√ Sistem Koloid : Pengertian, Sifat, Fungsi Jenis Serta Misalnya Lengkap
√ [ TERLENGKAP ] Pengertian, Sifat, Jenis, Fungsi dan Contoh Koloid – Saat ini kita akan membahas mengenai suatu Koloid, adapun penjelasannya akan dipaparkan dengan point penting menyerupai sifat, jenis, dan peranan serta pola dari koloid tersebut, untuk lebih jelasnya baca artikel dibawah ini.
Pengertian Koloid
Pengertian koloid yaitu suatu adonan dua atau lebih zat dimana partikel-partikel zat berukuran keloid tersebar merata di dalam zat lain. Ukuran keloid ini sangat kecil sekitar 1-100 nm. Koloid ini merupakan sistem disperse ukuran partikel tersebut lebih besar dari larutan, akan tetapi lebih kecil suspense yaitu adonan kasar.
Dalam kehidupan sehari-hari koloid ini sangat banyak di jumpai. Contoh koloid yaitu larutan garam, larutan gula, susu, selai, mentega, dan sabun. Contoh dari suspense yaitu air sungai, adonan air dangan pasir.
Karakteristik dan Ciri-ciri Koloid
Koloid ini mempunyai ciri dan karakteristik yang sangat unik. Berikut yaitu ciri-ciri koloid diantaranya :
- Dispersi molekuler.
- Sifat adonan koloid yang merupakan heterogen.
- Walaupun koloid bersifat heterogen, akan tetapi koloid ini tidak sanggup disaring. Seperti air maritim yang juga mengandung garam didalamnya, akan tetapi sesudah dilakukan suatu penyaringan juga tidak kunjung didapatkan hasil.
- Dimensi suatu partikel kurang dari 1 nm. Oleh lantaran itu akan diharapkan mikroskop khusus untuk mengamati koloid.
- Sistem koloid stabil ini diakibatkan oleh gaya tarik menarik (London-van der waals), yang menimbulkan partikel koloid berkumpul membentuk agregat dan mengendap. Hal ini juga sanggup diakibatkan lantaran gaya tolak menolak yang disebabkan oleh pertumpang tindihan pada lapisan ganda elektrik yang bermuatan sama.
Contoh Koloid
Koloid banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari kita menyerupai pada bidang kosmetik, industri, farmasi dan lain sebagainya. Untuk lebih memahami arti koloid maka lihatlah contoh-contoh dibawah ini yaitu :
- Kosmetik : Shampoo, pembersih wajah, deodorant, foundation dan sebagainya.
- Tekstil : Pewarna yang dalam bentuk sol.
- Farmasi : Obat yang dalam bentuk sol.
- Indsutri : Sabun serta detergen.
- Makanan dan Minuman : Saus, Kecap, susu, mentega, mayonais dan sebagainya.
Perbandingan Larutan, Koloid dan Suspensi
Koloid yaitu suatu bentuk adonan yang keadaanya antara suatu larutan dan suspensi. Berdasarkan ukuran zat yang didispersikan, maka sistem dispersi ini dibedakan menjadi tiga kelompok sebagai berikut :
- Dispersi Kasar (Suspensi), jikalau suatu partikel-partikel zat yang terdispersi berukuran lebih besar dari 100 milimikron (100 nm).
- Dispersi Halus (Koloid), jikalau suatu partikel-partikel zat yang terdispersi berukuran 1 hingga 100 milimikron.
- Dispersi Molekuler (Larutan Sejati), jikalau suatu partikel-partikel zat yang terdispersi lebih kecil dari 1 nm.
Berikut ini yaitu perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi diantaranya :
Peranan Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari
- Untuk mengurangi polusi udara.
- Penggumpalan suatu lateks.
- Untuk membantu pasien gagal ginjal.
- Penjernihan pada air.
- Sebagai deodoran.
- Sebagai materi suatu masakan dan obat.
- Sebagai materi suatu kosmetik.
- Sebagai materi suatu pencuci.
Sifat – Sifat Koloid
Sistem koloid mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat suatu larutan ataupun suspensi. Berikut ini klarifikasi sifat-sifat koloid diantaranya :
1. Efek Tyndall
Pada dispersi koloid, suatu partikel-partikel koloid cukup besar sehingga sanggup memantulkan dan menghamburkan sinar ke sekelilingnya, yang dikenal juga dengan Efek Tyndall. Sedangkan, larutan sejati tidak mengatakan pada efek Tyndall.
2. Gerak Brown
Bila seberkas sinar yang dipusatkan pada suatu dispersi koloid yang diamati dengan alat ultramikroskop, maka akan tampak suatu partikel koloid sebagai partikel yang kecil yang memantulkan sinar dan bergerak acak.
Hal ini dikarenakan suatu molekul-molekul medium dispersi yang lebih kecil bergerak dengan kecepatan yang relatif tinggi, menimbulkan tumbukan dengan suatu partikel yang lebih besar (berukuran koloid) dengan tidak henti-hentinya dari semua sisi pada ketika yang sama.
Maka, akan terjadilah gerak zig-zag secara acak, yang dikenal sebagai gerak Brown.
3. Elektroforesis
Bila arus listrik dengan tegangan rendah dialirkan ke dalam dispersi koloid, maka suatu partikel-partikel koloid bergerak menuju elektrode konkret atau elektrode negatifnya.
Ini pertanda bahwa partikel-partikel suatu koloid dalam medium pendispersinya bermuatan listrik. Gerak suatu partikel koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis.
4. Adsorpsi
Mengapa sebuah partikel koloid bermuatan listrik ? Hal ini terjadi lantaran permukaan partikel-partikel suatu koloid sanggup menarik partikel-partikel bermuatan listrik di sekitarnya.
Proses ini disebut juga adsorpsi. Beberapa proses yang memakai sifat adsorpsi yaitu pada pemutihan gula tebu, pembuatan obat norit, dan penjernihan air.
Adapun beberapa hal yang terkait dengan sifat-sifat koloid yaitu sebagai berikut :
- Muatan koloid, sanggup terjadi sebagai akhir dari suatu perembesan partikel- partikel bermuatan padapermukaan partikel koloid.
- Koagulasi (penggumpalan) yaitu suatu proses pengendapan koloid.
- Koloid pelindung yaitu suatu koloid yang dicampurkan kedalam koloid lain, sehingga sistem koloid yang ditambahkan tersebut menjadi stabil.
- Dialisis yaitu pemurnian sistem koloid dari ion-ion pengganggu dengan memakai suatu selaput semi parmeabel.
Fungsi Koloid
Berikut yaitu fungsi koloid diantaranya :
- Membantu untuk menjernihkan air.
- Membantu dalam pembuatan obat noted.
- Meyerap suatu racun.
- Pelarut dalam produk suatu kosmetik.
- Penyerap suatu zat warna pada kain.
- Membentuk suatu emulsi antara kotoran (minyak) dengan air, sehingga sabun dan detergen sanggup membersihkan kotoran, terutama kotoran dari minyak.
- Membantu untuk memutihkan gula tebu.
- Untuk sanggup menggumpalkan darah.
Jenis Koloid
Berikut ini yaitu jenis kolod antara lain :
1. Sol
Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi yang berupa padatan dan fasa pendispersinya berupa cairan. Contohnya ialah sol emas, tinta, dan cat.
2. Sol Padat
Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi yang berupa padatan dan fasa pendispersinya padatan. Contohnya yaitu gelas berwarna, dan intan hitam.
3. Emulsi
Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi yang berupa cairan dan fasa pendispersinya cairan. Contohnya ialah susu, santan, dan minyak ikan.
4. Emulsi Padat
Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdisfersi yang berupa cairan dan fasa pendispersinya berupa padatan. Contohnya adalah jelly, mutiara, dan keju.
5. Aerosol Padat
Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi yang berupa padatan dan fasa pendispersinya berupa gas. Contohnya ialah asap dan debu.
6. Aerosol Cair
Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi yang berupa cairan dan fasa pendispersinya berupa gas. Contohnya yaitu kabut, awan, dan hair spray.
7. Buih
Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi yang berupa gas dan fasa pendispersinya berupa cairan. Contohnya ialah buih sabun, dank rim kocok.
8. Buih Padat
Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi yang berupa gas dan fasa pendispersinya berupa padatan. Contohnya ialah karet busa dan watu apung.
Demikian klarifikasi mengenai √ [ TERLENGKAP ] Pengertian, Sifat, Jenis, Fungsi dan Contoh Koloid. Semoga artikel ini sanggup menambah wawasan serta ilmu pengetahuan yang luas bagi para pembaca. Terima Kasih.
Baca Juga Artikel :
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "√ Sistem Koloid : Pengertian, Sifat, Fungsi Jenis Serta Misalnya Lengkap"
Posting Komentar