Peristiwa Malari (Malapetaka Lima Belas Januari) 1974
Peristiwa malari 1974 merupakan salah satu bukti bahwa rakyat mempunyai andil berpengaruh dalam suatu pemerintahan. Kejadian yang terjadi pada tanggal 15 Januari 1974 tersebut memang telah dilupakan begitu saja oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal dalam konflik antara pemerintahan dengan para demonstran yang dipelopori oleh para mahasiswa tersebut sempat menjadikan korban jiwa belasan orang. Di lain sisi korban luka-luka baik luka ringan maupun berat tercatat lebih dari 300 orang. Bagaimana latar belakang peristiwa yang menciptakan agresi sosial yang cukup besar tersebut sanggup terjadi pada masa orde baru? simak kelanjutannya di bawah ini.
Pada awal tahun 1973 pemerintahan presiden soeharto yang dikenal sebagai masa orde gres mengambil keputusan besar dalam kebijakan perekonomian Indonesia dengan melaksanakan kerjasama terhadap pihak absurd sebagai penanam modal di Indonesia.
Meskipun tujuan utama kebijakan tersebut tentu untuk memecahkan duduk kasus pengangguran dan pendapatan negara namun pada kenyataannya terdapat golongan yang menganggap bahwa Indonesia perlahan akan kembali dijajah Jepang melalui cara yang lebih halus.
Kontra mengenai keputusan pemerintah RI tersebut perlahan menjadikan ketidakpercayaan kaum intelektual dan para mahasiswa terhadap pemerintahan Soeharto.
Meskipun beberapa demonstrasi dan konsolidasi antara penentang kebijakan pemerintah talah dilakukan namun rupanya keputusan Presidan Soeharto telah final terhadap penanaman modal absurd ke dalam negeri.
Pada demonstasi anti modal absurd final tahun 1973 ini masih terlihat cukup tertib dan aman. Namun pada perkembangannya ketika memasuki awal tahun 1974 tepatnya ketika perdana menteri Jepang yakni Tanaka Kakuei berencana melaksanakan kunjungan ke Indonesia pada tanggal 14 sampai 17 Januari ratusan ribu mahasiswa telah memadati jalan menuju Lanut halim perdana kusuma untuk berdemonstrasi.
Namun alasannya ialah kuatnya pegawanegeri keamanan yang menjaga dan menutup pangkalan udara tersebut final para mahasiswa tidak sanggup masuk dan mewujudkan planning mereka.
Pada keesokan harinya yakni 15 Januari 1974 kembali para mahasiswa turun ke jalan secara besar-besaran mulai dari Salembar sampai Universitas Trisakti dan menyerukan beberapa tuntutan terhadap pemerintahan RI. Adapun tuntutan para mahasiswa yang menjadi latar belakang peristiwa malari 1974 tersebut yakni sebagai berikut:
Ketiga tuntutan tersebut merupakan faktor utama demonstrasi yang berakhir dengan kerusuhan terjadi pada 15 Januari 1974.
Para kalangan mahasiswapun rupanya tidak membenarkan bila insiden tersebut 100% dilakukan oleh kalangan demonstran. Pasalnya ada kemungkinan besar terdapat oknum-oknum yang sengaja menjadikan kesempatan akti demonstrasi sebagai penyebar kerusuhan.
Meskipunt tidak sebesar kerusuhan 1998 namun pada ketika itu suasan dan keadaan Jakarta terlihat cukup mencekam. Disamping kerusakan tersebut terdapat pula korban jiwa belasan orang, lebih dari 300 orang luka-luka.
Dalam insiden tersebut Ketua Dewan Mahasiswa UI yakni Hariman Siregar ditangkap dan diadili dengan tuduhan menjadi orang yang bertanggungjawab atas demonstrasi sekaligus kerusuhan tersebut. Meskipun banyak sekali sangkaan dan fakta menyebutkan bahwa kerusuhan tersebut diluar kendali dari agresi mahasiswa namun pada kenyataannya jaksa memutuskan eksekusi kurungan terhadap Hariman Siregar selama 6 tahun.
Demikian citra perihal latar belakang insiden bersejarah yang terjadi pada masa orde gres dan dikenal dengan sebutan peristiwa malari 1974.
Sumber http://antoksoesanto.blogspot.com
Pada awal tahun 1973 pemerintahan presiden soeharto yang dikenal sebagai masa orde gres mengambil keputusan besar dalam kebijakan perekonomian Indonesia dengan melaksanakan kerjasama terhadap pihak absurd sebagai penanam modal di Indonesia.
Meskipun tujuan utama kebijakan tersebut tentu untuk memecahkan duduk kasus pengangguran dan pendapatan negara namun pada kenyataannya terdapat golongan yang menganggap bahwa Indonesia perlahan akan kembali dijajah Jepang melalui cara yang lebih halus.
Kontra mengenai keputusan pemerintah RI tersebut perlahan menjadikan ketidakpercayaan kaum intelektual dan para mahasiswa terhadap pemerintahan Soeharto.
Meskipun beberapa demonstrasi dan konsolidasi antara penentang kebijakan pemerintah talah dilakukan namun rupanya keputusan Presidan Soeharto telah final terhadap penanaman modal absurd ke dalam negeri.
Baca Juga: Latar Belakang Lahirnya Orde Baru 1966Mahasiswa yang mendengar dan mengetahui hal tersebut tidak tinggal membisu melihat kedatangan petinggi IGGI ke Indonesia pada tanggal 11 Nopember 1973. Pada kesempatan itu pula demonstrasi besar terjadi di sekitar Kemayoran dengan menentang permodalan absurd ke Indonesia.
Pada demonstasi anti modal absurd final tahun 1973 ini masih terlihat cukup tertib dan aman. Namun pada perkembangannya ketika memasuki awal tahun 1974 tepatnya ketika perdana menteri Jepang yakni Tanaka Kakuei berencana melaksanakan kunjungan ke Indonesia pada tanggal 14 sampai 17 Januari ratusan ribu mahasiswa telah memadati jalan menuju Lanut halim perdana kusuma untuk berdemonstrasi.
Namun alasannya ialah kuatnya pegawanegeri keamanan yang menjaga dan menutup pangkalan udara tersebut final para mahasiswa tidak sanggup masuk dan mewujudkan planning mereka.
Pada keesokan harinya yakni 15 Januari 1974 kembali para mahasiswa turun ke jalan secara besar-besaran mulai dari Salembar sampai Universitas Trisakti dan menyerukan beberapa tuntutan terhadap pemerintahan RI. Adapun tuntutan para mahasiswa yang menjadi latar belakang peristiwa malari 1974 tersebut yakni sebagai berikut:
- Mendesak pemerintahan untuk merampungkan kasus korupsi yang telah usang terendus.
- Mengubah kebijakan bidang ekonomi khususnya perihal penanaman modal absurd ke dalam negeri, dan
- Menuntut pembubaran Asisten Pribadi Presiden yang dianggap oleh para mahasiswa sebagai jabatan yang tak semestinya mempunyai wewenang terlalu tinggi terhadap kebijakan pemerintah RI.
Ketiga tuntutan tersebut merupakan faktor utama demonstrasi yang berakhir dengan kerusuhan terjadi pada 15 Januari 1974.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan SriwijayaKerusuhan dan insiden yang dikenal dengan sebutan Malari tersebut mencakup pembakaran kendaraan bermotor, pertokoan serta pengrusakan akomodasi umum dan memicu terjadinya penjarahan di banyak sekali tempat.
Para kalangan mahasiswapun rupanya tidak membenarkan bila insiden tersebut 100% dilakukan oleh kalangan demonstran. Pasalnya ada kemungkinan besar terdapat oknum-oknum yang sengaja menjadikan kesempatan akti demonstrasi sebagai penyebar kerusuhan.
Meskipunt tidak sebesar kerusuhan 1998 namun pada ketika itu suasan dan keadaan Jakarta terlihat cukup mencekam. Disamping kerusakan tersebut terdapat pula korban jiwa belasan orang, lebih dari 300 orang luka-luka.
Dalam insiden tersebut Ketua Dewan Mahasiswa UI yakni Hariman Siregar ditangkap dan diadili dengan tuduhan menjadi orang yang bertanggungjawab atas demonstrasi sekaligus kerusuhan tersebut. Meskipun banyak sekali sangkaan dan fakta menyebutkan bahwa kerusuhan tersebut diluar kendali dari agresi mahasiswa namun pada kenyataannya jaksa memutuskan eksekusi kurungan terhadap Hariman Siregar selama 6 tahun.
Demikian citra perihal latar belakang insiden bersejarah yang terjadi pada masa orde gres dan dikenal dengan sebutan peristiwa malari 1974.
Malari adalah satu bentuk kepedulian maha siswa terhadap penderitaan rakyat.
BalasHapus