampik fakta bahwa fisik merupakan modal utama untuk menarik perhatian lawan jenis. Yang merasa gak ganteng jangan dulu kecewa, berdasarkan pengukuhan seorang wanita, “Ketika perempuan merasa nyaman dengan seseorang, maka fisik menjadi nomor sekian”. Ganteng itu relatif bro, tapi buruk itu mutlak. Orang yang secara fisik tidak memadai, contohnya saya (boro-boro dibilang cakep, masuk kategori pemuda biasa-biasa aja masih belum layak), perlu berpikir selangkah lebih maju untuk sanggup membangkitkan rasa penasaran, atau rasa ingin tau dari lawan bicara. Tidak hanya kepada wanita, cara ini pun berlaku bagi siapa saja. Misalnya untuk menciptakan dosen terkesan, kita sanggup bilang ke beliau “Beruntung sekali saya punya dosen ibarat bapak, klarifikasi bapak sangat berbobot dan gampang kami pahami” atau dengan gombalan yang lebih kreatif lagi (meskipun faktanya tidak sepert itu). Yah, siapa tau sang dosen jadi gak pelit ke kita kalo ngasih nilai.
Mungkin kita akan berspekulasi terhadap balasan dari seseorang atas pertanyaan yang kita ajukan. Bagaimana solusinya? Yaitu dengan mengatakan pertanyaan yang sempurna untuk mendapat balasan yang kita inginkan. Misalnya dikala memperlihatkan kepada sahabat dengan bertanya “Mau makan apa?”, kita sanggup menemukan 1001 kemungkinan jawaban. Ini bukan suatu duduk kasus bila kau punya uang berlebih. Jika uangmu pas-pasan, tapi ingin sekali mentraktirnya, kau sanggup pakai cara saya. Yaitu dengan bertanya “Mau makan bakso ato mie ayam?”, dengan begitu kita telah menyederhanakan aneka macam balasan menjadi 2 kemungkinan. Kalau cara ini gagal, saya masih punya alternatif yang lain. Misalnya sahabat kita menolak pilihan yang kita berikan dan ngotot pengin ditraktir direstoran mahal, kemudian bagaimana cara menyikapinya? Tenang, sebelum menuju restoran yang dimaksud, mampirlah dulu beli es teler. Saya jamin temenmu itu bakal teler kekenyangan sebelum hingga kawasan tujuan.
Kalimat gombal tidaklah selalu ditujukan untuk merayu, tapi sanggup juga untuk mengkritik seseorang tanpa harus melukai perasaan. Contohnya temanku ini, namanaya Dyah (bukan nama sebenarnya) nama aslinya sih Tami. Saya bilang ke beliau “Tam, pemuda lu tajir ya?”, “Ah, enggak... kata sapa?”, kemudian kupandang beliau dari bawah keatas, sambil asik ngupil kukatakan “kok kelihatannya kesejahteraan lu terjamin!”. Kalau orang biasa mungkin akan menerka kalimatku tadi pujian, berhubung Dyah ini orangnya cerdas, beliau pribadi menangkap maksud terselubungnya. “Emang keliatan banget ya kalo berat gue nambah?”, saya membisu terhenyak, takjub memandang upil yang barusan kutemukan, akal-akalan tak mendengar pertanyaannya. Dia bertanya lagi “Emangnya gue keliatan buruk ya?”. Kusimpan lagi upil ke hidung, dengan memasang wajah serius, kemudian mulai menggombal “Lu tetep bagus kok! Bahkan makin hari lu makin cantik, cuma lu belum menemukan baju yang pas aja untuk dikenakan...”.
Banyak perempuan yang menyatakan bahwa dirinya tak suka laki-laki gombal, saya gak yakin ini pernyataan jujur. Tak suka orangnya kan bukan berarti tak suka gombalannya, tak suka juga bukan berarti tak ingin. Iya tidak? (Aa’ Gim mode: ON). Sejatinya semua perempuan bahagia dirayu, ini sebagai barometer bahwa mereka masih laku. Saya sendiri tak tertarik pada perempuan yang gampang tergoda gombal, biasanya perempuan dengan pembagian terstruktur mengenai ibarat itu ibarat boneka Barbie, bagus tapi otaknya kosong! Menurutku, perempuan yang cerdas itu seksi. Tidak ibarat pria, perempuan itu berpikir dengan mengutamakan kepekaan hatinya, maka rayulah ia dengan hati pula. Bila anda tak suka berbasa-basi atau tak siap dengan spekulasi, sanggup anda gunakan cara yang saya jelaskan sebelumnya, yakni dengan tidak membiarkannya mencari pilihan tapi andalah yang memberinya pilihan. Misalnya dengan bertanya “Kamu mau pribadi menikah denganku atau mau pacaran dulu?”.
Sebagai penutup, ini hanyalah kalimat gombal buat hiburan, jangan dijadikan materi acuan. Tujuannya semata-mata untuk menyenangkan hati orang lain, bukan bualan kata kebanggaan yang berlebihan. Tidak semua kalimat gombal ditujukan untuk merayu, apalagi menganggapnya sebagai ungkapan cinta. Sejatinya cinta itu bukan rangkaian kata, alasannya hanya cinta sendirilah yang sanggup menjelaskan cinta itu apa. Sebagai gambaran, semua orang sanggup saja berkata menyayangi Tuhannya, tapi belum tentu pada kenyataannya. Bagaimana cara kita mengetahuinya? Orang yang menyayangi Tuhannya, akan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi Larangan-Nya. Lalu bagaimana dengan cinta anda?
Sumber http://aliefsyahru.blogspot.com
0 Response to "Teknik Merayu Efektif Dengan Gombal Kreatif (Harapan Yang Nggak Pasti…)"
Posting Komentar