iklan

Pendahuluan Kultur Anther Padi

A. Latar Belakang Kultur Anther Padi

Bahan masakan pokok di Indonesia ialah beras. Persentase kebutuhan beras sebagai materi masakan utama bagi masyarakat Indonesia sangat tinggi dan meningkat disetiap tahunnya seiring dengan lajunya pertumbuhan penduduk. Oleh lantaran itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan produksi beras selain padi sawah yaitu dengan mengoptimalkan pengembangan budidaya padi gogo.
Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi yang mempunyai kekayaan berupa keanekaragaman plasma nutfah padi gogo yang banyak, tetapi potensi tersebut belum dikembangkan dengan optimal. Pengembangan potensi plasma nutfah sangat dibutuhkan guna membangkitkan pembangunan dalam aneka macam bidang khususnya bidang pertanian. Salah satu upaya realistis yang sanggup dilakukan ialah dengan cara menekan biaya input contohnya dengan menghasilkan benih padi lokal unggul dengan harga relatif murah, sehingga laba yang diperoleh petani menjadi lebih besar. Pengembangan plasma nutfah juga bertujuan untuk melestarikan varietas padi lokal sebagai gen bank untuk kepentingan pemuliaan tanaman.

Pemuliaan tumbuhan padi bertujuan untuk menghasilkan varietas gres yang lebih baik dari varietas yang telah ada. Tujuan utama dari jadwal pemuliaan ketika ini ialah merakit suatu varietas unggul yang mempunyai produktivitas dan kualitas hasil lebih baik serta mempunyai ketahanan baik terhadap cekaman biotik maupun abiotik (Sasmita, 2007).

Dalam proses pemuliaan secara konvensional, inbridisasi untuk memperoleh galur homozigot dari persilangan antara tetua padi (Oryza sativa L.) memerlukan enam hingga delapan generasi tumbuhan (Lestari dan Nugraha, 2007). Proses tersebut membutuhkan waktu yang cukup usang hingga bertahun-tahun. Oleh lantaran itu, di dalam pemulian secara konvensional perlu adanya pendekatan teknik kultur antera. Karena kultur antera sanggup memperlihatkan peluang dan mempercepat perolehan galur-galur murni dalam satu generasi saja. 

Masalah utama dalam kultur antera serealia ialah sedikitnya tumbuhan hijau dan banyaknya tumbuhan albino yang diregenerasikan. Peningkatan regenarasi tumbuhan hijau pada kultur antera serelia merupakan sasaran utama lantaran jumlah tumbuhan hijau yang banyak akan mempercepat atau memperbesar peluang untuk memperoleh galur murni yang diinginkan (Dewi dkk. 1996).

 Tumbuhnya tumbuhan albino disebabkan oleh aneka macam faktor yaitu faktor genetik dan faktor teknis. Faktor genetik merupakan kemampuan gen yang ada di dalam sumber  eksplan untuk bergenerasi menjadi tumbuhan hijau di media kultur . Sedangkan faktor teknis merupakan komposisi media dan kondisi ruang kultur. Kemunculan tumbuhan albino merupakan faktor penghambat tingkat keberhasilan dalam memperoleh galur-galur murni. 

Pemberian senyawa kolkisin pada media kultur sanggup meningkatkan jumlah regenerasi tumbuhan hijau pada kultur anter tumbuhan padi. Chen et al (2001), menunjukan bahwa sumbangan kolkisin dengan konsentrasi 10-50 mg/l pada kultur anter tumbuhan padi kultivar japonica rice dapat meningkatkan regenerasi tumbuhan hijau hingga 8 kali lipat. Pengaruh kolkisin terhadap mutasi jumlah kromosom dan pengaruhnya pada pertumbuhan tumbuhan sangat bergantung pada takaran yang digunakan. 

Menurut Suryo (1995), konsentrasi kolkisin yang efektif yaitu 0,01%-1,00%. Oleh lantaran itu, penting untuk mengetahui imbas aneka macam konsentrasi kolkisin terhadap kultur anter tumbuhan padi gogo lokal asal Kalimantan Timur.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana respon beberapa kultivar padi gogo lokal asal Kalimantan Timur   terhadap aplikasi kolkisin di dalam media kultur antera?
2. Bagaimana imbas aplikasi kolkisin terhadap pertumbuhan kalus dan   regenerasi beberapa kultivar padi gogo lokal asal Kalimantan Timur?

C. Tujuan Penelitian

1. Menentukan kultivar padi gogo asal lokal Kalimantan Timur yang memperlihatkan respon terbaik terhadap aplikasi kolkisin di dalam kultur antera.
2. Menentukan konsentrasi kolkisin yang memperlihatkan imbas terbaik terhadap keberhasilan kultur antera pada beberapa kultivar padi lokal asal Kalimantan Timur.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan sanggup membantu proses pemulian tumbuhan secara konvensional dalam perakitan padi bibit unggul sebagai pendukung percepata penyiapan galur-galur murni.

Sumber referensi/Daftar pustaka:

Chen, Q.F., R. Afza, M. van Duren & H. Brunner, 1997. Effects of gamma irradiation and other factors on the induction of calli and regeneration of green plants in rice anther culture. Acta Agri Nucl Sinica 11(1): 59–64.

Dewi, I.S., A.D. Ambarwati, M.F. Masyhudi, T. Soewito, dan Suwarno. 1994. Induksi kalus dan regenerasi kultur antera padi (Oryza sativa L.). Risalah Hasil Penelitian Tanaman Pangan 2: 136-143.

Lestari, A.P. dan Y. Nugraha. 2007. Keragaman Genetik Hasil dan Komponen Hasil Galur-galur Padi Hasil Kultur Antera. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Jawa Barat.

Sasmita, P. 2007. Aplikasi Teknik Kultur Antera Pada Pemuliaan Tanaman Padi. Apresiasi Hasil Penelitian Padi 2007.
Suryo, H. 2007. Sitogenetika. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 446 hal.


Sumber http://materipengetahuanumum.blogspot.com

0 Response to "Pendahuluan Kultur Anther Padi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel